LURUS
DISUSUN OLEH :
Rian Wirayudha
18022014001
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
LEMBARAN ASISTENSI............................................................................................ I
NOMEN KLATUR....................................................................................................... II
KATA PENGANTAR.................................................................................................. III
DAFTAR ISI IV
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
BAB II. TEORI DASAR........................................................................................... 2
2.1. POROS......................................................................................... 2 - 5
2.2. SPIE DAN SPLAIN..................................................................... 6 -9
2.3. RODA GIGI................................................................................. 9 -15
2.4. BANTALAN.............................................................................. 16 - 17
BAB III ANALISA PERHITUNGAN......................................................................... 18
A. Perencanaan Poros.................................................................................................. 18 - 21
B. Perencanaan Spie.................................................................................................... 21 - 24
C. Perencanaan Roda gigi........................................................................................... 24 - 27
D. Perencanaan Bantalan............................................................................................. 27 - 28
E. Jumlah Minyak Pelumas Yang Dibutuhkan........................................................... 28 - 30
BAB I
PENDAHULUAN
Perguruan Tinggi merupakan salah satu alat penunjang potensial untuk
menghasilkan engineer yang ahli dan profesional. Untuk mencapai sasaran ini
diperlukan kurikulum yang baik, agar terbentuk hubungan yang sinergi antara
lembaga pendidikan dan dunia industri yang terkait. Tugas Elemen Mesin
merupakan salah satu latihan yang baik bagi mahasiswa agar dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehnya ke dalam bentuk suatu analisis
dari suatu peralatan. Selain untuk menambah wawasan mahasiswa, tugas ini dapat
menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa dalam menguji keseriusannya dalam
menempuh pendidikannya di perguruan tinggi ini.
Proses perancangan telah ada sejak manusia diciptakan, karena sifat
manusia yang ingin mudah dalam menjalani hidupnya dan pada dasarnya proses
perancangan memang ditujukan untuk memudahkan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Proses perancangan sangat banyak kelompoknya, bisa dikatakan
tidak terbatas, sesuai dengan kebutuhan manusia yang tidak pernah puas dengan
apa yang ada. Sebagai mahasiswa teknik mesin sudah pasti harus bisa merancang
sesuatu yang bisa memudahkan untuk memenuhi kebutuhan yang tentu berkaitan
dengan bidangnya Tapi untuk merencanakan sesuatu yang dapat memudahkan
untuk memenuhi kebutuhan bukan hal yang mudah, apalagi di zaman sekarang ini
yang bisa dikatakan segalanya telah ada tetapi manusia tidak pernah puas dan
ingin lebih mudah lagi. Untuk sampai pada hasil rancangan harus melalui proses
yang rumit dan panjang
Di zaman sekarang ini yang segalanya sudah tersedia, proses perancangan
dapat dipermudah. Dengan berbagai organisasi yang mengeluarkan standar-
standar tertentu untuk bermacam-macam elemen mesin, para perancang tidak
perlu membuat keseluruhan elemen mesin yang akan digunakan dalam
rancangannya.
a. Elemen BAB II
TEORI DASAR
2.1. POROS
2.1.1. Definisi
a. Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya
sebagai penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang
pada roda-roda kereta barang, atau pada as truk bagian depan.
Gambar Poros Gandar
b. Spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, di
mana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus
dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta
ukurannya harus teliti.
c. Poros Transmisi
Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen
mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban puntir murni
atau puntir dan lentur yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda
gigi, puli sabuk atau sproket rantau, dan lain-lain.
2. Berdasarkan Bentuknya, Sebagai Berikut :
a. Poros Lurus
b. Poros Engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan
naik turun dari torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil sampai
yang sedang biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut,
sedangkan yang besar-besar dibuat dari beberapa bagian yang disambung-
sambung dengan cara pengingsutan.
Misalnya, poros motor torak (motor bakar), poros kompressor dan lain-lain.
a. Kekuatan poros
Pada poros transmisi misalnya dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yangmendapatkan beban tarik
atau tekan, seperti poros baling-baling kapal atau turbin.
b. Kekakuan poros
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan
dan defleksi puntirannya terlalu besar, maka hal ini akan mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada
turbin dan kotak roda gigi).
c. Putaran kritis
Putaran kritis terjadi jika putaran mesin dinaikkan pada suatu harga putaran
tertentu sehingga dapat terjadi getaran yang terlalu besar. Hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian yang lainnya. Untuk itu,
maka poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga putaran kerjanya lebih
rendah dari putaran kritis.
d. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila
terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yang
terancam kavitas dan poros mesin yang sering berhenti lama.
e. Bahan poros
Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja karbon konstruksi
mesin, sedangkan untuk pembuatan poros yang dipakai untuk meneruskan
putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan
pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya
adalah baja khrom nikel, baja khrom, dan baja khrom molybdenum.
a. Pasak Paralel
Berpenampang segi empat dengan tinggi dan lebar konstan pada arah memanjang.
gambar 7.5 (a)
b.Pasak Miring
mempunyai lebar konstan dengan tinggi bervariasi secara linier pada arah
memanjang dengan kemiringan 1/8 inch per foot dan dipasang pada alur miring
sampai terkunci. Ada 2 macam pasak miring, yaitu pasak miring tanpa kepala dan
dengan kepala gib.
gambar 7.5(b)
c. Pasak Woodruff
berbentuk setengah lingkaran dengan lebar konstan, dipasang pada alur pasak
yang juga berbentuk setengah lingkaran.
gambar 7.5(c)
b. Pasak Pelana
Pasak Pelana Terdiri Atas Beberapa Jenis :
- Pasak Pelana Datar
Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alur hub dan datar pada lengkung
poros, jadi mudah slip pada poros jika mengalami kelebihan beban torsi. Sehingga
hanya mampu digunakan untuk poros-poros beban ringan sebagai penyortir
beban.
- Pasak Pelana Lengkung
Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alurnya dihub dan bagian sudut
bawahnya dipasang pas pada bagian lengkung poros.
c. Pasak Bulat
Merupakan pasak berpenampang bulat yang dipasang ngepas dalam lubang antara
poros dan hub. Kelebihannya adalah pembuatan alur dapat dilakukan dengan
mudah setelah hub terpasang pada poros dengan cara dibor.
Umumnya digunakan untuk poros yang meneruskan tenaga putar kecil.
Ada dua posisi pemasangannya atau kedudukannya pada poros dan hub, yakni :
a. dipasang membujur (sejajar sumbu poros)
b. dipasang melintang (tegak lurus sumbu poros)
Roda gigi juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat
transmisi lainnya, yaitu :
- Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar.
- Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
- Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
- Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat
kecil.
- Kecepatan transmisi rodagigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan
dengan pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Rodagigi dalam dipakai jika diinginkan alat transmisi yang berukuran kecil
dengan perbandingan reduksi besar.
2.4. BANTALAN
b. Bantalan Gelinding
Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola
( peluru ), rol atau rol jarum atau rol bulat. Bantalan gelinding lebih cocok
untuk beban kecil. Putaran pada bantalan gelinding dibatasi oleh gaya
sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut. Apabila ditinjau
dari segi biaya, bantalan gelinding lebih mahal dari bantalan luncur.
BAB III
ANALISA PERHITUNGAN
Data – data yang diketahui:
1. Daya mesin (N) = 31 HP
2. Putaran (n) = 2500 rpm
3. Bahan poros ST 40 (τ) = 3000 kg/cm2
4. Faktor keamanan (s) = (5 – 8) dipilih 7
5. Faktor dinamis (β) = (1,2 – 1,5) dipilih 1,4
6. Efisiensi mekanis (µm) = (0,9 – 0,99) dipilih 0,99
1. Perhitungan momen
a. Poros 1 dan roda gigi 2
Momen puntir (Mp)
N1
Mp1 =71620
n1
31
=71620 .
2500
=888,088 kg.cm
lim ¿
(τ ) bol II =τ ¿
s
3000
=
7
Kg
= 428,57
cm2
τ bol II
(τ ) bol I =
1,73
428,57
=
1,73
Kg
= 247,72
cm2
Diameter poros I
5 . β . Mp 1
dp1 =
√
3
τ bol I
5 .(1,4 ).(888,08 8)
√
=3
242,72
= 2,94 cm
= 29,4 mm
= 1250 rpm
Diameter poros II
5 . β . Mp 2
dp2 =
√
3
τ bol I
5 .(1,4 ).(1758,41)
=3
√ 242,72
= 7,12 cm
= 71,2 mm
Karena menggunakan spie maka:
dp2 = 71,2 + 0,5
= 71,7 mm
τ bol I
5 .(1,4 ).(2637,63)
=3
√ 242,72
= 4,23 cm
= 42,3 mm
Karena menggunakan spie maka:
dp3 = 42,3 + 0,5
= 42,8 mm
π . n 1. dp 1
V1 =
60
3,14 .2500 . 0,0299
V1 =
60
m
V1 = 3,911
s
kg
τg = 536,544
cm2
F π
τt 1 = dimana F= . (d)2 . L .γ
A 4
3,14
= . (0,327)2 . 0.25 .7,8 .10-3
4
F = 163.10-3 kg
kg
γ = karakteristik baja 7,8 . 10-3
cm2
π
F= . (d)2 . L
4
3,14
F= . (3,27)2 . 0,25
4
F = 2,098 cm 2
F
Maka τ t1 =
A
143.10 −3
=
2,098
τ t1 = 68,16.10
-3
π . n 2 .dp 2
V2 =
60
3,14 .1250 . 0,04093
=
60
m
V2 = 2,677
s
2.mp 2
F =
dp 2
2. 3119,76
F =
4,043
F = 1543,28 kg
c. Tegangan geser yang diizinkan (τg)
f
τg =
l. b
1543,28
τg =
2,5 .0,5
kg
τg = 1234,624
cm2
π . n 3 . dp 3
V3 =
60
3,14 . 833,33. 0,04628
=
60
m
V3 = 2,018
s
2.mp 3
F =
dp 3
2. 4679,66
F =
4,628
F = 2022,32 kg
kg
τg =1617,85
cm2
M p1 .kd .kc . kw .
m = 1.28
√
3
Z1 . i. λ . yp .τ
b. Ademdum ( h’)
h’ = 0,55 . t
= 0,55 . 16,673
h’ = 9,170 mm
c. Dedendum ( h”)
h” = h’. m
= 9,170 . 5,31
h” = 48,692 mm
2.1575,64
ps =
106,2
ps = 29,673 kg
2.1 Modul ( m )
M P2 .kd .kc . kw
m = 1,28 .
√
3
Z 2 .i . λ . yp . τ
b. Adendum ( h’)
h’ = 0,55 . t
= 0,55. 15,511
= 8,531 mm
c. Dedendum (h”)
h” = h’ . m
= 8,531 . 4,94
= 42,143 mm
d. Diameter tusuk (dt)
dt = z m
= 40 . 4,94
= 197,6 mm
2 .2552,53
Pn =
197,6 .cos 20
= 27, 493 kg
Z 4 . i . λ. τ
2
30
{ ( )}
= 0.46. 1−
64
= 0.358
α= tag-1. ( 11 )
1
α= tag-1. ( 0,468 ) = 64, 920
114
R =
2. sin 64 , 920
= 62, 933
θk = tag-1 . ( hfR )
θk = tag-1 . ( 622,07
, 933 )
= 2,61 0
x’ = ( dl2 ) - ( hk . sin α
114
= (
2 )
- ( 5,16 . sin 64,920
= 52,32 mm
a. Gaya keliling ( Ps )
2. M P1
Ps =
dl
2.1289,16
=
114
= 22,61 kg
b. Gaya normal ( Pn )
2. M P1
Pn =
dl . cos . β
2.1289,16
=
114 . cos 20
= 24,06 kg
Pr = Ps . tg 20
= 22,61 . tg 20
= 8,22 kg
Z 4 . i. λ . Yp . τ
30 .0,46 .8 .0,32.6000
= 0,48 cm
= 4,8 mm
a. Diameter lingkarang jarak bagi ( dl )
dl = m . Z4
= 4,8 . 30
= 144 mm
b. Koefisien perubahan kepala ( x )
2
Z4
x = 0,46 1−
{ ( )} Z5
2
30
{ ( )}
= 0,46 1−
64
= 0,358
θk = tag-1 ( hkR )
dl
dimana R =
2sin α
α = tan-1( 1i )
1
= tan (
0,468 )
-1
= 64 ,920
144
Jadi R =
2. sin .64,920
R = 97,496
θf = tag-1 ( hfR )
3,633
= tag-1 ( 79,495 )
= 2,610
∆k = α + θk
= 64,920 + 4,68
= 69,60
x’ = ( dl2 ) - ( hk – sin α )
144
= (
2 )
- ( 6,51 – sin 64,920 )
= 66,10 mm
j. Lebar kaki (h)
h = 2(m+ck)
= 2( 4,8+ 0,86)
= 11 32 mm
k. Lebar permukaan gigi (b)
b =λ.m
= 8 . 4,8
= 38,4 mm
2.2 Gaya yang bekerja pada gigi miring poros l
a. Gaya keliling (Ps)
2. M P2
Ps =
dl
2.2552,53
=
144
= 35,45 kg
b. Gaya normal (Pn)
2 . M P2
Pn =
dl . cos . β
’ 2 .2552,53
=
144 . cos .20
= 37,72 kg
c. Gaya radial (pr)
Pr = ps. tan 20
= 35,45 . tan20
= 12, 90 kg
1
33,3
= (
2500 )
3
= 0,237 rpm
b. Faktor umur bantalan (fh)
fh = fn . ( CP )
Dimana : P = . ( IW. d ) dimana I = 1,2 . d
1200
= (
1,2. 2,55 . 2,55 )
1200
.(
7,803 )
=
= 153,78 kg
Jadi, fh = fn. . ( CP )
1100
= 0,237 . . ( 153,70 )
= 1,69
c. Umur nominal (Lh)
Lh = 500 . (fh)3
= 500 . (1,69)3
= 2413,40
Jadi, 1 Tahun = 365 hari x 24 jam
= 8760 jam/hari
Q = ( μ .WJ . V )
0,06 . 1200. 3,33
= ( )
427
K cal
= 0,56
min
Q
∆t = ( ) Qm
= ( 0,56
1,1 )
℃
= 0,509
min
g. Kerja gesekan (H)
H = μ .W . V
= 0,06 . 1200 . 3,33
m
= 239,76 kg
s
h. Daya yang diserap (PH)
PH =( 102H )
239,76
= (
102 )
= 2,35 kw
KATA PENGANTAR
NOMEN KLATUR
N Daya HP
n Putaran _ rpm
a Tegangan tarik Kg/cm2
r Tegangan gesek Kg/cm2
s Faktor pemasangan
B Faktor dinamis
Um Efisiensi mekanis
Ke Koefisien konstruksi
Kd
Koefisien dinamis
Kw
Yp Paktor keausan
Z
Paktor gigi penggerak
A mm
R Jumlah gigi mm
B mm
Faktor pemasangan
l mm
h Tegangan tarik
d
Lebar
i mm
m Panjang mm
t mm
Tinggi
t1 mm
t2 Diameter kg.cm
a Angkat perbandingan mm
mp mm
Hubungan antara lembar dan gigi modul
dp
v Lembar gigi
Tinggi spie yang berada dalam poros
Tinggi spie yang berada dalam lajur roda
gigi
Jarak sudut kemiringan roda gigi
Momen putir
Diameter poros
Kecepatan keliling
F Gaya kg
h Addendum mm
h' Dedendum mm
T Jari-jari mm
X Koefisien perubahan kepala
hk Tinggi kepala pinyon mm
hf Tinggi kaki pinyon mm
Qk Sudut kepala pinyon mm
Qf Sudut kaki pinyon mm
Sk Sudut kerucut kepala mm
dk Diameter lingkaran kepala mm
X Diameter lingkaran kaki mm
W Gaya aksial kg
c Kapasitas nominal dinamis spesifik kg
C0 Kapasitas nominal statis spesifik kg
fn Faktor kecepatan bantalan bola rpm
fn Faktor umur bantalan
Lh Umur nominal h
Wm Berat blok bantalan kg
Cm Panas jenis blok bantalan Wkg°C
r0 Berat jenis minyak kg/m2
ti Temperatur minyak masuk °C
ta Temperatur minyak keluar °C
j Perbandingan kerugian daya
Q Kerja gesekan bantalan Kcai/min
Qm Panas yang diperlukan untuk menaikkan temperature Kca/'C
At Kenaikan temperature C/min
H Kerja gesekan kg.m/s
q Jumlah aliran minyak cc/min