No: 005/Teknik/SKK/XII/2015
Pada hari ini Senin tanggal 7 bulan Desember tahun Dua Ribu Lima belas (7 Desember 2015), kami yang
bertanda tangan di bawah ini:
1 Nama : Mohamad Santosa Boediharjo
Jabatan : Direktur Teknik
Nama Badan Usaha : PT. Bali Graha Nusantara
Alamat : Jln By Pass I gst Ngurah Rai Perum Kuta Permai IV no 1
Yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama badan usaha PT. Bali Graha Nusantara, selanjutnya disebut
sebagai Pemberi Tugas (Pihak Pertama).
Yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pribadi, selanjutnya disebut sebagai Sub Kontraktor (Pihak
Kedua).
PASAL 1
KESEPAKATAN PEKERJAAN
1. Berdasarkan hasil negosiasi antara Pihak Pertama dengan Pihak kedua, dimana Pihak Kedua sepakat untuk
melaksanakan pekerjaan VILLA KAIA proyek Ubud - Bali.
PASAL 2
HARGA BORONGAN
3. Harga satuan tesebut sudah termasuk material, upah kerja, dan profit.
5. Apabila ada pekerjaan lain-lain di luar lingkup pekerjaan di atas, akan diperhitungan tersendiri dengan harga yang
wajar.
PASAL 3
CARA PEMBAYARAN
akan dilaksanakan segera setelah SPK ini ditandatangani kedua belah pihak.
2. Pembayaran ke 2 Sebesar 20% Progress mencapai 30% Rp. 1,652,189,155
( Satu Miliyar Enam Ratus Lima Puluh Dua Juta Seratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Seratus Lima Puluh Lima Rupiah )
4. Pembayaran progress dilaksanakan dengan opname sesuai kemajuan progress pekerjaan di lapangan dikurangi
dengan retensi 5%.
5. Pembayaran retensi akan dilaksanakan setelah 3 bulan masa pemeliharaan berakhir.
6. Volume pekerjaan yang diopname adalah volume pekerjaan yang sudah finish lengkap dan diterima oleh Pemberi
Tugas.
7. Realisasi pembayaran 7 (Tujuh Hari) setelah berkas penagihan lengkap diterima oleh Pihak Pertama.
b). Mapping / peta lokasi pekerjaan yang diopname dilengkapi dengan foto-foto hasil pekerjaan.
c). Kwitansi / Invoice.
PASAL 4
KENAIKAN HARGA
Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah di luar material yang di supply oleh Pihak Pertama selama jangka
waktu pelaksanaan Pekerjaan Pemborongan ini ditanggung sepenuhnya oleh Pihak Kedua.
PASAL 5
JANGKA WAKTU PEKERJAAN
Pihak kedua melaksanakan pekerjan maksimal 360 hari setelah menerima pembayaran uang
muka terhitung dari tanggal 10 Desember 2015 Sampai 10 Desember 2016
PASAL 6
SANKSI DAN DENDA KETERLAMBATAN
1. Apabila Pihak Kedua tidak dapat mencapai target penyelesaian pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan Pihak Pertama, maka Pihak Kedua wajib untuk menambah material dan sumber daya peralatan dan
tenaga kerja, termasuk bekerja lembur dengan tidak ada penambahan biaya apapun.
2. Jika Pihak Kedua tidak dapat mencapai target penyelesaian seluruh Pekerjaan yang disebabkan karena kelalaian
Pihak Kedua, maka akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 0.1% (1 permil) dari Nilai Kontrak untuk setiap
hari keterlambatan dengan batasan maksimum 5% (lima persen) dari Nilai Kontrak.
3. Jika akumulasi Denda Keterlambatan telah mencapai jumlah tertentu meskipun belum mencapai batasan
maksimum Denda Keterlambatan yaitu 5% (lima persen) dari Nilai Kontrak, tetapi menurut Penilaian Pihak
Pertama maupun Pemilik Proyek keterlambatan tersebut akan menjadikan berlarut-larut/tertundanya target
penyelesaian Pekerjaan dan menggagalkan penyelesaian akhir keseluruhan Proyek, maka Pihak Pertama berhak
untuk memutuskan hubungan Kontrak dengan Pihak Kedua dan secara sepihak menunjuk Pihak Ketiga untuk
menyelesaikan Pekerjaan tersebut dan seluruh biaya yang timbul akibat pengalihan Pekerjaan menjadi tanggung
jawab Pihak Kedua. Pemutusan hubungan Kontrak tersebut tidak mengurangi tanggung jawab Pihak Kedua untuk
tetap menanggung Denda Keterlambatan.
4. Pihak Pertama dapat mengalihkan sebagian volume pekerjaan tersebut dalam Pasal 2 dengan Pihak Ketiga
apabila Pihak Kedua tidak dapat memenuhi schedule dari Pihak Pertama sesuai dengan ayat 3 tersebut di atas.
1. Yang dimaksud dengan Pekerjaan yang diserah terimakan adalah Pekerjaan yang telah selesai lengkap dan
diterima oleh Pemberi Tugas.
2. Apabila Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 Perjanjian Pemborongan ini telah selesai dilaksanakan
dan jika defect list telah diselesaikan oleh Pihak Kedua yang dinyatakan dengan Berita Acara Pemeriksaan
Kemajuan Pekerjaan (BAPKP) 100% yang telah disetujui dan ditandatangani oleh Pihak Pertama, maka Pihak
Kedua diwajibkan menyerahkan Pekerjaan tersebut kepada Pihak Pertama.
PASAL 8
MASA PEMELIHARAAN
1.Masa Pemeliharaan untuk Pekerjaan ini adalah selama 30 ( Tiga Puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal
ditandatanganinya Sertifikat / Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan / Serah Terima Pertama Pekerjaan.
2. Segala kekurangan, kerusakan atau kesalahan lain yang timbul dalam Masa Pemeliharaan yang disebabkan oleh
bahan-bahan/peralatan dan cara pelaksanaan yang tidak sesuai dengan ketentuan Kontrak dan bukan disebabkan
oleh pekerjaan Pihak Lain, akan diperinci oleh Pihak Pertama dalam sebuah daftar kerusakan (defect list)
3.Pihak Kedua dalam waktu 3 (tiga) hari setelah menerima defect list tersebut harus memperbaiki segala
kekurangan dan kerusakan atas biaya Pihak Kedua.
4.Dalam hal Pihak Kedua tidak melakukan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 diatas, maka Pihak
Pertama dapat menunjuk Pihak Ketiga untuk melakukan perbaikan tersebut dengan biaya dibebankan kepada
Pihak Kedua.
5.Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan dalam Masa Pemeliharaan ditanggung oleh Pihak Kedua.
PASAL 9
BERITA ACARA SERAH TERIMA PEMELIHARAAN PEKERJAAN
1.Setelah berakhirnya Masa Pemeliharaan Pekerjaan dan Pihak Kedua telah menyelesaikan seluruh tanggung
jawab baik teknis, termasuk telah menyelesaikan defect list yang timbul selama Masa Pemeliharaan, maupun
administratif yang ditetapkan di dalam Dokumen Kontrak sehubungan dengan Serah Terima Kedua Pekerjaan,
maka Pihak Pertama akan menerbitkan Berita Acara Serah Terima Pemeliharaan Pekerjaan untuk disetujui dan
ditandatangani oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua.
2.Dengan diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pemeliharaan Pekerjaan sebagaimana dimaksud diatas, maka
segala hak dan kewajiban antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua selesai dan dengan demikian perjanjian ini
berakhir.
PASAL 10
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
Perubahan-perubahan yang merupakan penambahan dan atau pengurangan Pekerjaan hanya dianggap sah setelah
mendapat instruksi secara tertulis oleh Pihak Pertama dan ditanda tangani bersama oleh para pihak.
PASAL 11
PERSELISIHAN
Pada hakekatnya kesepakatan bersama ini dibuat oleh kedua belah pihak dengan itikad yang baik dan jujur dalam
menjalin bisnis yang saling menguntungkan, akan tetapi bila terjadi perselisihan maka kedua belah pihak berupaya
menyelesaikan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila tidak tercapai mufakat, maka kedua belah
pihak setuju untuk menyelesaikan melalui Pengadilan Negeri Denpasar.
PASAL 12
KEADAAN MEMAKSA
b). Perbaikan kembali tersebut tidak menunggu biaya ganti rugi dari Pemilik Proyek, tetapi harus segera
dilaksanakan dimana dipandang perlu untuk menghindari kerugian lebih jauh ataupun kerugian dari Pihak-
pihak lain yang berkepentingan, perbaikan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan Instruksi Tertulis dari
Pihak Pertama.
3. Apabila terjadi keadaan memaksa (force majeure) seperti yang dimaksud di atas, maka pihak yang terkena
keadaan memaksa (force majeure) dalam waktu 7 x 24 jam terhitung sejak terjadinya keadaan memaksa (force
majeure) harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya disertai bukti pernyataan dari instasi yang
berwenang tentang kebenaran keadaan tesebut.
PASAL 13
LAIN-LAIN
1. Segala sesuatu yang tidak tercakup atau tidak diatur dalam Surat Perjanjian ini akan diatur dalam perjanjian
tambahan (Addendum) atas dasar musyawarah dan mufakat antara kedua belah pihak yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisah dari kesepakatan bersama.
2. Pihak Kedua bersedia mematuhi Peraturan dan Tata Tertib dari Pihak Pertama.
3. Pihak Kedua bersedia mematuhi dan melaksanakan prosedur K3 dari Pihak Pertama.
4. Pihak Kedua bersedia memelihara kebersihan, ketertiban, dan keamanan lingkungan kerja dan masyarakat
sekitar terutama yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan Pihak Kedua.
5. Menjaga dan memperbaiki segala kerusakan terhadap fasilitas umum seperti instalasi telepon, air minum, listrik,
gas, dan sebagainya yang berada atau melalui lokasi proyek yang diakibatkan oleh peralatan dan kendaraan yang
dipergunakan di proyek atau akibat pelaksaan pekerjaan oleh Pihak Kedua.
Surat Perintah Kerja ini dibuat rangkap 2 (dua) dimana masing-masing diberi meterai secukupnya dan berlaku sejak
tanggal ditandatangani.
MENGETAHUI
PT.BALI GRAHA NUSANTARA