Anda di halaman 1dari 8

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Rancangan atau desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting
dalam penelitian, yang memungkinkan pemaksimalan control beberapa
faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2013).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain analitik
observasional dan jenis penelitian dengan pendekatan Analisa Data
Sekunder (ADS). ADS merupakan suatu metode dengan memanfaatkan
data sekunder sebagai data umum. Memanfaatkan data sekunder yang
dimaksud yaitu dengan menggunakan sebuah teknik uji statistik yang
sesuai untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dari data yang sudah
matang yang diperoleh dari sebuah instansi, untuk kemudian diolah secara
sistematis dan objektif. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari
hubungan antara variabel bebas sebagai faktor risiko dengan variabel
terikat sebagai efeknya dengan melakukan pengukuran sesaat. Variabel
bebas (faktor risiko) yang dimaksud adalah lamanya menderita diabetes
mellitus tipe 2. Sedangkan variabel tergantungnya adalah kejadian
neuropati diabetik.

3.2 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati
(diukur) itulah yang merupakan kunci defenisi operasional
(Nursalam,2013).

22
23

Tabel.3.1
Defenisi Operasional

Variabel Definisi operasional Parameter Instrumen Skala Hasil Ukur


Ukur
Variabel Onset atau mulai 1. Menderita lembar Ordinal 1. durasi
Independen: terjadinya DM tipe 2 cheklist ringan : ≤5
Lamanya selama
menderita
hiperglikemia yang tahun .
≤ 5 tahun
DM tipe 2 terjadi akibat 2. durasi
2. Menderita
kelainan sekresi DM tipe 2
sedang : 6-10
insulin, kerja dari selama 6- tahun.
insulin maupun 10 tahun 3. durasi
keduanya yang 3. Menderita panjang : > 10
berlangsung 7 tahun DM tipe 2 tahun .
sebelum diagnosis selama >
10 tahun
ditegakan, sampai
terjadinya
komplikasi
mikrovaskuler yang
timbul 15 tahun
sesudah awitan DM
Variabel
dependent:
1. neuropati adanya gejala dan Hasil diagnose Status Ordinal 1. mengalami
diabetik medis pasien neuropati diabetic
atau tanda dari
disfungsi saraf 2. tidak mengalami
penderita diabetes neuropati diabetik
tanpa ada penyebab
lain selain Diabetes
Melitus

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari populasi target dan populasi
terjangkau. Populasi target adalah populasi yang memiliki
karakteristik klinis dan demografis, sedangkan populasi terjangkau
adalah bagian dari populasi target pada ruang dan waktu tertentu
(Sastroasmoro dan Ismail, 2011). Populasi penelitian ini adalah
semua pasien diabetes mellitus tipe 2 yang memeriksakan
24

kondisinya di Puskesmas Palingkau dalam satu tahun terakhir yaitu


sampai bulan Agustus 2019 adalah 216 pasien.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
Sampel dalam penelitian ini dengan memperhatikan kriteria inklusi.
Kriteria inklusi sampel adalah sebagai berikut :
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau yang akan di teliti (Nursalam,
2013).
1. pasien dengan diagnosis Diabetes Mellitus tipe 2.
2. Tidak menderita penyakit menular dan penyakit kronik

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.4.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Paligkau Kecamatan Kapuas
Murung Kabupaten Kapuas.
3.4.2 Waktu penelitian.

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan penelitian


No Kegiatan Agustus Sept Okt Nov Des Januari Februari
2019 2019 2019 2019 2019 2020 2020
1 Study
pendahuluan
2 Penyusunan
proposal
3 Sidang
proposal
4 Pelaksanaan
penelitian
5 Penyusunan
hasil penelitian
6 Ujian Skripsi
25

3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian


3.5.1 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunaan untuk
pengumpulan data. (Notoatmodjo, 2010).
Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian
ini adalah kuesioner dalam lembar cheklist mengenai lamanya
menderita DM tipe 2. Untuk kejadian neuropati diabetic
menggunakan diagnose medis di dalam status pasien.
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek
dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan
dalam penelitian (Nursalam, 2013).
Langkah-langkah dalam pengumpulan data ini yaitu :
3.5.2.1 Peneliti mengajukan rekomendasi surat izin studi
pendahuluan dari Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

3.5.2.2 Mengajukan permohonan izin ke Kesbangpolinmas Provinsi


Kalimantan Tengah dan Kepala Puskesmas Palingkau untuk
mendapatkan izin melaksanakan studi pendahuluan di
Puskesmas Palingkau.

3.5.2.3 Melihat dan memperhatikan register pasien untuk mengetahui


adanya responden yang memeriksakan kondisi kesehatannya.

3.5.2.4 Peneliti memilih register sesuai kriteria yang ada setelah itu
meminta persetujuan kepada responden agar bersedia
menjadi responden dengan menggunakan lembar informed
consent.

3.5.2.5 Melihat status pasien untuk menentukan pasien yang


mengalami neuropati diabetik.
26

3.5.2.6 Setelah responden mengisi semua lembar ceklist peneliti


mengecek ulang apakah lembar ceklist benar-benar telah
terisi semua.

3.5.2.7 Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden

3.6 Teknik pengolahan dan analisa data


3.6.1 Teknik pengolahan
Data yang sudah terkumpul kemudian dilakukan proses pengolahan
data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
3.6.1.1 Editing, memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang telah
diisi oleh responden. Dengan memperhatikan kesesuaian
jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan,
kelengkapan pengisian daftar pertanyaan, keajegan
(consistency) jawaban responden.

3.6.1.2 Coding,
a. Lama menderita DM tipe 2
1. Durasi rendah ≤ 5 tahun kode 1
2. Durasi sedang 6-10 tahun kode 2
3. Durasi tinggi > 10 tahun kode 3
b. Usia
1. ≤59 kode 1
2. 60-74 kode 2
3. 75-90 kode 3
c. Jenis kelamin
1. Laki-laki kode 1
2. Perempuan kode 2
d. Kejadian neuropati diabetik
1. Mengalami neuropati diabetik kode 1
2. Tidak mengalami neuropati diabetik kode 2
27

3.6.1.3 Data Entry, data yang didapat dari hasil kuesioner


dimasukan dalam progam Microsoft excel dalam bentuk
kode-kode diatas.
3.6.1.4 Cleaning, setelah dilakukan entry data dilakukan
pengecekan kembali agar tidak terjadi kesalahan pada
proses pengolahan data.
3.6.2 Analisa Data
Data yang telah melalui proses pengolahan selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan komputer, meliputi :
3.6.2.1 Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang
dinyatakan dengan menggambarkan dan meringkas data dengan
cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Analisis ini
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Data univariat pada penelitian ini adalah lamanya menderita
diabetes mellitus tipe 2 dan kejadian neuropati diabetik.

3.6.2.2 Analisis Bivariat


Analisis bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel yang bersangkutan
(variabel independen dan variabel dependen). Analisis bivariat
ini digunakan untuk mengetahui hubungan lamanya menderita
diabetes mellitus tipe 2 dengan kejadian neuropati diabetik.
Teknik yang digunakan untuk analisis bivariat ini adalah uji Chi
Square (x2) pada α: 5% dengan derajat kepercayaan 95%,
sehingga jika nilai p < 0,05, berarti perhitungan statistik
bermakna (signifikan) atau menunjukkan hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Uji Chi Square
disebut juga uji beda proporsi. Uji beda proporsi dilakukan
28

untuk menguji hipotesis yang mana variabel yang dihubungkan


berjenis kategorik.
Syarat dalam uji chi square :
1. Tanpa cell yang mempunyai nilai frekuensi kenyataan atau
Actual Count (F0) dengan nilai 0 (Nol).
2. Jika bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tak boleh ada 1
cell saja dengan frekuensi harapan atau expected count
(“Fh”) di bawah 5.
3. Jika bentuk tabel di atas 2 x 2, contohnya 2 x 3, itu artinya
jumlah cell yang mempunyai frekuensi harapan di bawah 5
tak boleh melebihi 20 %.(Amran, 2012)

3.7 Etika Penelitian


Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tetap memperhatikan etika
penelitian dengan menghindari risiko-risiko yang mungkin terjadi yang
merugikan responden agar responden tidak menolak dan mau
berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini. Responden harus
terhindar dari rasa cemas, takut dan malu karena penyakit yang
dideritanya diketahui oleh orang lain. Peneliti berupaya meminimalkan
hal-hal tersebut diatas dalam melakukan penelitian dengan
memperhatikan aspek etika dan melindungi hak-hak responden sebagai
pasien serta berpegang teguh pada prinsip-prinsip etika penelitian.
Thompson (2000), dalam Hidayat (2010), prinsip-prinsip etika penelitian
yang harus diperhatikan adalah :
3.7.1 Fidelity (kesetiaan), yaitu kewajiban individu atau tenaga
kesehatan untuk patuh terhadap komitmen pekerjaan atau kesetiaan
profesional terhadap perjanjian dan tanggung jawab terhadap
profesi.
3.7.2 Beneficence (kemurahan hati), yaitu prinsip moral yang
mengutamakan tindakan yang bertujuan untuk kebaikan responden.
Dalam aspek beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk
29

kebaikan saja, melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya lebih


besar daripada sisi buruknya.
3.7.3 Autonomy, yaitu hak untuk mengekspresikan diri secara mandiri
dan bebas. Prinsip autonomy merupakan prinsip moral yang
menghormati hak-hak responden terutama hak untuk menentukan
sendiri (The Right to Self Determination). Subjek diberi
kesempatan untuk menerima atau menolak untuk dijadikan
responden penelitian (Informed Consent).
3.7.4 Justice, yaitu berlaku adil untuk semua, yang merupakan prinsip
moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap
maupun dalam mendistribusikan sumber daya.
3.7.5 Nonmaleficence, yaitu melakukan yang melindungi responden
dari keadaan yang membahayakan atau dapat juga diartikan
secara lebih luas. Nonmaleficence juga dapat diartikan sebagai
upaya untuk melindungi responden yang tidak bisa melakukan
proteksi terhadap dirinya sendiri seperti responden anak,
gangguan jiwa dan tidak sadar.
3.7.6 Veracity (kejujuran), yaitu mengatakan sesuatu dengan benar
tanpa dengan sengaja menipu atau menyesatkan responden.
Responden berhak tahu informasi tentang penyakitnya baik
diagnosa, tindakan maupun pengobatannya. Veracity juga dapat
diartikan bicara benar, jujur dan terbuka.

Anda mungkin juga menyukai