Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EVALUASI YANKES

“KINERJA PROSES FOCUS PADA PROSES BISNIS, AKREDITASI RS”


Dosen Pengampuh: Dewi Astuti SKM., M.KES (MARS)

Disusun Oleh

Halwatiah

(17 3145 261 024)

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR


FAKULTAS TEKHNOLOGI KESEHATAN
S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
2020

i
KATA PENGANTAR

Pujisyukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa yangt elah memberi karunia nikmat dan rahmat bagi umat-Nya atas Ridho-
Nya penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya sehingga
makalah ini dapat dibuat tepat pada waktunya.Makalah ini disusun secara
ringkas sesuai dengan yang ada dibuku dan beberapa sumber lainnya. Adapun isi
dari ringkasan ini memuat tentang “kinerja proses focus pada proses bisnis,
Akreditasi RS’’.Penulis menyadari bahwa kehadiran makalah penulis
ini tidak lepas dari kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun s e l a l u p e n u l i s h a r a p k a n s e h i n g g a
p e n u l i s n a n t i n y a d a p a t m e m p e r b a i k i d a n meningkatkan kualitas
makalah yang berikutnya.

Makassar 18 Desember 2020

Halwatiah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Masalah......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Pengertian Akreditasi Rumah Sakit........................................................................3
B. Tujuan Akreditasi Rumah Sakit...............................................................................3
C. Standar Akterditasi Rumah Sakit............................................................................3
D. Dokumen Akreditasi Rumah Sakit..........................................................................7
E. Manfaat Akreditasi Rumah Sakit............................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................................11
D. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 adalah
institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri
yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pelayanan kesehatan
yang disediakan hendaknya komprehensif dan mudah diakses oleh
masyarakat. Berdasarkan Permenkes No. 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Dalam Jaminan Kesehatan Nasional, Fasilitas Kesehatan adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
Masyarakat.
Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjutan
diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan
paripurna tanpa meninggalkan mutu layanan kesehatan yang diberikan.
Upaya untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dapat
ditempuh salah satunya dengan mengikuti akreditasi RS yang diadakan oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit sebagai wujud standardisasi mutu pelayanan
dan administrasi Rumah Sakit. Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit Pasal 40 disebutkan bahwa dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan, rumah sakit wajib melakukan akreditasi secara
berkala minimal tiga tahun sekali. Akreditasi merupakan salah satu sistem
manajemen mutu yang sedang berkembang saat ini dengan tujuan
terpenuhinya ekspektasi atau harapan masyarakat akan peningkatan mutu dan
kapasitas pelayanan rumah sakit.

1
Berdasarkan uraian di atas, maka saya tertarik untuk lebih memahami
akreditasi RS dan kami mencoba menuangkannya dalam bentuk makalah
dengan judul “kinerja proses focus pada proses bisnis, Akreditasi RS”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi akreditasi rumah sakit ?
2. Apa Tujuan Akreditasi Rumah Sakit.?
3. Apa Saja standar akreditasi rumah sakit ?
4. Bagaimana dokumen akreditasi rumah sakit ?
5. Bagaimana manfaat akreditasi rumah sakit ?

C. Tujuan Masalah
1 Untuk mengetahui Definisi akreditasi rumah sakit
2 Untuk mengetahui Tujuan Akreditasi Rumah Sakit
3 Untuk mengetahui standar akreditasi rumah sakit
4 Unttuk mengetahui dokumen akreditasi rumah sakit
5 Untuk mengetahui manfaat akreditasi rumah sakit
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akreditasi Rumah Sakit


Akreditasi rumah sakit menurut Permenkes Nomor 012 Tahun 2012
adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga
independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan, setelah dinilai bahwa Rumah Sakit itu memenuhi Standar
Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit secara berkesinambungan

B. Tujuan Akreditasi Rumah Sakit.


1 Meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa rumah sakit menitik
beratkan sasarannya pada keselamatan pasien dan mutu pelayanan
2 Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien sehingga staf
merasa puas
3 Mendengarkan pasien dan keluarga mereka, menghormati hak-hak
mereka, dan melibatkan mereka sebagai mitra dalam proses pelayanan
4 Menciptakan budaya mau belajar dari laporan insiden keselamatan
pasien
5 Membangun kepemimpinan yang mengutamakan kerja sama.
Kepemimpinan ini menetapkan prioritas untuk dan demi terciptanya
kepemimpinan yang berkelanjutan untuk meraih kualitas dan
keselamatan pasien pada semua tingkatan.

C. Standar Akterditasi Rumah Sakit


Kelompok Akreditasi
1 Kelompok Standar Pelayanan Berfokus Pada Pasien
a BAB I Akses Kepelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Rumah sakit seyogyanya mempertimbangkan bahwa asuhan di
rumah sakit merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang

3
terintegrasi dengan para profesional di bidang pelayanan kesehatan
dan tingkat pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas
pelayanan.
b BAB II Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan, nilai-nilai
dan kepercayaan masing-masing.Rumah sakit membangun
kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan pasien untuk
memahami dan melindungi nilai budaya, psikososial serta nilai
spiritual setiap pasien.
c BAB III Asesmen Pasien (AP)
Proses asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan
tentang pengobatan pasien yang harus segera dilakukan dan
kebutuhan pengobatan berkelanjutan untuk emergensi, elektif atau
pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah. Proses
asesmen pasien adalah proses yang terus menerus dan dinamis yang
digunakan pada sebagian besar unit kerja rawat inap dan rawat jalan
d BAB IV Pelayanan Pasien (PP)
Tujuan utama pelayanan kesehatan rumah sakit adalah pelayanan
pasien.Penyediaan pelayanan yang paling sesuai di suatu rumah sakit
untuk mendukung dan merespon terhadap setiap kebutuhan pasien
yang unik, memerlukan perencanaan dan koordinasi tingkat
tinggi.Ada beberapa aktivitas tertentu yang bersifat dasar bagi
pelayanan pasien.
e BAB V Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Penggunaan anestesi, sedasi, dan intervensi bedah adalah proses
yang umum dan merupakan prosedur yang kompleks di rumah sakit.
Tindakan-tindakan ini membutuhkan asesmen pasien yang lengkap
dan komprehensif, perencanaan asuhan yang terintegrasi, monitoring
pasien yang berkesinambungan dan kriteria transfer untuk pelayanan
berkelanjutan, rehabilitasi, akhirnya transfer maupun pemulangan
pasien (discharge).
f BAB VI Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)
Manajemen obat merupakan komponen yang penting dalam
pengobatan simptomatik, preventif, kuratif dan paliatif, terhadap
penyakit dan berbagai kondisi. Manajemen obat mencakup sistem
dan proses yang digunakan rumah sakit sakit dalam memberikan
farmakoterapi kepada pasien.
g BAB VII Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi
lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi
dalam mengambil keputusan tentang asuhannya. Berbagai staf yang
berbeda dalam rumah sakit memberikan pendidikan kepada pasien
dan keluarganya.
2 Kelompok Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit
a BAB I Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Bab ini menekankan bahwa perencanaan, perancangan, pengukuran,
analisis dan perbaikan proses klinis serta proses manajerial harus
secara terus menerus di kelola dengan baik dengan kepemimpinan
jelas agar tercapai hasil maksimal. Dan Standar akreditasi ini
mengatur seluruh struktur dari kegiatan klinis dan manajemen dari
sebuah rumah sakit, termasuk kerangka untuk memperbaiki proses
kegiatan dan pengurangan risiko yang terkait dengan variasi-variasi
dari proses.
b BAB II Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Tujuan pengorganisasian program PPI adalah mengidentifikasi dan
menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga
sukarela, mahasiswa dan pengunjung.
c BAB III Tata Kelola, Kepepimpinan dan Pengarahan (TKP)
Memberikan pelayanan prima kepada pasien menuntut
kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan ini dalam sebuah rumah
sakit dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk pimpinan badan

5
pengelola (governing leaders, badan pengelola = governing board,
merupakan badan yang mewakili pemilik, dengan berbagai istilah,
misalnya Dewan Pengawas, Board of Directors/BOD, Steering
Committee, Badan Direksi, dsb), pimpinan, atau orang lain yang
menjabat posisi pimpinan, tanggung jawab dan kepercayaan.
d BAB IV Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Rumah sakit dalam kegiatannya menyediakan fasilitas yang aman,
berfungsi dan supportif bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung.Untuk mencapai tujuan ini, fasilitas fisik, medis dan
peralatan lainnya harus dikelola secara efektif.
e BAB V Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
Rumah sakit membutuhkan cukup banyak orang dengan berbagai
ketrampilan, dan orang yang kompeten untuk melaksanakan misi
rumah sakit dan memenuhi kebutuhan pasien. Pimpinan rumah sakit
bekerja sama untuk mengetahui jumlah dan jenis staf yang
dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari unit kerja dan direktur
pelayanan.
f BAB VI Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
Memberikan asuhan pasien adalah suatu upaya yang kompleks dan
sangat tergantung pada komunikasi dari informasi.Komunikasi
tersebutadalah kepada dan dengan komunitas, pasien dan
keluarganya, serta dengan professional kesehatan lainnya.Kegagalan
dalam berkomunikasi merupakan salah satu akar masalah yang
paling sering menyebabkan insiden keselamatan pasien.
3 Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong
peningkatan spesifik dalam keselamatan pasien.Sasaran ini menyoroti
area yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menguraikan
tentang solusi atas konsensus berbasis bukti dan keahlian terhadap
permasalahan ini.Dengan pengakuan bahwa desain/rancangan sistem
yang baik itu intrinsik/menyatu dalam pemberian asuhan yang aman dan
bermutu tinggi, tujuan sasaran umumnya difokuskan pada solusi secara
sistem, bila memungkinkan.
4 Kelompok Sasaran Milenium Development Goals
Bab ini mengemukakan Sasaran Milenium Development Goals
(MDGs), Dimana Indonesia merupakan salah satu dari 189 negara yang
menandatangani kesepakatan pembangunan milenium (MDGs) pada
bulan September tahun 2000. Kesepakatan tersebut berisikan 8 (delapan)
misi yang harus dicapai, yang merupakan komitmen bangsa-bangsa di
dunia untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan
kemiskinan, dimana pencapaian sasaran Milenium Development Goals
(MDGs) menjadi salah satu prioritas utama Bangsa Indonesia.

D. Dokumen Akreditasi Rumah Sakit


Yang dimaksud dokumen akreditasi adalah semua dokumen yang
harusdisiapkan RS dalam pelaksanaan akreditasi RS. Dalam hal ini dokumen
dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu dokumen yang merupakan regulasi dan
dokumen sebagai bukti pelaksanaan kegiatan. Untuk dokumen
yangmerupakan regulasi, sangat dianjurkan untuk dibuat dalam bentuk
Panduan Tata Naskah Rumah Sakit.
Dokumen regulasi di RS, dapat dibedakan menjadi:
1 Regulasi pelayanan RS, yang terdiri dari:
a Pelayanan RS
b Pedoman/Panduan Pelayanan RS
c Standar Prosedur Operasional (SPO)
d Rencana jangka panjang (Renstra, Rencana strategi bisnis, bisnisplan,
dll
e Rencana kerja tahunan (RKA, RBA atau lainnya)
2 Regulasi di unit kerja RS yang terdiri dari:
a Pelayanan RS
b Pedoman/Panduan Pelayanan RS
c Standar Prosedur Operasional (SPO)

7
d (Rencana kerja tahunan unit kerja)
Kebijakan dan pedoman dapat ditetapkan berdasarkan keputusan atau
peraturan Direktur sesuai dengan panduan tata naskah di masing –
masing RS.
Dokumen sebagai bukti pelaksanaan, terdiri dari:
1 Bukti tertulis kegiatan/rekam kegiatan
2 Dokumen pendukung lainnya : misalnya Ijazah, sertifikat pelatihan,
serifikat perijinan, kaliberasi, dll.
Kebijakan, pedoman/panduan, dan prosedur merupakan kelompok
dokumen regulasi sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan, dimana
kebijakan merupakan regulasi yang tertinggi di RS, kemudian diikuti dengan
pedoman/panduan dan kemudian prosedur (SPO). Karena itu untuk
menyusun pedoman/panduan harus mengacu pada kebijakan-kebijakan yang
sudah dikeluarkan oleh RS, sedangkan untuk menyusun SPO harus
berdasarkan kebijakan dan pedoman/panduan.
kerja RS dimulai dengan rencana stratrejik (renstra) untukselama 5 tahun,
yang dijabarkan dalam rencana kerja tahunan (misalnya RKA,RBA atau
lainnya). Program kerja termasuk dalam regulasi karena memilikisifat
pengaturan dalam rencana kegiatan beserta anggarannya. Oleh karena itu
program kerja selalu dijadikan acuan pada saat dilakukan evaluasi kinerja.

E. Manfaat Akreditasi Rumah Sakit


Manfaat akreditasi menurut Depkes RI (2000) antara lain:

1 Bagi Rumah Sakit


a Akreditasi menjadi forum komunikasi dan konsultasi diantara rumah
sakit dan bahan akreditasi yang akan memberikan saran perbaikan atau
rekomendasi untuk peningkatan mutu pelayanan rumah sakit melalui
pencapaian standar yang ditentukan.
b Rumah sakit dapat mengetahui pelayanan yang berada dibawah standar
atau perlu ditingkatkan.
c Penting untuk rekrutmen dan membatasi “Turn Over” staf rumah sakit
karena karyawan akan lebih senang, tenang dana man bekerja dirumah
sakit yang akan di akreditasi.
d Alat negosiasi dengan perusahaan asuransi kesehatan.
e Status akreditasi dapat dijadikan alat marketing pada masyarakat.
f Akreditas menjadi syarat pemerintah sebagai kriteria untuk memberi
izin rumah sakit yang menjadi tempat pendidikan tenaga medis dan
paramedis.
g Simbol bagi rumah sakit dan dapat meningkatkan citra dan kepercayaan
masyarakat atas rumah sakit.
h Sebagai dasar pengajuan anggaran dan perencanaan pengembangn
rumah sakit kepada pemilik.
2 Bagi Pemerintah
a Akreditasi merupakan salah satu pendekatan untuk meningkatkan dan
membudayakan konsep mutu pelayanan rumah sakit melalui pembinaan
terarah dan berkesinambungan.
b Memberikan gambaran kondisi Perumahsakitan di Indonesia yang
memenuhi standar yang ditentukan sehingga menjadi bahan masukan
untuk perencanaan pengembangan pembangunan kesehatan pada masa
datang.
3 Bagi Masyarakat
a Membantu masyarakat memilih rumah sakit yang baik dengan
mengenali sertifikat akreditasi yang terdapat pada rumah sakit yang
pelayanannya telah memenuhi standar.
b Rasa lebih aman mendapatkan pelayanan di rumah sakit yang telah
terakreditasi dibandingkan yang belum terakreditasi.
4 Bagi Pemilik
a Kebanggaan memiliki rumah sakit terakreditasi
b Memudahkan menilai pengelolaan sumber daya rumah sakit oleh
manajemen dan seluruh tenaga yang ada sehingga misi dan program
rumah sakit dapat mudah tercapai.

9
5 Bagi Perusahaan Asuransi
a Akreditasi penting untuk negosiasi klaim asuransi kesehtaan dengan
rumah sakit.
b Memberikan gambaran pilihan rumah sakit yang dapat dijadikan mitra
kerja.
6 Bagi Karyawan Rumah Sakit
a Merasa aman bekerja di Rumah Sakit yang terakreditasi.
b Self Assessment akan menambah kesadaran akan pentingnya
pemenuhan standar peningkatan mutu sehingga dapat memotivasi
karyawan bekerja lebih baik.
c Reward dari manajemen bagi unit kerja yang mendapat nilai baik atas
usahanya dalam memenuhi standar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akreditasi rumah sakit menurut Permenkes Nomor 012 Tahun 2012
adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga
independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan,
setelah dinilai bahwa Rumah Sakit itu memenuhi Standar Pelayanan Rumah
Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara
berkesinambungan

Tujuan Akreditasi Rumah Sakit.

1 Meningkatkan kepercayaan masyarakat


2 Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien
3 Mendengarkan pasien dan keluarga mereka
4 Menciptakan budaya mau belajar dari laporan insiden keselamatan pasiene.
5 Membangun kepemimpinan yang mengutamakan kerja sama.
dokumen akreditasi adalah semua dokumen yang harusdisiapkan RS
dalam pelaksanaan akreditasi RS. Dalam hal ini dokumen dibedakan menjadi 2
(dua) jenis, yaitu dokumen yang merupakan regulasi dan dokumen sebagai
bukti pelaksanaan kegiatan. Untuk dokumen yangmerupakan regulasi, sangat
dianjurkan untuk dibuat dalam bentuk Panduan Tata Naskah Rumah Sakit.

D. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa sangat banyak
kekurangan baik skema penulisan, urutan kalimat, penggunaan bahasa
penulisan, dsb. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk evaluasi
bagi kami dalam penyusunan makalah kami yang selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Purnamasari,Dewi.2018. GAMBARAN KESIAPAN AKREDITASI PROGRAM


KHUSUS(4 PELAYANAN) VERSI STANDART NASIONAL AKREDITASI
RUMAH SAKIT (SNARS) DI RSIA ABDHI FAMILI KABUPATEN
BANYUWANGI).Jember: Skripsi.

Buku panduan penyusunan diakreditasi.2012

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2014. Pengantar Akreditasi Program Khusus.


Jakarta: Komisi Akreditasi Rumah Saki

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2017. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
Edisi 1. Jakarta: Komisi Akreditasi Rumah Sakit

Prawira, Z. 2015. Gambaran Kesiapan Akreditasi Kars Berdasarkan Standar

Manajemen Komunikasi Dan Informasi (MKI) 16 Di Rumah Sakit Bhakti


Wira Tamtama Semarang. Tugas Akhir. Semarang: Program Studi Rekam
Medis dan Info Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
Semarang. [serial online].
13

Anda mungkin juga menyukai