Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum ke-5 Hari/Tanggal : Rabu / 6 Juni 2018

m.k. Teknik Produksi Pakan Alami Kelompok : 3/P1


Dosen : Andri Hendriana, S.Pi, M.Si
Asisten : 1. Alstonya Gita
2. Dian Surya Prathiwi

KULTUR MIKROALGA SKALA LABORATORIUM


( CHLORELLA DAN SPIRULINA )

Disusun oleh :
Putri Indah Suari
J3H116054

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN


PERIKANAN BUDIDAYA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Chlorella sp. merupakan alga bersel tunggal dari golongan alga hijau
(Chloropyta) yang telah dimanfaatkan secara komersial karena gizinya yang
tinggi(Srihati dan Carolina, 1995). Chlorella sp. memiliki peranan dalam
memenuhi kebutuhan manusia diantaranya sebagai makanan tambahan atau
suplemen karena kandungan nutrisinya lengkap (Royan, dkk. 2010).
Menurut Eyster (1978) menyatakan bahwa konsentrasi nutrien yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan Chlorella sp. Baik makronutrien dan mikronutrien
ditetapkan menjadi tiga yaitu konsentrasi minimum, maksimum, dan optimum.
Eyster (1978) mengemukakan bahwa nutrien yang dibutuhkan oleh Chlorella sp.
Berupa makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien terdiri dari, N, P, K, Si dan
Ca sedangkan mikronutrienterdiri dari Fe, Mo, Cu, Mn, Zn dan Co. Unsur yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan Chlorella sp. antara lain N (0,14-0,7 g/l) dan P
(0,015-0,62 g/l). Kebutuhan unsur makronutrien dan mikro nutrien dalam
kultur Chlorella sp. Harus tercukupi untuk pertumbuhan yang optimal terutama
unsur N dan P yang berfungsi untuk pembentukan klorofil dankeperluan
fotosintesis (Sumarlinah, 2000)
Spirulina sp merupakan makhluk hidup autotrof berwarna kehijauan,
kebiruan, dengan sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai spiral
(helix) sehingga disebut juga alga biru hijau berfilamen (cyano bacterium).
Bentuk tubuh spirulina sp yang menyerupai benang merupakan rangkaian sel yang
berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12
mikrometer.Filamen spirulina hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas.
Spirulina sp merupakan salah satu pakan alami larva udang dan ikan yang
mempunyai nilai gizi tinggi.
Kandungan protein pada spirulina sp. berkisar antara 63-68 %, kabohidrat 18-
20 %, dan lemak 2-3 %, dengan kandungan protein yang tinggi ini maka spirulina
sp mempunyai sumber protein yang potensial bagi makhluk hidup baik manusia
atau pun hewan ternak. Pemberian spirulina sp sebagai pakan alami larva udang
dan ikan dapat menekan besarnya kematian larva tersebut.
Hal ini menjadikan spirulina merupakan salah satuaspek terpenting dalam
pembenihan larva udang dan ikan. Spirulina sp adalah mikro algae yang tumbuh
di alam dapat menjadi faktor pembatas bagi kehidupan ikan dan udang karena
jumlahnya yang tidak konstan, padahal untuk memperoleh hasil yang optimal
dibutuhkan pakan alami secara kontinu dan jumlah yang memadai.
Untuk mengatasi hal tersebut maka salah satu alternatifnya adalah dengan
mengkultur mikroalgae tersebut pada laboratoris, karena dangan pemberian pakan
alami yang tersedia dalam jumlah banyak dan kontinu ini diharapkan dapat
mengoptimalkan hasil kultum larva udang dan ikan. Disamping itu sampai batas
waktu tidak menyebabkan penurunan kualitas air.
I.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui media pupuk yang efektif dan
efisien dari tiap jenis pupuk dan dosis yang berbeda.
II. METODOLOGI
II.1. Waktu dan Tempat
Praktikum kultur mikroalga skala laboratorium( chlorella dan spirulina )
ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 Mei 2018 pada waktu 08.00 s.d 12.00
WIB di Bak Perikanan Program Diploma Institut Pertanian Bogor.

II.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah timbangan, galon,
peralatan aerasi, tutup galon, pompa, mikroskop, haempcytometer, dan pipet
tetes. Sedangkan, Bahan yang digunakan antara lain inokulan Chlorella, urea,
klorin, Na2S2O3, TSP, KCL, NaNO3/KNO3, KH2PO4/K2HPO4, MgSO4, FeCl3,
K2SO4, NaCl, CaCl2, FeSO4, EDTA, larutan mikronutrien, DAP, NaHCO 3, dan
pupuk kandang.
2.3.Prosedur Kerja
II.2.1. Budidaya Mikroalga Chlorella
Galon yang digunakan disterilasisi terlebih dahulu dengan larutan klorin.
Kemudian Na2S2O3 dengan konsentrasi 300% ditambahkan sebagai penetral
klorin, biarkan selama 1 jam. Selanjutnya pupuk ditimbang sesuai dengan
perlakuan. Pupuk yang telah menjadi larutan dimasukkan ke dalam galon,
kemudian dibiarkan beberapa saat agar pupuk dapat larut dengan baik. Tahap
selanjutnya inokulan yang telah mencapai fase eksponensial akhir diambil
sebanyak 1 liter. Inokulan dimasukkan ke dalam media yang telah disiapkan.
Galon ditempatkan di bawah cahaya lampu atau matahari dan diberi aerasi yang
kuat. Terakhir pertumbuhan Chlorella diamati pada masing-masing perlakuan
dengan menghitung kepadatannya setiap hari.

II.2.2. Budidaya Mikroalga Sporulina fusiformis


Galon yang akan digunakan dicuci hingga bersih. Kemudian air tawar
yang telah difilter dimasukkan ke dalam galon masing-masing sebanyak 5 L.
Sterilisasi media menggunakan klorin dengan dosis 25ppm/L dan diaerasi kuat
selama 24 jam. Natrium tiosulfat dengan dosis 185 mg/L digunakan untuk
penetralan llorin, kemudian diserasi 1-2 jam. Setelah itu pupuk ditamahkan ke
dalam media. Penambahan pupuk dilakukan dengan melarutkan bahan-bahan
tersebut terlebih dahulu sebelum dimasukkan dengan melarutkan bahan-bahan
tersebut. Air tawar yang telah disterilkan digunakan sebagai campuran pelarut
pupuk. Kemudian ditambahkan inokulan sebanyak 1/10 bagian dari volume
kultur. Pengamatan kepadatan dilakukan setiap hari selama 2-3 minggu.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil
Berikut ini merupakan hasil daripengamatan kultur Chlorella dan Spirulina
yang telah dilakukan dengan berbagai perlakuan pupuk.

Tabel 1. Data kultur Chlorella dan Spirulina


No. Kelompok Perlakuan Hasil
1. 1/P1 Spirulina +++
2. 2/P1 Spirulina +++
3. 3/P1 Chlorella -
4. 4/P1 Chlorella -
5. 5/P1 Chlorella -
6. 6/P1 Chlorella +++
Keterangan : +++ = Tumbuh
- = Tidak Tumbuh/Kontam

Tabel 1 menunjukkan bahwa kultur Spirulina yang dilakukan oleh


kelompok1/P1 dan Kelompok 2/p2 yaitu berhasil. Sedangkan pada kultur Chlorella
dominan tidaktumbuh / kontam. Kultur Chlorella yang berhasil yaitu pada perlakuan
kelompok 6/p1 dengan perlakuan menggunakan pupuk urea 4 gram, TSP 0,075 gram
dan KCL 0,2 gram

III.2. Pembahasan
Mikroalga memerlukan major dan micro nutrien untuk pertumbuhan.
Nutrien major yang utama adalah Carbon, Nitogen, Phosphor dan Potassium.
Sodium bicarbonate atau carbon dioksida merupakan sumber carbon dan
komersial NPK sebagai sumber NPK. Disamping itu untuk pertumbuhan
microalga juga memerlukan sinar matahari yang cukup, temperatur yang cocok
dan kombinasi NPK yang optimal (Sivakumar and Rajendran, 2013)
Menurut Bold dan Wynne (1985), perkembangbiakan Chlorella sp. dalam
kultur dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: media, nutrien atau unsur
hara, cahaya, suhu, serta salinitas. Media merupakan tempat hidup bagi
kultur Chlorella yang pemilihannya ditentukan pada jenis Chlorellasp. yang akan
dibudidayakan. Bahan dasar untuk preservasi media yang dapat digunakan adalah
agar-agar. 
Cahaya merupakan sumber energi untuk melakukan fotosintesis. Cahaya
matahari yang diperlukan oleh fitoplankton dapat digantikan dengan lampu TL
atau tungsten. Intensitas cahaya saturasi untuk Chlorella berada pada intensitas
4000 lux. Hal ini menunjukkan bahwa setelah titik intensitas tersebut dicapai,
maka fotosintesis tidak lagi meningkat sehubungan dengan peningkatan porsi
intensitas cahaya. Pada praktikum yang telah kami lakukan kultur Chlorella
dominan mengalami kontaminasi. Hal ini diduga karena kurang sterilnya bahan
dan alat yang digunakan serta tidak adanya kandungan nutrisi pada media.
Spirulina dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami benih ikan. Alga ini
mempunyai kandungan gizi yang tinggi, yaitu protein yang bisa mencapai 70 %
dari berat keringnya sehingga dapat menjadi alternatif bagi makanan kesehatan.
Dalam dunia perikanan, mikroalga ini telah banyak dijual dalam bentuk tepung
dan produk-produk makanan olahan. Tepung seperti ini sudah diproduksi secara
komersial di California, Israel, Jepang, Taiwan dan juga Mexico.
Manfaat lain dari mikroalga Spirulina adalah sebagai pakan zooplankton,
larva udang atau ikan dan hewan-hewan kecil lainnya. Di Jepang Spirulina
diberikan pada ikan mas koki dan ikan hias lainnya untuk meningkatkan kualitas
warna ikan hias tersebut. Hingga saat ini di Indonesia belum terdapat
pembudidayaan Spirulina skala massal yang dilakukan oleh peternak ikan untuk
kepentingan pakan alami. Menurut Prof Nyoman Kabinwa, periset Spirulina,
perairan Indonesia meliputi perairan tawar, payau, dan laut berpotensial untuk
pengembangan ganggang hijau biru.
Faktor - faktor yang mempengaruhi distribusi kultur Spirulina yaitu pH,
intensitas cahaya, ketersediaan nutrien, suhu, salinitas, keberadaan karbondioksida
dan aerasi. Tidak adanya salah satu faktor tersebut akan mengakibatkan
berkurangnya distribusi Spirulina. Spirulina mempunyai manfaat yang sangat
besar dalam kehidupan manusia, misalnya dapat dijadikan sebagai bahan anti
kanker. Itu sebabnya mengapa Spirulina dibudidayakan oleh manusia, dan
keberadaan mereka pun melimpah karena keduanya mudah untuk dibudidayakan.
Pada praktikum yang telah kami lakukan keduanya berhasil atau tidak
kontaminasi.
IV. PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
Kualitas air budidaya atau unsur hara yang dibutuhakan Chlorella untuk
tumbuh dan berkembang biak. Dan berdasarkan hasil pengamatan media yang
efektif menggunakan pupuk yang mengandung Nitrogen, Karbon, Magnesium,
dan Kalsium.
Spirulina sp yang merupakan mikroalga memiliki kandungan protein, vitamin,
mineral dan zat lainnya yang dapat digunakan sebagai pakan alami untuk ikan.
Kandungan-kandungan tersebut memberikan efek yang baik untuk ikan, sehingga
mebuat ikan lebih sehat, dapat hidup lebih lama, menjadikan lebih indah (untuk
ikan hias), membantu pertumbuhan organ pada ikan dan lain sebagainya.

IV.2. Saran
Sebaiknya dilakukan pengecekan kualitas air secara berkala, karena
kualitas air sangat berpengaruh pada pertumbuhan mikroalga.
DAFTAR PUSTAKA

Bold, H.C. and M.J. Wynne. 1985. Introduction to the Algae: Structure and
Reproduction. Prentice-Hall Inc. United States of America. 718 hal.
Eyster, C. 1978. Nutrient Concentration Requirements for Chlorellasorokiniana.
Available from the author or the Mobile college Library, Mobile,
Alabama 36613.78-81.
Siregar A., 2010. Transparasi Teknik Pendugaan Produktifitas Perairan. Fakultas
Biologi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Srihati dan Carolina.1995. Pengaruh Berbagai Media Terhadap Kualitas Algae Bersel
Tunggal (Scenedesmus sp.) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. LIPI.
Hal 877-882.
Sumarlinah.2000. Hubungan Komunitas Fitoplankton dan Unsur Hara N dan P
di Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara.Skripsi. Program Studi
Manajemen SumberdayaPerairan, Fakultas Perikanan, Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 62 hal.
Richmond, J.E. 1988. Plankton and productivity in the oceans. Pergamon Press :
Oxford

Anda mungkin juga menyukai