Kerangka Konseptual Stroke Hemoragik
Kerangka Konseptual Stroke Hemoragik
TINJAUAN PUSTAKA
jenis yaitu:
tulang.
tubuh.
2.1.4.3. Kebudayaan
1) Tahap pertumbuhan
2) Jenis pekerjaan
3) Lingkungan rumah
status mental)
5) Intervensi trapeutik
6) Luka traumatis
kardiovaskuler, pernapasan)
2.1.5. Pengertian gangguan mobilitas fisik
2014).
yang sering terjadi dan menjadi keluhan bagi lanjut usia. Sekitar
e. Jatuh
g. Aspek psikologis
2.1.7.2.Faktor eksternal
pemberian oksigen).
dan mobilitasnya.
(walker).
yaitu:
2.1.8.1.Imobilitas fisik
tekanan.
2.1.8.2.Imobilitas intelektual
2.1.8.3.Imobilitas emosional
2.1.8.4.Imobilitas social
kalium.
a. Gangguan muscular
memendeknya otot.
a. Posisi Fowler
b. Posisi Sim
c. Posisi Trendelenburg
e. Posisi Litotomi
kontrasepsi.
Cara:
pasien
Cara:
bahu
Cara:
menjauhinya
tangannya
Cara:
Cara:
arah perawat
f. Rotasi bahu
Cara:
siku menekuk
menghadap ke bawah
Prosedur kerja:
menghadap kebawah
atau bantal
kursi roda.
Prosedur kerja:
merenggang
c. Membantu berjalan
Prosedur kerja:
perawat
2.2.1. Pengertian
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian
(Wijaya, 2010).
a . Danger
b. Respons
konsep
AVP:
A: Alert /sadar (klien/korban dapat dikatakan sadar apabila
terhadap nyeri).
unresponsive).
c. Airway+control cervical
terjadi gangguan lakukan head tilt chin lift atau jaw thurs, namun
trauma)
d. Breathing
e Circulation
f. Disabililty
g. Exposure
penderita trauma.
h. Foley Cateter
i. Gastrik tube
OGT.
masyarakat.
kematian yaitu:
2013)
lain:
tenang
praktik keperawatan
yang tinggi
keperawatan.
sampai evaluasi.
2.3.1. Definisi
gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan
2.3.2. Etiologi
berikut:
setis
2.3.2.4. Malformasi arteriovenous, yaitu pembuluh darah yang
perdarahan otak.
1) Hipertensi
3) Kolesterol
4) Obesitas
2.3.4.1.Otak
kata.
2011).
arteri subklavia.
2.3.5. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada
darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan
Thrombus mengakibatkan:
yang bersangkutan.
fibrinoid.
lain)
2.3.6. Patway
Menjadi
kapur/
mengandung
Penimbunan lemak/ kolesterol Lemak yang sudah
Factor pencentus/ etiologi kolesterol
nekrotik dan
dan infiltrasi
Yang meningkat dalam darah berdegenerasi
limfosit
(thrombus)
Eritroeit
heriasi
Suplai darah dan bergumpal,
Proses metabolism
O2 keotak endotel rusak
dalam otak terganggu
Cairan plasma
Resiko
hilang
ketidakefektifan
perfusi jaringan otak Peningkstsn TIK Edema cerebral
Kerusakan
Disfungsi N.ll neurocerebrospinal
(optikus) Kerusakan N.I N.VII (facialis), N.IX
(olfaktorius), N.XII (Glossofaringgeus)
(hipoglosus)
Disfungsi N.XI
(assesoris)
Pe aliran darah
kerena Control otot facial/ Pe fungsi motoric
Perubahan ketajaman
oral menjadi lemah verbal dan
Penurunan fungsi N.X(vagus),
sensori, penghindu, Kerusakan komunikasi
Pe kemampuan retina penglihtan, muskuluskeletal
N.IX (Glosovaringeus)
dan pengecap
untuk menangkap retina Ketidak mampuan
untuk menangkap objek/ Ketidak mampuan bicara Kelemahan pada satu/
Proses menelan tidak
bayangan Hambatan mobilitas fisik keempat anggota
Tirah baring lama
menghindu, melihat ,
efektif
Kerusakan articular, tidak gerak
mengecap
kebutaan dapat berbicara (disatria)
Kerusakan integritas Hemiparase/plegi
refluks Luka dekubitus
Gangguan perubahan kanan & kiri
Resiko jatuh kulit
persepsi sensori
disfagia
2.3.7. Klasifikasi
a. Stroke hemoragik
2) Perdarahan subaraknoid
b. Diabetes melitus
c. Merokok
e. Atrial fibrillation
kardiomyopathy)
g. Transient iskemik attack (TIA)
h. Hiperkolesterolemia
k. Penggunaan alcohol
resiko stroke
3) Riwayat keluarga
Gejala dan tanda stroke pada penderita dengan stroke akut adalah
(Iskandar, 2010):
kiri saja
2.3.9.2. Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa
tersedak.
yang terucap.
tulisan.
inflamasi.
serebral.
2.3.11. Komplikasi
d. Hidrocephalus.
kebutuhan.
d. Bed rest
dilakukan kateterisasi.
cairan hipotonik.
fisik
2.4.1. Pengkajian
psikososial.
berikut:
diagnosa medis.
yang lain.
lidah
2.4.2.3.Pola eliminasi:
usus.
gangguan bicara.
berkomunikasi.
1. B1 (Breathing)
tambahan
2. B2 (Blood)
3. B3 (Brain)
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologis, bergantung
4. B4 (Bladder)
5. B5 (Bowel)
6. B6 (Bone)
tampak pucat dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit akan
9. Status Mental
wajah, dan aktivitas motorik klien. Pada klien stroke tahap lanjut
rambutnya.
yang sehat.
tuli persepsi.
dan trapezius.
otak.
stroke.
embolisme)
BAB III
Untuk studi kasus tidak dikena populasi dan sampel, namun lebih
mengarah kepada istilah subyek studi kasus oleh karena yang menjadi
2.6.1.Kriteria inklusi
2.6.2.Kriteria eksklusi
menjadi responden.
fisik
lalu
penelitian.
Fokus studi adalah kajian utama dari msasalah yang akan dijadikan
titik acuan studi kasus. Fokus studi kasus adalah Asuhan Keperawatan
mobilitas fisik
instrument yang penulis gunakan dalam studi kasus ini adalah format
observasi:
2.9.2.1. Sphygmomanometer
2.9.2.2. Stestoskop
2.9.2.3. Thermometer
2.9.2.5. Handscone
2.9.2.8. Garputala
2.9.2.10.Tongue spatel
a. Wawancara mendalam
1) Autoanamnesa
2) Alloanamnesa
b. Pemeriksaan fisik
fisik meliputi:
1) Inspeksi
tubuh
2) Palpasi
meraba nadi.
3) Perkusi
4) Auskultasi
5) Observasi
a. B1 (Breathing)
b. B2 (Blood)
mmHg).
c. B3 (Brain)
lainnya.
d. B4 (Bladder)
e. B5 (Bowel)
f. B6 (Bone)
istirahat.
i. Status Mental
mengalami perubahan.
j. Fungsi Intelektual
begitu nyata.
k. Kemampuan Bahasa
Penurunan kemampuan bahasa tergantung daerah lesi
menyisir rambutnya.
yang sehat.
dan trapezius.
2.10.5.1.Studi Pustaka
Penulis mencari, mengumpulkan, mempelajari referensi,
penyakit tersebut.
2.10.5.2.Studi documenter
dipilih. Untuk studi kasus, data disajikan secara tekstur/narasi dan dapat
disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari subyek studi kasus yang
dari Institut Kesehatan Mitra Bunda dan permintaan izin kepada kepala
ruangan Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Embung
penelitian.