PENDAHULUAN
3
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta, Sinar Grafika Offset, 2010) hlm 243
4
Tekno tempo, “Penipuan Online di Indonesia Tertinggi”, diakses dari tekno.tempo.co
pada tanggal 24 Oktober 2018 pukul 00.21 WIB
5
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatu Muqtasid, Terj Abu Usamah Fakhtur,
Mukhlis Mukti (Jakarta, Pustaka Azzam, 2007) hlm 294
B. Rumusan Masalah
1. Latar Belakang Jual Beli Online
2. Landasan Normatif dan Hukum Jual Beli Online
3. Modus- Modus Penipuan Jual-Beli Online
4. Penipuan Jual Beli Online Perspektif Islam
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya jual beli online
2. Untuk mengetahui Landasan normatif dan hukum jual beli online
3. Untuk mengetahui macam-macam modus jual beli online
4. Untuk mengetahui bagaimana penipuan jual beli perspektif Islam
BAB 2
PEMBAHASAN
6
Moh. Thalib, Tuntunan Berjual Beli menurut Hadis Nabi, (Surabaya: PT Bina Ilmu,
1977), hlm. 7.
7
Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),
hlm. 66.
7. Menurut Ibnu Qadamah, jual beli adalah pertukaran harta dengan harta
umtuk menjadikan miliknya.
8. Nawawi, jual beli adalah pemilikan harta benda secara tukar menukar
yang sesuai dengan ketentuan syariah.
9. Menurut Al-Hasani, mengemukakan bahwa jual beli adalah pertkaran
harta dengan harta melalui sistem yang menggunakan cara tertentu. 8
8
Ismail Nawawi,Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), hlm. 75.
9
Sofyan AP. Kau, Tinjauan Hukum Islam Tentang Jual Beli Via Telepon dan Internet, (Al-
Mizan, 2007), hal. 11.
Sejarah jual beli online:
a. Belanja online pertama kali dilakukan di Inggris pada tahun 1979 oleh
Michael Aldrich dari Redifon Computers. Ia menyambungkan televisi
berwarna dengan komputer yang mampu memproses transaksi secara
realtime melalui sarana kabel telepon.
b. Sejak tahun 1980, ia menjual sistem belanja daring yang ia temukan di
berbagai penjuru Inggris.
c. Pada tahun 1980, belanja online secara luas digunakan di Inggris dan
beberapa negara di daratan Eropa seperti Perancis yang menggunakan
fitur belanja online untuk memasarkan Peugeot, Nissan, dan General
Motors.
d. Pada tahun 1992, Charles Stack membuat toko buku daring pertamanya
yang bernama Book Stacks Unlimited yang berkembang menjadi
Books.com yang kemudian diikuti oleh Jeff Bezos dalam membuat
situs web Amazon.com dua tahun kemudian.
e. Pada tahun 1994, Netscape memperkenalkan SSL encryption of data
transferred online karena dianggap hal yang paling penting dari belanja
daring adalah media untuk transaksi daringnya yang aman dan bebas
dari pembobolan.
f. Pada tahun 1996, eBay situs belanja daring lahir dan kemudian
berkembang menjadi salah satu situs transaksi daring terbesar hingga
saat ini.
Toko online di Indonesia baru mulai populer di tahun 2006. Pada
akhir tahun 2008 jumlah toko online di Indonesia meningkat puluhan
hingga ratusan persen dari tahun sebelumnya. Faktor pendukungnya
adalah makin banyaknya pengguna internet di Indonesia, yang tadinya
hanya sekitar 2.000.000 orang pada tahun 2000 menjadi 25.000.000
pengguna pada tahun 2008 (internetworldstats.com, data hingga Juni
2008). Faktor kedua yang menyebabkan hal tersebut, karena semakin
mudah dan murahnya koneksi internet di Indonesia, ketiga semakin
banyak pendidikan dan pelatihan pembuatan toko online dengan harga
sangat terjangkau. Bentuk kegiatan jual beli ini tentu memiliki banyak
nilai positif, diantaranya kemudahan dalam melakukan transaksi karena
penjual dan pembeli tidak perlu repot bertemu untuk melakukan
transaksi. Dalam online shop, biasanya menawarkan barang, harga, dan
juga gambar. Dari situlah pembeli memilih dan kemudian memesan
barang yang biasanya akan dikirim setelah pembeli mentransfer
uangnya.
Dalam Islam berbisnis mealui online diperbolehkan selagi tidak
terdapat unsur-unsur riba, kezaliman, menopoli dan penipuan. Adapun
beberapa syarat yang mendasar diperbolehkannya jual beli lewat online,
yakni:
1) Tidak melanggar ketentuan syari’at Agama, seperti transaksi
bisnis yang diharamkan, terjadinya kecurangan, penipuan dan
menopoli.
2) Adanya kesepakatan perjanjian diantara dua belah pihak (penjual
dan pembeli) jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan antara
sepakat (Alimdha’) atau pembatalan (Fasakh). Sebagaimana
yang telah diatur didalam Fikih tentang bentuk-bentuk option
atau alternative dalam akad jual beli (Alkhiarat) seperti Khiar
Almajlis (hak pembatalan di tempat jika terjadi ketidak
sesuaian), Khiar Al’aib (hak pembatalan jika terdapat cacat),
Khiar As-syarath (hak pembatalan jika tidak memenuhi syarat),
Khiar At-Taghrir/Attadlis (hak pembatalan jika terjadi
kecurangan), Khiar Alghubun (hak pembatalan jika terjadi
penipuan), Khiar Tafriq As-Shafqah (hak pembatalan karena
salah satu diantara duabelah pihak terputus sebelum atau sesudah
transaksi), Khiar Ar-Rukyah (hak pembatalan adanya
kekurangan setelah dilihat) dan Khiar Fawat Alwashaf (hak
pembatalan jika tidak sesuai sifatnya).
3) Adanya kontrol, sangsi dan aturan hukum yang tegas dan jelas
dari pemerintah (lembaga yang berkompeten) untuk menjamin
bolehnya berbisnis yang dilakukan transaksinya melalui online
bagi masyarakat. Jika bisnis lewat online tidak sesuai dengan
syarat-syarat dan ketentuan yang telah dijelaskan di atas, maka
hukumnya adalah “Haram” tidak diperbolehkan. Kemaslahatan
dan perlindungan terhadap umat dalam berbisnis dan usaha harus
dalam perlindungan negara atau lembaga yang berkompeten.
Agar tidak terjadi hal-hal yang membawa kemudratan, penipuan
dan kehancuran bagi masyarakat dan negaranya.
b. An-Nisa’ Ayat 29
ِ يا أ َُّيها الَّ ِذين آمنُوا اَل تَأْ ُكلُوا أَموالَ ُكم بينَ ُكم بِالْب
ًاط ِل إِاَّل أَ ْن تَ ُكو َن تِ َج َارةَ ْ َْ ْ َ ْ َ َ َ َ
ِ ِ ِ ٍ عن َتر
ً س ُك ْم ۚ إِ َّن اللَّهَ َكا َن ب ُك ْم َرح
يما َ اض م ْن ُك ْم ۚ َواَل َت ْق ُتلُوا أَْن ُف َ َْ
ُاك تُ بُ وه
ْ َف
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya.
2. Hadist Rasulullah SAW
ْحاكِ ُم
َ ص َّح َحهُ ال
َ الَْب َّز ُار َو
Dari Rifa’ah bin Rafi’, Nabi pernah ditanya mengenai pekerjaan apa
yang paling baik. Jawaban Nabi, “Kerja dengan tangan dan semua jual
beli yang mabrur” [HR Bazzar no 3731 dan dinilai shahih oleh al Hakim.
Baca Bulughul Maram no 784].10
3. Kaidah Ushulul-Fiqh
5. Hukum Undang-Undang
a. Pasal 1320 KUH Perdata (syarat-syarat terjadinya suatu persetujuan
yang sah)
10
Ibnu Hajar Astqolani, Bulughul Maram (Jakarta; Daar el Kutub) hlm 176
Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat;
1) kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
2) kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3) suatu pokok persoalan tertentu;
4) suatu sebab yang tidak terlarang.
b. Pasal 378 KUH Pidana (pelaku penipuan)
“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau
martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan,
menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi hutang rnaupun menghapuskan
piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama
empat tahun”.
c. Pasal 1 ayat 2 UU ITE
“Perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer,
jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya”
d. Pasal 9 UU ITE
“Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui sistem elektronik
harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan
dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan”
12
IGN Mantra, “Potensi Ancaman Keamanan Email Perusahaan”, Info Komputer, (9 September
2015), 71.
investor yang tidak berhati-hati akan langsung melakukan investasi secara
besar - besaran.
7. Money handling
Modus jenis ini melibatkan pihak ketiga untuk menerima dana
yang dicuri melalui email scam lain ke sebuah account sebelum kemudian
memindahkan uang dari luar negeri, setelah dikurangi komisi.
9. Program Pay To
Demikian pula dalam hal berbisnis yang disini berfokus pada jual beli
online (E-commerce) yang merupakan salah satu bentuk dari muamalah. Pada
prinsipnya kegiatan berbisnis merupakan suatu bentuk usaha yang
diperbolehkan menurut ajaran Islam. Prinsip ini ditegaskan dan didukung
dalam Al-Qur’an dan As-sunnah serta keputusan ulama mengenai hal ini
sebagai sesuatu yang telah dipraktikkan pada masa nabi SAW sampai
sekarang.
Hal yang sering menjadi problematika dalam dunia bisnis salah satunya
adalah kesamaran. Kesamaran dalam dunia bisnis sangatlah dilarang, karena
sering melibatkan ketidakpastian (uncertainely) dan kekaburan. Kurangnya
informasi tentang segala sesuatu yang terdapat dalam transaksi jual beli akan
mendatangan sifat keraguan dan ketidakpastian, dan hal ini akan
menghapuskan keadilan dalam transaksi tersebut.
Dan juga, berbisnis yang mengandung unsur gharar dilarang karena hal
tersebut melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan yang dijunjung tinggi dalam
etika Islam.
Dalam hal ini akan muncul selanjutnya adalah tadlis (unknown to one
party) dimana terdapat ketidaktahuan diantara pihak-pihak yang bertransaksi
sehingga dapat menimbulkan kecurangan atau penipuan yang disebabkan
hanya salah satu pihak yang mengetahui adanya informasi (asimmetric
information) atau spesifikasi dari objek yang akan diperjual belikan. Hal ini
dapat diartikan sebagai pelanggaran terhadap prinsip kerelaan atau suka sama
suka. Hal tersebut dapat terjadi dalam 4 kategori, yaitu: kualitas, kuantitas,
harga, dan waktu penyerahan.
Islam memandang kasus penipuan dalam jual beli online adalah hal yang
sangat fatal karena telah melanggar asas-asas dalam Islam yang sudah tertera
sangat jelas dalam pedoman kitab suci umat Islam yakni Al-qur’an (Q.S An-
Nisa {4}:29). Kasus penipuan pada jual beli online telah melanggar asas
amanah khususnya dari pihak penjual oline, untuk menghindari pelanggaran
asas amanah tersebut penjual online harus memberikan informasi sejujurnya
kepada pihak pembeli yang tidak banyak mengetahuinya. Hal ini bertujuan
untuk menghindari adanya kasus penipuan (gharar) atau kemungkinan risiko
yang terjadi lainnya.
Dalam hukum Islam, tindak pidana penipuan jual beli online termasuk ke
dalam jarimah ta’zir. Jarimah ta’zir adalah perbuatan tindak pidana yang
bentuk dan ancaman hukumnya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran
bagi pelakunya (ta’zir artinya: ajaran atau pelajaran) (Munajat Makhrus, 2009:
35). Menurut Syarbini al-Khatib, bahwa ayat al-Qur’an yang dijadikan
landasan adanya jarimah ta’zir adalah Qur’an Surat al-Fath ayat 8-9 yang
artinya:
ِ لُِت ْؤ ِمنُوا بِاللَّ ِه ورسولِ ِه و ُتع ِّزروهُ و ُتو ِّقروهُ وتُسبِّحوهُ ب ْكرةً وأ
َصياًل َ َ ُ ُ َ َ ُ َ َ ُ َ َ ُ ََ
1. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bahz ibn Hakim yang artinya: “Dari
Bahz ibn Hakim dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi SAW menahan
seseorang karena disangka melakukan kejahatan;
2. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abi Burdah yang artinya: “Dari Abu
Burdah Al-Anshari RA. Bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
Tidak boleh dijilid diatas sepuluh cambuk kecuali didalam hukuman yang
telah ditentukan oleh Allah ta’ala (Muttafaqun Alaih)”;
3. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Aisyah yang artinya “Dari Aisyah Ra.
Bahwa nabi bersabda: Ringankanlah hukuman bagi orang-orang yang
tidak pernah melakukan kejahatan atas perbuatan mereka, kecuali dalam
jarimah-jarimah hudud”.
1. Dilihat dari segi hak yang dilanggar, jarimah ta’zir dapat dibagi menjadi
dua bagian:
2. Dilihat dari segi sifatnya, Jarimah ta’zir dibagi dalam tiga bagian:
3. Dilihat dari segi dasar hukum (penetapannya) ta’zir juga dbagi kedalam
tiga bagian:
a. Jarimah ta’zir yang berasal dari jarimah-jarimah hudud atau qishash
tetapi syarat-syaratnya tidak terpenuhi atau ada syubhat, seperti
pencurian yang tidak mencapai nishab atau oleh keluarga sendiri;
b. Jarimah yang jenisnya disebutkan dalam nash syara’ tetapi hukumna
belum ditetapkan, seperti riba, suap, tipu dan mengurangi takaran atau
timbangan;
c. Jarimah baik yang hukum dan jenisnya belum ditetapkan oleh syara’,
seperti pelanggaran disiplin pegawai pemerintah (H.A. Djazuli, 1996:
158-159).
Dari penjelasan yang dikemukakan diatas, ta’zir adalah suatu istilah untuk
hukum atas jarimah-jarimah yang hukumnya belum ditetapkan oleh syara’.
Dikalangan fuqaha, jarimah-jarimah yang hukumnya belum ditetapkan
oleh syara’ dinamakan jarimah ta’zir. Jadi, istilah ta’zir bisa digunakan untuk
hukuman dan bisa juga untuk jarimah (tindak pidana). Hukumannya,
diserahkan sepenuhnya kepada penguasa atau hakim. Pelaksanaan jarimah
ta’zir juga harus dipertimbangkan hal ini berarti dalam menentukan sanksi
ta’zir itu harus mempertimbangkan pelakunya karena kondisi pelakunya itu
tidak selalu sama baik motif tindakannya maupun kondisi psikisnya disamping
itu untuk menjerakan pelakunya.
.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Latar Belakang munculnya jual beli online adalah karena Seiring dengan
kemajuan jaman, perkembangan kebudayaan dan teknologi, jual beli
yang semula menggunakan sistem barter yaitu pertukaran barang satu
dengan barang yang lainnya, lalu berubah dengan alat transaksi jual beli
dengan uang, maka transaksi jual beli mulai dilaksanakan dengan adanya
uang dengan barang. Beberapa dekade setelah itu manusia menemukan
teknologi kartu kredit sebagai pengganti uang real dan kemudian pada
masa kini kebiasaan jual beli dengan melalui online. Dengan kemajuan
komunikasi dan informasi, telah membawa dampak pada kemajuan
dalam dunia bisnis. Jual beli jarak jauh sudah merupakan kebiasaan yang
berlaku di dunia bisnis pada saai ini. Dalam hal ini penjual dan pembeli
tidak memperhatikan lagi masala hijab qabul secara lisan, tetapi cukup
dengan perantara seperti kertas berharga, cek, wesel, dan sebagainya.
2. Landasan normatif jual beli online berdasarkan dari ayat 275 Surat Al-
Baqoroh, ayat 29 Surat An-Nisa’ dan ayat 282 Surat Al-Baqoroh. Ada
pula yang berdasarkan dari hadist Nabi SAW serta qaidah fiqh muamalah
dan Fatwa DSN MUI. Untuk landasan hukum jual beli online terdapat
pada Pasal 1320 KUH Perdata, Pasal 378 KUH Pidana dan Pasal 1 ayat 2
UU ITE
3. Macam-macam modus penipuan jual beli online antara lain adalah
Penipuan Berkedok Investasi, Penipuan Lewat Undian Berhadiah,
Penipuan Menggunakan Modus Phising (Password Harvesting Fishing),
Penjualan Produk Dengan Harga Miring (E-buy Scam), Nigerian Scam,
HYIP atau High Yield Investment Program, Money handling, Modus
Menggunakan Cara Verification Code Scam dan Program Pay To
4. Dalam Islam penipuan jual beli online ditindak pidana dengan istilah
ta’zir. Adapun pembagian jarimah ta’zir dari beberapa segi yaitu:
a. Dilihat dari segi hak yang dilanggar: Jarimah ta’zir yang
menyinggung hal Allah dan Jarimah ta’zir yang menyinggung
hak individu
b. Dilihat dari segi sifatnya: Ta’zir karena melakukan perbuatan
maksiat, ta’zir karena melakukan perbuatan yang membahayakan
kepentingan umum dan ta’zir karena melakukan pelanggaran
c. Dilihat dari segi dasar hukum (penetapannya): Jarimah ta’zir yang
berasal dari jarimah-jarimah hudud atau qishash, jarimah yang
jenisnya disebutkan dalam nash syara’ tetapi hukuman belum
ditetapkan dan jarimah baik yang hukum dan jenisnya belum
ditetapkan oleh syara’
Al-Astqolani, I. H. (2002). Bulughul Marom minnal adillati wal ahkam. Jakarta: Darul
Kutub Al-Islamiyah.
Antonio, M. S. (2007). Muhammad SAW, The Super Leader, Super Manager. Jakarta:
Tazkia Multimedia & ProL.M Centre.
AP, S. (2007). Tinjauan Hukum Islam Tentang Jual Beli via Telefon dan Internet .
Jakarta: Al-Mizan.
Desak Made Prilia Darmayanti, K. S. (2016). Kajian Terhadap Tindak Pidana Penipuan
Melalui Jual Beli Online. Jurnal Fakultas Hukum, Universitas Udayana, 15-20.
Moh.Thalib. (1977). Tuntunan Berjual Beli Menurut Hadist Nabi. Surabaya: PT. BIna
Ilmu.
Muslich, A. W. (2010). Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah.
Nawawi, I. (2012). Fiqh Muamalah Klasik dan Kontemporer. Bogor: Ghalia Indonesia .
Rusyd, I. (2007). Terjemahan Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid . Jakarta:
A&M Design.
Saharani, S. (2011). Fiqh Muamalah. Bogor: Ghalia Indonesia.
Stabilitas. (2018, Oktober 23). "Awas skema phonzi berkedok bisnis diinternet".
Retrieved from Majalah manajemen resiko: www.stabilitas.co.id
Tempo, T. (2018, Oktober 24). Penipuan online di Indonesia tertinggi. Retrieved from
tekno.tempo.co: www.tekno.tempo.co