PENDAHULUAN
Berikut adalah permasalahan atau rumusan masalah yang hendak kita bahas dalam
makalah ini:
1
4. Apa saja produk bioteknologi Chlorella sp sebagai anti kanker?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Chlorella vulgaris atau bisa disebut dengan Chlorella sp merupakan mikroalga jenis
klorofita atau alga hijau. Pada umumnya, klorofita atau alga hijau memiliki biopigmen yang
digunakan untuk berfotosintesis yaitu klorofil disamping adanya biopigmen karotenoid
(karoten dan xantofil). Alga hijau didominasi warna hijau karena berasal dari pigmen
klorofil a dan klorofil b. Chlorella vulgaris termasuk dalam spesies mikroalga dari
kelompok Chlorophyta yang mengandung senyawa sitotoksik seperti flavonoid, tanin,
senyawa fenolik, terpenoid, klorofil dan karotenoid. karbohidrat 12-55%, protein 42-58%,
lipid 5-40%, klorofil 1-2%, beta-karoten, astaxanthin, canthaxanthin, lutein, pheophytin,
violaxanthin, mineral (Na, K, Ca, Mg, P, Cr, Cu, Zn, Mn, Se, I dan Fe) dan vitamin (B1, B2, B3,
B6, B7, B9, B12, C, E, dan A) (Carl Safi, 2014). Selain itu, Chlorella vulgaris atau
mengandung senyawa fenolik, tanin, flavonoid, glikosida jantung, saponin dan terpenoid
(Shabudeen, et al., 2015).
Mikroalga jenis Chlorella sp. berwarna hijau, pergerakannya tidak motil dan
struktur tubuhnya tidak memiliki flagel. Sel nya berbentuk bola berukuran sedang dengan
diameter 2-10 μm, bergantung pada spesiesnya, dengan kloroplas berbentuk seperti
cangkir. Alga hijau memiliki struktur yang hampir sama dengan tumbuhan, salah satunya
ialah dinding selnya. Chlorella sp juga mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa
Selain tersusun atas selulosa, beberapa spesies Chlorella sp mempunyai dinding sel yang
juga tersusun atas sporopollenin.
Sporopollenin ini juga terdapat pada spora dan serbuk sari yang merupakan suatu
biopolimer dari karotenoid yang mempunyai kemampuan resisten yang luar biasa
terhadap degradasi oleh enzim atau reagen-reagen kimia yang kuat. Selain mempunyai
kemampuan resisten yang sangat kuat, sporopollenin ini juga mempunyai kemampuan
3
untuk mengadsorpsi ion logam dari suatu larutan membentuk kompleks logam dengan
ligan. Oleh sebab itu alga hijau ini disebut sebagai filter feeder, yaitu organisme yang
mampu menyaring partikel yang berasal dari suspensi di lingkungan hidupnya.
(4) mengandung protein yang tinggi dengan komponen utama asam amino
(Nakayama, 1992 dalam Arifin, F, 2012).
4
Selain itu, Chlorella sp. mengandung berbagai nutrien seperti protein, karbohidrat,
asam lemak tak jenuh, vitamin, enzim (Kawaroe, 2008), klorofil a, klorofil b, serta
karotenoid. Klorofil dan karotenoid ini dapat berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan
merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal
bebas dan molekul yang sangat reaktif (Winarsi, 2007). Keberadaan antioksidan dapat
melindungi tubuh dari berbagai penyakit degeneratif dan kanker, serta membantu
menekan proses penuaan/ anti aging (Tapan, 2005).
Ekstraksi Chlorella sp. dilakukan dengan metode maserasi menggunakan dua variasi
pelarut yang berbeda kepolarannya, yaitu metanol (polar) dan etil asetat (semipolar).
Maserasi ini digunakan karena prosesnya mudah, sederhana, dan tidak menggunakan suhu
tinggi yang dimungkinkan dapat merusak senyawa aktif pada mikroalga Chlorella sp.
5
BAB 3
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Chlorella vulgaris atau bisa disebut dengan Chlorella sp merupakan mikroalga jenis
klorofita atau alga hijau. Pada umumnya, klorofita atau alga hijau memiliki biopigmen yang
digunakan untuk berfotosintesis yaitu klorofil disamping adanya biopigmen karotenoid
(karoten dan xantofil). Salah satu mikroalga yang banyak dimanfaatkan sekarang ini adalah
mikroalga jenis chlorella sp. Mikroalga chlorella sp mengandung senyawa fenolik, tanin,
flavonoid, glikosida jantung, saponin dan terpenoid (Shabudeen, et al., 2015) yang diduga
berpotensi sebagai agen toksik. Studi lain juga mengatakan bahwa Chlorella sp.
mengandung berbagai nutrien seperti protein, karbohidrat, asam lemak tak jenuh, vitamin,
enzim (Kawaroe, 2008), klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Klorofil dan karotenoid ini
dapat berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat
menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat
reaktif (Winarsi, 2007). Maka dari itu, chlorella sp dapat dijadikan produk bioteknologi
antikanker yaitu dijadikan ekstraksi dan suplemen yang melalui metode maserasi.
6
DAFTAR PUSTAKA
Kawaroe M., Prartono T., Sunuddin A., Wulan Sari D., Augustine D. 2010. Mikroalga Potensi
dan Pemanfaatannya untuk Produksi Bio Bahan Bakar. Bogor: IPB Press.
Carl Safi, Bachar Zebib, Othmane Merah, Pierre-Yves Pontalier, Carlos Vaca-Garcia. 2014.
Morphology, composition, production, processing and applications of Chlorella vulgaris: A
review. Journal of Elsevier; Renewable and Sustainable Energy Reviews. Vol 35, Pages.
265–278
Shabudeen Syed, Ashok Arasu, Indhumathi Ponnuswamy. 2015. The Uses of Chlorella
Vulgaris as Antimicrobial Agent and as a Diet: the Presence of Bioactive Compounds which
caters the Vitamins, Minerals in General. International Journal of Bioscience and
Biotechnology. Vol. 7, No. 1, Pages. 185-190.
Amini, Sri. dan Syamdidi,. 1999. Konsentrasi Unsur Hara Pada Media dan Petumbuhan
Chlorella vulgaris dengan Pupuk Anorganik Teksnis dan Analis. Jurnal Perikanan (J. Fish.
Sci.). Vol. 8, No. 2, Hal. 201-206.
Hidayati, Nurul. 2009. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Daun The (Camellia sinensis L,
v. assamica) Tua Hasil Ekstraksi Menggunakan Pelarut Akuades dan Etanol. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
7
8