Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKANTINGGI

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Sumantri Brojonegoro Gedong Meneng No.1 Bandar Lampung 35145

SINOPSIS PENELITIAN

JUDUL : Efektivitas Penambahan Kalium Pada Media Bersalinitas Rendah Terhadap


performa pertumbuhan dan sintasan Pasca Larvae Udang Vannamei
(Litopenaeus Vannamei)

NAMA/NPM : Putri Indah Suari / 1714111042

A. PERNYATAAN MASALAH

Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) telah berkembang pesat di di Indonesia sejak
diperkenalkan untuk pertama kalinya di tahun 2000 sehingga menempatkan Indonesia sebagai
produsen udang utama di dunia. Pertumbuhan cepat, tingat kelulushidupan tinggi, kepadatan
penebaran tinggi, serta konversi pakan yang rendah membuat udang jenis ini menjadi primadona
baru budidaya udang di Indonesia.
Budidaya udang vanamei di Indonesia umumnya hanya dilakukan di tambak, sementara untuk
daerah yang jauh dari sumber air laut belum banyak dilakukan, terutama pada kondisi wilayah
yang hampir sebagian besar terdiri atas daerah rawa dengan nilai pH relatif asam dan bersalinitas
rendah. Selain itu, peningkatan salinitas yang cukup tinggi dikisaran 40-47 mg/L juga menjadi
kendala dalam budidaya udang vaname di tambak pada musim kemarau. Perubahan salinitas
dalam perairan menyebabkan laju osmoregulasi meningkat sehingga laju beban osmotik,
konsumsi oksigen dan tingkat stres meningkat. Selain itu, dalam media air bersalinitas rendah ,
diduga udang mengalami defisiensi mineral- mineral penting untuk sintasannya. Salah satu mineral
yang perlu untuk ditambahkan adalah kalium.
McGraw & Scarpa (2003) menyatakan bahwa aktivitas enzim pada krustase sangat tergantung
pada konsentrasi kalium yang berperan dalam mempertahankan kondisi konstan hemolymp ketika
terjadi fluktuasi salinitas. Kalium merupakan mineral mikro yang penting bagi udang. Di dalam
tubuh, kalium biasanya bekerja sama dengan sodium (Na) dalam mengatur keseimbangan muatan
elektrolit cairan tubuh. Kalium juga penting dalam penghantaran impuls saraf, serta pembebasan
tenaga yang berasal dari protein, lemak, dan karbohidrat pada proses metabolisme.

B. MENGAPA MASALAH TERJADI

Permasalahan yang muncul di lapangan adalah pertumbuhan udang vaname masih fluktuatif dan
belum optimal. Salah satu yang diduga sebagai penyebabnya adalah belum adanya manajemen
budidaya yang berbasis tingkat kerja osmosis udang. Padahal udang vaname akan tumbuh optimal
pada kondisi isoosmosis dengan media kultur.
Udang Vannamei yang dipelihara pada media dengan salinitas rendah (di luar kisaran isoosmotik
ideal) akan melakukan kerja osmotik yang berat. Pada kondisi demikian maka proses-proses
fisiologi dalam tubuh tidak maksimal termasuk di dalamnya proses metabolisme. Laju
metabolisme menurun maka pasokan pakan ke dalam tubuh berkurang sehingga pasokan energi ke
dalam tubuh juga berkurang. Energi dibutuhkan untuk keperluan osmoregulasi. Makin tinggi
tingkat kerja osmotik maka energi yang dibutuhkan untuk osmoregulasi makin besar.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKANTINGGI
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Jl. Sumantri Brojonegoro Gedong Meneng No.1 Bandar Lampung 35145

C. FAKTOR PENYEBAB MASALAH

Pengaruh tekanan osmotik media terhadap pertumbuhan dapat terjadi melalui pengeluaran energi
dan tingkat energi yang dikonsumsi (konsumsi pakan). Jika energi yang digunakan untuk proses
osmoregulasi tinggi maka porsi energi untuk pertumbuhan makin berkurang. Penggunaan energi
untuk keperluan osmoregulasi berkaitan erat dengan tingkat kerja osmotik (TKO) yang dilakukan
dalam upaya melakukan respon terhadap perubahan tekanan osmotik medianya. Tingkat kerja
osmotik yang semakin rendah menyebabkan semakin sedikitnya energi yang digunakan untuk
osmoregulasi sehingga porsi energi untuk pertumbuhan makin besar.

D. BAGAIMANA CARA MENGATASI

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang disebutkan tersebut adalah
dibutuhkan pengaturan tekanan osmotik untuk keseimbangan antara tubuh udang dan
lingkungannya. Pengaturan tekanan osmotik ditentukan oleh salinitas dan mineral di lingkungan.
Mineral pada lingkungan budidaya mempunyai peranan dalam osmoregulasi. Sediaan Mineral
dalam media air yang optimal akan memperlancar proses fisiologis, pemanfaatan pakan optimal
sehingga kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang meningkat.

Salah satu mineral yang dapat ditambahkan ke Media bersalinitas rendah dengan kandungan
kalsium optimum adalah Kalium. Hal ini berdasarkan bahwa kalium selain berperan dalam
osmoregulasi juga merupakan unsur pokok yang ditemukan sedikit dalam perairan payau dan
tawar. Pada Krustase, aktivitas enzim tergantung Konsentrasi K+ dimana konsentrasi tersebut
berperan mempertahankan keadaan konstan dalam hemolymp ketika terjadi fluktuasi salinitas
lingkungan perairan, sehingga dengan pemberian Kalium dalam media diharapkan dapat
menunjang kebutuhan mineral dalam perairan.

E. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Penambahan Kalium Pada Media
Bersalinitas Rendah Terhadap performa pertumbuhan dan sintasan Pasca Larvae Udang Vannamei
(Litopenaeus Vannamei)

F. METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2021 bertempat di Laboratorium
Budidaya Perairan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang
terdiri atas 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah aplikasi kalium pada Media
bersalinitas 5, 10, 15, 20 ppt Masing – masing media di aplikasikan KCl ( Kalium Klorida )
dengan Konsentrasi pada perlakuan sebagai berikut :

Perlakuan K : Aplikasi KCl dengan Konsentrasi 0 mg/L


Perlakuan A : Aplikasi KCl dengan Konsentrasi 25 mg/L
Perlakuan B : Aplikasi KCl dengan Konsentrasi 50 mg/L
Perlakuan C : Aplikasi KCl dengan Konsentrasi 75 mg/L

Anda mungkin juga menyukai