Standar setting dilakukan oleh DSAK. Ada banyak pembenaran terkait adanya standar akuntansi yang
diterbitkan oleh DSAK.
Justifikasinya dalam bentuk kodifkasi. Kodifikasi itu pendekatan pragmatis untuk meningkatkan standar
akuntansi. Jadi, standar settingnya itu bisa dibenarkan karena standar akuntansinya akan diperbaiki
terus-menerus. Itulah yang disebut codificational justification. Ini akan bekerja paling bagus di
masyarakat yang relatif terbuka dan demokratis. Dalam situasi demokratis itu perbedaan pendapat bisa
terjadi. Perbedaan pendapat disampaikan, pendapat yang baik dipakai untuk memperbaiki, yang tidak
baik tidak dipakai. Ini yang dimaksud terus-menerus dalam kodifikasi. Jadi, standar akuntansi tidak terbit
sekali langsung bagus, standar itu akan dipakai, akan ada masukan, akan ada perubahan, revisi,
peningkatan terus menerus itulah yang disebut evolusi justifikasi kodifikasi.
Regulasi itu diperlukan karena pasar itu bisa gagal dan jika tanpa regulasi tujuan sosial tidak tercapai.
Tapi kenyataannya setelah regulasi itu dijalankan, tidak bisa diyakinkan bahwa adanya regulasi itu
memberikan kondisi yang terbaik, optimal, efisiensi yang tertinggi. Kita tidak bisa meyakinkan hal itu
karena tidak ada yang bisa mengukurnya. Jadi sudah ada regulasi tapi hasilnya belum tentu yang terbaik.
Ini yang disebut paradox. Supaya jadi lebih baik dibuatlah regulasi, setelah ada regulasi belum tentu
akan jadi lebih baik. kalau begitu akan jadi paradox. Kita tidak bisa mengukur kepentingan publik dan
tidak bisa mengukur kemakmuran masyarakat itu meningkat atau tidak. Itu yang disebut paradox
regulasi. Itu yang disebut impossibility theory. Kelemahan regulasi karena adanya paradox. Akibatnya
regulasi itu mendorong terjadinya over production, menyebabkan produksinya menjadi berlebih. Jika
informasi sebagai public good dan biayanya dilimpahkan ke pengguna produk bukan ke pengguna
informasi ini tidak fair. Ini masalah yang timbul dari adanya over production karena adanya regulasi.
Disclosure itu jika tidak diatur setiap tahun akan semakin banyak ketentuannya. Kecenderungannya
regulasi itu menambah (over production). Kalau yang diproduksi itu informasi akuntansi berarti akan
semakin banyak informasi akuntansinya. Yang menanggung biaya informasi itu pembeli barang bukan
pengguna informasi akuntansi. Jadi pengguna informasi disubsidi oleh pembeli barang. Ini tidak fair.
Karena ini sosial maka ini termasuk proses politik. Proses politik itu kepentingan, harusnya keputusannya
itu bisa mendukung untuk semua yang berkepentingan. Win-win solution. Harusnya tidak boleh ada
yang merasa dikalahkan. Berusaha untuk melibatkan semua pihak yang terkena dampak dalam
musyawarah dan mempertahankan legitimasi proses regulasi
Regulatory Behavior
Capture Theory, berpendapat bahwa kelompok yang diatur akhirnya mendatangi proses hukum untuk
mendukung kepentingannya sendiri. Hasilnya adalah bahwa proses regulasi dipertimbangkan untuk
menangkap pendapat tersebut.
Life-Cycle Theory, berpendapat bahwa proses regulasi berjalan melalui beberapa tahap yang berbeda.
Dimulai untuk kepentingan umum, tetapi kemudian menjadi instrumen untuk melindungi kelompok
yang diatur
Accounting policy (Kebijakan akuntansi) bukan hanya masalah tentang efisiensi atau optimalisasi
ekonomi, tapi juga mempengaruhi laba dan kekayaan distribusi.
FASB mempertimbangkan biaya-manfaat dari memproduksi informasi. Standar dibuat satu set untuk
semua perusahaan. Biaya kepatuhan yang amat tinggi untuk perususahaan kecil yang berbentuk non
publik