Anda di halaman 1dari 15

PEMUTAHIRAN SSK

4.1. AIR LIMBAH DOMESTIK


Program prioritas sanitasi disusun berdasarkan kesesuaian prioritas penanganan
sanitasi sebagaimana yang terdapat dalam Buku Putih Sanitasi (BPS), dan Strategi Sanitasi
Kabupaten yang sudah ada. Strategi layanan sanitasi merupakan dasar dari tujuan dan
sasaran pembangunan sanitasi untuk pencapaian visi dan misi kabupaten.
 Tujuan Pengembangan Air Limbah Domestik
1. Meningkatkan sistem pengelolaan air limbah setempat yang berwawasan lingkungan
dan dapat melayani 100 % penduduk Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2019.
2. Meningkatkan penggunaan jamban sehat menjadi 100 % pada tahun 2019
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat dan
pengembangan serta pengelolaan lingkungan yang sehat Perkembangan kota
Sarilamak sebagai ibu kota kabupaten menjadikan daerah ini sebagai pusat berbagai
aktivitas yang pada gilirannya akan menimbulkan berbagi persoalan sosial dan
lingkungan. Volume sampah yang terus mengalami peningkatan baik dari segi
kuantitas maupun kualitas harus ditangani dengan baik. Persoalan sampah yang tidak
diatasi dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi bagi kesehatan manusia
dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.
 Sasaran Pengembangan Air Limbah Domestik
1. Berkurangnya praktek BABS dari 43,93 menjadi 0% tahun 2019
2. Tersedianya layanan air limbah setempat yang memadai pada akhir tahun 2015 serta
meningkatnya tingkat layanan menjadi 100 % di wilayah perkotaan pada tahun
2019
3. Perubahan perilaku hidup bersih dan sehat terutama dalam pemanfaatan jamban
sehat keluarga.

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 1


PEMUTAHIRAN SSK

 Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik


1. Menyusun Master Plan pengelolaan air limbah domestik.
2. Pembangunan IPLT
3. Pembangunan pengelolaan limbah individual pada masing-masing rumah atau secara
komunal dalam kawasan permukinan.
4. Melibatkan peran serta swasta dan badan usaha serta koperasi dalam pembangunan
pengelolaan air limbah
5. Meningkat manajemen pembangunan pengelolaan air limbah
Strategi pengembangan air limbah di Kabupaten Lima Puluh Kota didapat dengan
melakukan analisis swot. Berdasarkan analisis swot sektor air limbah berada pada kuardran 3
dimana selisih kekuatan dan kelemahan negatif serta selisih peluang dan ancaman juga
negatif. Untuk lebih jelasnya berhatikan gambar berikut ini.

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 2


PEMUTAHIRAN SSK

Gambar 4.1. Posisi Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Lima Puluh Kota

Lingkungan Mendukung (+)


Pertumbuhan
O S-O
Bertahan S-O
S-O
Internal emah (-)

Internal Kuat (+)


W S

-8,-1

W-T S-T
T
Rasionalisasi Diversifikasi
Lingkungan Kurang Mendukung (-)

Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Lima Puluh Kota, 2016

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 3


PEMUTAHIRAN SSK

Gambar 4.2. Matriks SWOT Merumuskan StrategiPengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Lima Puluh Kota

KEKUATAN (S) : KELEMAHAN (W) :


1. Terbentuknya pokja sanitasi 1. belum ada perda pengelolaan air limbah
FAKTOR INTERNAL 2. Adanya Perda RTRW 2. belum ada peraturan secara khusus
3. Tersedianya sumber-sumber pendanaan tentang penangan lumpur tinja
pembangunan sanitasi berupa APBD kota 3. belum ada tupoksi kelembagaan yang
dan APBN jelas dalam melakukan pengelolaan air
4. PAD meningkat tiap tahunnya limbah.
5. Ketersediaan lahan yang luas untuk 4. Tidak adanya peraturan, sanksi maupun
pembangunan IPLT kewajiban mengenai sistem
6. sudah ada media baik pemerintah maupun pengelolaan air limbah.
swasta yang menyebarkan informasi 5. Pengalokasian dana untuk pengelolaan
tentang pengelolaan air limbah air limbah masih sangat minim
7. Adanya SKPD yang menangani 6. Kabupaten Lima Puluh Kota belum
pengelolaan air limbah memiliki IPLT
7. Pengadaan dan pemeliharaan peralatan
untuk fasilitas pembuangan air limbah
belum jelas.
FAKTOR EKSTERNAL 8. Media yang ada tidak digunakan secara
rutin dalam promosi pengelolaa air
limbah domestik
9. Perlu peningkatan kinerja dalam
pengelolaan air limbah

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 4


PEMUTAHIRAN SSK

PELUANG (O) : STRATEGI S - O STRATEGI W- O :


1. Adanya program Sanimas, KOTAKU dan Koordinasi
Prokasi (Program Kali Bersih)
2. Tersedianya sumber-sumber pendanaan pembangunan
sanitasi alternatif yang tidak hanya mengandalkan sumber
pembiayaan APBD Kota tetapi dapat menggunakan
sumber alternatif lain seperti APBD Propinsi, APBN, dan
Swasta.
3. Terbukanya kerjasama dengan pihak swasta dan
akademisi untuk pengelolaan air limbah.
4. Adanya komitmen daerah untuk membangun IPLT
5. Adanya komitmen daerah untuk pengadaan truk tinja
6. sudah adanya terbentuk BKM dan KSM penyelenggara
kegiatan sanitasi
ANCAMAN (T) : STRATEGI S - T STRATEGI W - T
1. masih banyak pihak yang beranggapan bahwa sector 1. Menyusun masterplan pengelolaan air
usaha bidang limbah domestic tidak menguntungkan limbah domestik
2. Masih belum adanya dana dari masyarakat atau LSM 2. Pembangunan IPLT
untuk pengelolaan air limbah 3. Pembangunan pengelolaan limbah
3. Tidak adanya program penyuluhan dan pelatihan terkait individual pada masing-masing rumah
sistem penanganan air limbah atau secara komunal dalam kawasan
4. Pada umumnya industri baik rumah tangga maupun permukinan.
industri lainnya belum menerapkan pengelolaan limbah 4. Melibatkan peran serta swasta dan
yang sesuai dengan standar badan usaha serta koperasi dalam
5. tangki septik di masyarakat tidak pernah dikuras pembangunan pengelolaan air limbah
sebanyak 91,7% dari hasil studi EHRA 5. Meningkat manajemen pembangunan
6. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah
sanitasi layak
7. Masih tinggi jumlah penduduk yang tidak memiliki
jamban dan juga jamban yang dibangun oleh masyarakat
secara teknis banyak yang tidak sesuai.
8. Masih tingginya perilaku Buang Air Besar Sembarangan
(BABS) masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota.
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Lima Puluh Kota, 2016

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 5


PEMUTAHIRAN SSK

4.2. PENGELOLAAN PERSAMPAHAN


 Tujuan Pengembangan Persampahan
1. Pengurangan 20 % volume sampah yang diangkut ke TPA pada tahun 2019.
2. Menyediakan sistem penanganan sampah di perkotaan yang dapat melayani 70 % jumlah
penduduk
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah di pedesaan.
 Sasaran Pengembangan Persampahan
1. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan persampahan
2. Meningkatkan penyediaan saran dan prasarana pengelolaan sampah
3. Meningkatkan minat masyarakat untuk memanfaatkan kompos sebagai pupuk tanaman
 Strategi Pengembangan Persampahan
1. Menyusun Masterplan pengelolaan sampah.
2. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3R dan pengamanan sampah B3 rumah
tangga
3. Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R
4. Mendorong pengelolaan sampah dengan metode 3R yang berbasis masyarakat
5. Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan
6. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan
7. Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan secara terencana
8. Meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta
9. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan.
10. Mencari Alternatif Lahan untuk pembangunan TPA

Strategi pengembangan sektor persampahan di Kabupaten Lima Puluh Kota didapat


dengan melakukan analisis swot. Berdasarkan analisis swot sektor air limbah berada pada
kuardran 4 dimana selisih kekuatan dan kelemahan bernilai positif serta selisih peluang dan
ancaman bernilai negatif. Untuk lebih jelasnya berhatikan gambar berikut ini.

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 6


PEMUTAHIRAN SSK

Gambar 4.3. Posisi PengelolaanPersampahan Kabupaten Lima Puluh Kota

Lingkungan Mendukung (+)


Bertahan Pertumbuhan
O
W-O S-O
Internal emah (-)

Internal Kuat (+)


W S

6,-8

W-T T S-T

Rasionalisasi Diversifikasi
Lingkungan Kurang Mendukung (-)

Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Lima Puluh Kota, 2016

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 7


PEMUTAHIRAN SSK

Gambar 4.4. Matriks SWOT Merumuskan StrategiPengelolaan Persampahan Kabupaten Lima Puluh Kota

KEKUATAN (S) : KELEMAHAN (W) :


FAKTOR INTERNAL 1. Terbentuknya Pokja Sanitasi 1. kewajiban dan sanksi bagi pemerintah dalam
2. Adanya Perda RTRW pengelolaan sampah belum ada
3. Sudah adanya UPTD Sampah 2. Kelompok pengelola dengan sistim 3R
masih sangat kurang
4. PAD meningkat tiap tahunnya
3. terbatas nya kemampuan penganggaran
5. Adanya retribusi sampah di Ibukota APBD
kabupaten 4. Anggaran pemeliharaan tergolong rendah
6. Sudah adanya sistem 3 R 5. Cakupan pelayanan persampahan sangat
7. Masih ada lahan untuk penyediaan sarana terbatas hanya pada ibukota kabupaten
FAKTOR dan prasarana persampahan 6. Jumlah armada angkutan dan TPS masih
EKSTERNAL 8. Adanya sosialisasi, edukasi dan penyadaran sangat terbatas
kepada masyarakat secara 7. Kabupaten lima Puluh Kota belum memiliki
berkesinambungan untuk pengelolaan TPA
persampahan pada skala rumah tangga 8. Media yang ada tidak digunakan secara rutin
dengan konsep 3 R dalam promosi pengelolaan persampahan
9. Media komunikasi lokal sangat mendukung 9. Perlu peningkatan kinerja dalam
10. Peningkatan jumlah petugas kebersihan pengelolaan persampahan

PELUANG (O) : STRATEGI S - O STRATEGI W- O :


1. Peluang kerjasama dengan Pihak Ketiga seperti
swasta, LSM, maupun organisasi lain untuk
pengelolaan persampahan
2. Tersedia anggaran pengelolaan persampahan dari
pemerintah pusat dan propinsi
3. sudah ada petugas dalam pemungutan sampah TPS
ke TPA
4. sampah organik dijadikan pengomposan oleh
masyarakat
5. sudah ada partisipasi dunia usaha di bidang
sampah
6. ada masyarakat yang menjadikan sampah sebagai
sumber penghasilan
ANCAMAN (T) : STRATEGI S – T STRATEGI W - T

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 8


PEMUTAHIRAN SSK
1. belum ada peraturan dan sangsi bagi masyarakat 1. Menyusun masterplan persampahan
yang membuang sampah sembarangan dan 2. Meningkatkan pemahaman masyarakat
membakar sampah akan upaya 3R dan pengamanan
2. Kurangnya partisipasi swasta dan masyarakat
sampah B3 rumah tangga
dalam pembiayaan dalam pengelolaan sampah
3. LSM lebih cenderung konsen kepada perihal 3. Mengembangkan dan menerapkan
pembangunan sarana dan prasaranan dan tidak sistem insentif dan disinsentif dalam
terlalu memperdulikan budaya masyarakat yang pelaksanaan 3R
kurang baik dalam hal pengelolaan persampahan 4. Mendorong pengelolaan sampah
4. Kebiasaaan Masyarakat yang lebih cendrung dengan metode 3R yang berbasis
membuang sampah di selokan ataupun sungai di masyarakat
sekitar tempat tinggal mereka.
5. Optimalisasi pemanfaatan prasarana
5. jumlah timbulan sampah naik
6. masih sedikitnya yang melakukan pemilahan dan sarana persampahan
sampah rumah tangga 6. Peningkatan cakupan pelayanan dan
7. Banyaknya masyarakat yang membuang sampah di kualitas sistem pengelolaan
sungai dan membakar 7. Meningkatkan cakupan pelayanan
8. belum mempunyai mitra potensial untuk persampahan secara terencana
pengelolaan persampahan 8. Meningkatkan kemitraan pemerintah
dan swasta
9. Peningkatan peran aktif masyarakat
dan dunia usaha/swasta sebagai mitra
pengelolaan.
10.Mencari Alternatif Lahan untuk
pembangunan TPA
Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Lima Puluh Kota, 2016

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 9


PEMUTAHIRAN SSK

4.3. DRAINASE PERKOTAAN


 Tujuan Pengembangan Drainase Perkotaan
1. Menyusun Masterplan drainase pada tahun 2018
2. Menyempurnakan tupoksi lembaga atau institusi yang berperan dalam pembangunan dan
pemeliharaan drainase.
3. Berkurangnya pembuangan sampah kesaluran drainase oleh masyarakat.
4. Meningkatkan pendanaan sektor drainase dari sumber APBD kabupaten sebesar 7%

 Sasaran Pengembangan Drainase Perkotaan


1. Penyiapan Masteplan system drainase yang terpadu antara system drainase utama, local
dengan pengaturan serta pengelolaan sungai.
2. Pengembangan kapasitas dan kualitas SDM
3. Sosialisasi dan adviokasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah ke saluran
drainase.
4. Meningkatkan kegiatan fasilitasi kepada masyarakat tentang fungsi dan manfaat saluran
drainase
 Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan
1. Menyusun masterplan drainase
2. Melakukan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga
saluran drainase tidak membuang limbah ke drainase.
3. Memisahkan saluran limbah dengan saluran drainase
4. Pembangunan dan pemeliharaan sistem drainase sesuai fungsinya sebagai pembuangan
limpahan air hujan

Strategi pengembangan sektor drainase di Kabupaten Lima Puluh Kota didapat


dengan melakukan analisis swot. Berdasarkan analisis swot sektor air limbah berada pada
kuardran 4 dimana selisih kekuatan dan kelemahan bernilai positif serta selisih peluang dan
ancaman bernilai negatif. Untuk lebih jelasnya berhatikan gambar berikut ini.

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA


10
PEMUTAHIRAN SSK

Gambar 4.5. Posisi Pengelolaan Drainase Kabupaten Lima Puluh Kota

Bertahan Lingkungan Mendukung (+) Pertumbuhan


Internal emah (-)
W-O O S-O

Internal Kuat (+)


S
W
4,-5

W-T S-T
T

Diversifikasi
Rasionalisasi Lingkungan Kurang Mendukung (-)

Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Lima Puluh Kota, 2016

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA


11
PEMUTAHIRAN SSK

Gambar 4.6. Matriks SWOT Merumuskan StrategiPengelolaan DRAINASE KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

KEKUATAN (S) : KELEMAHAN (W) :


FAKTOR INTERNAL 1. Adanya Perda RTRW 1. Tidak adanya masterplan drainase
2. ada lembaga yang menangani tentang 2. terbatas nya kemampuan penganggaran
drainase APBD
3. program drainase sudah masuk 3. kurang lengkapnya data base saluran
kedalam RPIJM drainase
4. saluran masih berfungsi ganda
4. Terbentuknya Pokja sanitasi
FAKTOR ( drainase+irigasi)
5. Tersedianya sumber-sumber pendanaan 5. Media yang ada tidak digunakan dalam
EKSTERNAL pembangunan sanitasi selain APBD
pengelolaan drainase
Kota yang bersumber dari APBD
6. Kurangnya kesadaran masyarakat
Propinsi, APBN
memelihara drainase yang telah ada sesuai
6. Adanya rencana pembangunan drainase dengan fungsi drainase sesungguhnya
primer dan sekunder di beberapa titik
7. adanya keikutsertaan masyarakat dalam
penyusunan rencana pembangunan
drainase
PELUANG (O) STRATEGI S - O STRATEGI W-O :
1. adanya target Universal access tentang
pemberantasan kemiskinan, kesehatan dan
pendidikan
2. Tersedianya sumber-sumber alternatif pembiayaan
pembangunan sanitasi yang tidak hanya
mengandalkan sumber pembiayaan APBD Kota
tetapi dapat menggunakan sumber alternatif lain
seperti APBD Propinsi, APBN dan Swasta
3. adanya beberapa penelitian mengenai kondisi dan
kebutuhan jaringan drainase di Kabupaten Lima
Puluh Kota
4. Program dan kegiatan pembangunan dan
pemeliharaan drainase lebih terkoordinir
dibandingkan bidang sanitasi lainnya.
5. adanya gotong royong pembersihan saluran drainase
di permukiman
ANCAMAN (T) STRATEGI S – T : STRATEGI W - T

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 12


PEMUTAHIRAN SSK
1. Masih adanya industry yang membuang limbah ke 1. Menyusun masterplan drainase
saluran drainase 2. Melakukan sosialisasi dan
2. pendanaan untuk pembangunan drainase masih lebih pemahaman kepada masyarakat
kecil dibandingkan untuk infrastruktur lainnya untuk bersama-sama menjaga saluran
3. tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya drainase tidak membuang limbah ke
terhadap akses informasi, dan kurang memahami drainase.
fungsi drainase sehingga tidak membuang sampah di 3. Memisahkan saluran limbah dengan
saluran/drinase saluran drainase
4. Tingginya tingkat sedimentasi dan tumpukan 4. Pembangunan dan pemeliharaan
sampah dalam drainase. sistem drainase sesuai fungsinya
5. Banyaknya drainase yang rusak sehingga saluran sebagai pembuangan limpahan air
drainase tidak mengalir menyebabkan adanya titik hujan
genangan dibeberapa lokasi
6. partisipasi masyarakat masih kurang terhadap
pengelolaan drainase

Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Lima Puluh Kota, 2016

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 13


PEMUTAHIRAN SSK

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 14


PEMUTAHIRAN SSK

4.1. AIR LIMBAH DOMESTIK.........................................................................................................................1

4.2. PENGELOLAAN PERSAMPAHAN............................................................................................................6

4.3. DRAINASE PERKOTAAN.......................................................................................................................10

Gambar 4.1. Posisi Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Lima Puluh Kota....................................................3

Gambar 4.2. Matriks SWOT Merumuskan StrategiPengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Lima
Puluh Kota...................................................................................................................................................4

Gambar 4.3. Posisi PengelolaanPersampahan Kabupaten Lima Puluh Kota................................................7

Gambar 4.4. Matriks SWOT Merumuskan StrategiPengelolaan Persampahan Kabupaten Lima Puluh
Kota.............................................................................................................................................................8

Gambar 4.5. Posisi Pengelolaan Drainase Kabupaten Lima Puluh Kota.....................................................11

Gambar 4.6. Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan DRAINASE KABUPATEN LIMA PULUH
KOTA..........................................................................................................................................................12

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA


15

Anda mungkin juga menyukai