Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM PREPARASI SENYAWA ORGANIK

(FRAKSINASI AWAL (KKCV))

NAMA : NUR KHAIRAH SUCIANTI

NIM : 60500118055

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : HAJRAH H. A

DOSEN PENANGGUNG JAWAB : ARFIANI NUR, S.Si.,M.Sc

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Senyawa bahan alam sebagai substansi kimia golongan metabolit sekunder

yang dapat berupa senyawa tunggal maupun campuran beberapa senyawa dalam

bentuk ekstrak atau sediaan kering, yang berasal dari bagian tertentu atau keseluruhan

tubuh suatu agen hayati (tumbuhan, mikroorganisme, ataupun hewan) senyawa bahan

alam juga terdapat pada daun mangga (Mone, 2013: 3).

Daun mangga yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat alternatif.

Ekstrak daun mangga dilaporkan memiliki kandungan alkaloid, senyawa fenol,

saponin, kaumarin, tanin, flavonoid, triterponoid, steroid, dan glikosid yang berfungsi

sebagai senyawa antimikrobia yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

diantaranya Escherichia coli, Staphylococuus aureus, Klebsiella pneumonia, Listeria

monocytogeneses, Campylobacter jejuni, Candida spp, Zygosaccharomyces spp,

Fusarium spp, Aspergillus spp, Rhizopus spp dan Penicillium spp. Kandungan

terbesar dari ekstrak daun mangga adalah mangiferin. Pada daun mangga dapat

dilakukan proses pemisahan yaitu fraksinasi (Mone, 2013: 2).

Fraksinasi termasuk proses pemisahan suatu kuantitas tertentu dari campuran

(padat, cair, terlarut, suspensi, atau esotop) dibagi dalam beberapa jumlah kecil

(fraksi) komposisi perubahan menurut kelandaian. Pembagian atau pemisahan ini

didasarkan pada boot dari tiap fraksi, fraksi yang lebih berat akan berada paling dasar

sedang fraksi yang lebih ringan akan berada diatas fraksinasi bertingkat biasanya

menggunakan pelarut organik seperti eter, aseton, benzena, etanol, diklorometana,

atau campuran pelarut tersebut. Asam lemak, asam resin, lilin, tanin, dan zat warna
adalah bahan yang penting dan dapat diektraksi dengna pelarut organik. Salah satu

metode fraksinasi yang memisahkan ekstrak menjadi fraksi yaitu kromatografi cair

vakum (Adijuwana dan Nur, 1989: 56).

Kromatografi cair vakum termasuk suatu metode fraksinasi yang memisahkan

ekstrak menjadi fraksi-fraksi yang lebih sederhana. Dimana pada pemisahan tersebut

menggunakan kolom yang berisi fase diam dan untuk mengalirkan fase geraknya

dengan menggunakan bantuan vakum. Kromatografi cair vakum dilakukan untuk

memisahkan senyawa metabolit sekunder secara kasar dengan menggunakan silikia

gel sebagai absorben dan menggunakan eluen n-heksan:etil asetat dan menggunakan

pompa vakum untuk memudahkan dalam penarikan eluen (Harborne, 1987: 93).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu bagaimana cara memisahkan

komponen-komponen senyawa pada daun mangga (Mangifera indica L.) dengan

metode kromatografi kolom cair vakum (KKCV)?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara memisahkan

komponen-komponen senyawa pada daun mangga (Mangifera indica L.) dengan

metode kromatografi kolom cair vakum (KKCV).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Daun Mangga (Mangifera indica L)

Tanaman mangga (Mangifera indica L.) adalah tanaman yang sudah sangat

populer di dunia, berasal dari Asia Tenggara, dan merupakan salah satu tanaman buah

yang tertua yang telah dibudidayakan di daerah tropis. Selain mengandung nilai

nutrisi yang tinggi, ekstrak buah mangga menunjukkan adanya sifat fungsionalnya

seperti antispasmodik, antipiretik, anti inflamasi, antimikrobial, antijamur,

dislipidemia, aktivitas antioksidan dan antidiare, sehingga berdasarkan sifat ini

mangga dapat dikonsumsi sebagai nutraceutical food atau makanan fungsional

(Mone, 2013: 1-2).

Allah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini untuk kepentingan

manusia. Segala yang ada di muka bumi ini termasuk milyaran jenis tumbuhan

diciptakan oleh Allah untuk memberikan manfaat bagi manusia. Hal ini dijelaskan

dalam surat Asy-Syuara ayat 7 yang berbunyi :

           
Terjemahnya :
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami
tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?”.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di bumi

ini memiliki banyak manfaat dalam ayat tersebut Allah memperingatkan akan

keagungan dan kekuasaan-Nya, bahwa jika mereka melihat dengan hati dan mata

niscaya mereka mengetahui bahwa Allah adalah yang berhak disembah, karena maha

kuasa atas segalala sesuatu.


Gambar 2.1 Daun Mangga
Produk utama dari tanaman mangga adalah buahnya yang biasanya

dikonsumsi dalam bentuk segar maupun berbagai produk olahannya. Tetapi selain

buah, komponen lainnya yang juga berperan penting adalah daun mangga yang dapat

dimanfaatkan sebagai tanaman obat alternatif. Ekstrak daun mangga dilaporkan

memiliki kandungan alkaloid, senyawa fenol, saponin, kaumarin, tanin, flavonoid,

triterponoid, steroid, dan glikosid yang berfungsi sebagai senyawa antimikrobia yang

dapat menghambat pertumbuhan bakteri diantaranya Escherichia coli,

Staphylococuus aureus, Klebsiella pneumonia, Listeria monocytogeneses,

Campylobacter jejuni, Candida spp, Zygosaccharomyces spp, Fusarium spp,

Aspergillus spp, Rhizopus spp dan Penicillium spp. Kandungan terbesar dari ekstrak

daun mangga adalah mangiferin yang telah diteliti oleh beberapa peneliti yang
memiliki fungsi antara lain yaitu sebagai antioksidan, analgesik, antidiabetes, anti

inflammatory, antitumor, antimikrobia, dan peningkat stamina atau daya tahan tubuh

(Mone, 2013: 2).

B. Senyawa Matebolit Sekunder

Menurut mone, (2013: 2-11) daun mangga memiliki kandungan alkaloid,

senyawa fenol, saponin, kaumarin, tanin, flavonoid, triterponoid, steroid, dan glikosid

yang berfungsi sebagai senyawa antimikrobia yang dapat menghambat pertumbuhan


bakteri. Kandungan terbesar dari ekstrak daun mangga adalah mangiferin yang telah

diteliti oleh beberapa peneliti memiliki fungsi antara lain sebagai antioksidan,

analgesik, antidiabetes, anti inflammatory, antitumor, antimikrobia, dan peningkat

stamina atau daya tahan tubuh. Berikut ini kandungan dari daun mangga, yaitu :

1. Fenol (C₆H₅OH)

Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang

memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C₆H₅OH dan strukturnya

memiliki gugus hidroksil yang berikatan dengan cincin fenil.

2. Flavonoid

Flavonoid adalah kelompok senyawa bioaktif yang banyak ditemukan pada

bahan makanan yang berasal dari tumbuhan. Flavonoid serupa dengan

antioksidan, yang memiliki beragam manfaat untuk tubuh Anda, seperti dapat

memperbaiki sel yang rusak akibat radikal bebas.

3. Saponin

Saponin adalah jenis senyawa kimia yang berlimpah dalam berbagai spesies

tumbuhan. Senyawa ini merupakan glikosida amfipatik yang dapat

mengeluarkan busa jika dikocok dengan kencang di dalam larutan. Busanya

bersifat stabil dan tidak mudah hilang.

4. Mangiferin

Mangiferin adalah xanthonoid. Molekul ini adalah glukosida norathyriol.

5. Alkaloid

Alkaloid merupakan senyawa organik yang di dalamnya terdapat nitrogen.

Senyawa ini dapat memiliki efek fisiologis yang beragam pada manusia.
Beberapa jenis alkaloid yang populer adalah morfin, strychnine, quinine,

efedrin, dan nikotin.Alkaloid dapat ditemukan pada banyak jenis tumbuhan.

C. Fraksinasi

Menurut Adijuwana dan Nur, (1989: 57) proses fraksinasi terbagi atas 4 yaitu:

1. Proses Fraksinasi Kering (Winterization) Fraksinasi kering adalah suatu

proses fraksinasi yang didasarkan pada berat molekul dan komposisi dari

suatu material. Proses ini lebih murah dibandingkan dengan proses yang lain,

namun hasil kemurnian fraksinasinya rendah.

2. Proses Fraksinasi Basah (Wet Fractination) Fraksinasi basah adalah suatu

proses fraksinasi dengan menggunakan zat pembasah (Wetting Agent) atau

disebut juga proses Hydrophilization atau detergent proses. Hasil fraksi dari

proses ini sama dengan proses fraksinasi kering.

3. Proses Fraksinasi dengan menggunakan Solvent (pelarut)/ Solvent

Fractionation ini adalah suatu proses fraksinasi dengan menggunakan pelarut.

Dimana pelarut yang digunakan adalah aseton. Proses fraksinasi ini lebih

mahal dibandingkan dengan proses fraksinasi lainnya karena menggunakan

bahan pelarut.

4. Proses Fraksinasi dengan Pengembunan (Fractional Condentation) Proses

fraksinasi ini merupakan suatu proses fraksinasi yang didasarkan pada titik

didih dari suatu zat/ bahan sehingga dihasilkan suatu produk dengan

kemurnian yang tinggi. Fraksinasi pengembunan ini membutuhkan biaya yang

cukup tinggi namun proses produksi lebih cepat dan kemurniannya lebih

tinggi.
D. Kromatografi Kolom Cair Vakum (KKCV)

Istilah kromatografi mula-mula ditemukan oleh Michael Tswett (1908),

seorang ahli botani Rusia. Nama kromatografi diambil dari bahasa Yunani (chromato

= penulisan dan grafe = warna). Kromatografi berarti penulisan dengan warna.

Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan

distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam

(stationary) dan fasa bergerak (mobile). Fasa diam dapat berupa zat padat atau zat

cair, sedangkan fasa bergerak dapat berupa zat cair atau gas (Yazid, 2005: 112).

Kromatografi Suction Column atau vacuum liquid chromatography (VLC)

atau kromatografi cair vakum (KCV) adalah bentuk kromatografi kolom khususnya

berguna untuk fraksinasi kasar yang cepat terhadap suatu ekstrak. Kondisi vakum

adalah alternatif untuk mempercepat aliran fase gerak dari atas ke bawah. Metode ini

sering digunakan untuk fraksinasi awal dari suatu ekstrak non polar atau ekstrak

semipolar (Raymond, 2006: 213).

Kromatografi kolom cair dapat dilakukan pada tekanan atmosfer atau pada

tekanan lebih besar dari atmosfer dengan menggunakan bantuan tekanan luar

misalnya gas nitrogen. Untuk keberhasilan praktikan di dalam bekerja dengan

menggunakan kromatografi kolom vakum cair, oleh karena itu syarat utama adalah

mengetahui adanya gambaran pemisahan cuplikan pada kromatografi lapis tipis

(Harris, 1982: 124).

Kromatografi vakum cair dilakukan untuk memisahkan golongan senyawa

metabolit sekunder secara kasar dengan menggunakan silika gel sebagai absorben dan

berbagai perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat : metanol (elusi gradien) dan
menggunakan pompa vakum untuk dapat memudahkan terjadinya penarikan eluen

(Heftmann, 1983: 76).

Kolom dengan vakum. Untuk mempercepat proses dibantu dengan pompa

vakum yang menekan aliran solven sehingga interaksi/retensi dengan absorben

senyawa-senyawa lebih cepat. Agar efisiensi pemisahan lebih baik kolom tipe ini

sambung dengan pipa yang menghubungkan pre kolom tipe yang berisi serbuk

ekstrak. Sistem ini juga kadang disebut VLC (vacuum liquid chromatography)

(Saifudin, 2014: 9).

E. Pelarut Organik

Menurut Heftmann, (1983: 79) pelarut organik yang digunakan yaitu :

1. Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia

C₆H₁₄. Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada

heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan

tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut.

2. Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH₃CH₂OCCH₃. Senyawa

ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan

tak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc,

dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat.

3. Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,

adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH₃OH. Ia merupakan bentuk

alkohol paling sederhana.


BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Mei 2021 pada

pukul 09.00-12.00 WITA bertempat dirumah masing-masing dan dilakukan

secara virtual melalui Google Meet dan Whatsapp group (WAG).

B. Alat dan Bahan


1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca analitik,

Erlenmeyer vakum,chamber, kolom KKCV, pompa vakum, pipa kapiler,

oven, dan botol vial.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aseton (C 3H6O) ekstrak

daun mangga (Mangifra indica L.), etil asetat (C4H8O2), kertas saring, n-heksana

(C6H14), plat KLT, silika gel no.katalog 7730, silika gel no.katalog 7733, dan tissue.

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut.

1. Uji Pendahuluan KLT

Prosedur kerja uji KLT adalah disiapkan semua alat dan bahan yang akan

digunakan pada percobaan. Langkah awal yang dilakukan yaitu dipotong plat KLT

dengan ukuran 7x1 cm, kemudian plat diaktivasi dalam oven selama 10 menit. Di sisi

lain ekstrak kental sampel diencerkan dengan menggunakan pelarut dalam botol vial.

Selanjutnya ekstrak sampel ditotol diatas plat KLT dengan pipa kapiler. Plat yang

telah ditotolkan sampel dimasukkan dalam sebuah chamber. Setelah dielusi plat KLT
dikeringkan dan dilihat noda yang terbentuk dari proses elusi dengan menggunakan

sinar UV.

2. Pembuatan Eluen

Prosedur kerja pembuatan eluen dengan 12 perbandingan n-heksana dan etil

asetat adalah ekstrak kental ditimbang sebanyak 3 gram. Dilanjutkan dengan

melakukan penimbangan silika gel no. katalog 7733 pada neraca analitik.

Penimbangan dilakukan dengan perbandingan ekstrak dan silika 1:3. Ekstrak

dilarutkan terlebih dahulu dengan aseton kemudian diimpregnasi dengan silika gel no.

katalog 7733. Di sisi lain silika gel no. katalog 7730 dipacking dalam kolom KKCV

lalu ekstrak yang telah diimpregnasi, dimasukkan dalam kolom KKCV kemudian

ditutup dengan kertas saring sesuai ukuran kolom KKCV. Selajutnya kolom dialiri

dengan eluen yang ditingkatkan kepolarannya. Dibiarkan hingga proses fraksi selesai.

Adapun hasil fraksi ditampung dalam wadah yang sesuai dengan perbandingannya.

3. Uji KLT Hasil Fraksi

Prosedur kerja uji KLT hasil fraksi adalah ditotolkan setiap fraksi pada plat

menggunakan pipa kapiler. Selanjutnya, fraksi yang telah ditotolkan pada plat

dimasukkan dalam chamber. Setelah itu fraksi diamati dengan menggunakan sinar

UV. Disisi lain dicampur fraksi yang memiliki penampakan spot yang sama

kemudian digabung. Masing-masing fraksi gabungan diberi kode A,B,C, dan D pada

KLT. Kemudian dimasukkan kembali kedalam chamber, lalu hasil spot diberi sinar

UV. Terakhir diamati bercak noda yang dihasilkan dari plat.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel IV.1. Hasil Uji KKCV


No. Fraksi Perbandingan eluen Warna fraksi
1. I n-heksan 100% Hijau tua
n-heksan: etil asetat
2. II Hijau tua
(9:1)
n-heksan: etil asetat
3. III Hijau tua
(8:2)
n-heksan: etil asetat
4. IV Hijau tua
(7:3)
n-heksan: etil asetat
5. V Hijau tua
(6:4)
n-heksan: etil asetat
6. VI Hijau tua
(5:5)
n-heksan: etil asetat
7. VII Hijau tua
(4:6)
n-heksan: etil asetat
8. VIII Hijau muda
(3:7)
n-heksan: etil asetat
9. IX Hijau muda
(2:8)
n-heksan: etil asetat
10. X Hijau muda
(1:9)
11. XI Etil asetat 100% Hijau muda

Tabel IV.2. Hasil fraksi gabungan


No. Fraksi Warna
A
1. Hijau tua
(1-2)
B
2. Hijau tua
(3-7)
C
3. Hijau muda
(8-10)
D
4. Hijau muda
(11)
B. Pembahasan

Kromatografi kolom cair vakum yang khususnya berguna untuk fraksinasi

kasar yang cepat terhadap suatu ekstrak. dengan menggunakan silika gel sebagai

adsorben dan berbagai perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat (elusi gradien) dan

menggunakan pompa vakum untuk memudahkan penarikan eluen.

Prinsip dari kromatografi kolom cair vakum yaitu sama dengan prinsip

kromatografi lain pada umumnya sama dengan prinsip kromatografi lainnya yaitu

absorbsi dan partisi, hanya saja pada kromatografi cair vakun ini menggunakan

pompa vakum untuk mempercepat fraksinasi.

Keuntungan dari kromatografi kolom cair vakum adalah karena pada metode

kromatografi cair vakum itu metodenya murah, aliran fase gerak cepat, dimana hasil

isolasi banyak dan pada proses lebih cepat dibandingkan dengan kromatografi kolom

konvensional karena ada vakum. Dan kerugian dari metode kromatografi kolom cair

vakum adalah sampel yang digunakan banyak dibanding KLT serta proses pemisahan

senyawa terjadi tidak begitu baik karena prosesnya cepat.

Sebelum ekstrak difraksinasi dilakukan uji KLT untuk mengidentifikasi awal

metabolit sekunder dalam ekstrak serta unutuk mengetahui pula pelarut yang sesuai

untuk fraksinasi awal. Plat KLT denga ukuran 7x1 cm yang terlebih dahulu diaktivasi

dengan menggunakan oven untuk mengaktifkan plat yang akan digunakan. Ekstrak

kental diencerkan dengan sebelum ditotolkan yang bertujuan untuk mempermudah

penotolan pada plat KLT. Penotolan menggunakan pipa kapiler karena ukuran pipa

kapiler yang kecil sehingga tidak terjadi perembesan pada plat dikarenakan

volumenya kecil dan juga memiliki permukaan yang tipis dan pas pada plat KLT.

Eluen yang digunakan yaitu n-heksana:etil asetat dengan perbandingan yang


merupakan pelarut non polar dan polar yang bertujuan untuk membandingkan dan

mengetahui kecenderungan komponen dalam sampel. Plat KLT yang telah dielusi

dikeringkan bertujuan agar pada proses penyinaran menggunakan lampu UV pada

panjang gelombang 254 nm maka warna noda dapat terlihat dengan baik. Sinar UV

berfungsi sebagai sinar yang akan menentukan ada atau tidaknya noda yang terbentuk

setelah elusi.

Tahap kedua pembuatan eluen dari tingkat kepolaran terendah hingga yang

paling tinggi tingkat kepolarannya yaitu 100% n-heksana, n-heksan: etil asetat dengan

perbandingan 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9 dan 100% etil asetat serta 100%

metanol. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui pada tingkat kepolaran berapa

senyawa atau komponen kimia sampel dapatmembentuk fraksi yang baik atau terelusi

dengan baik. Eluen dengan perbandingan tertentu masing-masing ditampung ke

dalam botol reagen.

Tahap terakhir yaitu fraksinasi dengan KKCV dimana ekstrak ditimbang

sebanyak ± 3 gram dalam cawan porselin kemudian ekstrak diimpregnasi dengan

silika gel no.katalog 7733. penggunaan silika ini dikarenakan silika ini memiliki luas

permukaan yang lebih besar sehingga baik dalam penyerapan (adsorben). Silika

berfungsi sebagai fase diam yang bersifat polar yang berfungsi mengadsorpsi dan

memisahkan komponen suatu senyawa dalam ekstrak. Senyawa yang bersifat polar

akan tertahan lebih lama dalam kolom sehingga proses pemisahannya akan lama

dibandingkan dengan senyawa yang bersifat nonpolar yang akan lebih mudah

terpisah. Ekstrak yang telah diimpregnasi diratakan di atas fasa diam atau adsorben

dalam kolom KKCV. Lalu Permukaan ekstrak ditutup dengan kertas saring yang

telah disesuaikan dengan diameter kolom KKCV. Silika kemudian dialiri juga dengan
n-heksana yang berfungsi untuk memadatkan silika sehingga tidak ada gelembung

udara dalam kolom grafitasi dan proses pemisahan akan berjalan lancar Terakhir

Hasil fraksi masing-masing ditampung ke dalam wadah fraksi sesuai dengan

perbandingan eluen yang telah dibuat.

Jumlah fraksi yang dihasilkan dari hasil pemisahan kromatografi kolom cair

vakum (KKCV) ada 12 fraksi dengan warna berturut-turut yaitu tidak berwarna,

kuning muda, hijau muda dan tidak berwarna. Hasil dari fraksinasi, diperoleh 5 fraksi

diantaranya fraksi A, B, C, D dan E.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan ini yaitu pemisahan senyawa dapat dilakukan

dengan teknik kromatografi kolom cair vakum untuk memurnikan suatu fraksi yang

dihasilkan dan selanjutnya dilakukan teknik kromatografi lapis tipis (KLT) lagi untuk
menentukan fraksi yang mengandung senyawa murni. Hasil yang didapatkan dari

metode KLT yaitu plat yang berwarna hijau tua yang menandakan kandungan

senyawa metabolit sekunder pada daun mangga (Mangifra indica L.).

B. Saran

Saran pada percobaan selanjutnya sebaiknya menggunakan pelarut yang lain

misalnya pelarut alkohol dan keton, agar dapat dibandingkan dengan penggunaan

pelarut n-heksana dan etil asetat.


Daftar Pustaka

Adijuwana, Nur, M.A., 1989. Teknik Spetroskopi dalam Analisi Biologi. Bogor.
Pusat Antar Universitas IPB.
Al-Qur’an Al Karim. Kementrian Agama Al-Qur’an Hafalan Mudah Al-Hufaz.
Bandung: Cordoba, 2020.
Harris.1982.“An Introduction to Chemical Analysis” Savders College Publishing
Philadelpia, Holt-Savders ; Japan.
Heftmann, E. 1983.“Steroids dalam Kromatograf” Fundamentals and Aplication;
Amsterdam.
Harborne, J.B, 1987. “Metode Fitokimia” ITB ; Bandung.
Kementrian Agama. Al-Qur’an Hafalan Al Hufaz. Bandung: Cordoba, 2020.
Mone, Angelina Thiodora. “Aktivitas Anti Mikroba Dun Mangga (Mangifera indica
L.) Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.”. skripsi. Surabaya:
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, 2013.
Raymond G. Reid and Satyajit D. Sarker. 2006. “Isolation of Natural Products by
Low-Pressure Column Chromatography” Humana Press Inc. Totowa ;New
Jersey.s.
Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan. Yogyakarta : Kanisius.
Saifudin, Aziz. 2014. “Senyawa Alam Metabolit Sekunder” Deepublish; Jakarta.
Yazid, Estien. 2005.“Kimia Fisika untuk Paramedis” And; Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai