Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PERALATAN PROSES DAN INSTRUMENTASI

Proses yang dilakukan dalam industri membutuhkan peralatan proses dan


intrumentasi yang sudah sesuai dengan standard dan jenis prosesnya. Hal tersebut
bertujuan agar peralatan proses dan instrumentasi dapat menunjang hasil proses
yang baik dan keselamatan kerja para pekerja. Peralatan proses dan instrumentasi
yang digunakan pada departemen VCM-2 yaitu sebagai berikut :

4.1 Peralatan Utama VCM-2


Departemen VCM-2 memiliki berbagai macam peralatan utama dan
peralatan pendukung dalam proses produksinya berupa EDC dan VCM. Peralatan-
perlatan tersebut memiliki tag number yang diawali dengan 2 huruf didepannya
untuk menunjukkan jenis alat tersebut. Keterangan alat (Tag number) tersebut
antara lain :

a) RE untuk Reaktor;
b) TW untuk Tower;
c) VE untuk Vessel;
d) HE untuk Heat Exchanger;
e) FU untuk Furnace;
f) LM untuk Line Mixer;
g) ST untuk Storage;
h) FL untuk Filter;
i) PU untuk Pump;
j) CO untuk Compressor;
k) BL untuk Blower.
Setelah dua huruf awal, keterangan alat diikuti oleh tiga angka untuk
penomoran pada alat yang dipakai.
Tabel 4.1 Data Reaktor yang Terdapat Pada Departemen VCM-2

Jenis Bahan
No Kode Alat Nama Alat Fungsi Alat Kondisi Design
Kontruksi
Memproduksi EDC (99%)
T: 110oC
dengan reaksi direct
chlorination antara gas klorin
Direct Chlorination Stainless P: 2,5 Kg/cm2G
1 RE - 101 dan gas etilen pada mother
Reactor Steel304L
liquor berupa liquid ethylene
Flow rate gas klorin : 12
dichloride (EDC) yang
kgmol/m3h
ditambahkan katalis FeCl3

Menghasilkan EDC reaksi Oxy


Oxy Chlorination Chlorination antara gas etilen,
asam klorida, dan gas oksigen T: 210 - 225oC
2 RE-201 Reactor (Reaktor Stainless Steel
menggunakan katalis CuCl2 P: 2,07 Kg/cm2G
OC) dan menghasilkan produk
samping air.

Mengkonversi asetilen menjadi T: 200oC


3 RE-202 Konverter Asetilen No etilen menggunakan katalis
palladium P: 9,9 Kg/cm2G
(Sumber: VCM-2, 2016)
Tabel 4.2 Data Furnace yang Terdapat Pada Departemen VCM-2

No Kode Alat Nama Alat Tipe Fungsi Alat Kondisi Design

Perengkahan EDC menjadi Konversi EDC: 55%


Box Type
FU-401 dan
1 Furnace Double Fired VCM. Rekasi perengkahan
FU-402 Absorpsi Panas: 23,83
Horizontal Tube mulai terjadi pada suhu 371 oC. Mmkcal/hr

(Sumber: VCM-2, 2016)

Tabel 4.3 Data Tower yang Terdapat Pada Departemen VCM-2


Tipe/Jenis Bahan
No Kode Alat Nama Alat Fungsi Alat Kondisi Design
Kontruksi
o
SXF Valve Tray Memisahkan komponen fraksi berat T: 110 C
EDC Heavy End
1 TW-102 (48 Trays)/Baja (1.1.2-tricholoethane dan 1.1.2.2- P: 2,5 Kg/cm2G
Column tetrachloroethane) dari EDC
Karbon Reflux Ratio : 0.7
o
SXF Valve Tray(40 Menguapkan komponen fraksi ringan T: 110 C
EDC Heavy End
2 TW-101 Trays)/Baja seperti ethychloride dari EDC yang P: 2,5 Kg/cm2G
Column telah dimurnikan pada TW-101
Karbon Reflux Ratio : 0.1
o
Mendinginkan gas panas dari aliran T: 200 C
3 TW-201 Quencher OC Ellipsodial
atas reactor secara tiba-tiba P: 9,9 Kg/cm2G
4 TW-202 Scrubber Oxy Ellipsodial Memisahkan EDC dari CO2 hasil T: 85oC
samping reaksi dan gas buangan dari
Chlorination (OC) DC vent. P: 4 Kg/cm2G
Menurunkan kandungan air pada T: 110oC
5 TW-301 Dehydrator SXF Valve Tray produk EDC hingga maksimal 10
ppm. P: 2,5 Kg/cm2G
SXF Valve Tray T: 110oC
6 TW-302 Kolom Light End Memisahkan komponen light end
(64 Trays) P: 2,5 Kg/cm2G
Memisahkan HBC dari umpan EDC
yang berasal dari Kolom Light End , o
SXF Valve Tray Kolom EDC Recovery, Dehydrator T: 110 C
7 TW-303 Kolom EDC
(40 Trays dan Kolom Heavy End sehingga P: 2,0 Kg/cm2G
kualitasnya sesuai untuk masuk
furnace
o

Kolom Recovery Ballast Tray (30 Memisahkan sisa EDC yang masih T: 110 C
8 TW-304 terbawa dari produk bawah kolom P: 2,0 Kg/cm2G
EDC Trays) EDC. P: -0.6 Kg/cm2G
o
Mendinginan gas hasil perengkahan T Upp: 300 C
9 TW-401 Quencher EDC Ellipsodial pada furnace secara cepat serta T Low: 500oC
memisahkan fasa uap dan cairan P: 30 Kg/cm2G
T Upp: -24oC
Valve Tray (60 Memisahkan HCl yang terbawa dari
10 TW-501 Kolom HCl T Low: 180oC
Trays) unit quencher perengkahan EDC.
P: 16 Kg/cm2G
o
Valve Tray (80 Menghilangkan EDC dan komponen T: 180 C
11 TW-502 Kolom VCM No. 1
Trays) berat dari produk mentah VCM. P: 8,5 Kg/cm2G
12 TW-503 Kolom VCM No.2 Valve Tray Menghilangkan HCl, komponen T: 100oC
ringan dan moisture dari produk P: 8,0 Kg/cm2G
mentah VCM
Memisahkan EDC dari limbah cair, T: 135oC
13 TW-602 Stripper Air Proses Packing Column dan steam bertekanan rendah 0,5
kg/cm2G yang berasal dari (VE-5703) P: 2,5 Kg/cm2G
Menanggulangi gas buangan yang
masih banyak mengandung senyawa
organik (EDC, VCM, LBC) dan T: 100oC
14 TW-604 Scrubber Darurat Packing Column
anorganik (Gas HCl) pada saat Start- P: 2,5 Kg/cm2G
Up, shut down, ataupun saat keadaan
darurat.
T Tube: 150oC
Shell and Tube/ Mengabsorbsi panas gas HCl oleh WD
15 TW-861 Kolom Absorbsi T Shell: 60oC
Graphite untuk menghasilkan HCl 36%.
P: 7 kg/cm2G
o
Mengabsorbsi panas gas HCl oleh WD T: 100 C tube
16 TW-862 Kolom Ekor Packing Column
untuk menghasilkan HCl 36%. P: 1 kg/cm2G
Menghilangkan organic pengotor dari T: 60oC tube
17 TW-863 Kolom Stripping Packing Column HCl yang belum murni (VE-5861)
dengan cara distrip secara aerasi P: 1 kg/cm2G
Absorber Limbah T: 40oC tube
18 TW-864 Packing Column Menyerap gas buangan
Gas P: 0,5 kg/cm2G
4.2 Sistem Instrumentasi Departemen VCM-2
Di dalam suatu industri, sistem instrumentasi memiliki peran penting
dalam pengukuran dan pengendalian suatu proses di Plant. Sistem
instrumentasi juga mempermudah industri dalam mengontrol dan mengetahui
jika terjadi masalah atau kesalahan di plant.

Jenis instrument yang digunakan PT Asahimas khususnya Departemen VCM-2


untuk menjalankan suatu proses antara lain :
1) Alat ukur dan penampilan (sensor and indicator),
2) Pengontrol (Controller), Perekam (Recorder), dan
3) Pemberitahuan (Alarm).
Adapun variabel-variabel yang diukur adalah suhu, tekanan, level, laju
alir, dan konsentrasi. Peralatan instrumen yang dipasang di lapangan adalah
PIC (Pressure Indicator Controller), TIC (Temperature Indicator Controller),
LIC (Level Indicator Controller), FIC (Flow Indicator Controller), dan AIC
(Analyz Indicator Controller).

PT Asahimas Chemical memiliki dua bagian alat instrumentasi, yaitu


alat instrumentasi lapangan dan DCS. Hal tersebut digunakan untuk
membandingkan berbagai indikasi proses antara data actual lapangan dengan
DCS.

a. Instrumentasi Lapangan
Alat-alat instrumentasi yang pengontrolannya dilakukan di lapangan dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Instrumentasi Lapangan
No Kode Alat Nama Alat
1 FT Flow Transmiter
2 FCV Flow Control Valve
3 LG Level Glass
4 LT Level Transmitter
5 LCV Level Control Valve
6 PG Pressure Gauge
7 PT Pressure Transmitter
8 PCV Pressure Control Valve
9 TG Temperature Glass
10 TE Temperature Elemen
Temperature Control
11 TCV
Valve
12 AT Analizer Transmitter
13 PSV Pressure Safety Valve
(Sumber: VCM, 2016)

b. DCS
Alat ukur yang dikontrol oleh DCS dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.4 Instrumentasi DCS


No Kode Alat Nama Alat
1 FI Flow Indikator
2 FIC Flow Indikator Control
3 FX Flow Deviasi
4 LI Level Indikator
5 LIC Level Indikator Control
6 LX Level Deviasi
7 PI Pressure Indikator
8 PIC Pressure Indikator Control
9 PX Pressure Deviasi
11 TIC Temperature Indikator Control
12 TX Temperature Deviasi
13 AI Analizer Indikator
14 AIC Analizer Indikator Control
15 SOV Sut Off Valve
(Sumber: VCM-2, 2016)

Dalam mempermudah penyebutan dan pengidentifikasian suatu alat maka


peralatan dan instrumentasi menggunakan tag number. Angka pertama menunjukan
unit/seksi proses tempat alat tersebut berada. Angka selanjutnya menunjukan
identifikasi variabel yang diamati dan angka terakhir menunjukan nomor alat.
indikasi variabel mempunyai angka klasifikasinya sendiri, yaitu:
1) Laju alir adalah angka 0-1;
2) Ketinggian (level) adalah angka 2-3;
3) Tekanan adalah angka 4-5;
4) Temperatur adalah angka 6-7;
5) Konsentrasi adalah angka 8-9;
Penomoran indikasi variabel dengan bilangan ganjil terdapat di lapangan
sedangkan untuk bilangan genap menunjukan indikator yang dapat dimonitor di
ruang kontrol melalui DCS.

c. Ruang Kontrol
Ruang kontrol (Control Room) adalah suatu ruangan untuk mengendalikan
proses produksi yang sedang berjalan di plant. Di ruang control inilah berbagai
variabel-variabel yang diukur bisa diketahui secara langsung dan mempermudah
proses pengawasan jika terjadi suatu masalah atau gangguan pada suatu peralatan
produksi atau instrumentasi.

d. Laboratorium
Laboratorium berfungsi untuk menganalisa produk setelah proses produksi
sebagai sistem pengendalian mutu terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini bertujuan
agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang diperlukan. Adapun
peralatan yang digunakan untuk mengendalikan mutu produk adalah sebagai berikut:
1) Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS);
2) Inducted Couple Plasma Spectrophotometer (ICPS);
3) Gas Chromatography (GC);
4) Oil Contentmeter;
5) Ion Chromatography;
6) Methanizer;
7) Moisturemeter;

Anda mungkin juga menyukai