TK1 - Op Management - Team 3
TK1 - Op Management - Team 3
Week 3, Sesi 4
Oleh :
1. Apa yang anda ketahui mengenai konsep peningkatan keberlanjutan (perbaikan terus-
menerus) dalam program TQM yang efektif? Bagaimana cara untuk menerapkan konsep
peningkatan berkelanjutan? (bobot 40%)
Jawaban :
Konsep peningkatan berkelanjutan atau perbaikan terus menerus merupakan sebuah proses
yang berdasarkan filosofi bahwa setiap aspek organisasi dapat ditingkatkan. Total
manajemen mutu membutuhkan proses perbaikan terus menerus yang tiada akhir mencakup
orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur. Tujuan akhirnya adalah sesuatu yang tidak
akan pernah tercapai, tetapi selalu dicari, yaitu kesempurnaan. Sementara, metode yang
digunakan untuk mencapai peningkatan berkelanjutan tersebut adalah PDCA (Plan, Do,
Check, Act). Siklus PDCA adalah metode manajemen yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah dengan empat langkah secara berulang, yang dikembangkan oleh W. Edwards
Deming berdasarkan cetusan Walter Shewhart untuk perbaikan proses maupun individu
secara berkelanjutan. Oleh karena itu, siklus PDCA juga dikenal sebagai siklus Deming,
siklus Shewhart, atau siklus kendali. Siklus PDCA terbagi ke dalam empat fase yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya yaitu :
a. Plan
Fase perencanaan dimulai dengan mengidentifikasi masalah menggunakan 5W (what,
who, when, where, why) menggunakan teknik root cause analysis untuk mengidentifikasi
dan menyelesaikan akar permasalahan. Pada tahap ini juga dilakukan penentuan hipotesis
masalah dan tujuan yang harus dicapai agar hasil yang diinginkan dapat terwujud.
b. Do
Setelah membuat perencanaan, tahap selanjutnya adalah mulai menjalankan rencana
tersebut. Pertama, lakukan pengujian skala kecil terlebih dahulu dalam lingkungan yang
terkendali karena beberapa masalah yang tidak diperkirakan kemungkinan terjadi. Spaya
fase do ini sukses, tetapkan sebuah standard supaya pihak yang terlibat di dalamnya
mengetahui tugas dan tanggungjawabnya dengan baik.
c. Check
Kemudian, periksa dengan teliti apakah rencana yang dilakukan telah berhasil.
Pemeriksaan diperlukan untuk mengetahui apakah rencana tersebut telah berjalan dengan
sukses untuk menghindari kesalahan berulang dan memperbaiki rencana tersebut. Proses
ini adalah untuk melihat apakah eksekusi rencana telah berjalan sesuai dengan rancangan
awalnya, serta mengevaluasi proses do untuk mengeliminasi permasalahan yang
kemungkinan terjadi pada proses do tersebut.
d. Act
2. Jelaskan peralatan TQM yang dapat digunakan untuk mengatur data! (bobot 30%)
Dalam sistem manajemen kualitas, dimana tujuan utama dari siklus PDCA adalah
perbaikan terus-menerus. Pimpinan organisasi membutuhkan alat yang dapat membantu
dalam melihat aktivitas perbaikan yang telah dilakukan dan dalam mengambil keputusan.
Alat bantu kualitas dapat digunakan dalam semua tahapan proses produksi mulai dari
awal pengembangan produk hingga menjadi sebuah produk dan dukungan pelanggan.
Tujuh alat bantu kualitas telah berhasil diaplikasikan pada beberapa perusahaan dan
proses produksi dengan baik. Tujuh alat bantu kualitas itu adalah (Paliska, Pavletic,
Sokovic, 2007, p.79) :
1. Flow chart.
adalah sebuah diagram alir yang biasa digunakan untuk diagram prosedur operasional
untuk menyederhanakan sebuah sistem. Flow chart dapat mengidentifikasi sebuah
bottleneck dari sebuah proses, proses-proses yang berlebih dan proses yang tidak
member nilai tambah. Ketika membuat sebuah flow chart sebaiknya mengikuti
sembilan langkah berikut ini (Dahlgaard, Kristensen, Kanji, 2002, p.114):
a. Setuju terhadap simbol flow chart yang digunakan.
b. Mendefinisikan proses.
c. Kenali langkah-langkah dalam proses.
d. Membangun flow chart.
e. Menentukan waktu untuk setiap langkah.
f. Periksa flow chart yang telah dibuat.
g. Perbaiki flow chart (perbaiki proses).
h. Periksa hasilnya.
i. Standarisasi flow chart ( standarisasi proses).
3. Check sheet.
Check sheet merupakan alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data.
Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada.
Didalam pengumpulan data maka data yang diambil harus benar-benar sesuai dengan
kebutuhan analisa. Pada tahap Plan dari siklus PDCA pengumpulan data yang
diperlukan harus direncanakan sehingga pada tahap Do data sudah dapat terkumpul
dan analisa data segera dapat dilakukan pada tahap Check (Dahlgaard, Kristensen,
Kanji, 2002, p.77).
4. Diagram pareto.
Diagram pareto diperkenalkan pertama kali oleh seorang ahli ekonomi dari Italia
yang bernama Vilfredo Pareto (1848-1923). Diagram pareto dibuat untuk menemukan
masalah atau penyebab yang merupakan kunci dalam penyelesaian masalah dan
perbandingan terhadap keseluruhan. Kegunaan dari diagram pareto adalah
(Wignjosoebroto, 2006, p.272):
a. Menunjukkan persoalan utama yang dominan dan segera perlu diatasi
b. Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan yang ada dan kumulatif secara
keseluruhan
c. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah tindakan koreksi dilakukan pada daerah
yang terbatas
d. Menunjukkan perbandingan masing-masing persoalan sebelum dan sesudah
perbaikan
5. Histogram.
6. Scatter diagram.
Scatter diagram digunakan untuk melihat korelasi dari suatu faktor penyebab yang
berkesinambungan terhadap faktor lain. Dari penyebaran titik-titik (scatter) bias dianalisa
hubungan sebab akibat yang ada. Pada umumnya penyebaran data ini akan cenderung
mengikuti lima model berikut ini (Wignjosoebroto, 2006, p.278):
1. Korelasi positif.
2. Ada gejala korelasi positif.
3. Tidak terlihat adanya korelasi.
4. Ada gejala korelasi negatif.
5. Korelasi negatif.
7. Control chart.
Control chart adalah suatu grafis perbandingan dari hasil sebuah proses dengan estimasi
batas kontrol yang dimasukkan ke dalam bagan. Biasanya proses hasil terdiri dari
kelompok pengukuran yang dikumpulkan secara teratur dan yang sama. Tujuan utama
dari control chart adalah untuk menemukan penyebab spesifik dari hasil produksi. Batas
kontrol dikenal dengan batas kontrol atas dan batas control bawah. Dengan control chart
ini dapat menganalisa dan mengevaluasi kondisi- kondisi yang dianggap tidak normal.
Grup data tidak membentuk kecenderungan
gerakan yang khusus. Dengan demikian suatu kondisi dinyatakan tidak normal
apabila (Wignjosoebroto, 2006, p.295):
a. Beberapa plot data akan berada di luar batas kontrol atau persis dalam garis batas.
b. Beberapa plot data cenderung mengarah ke bentuk-bentuk khusus yang
membutuhkan pengecekan seksama sekalipun masih berada dalam batasbatas control
yang ada.
3. Apa saja determinan dari kualitas jasa/ layanan? Jelaskan! (bobot 30%)