Anda di halaman 1dari 3

MIKRO ALGA (Spirulina Sp.

)
Kelompok 1
Mutiara, Ernia wati, Resi ofrita, Fitria yuwita, Irfan syahputra.

ABSTRAK
Mikro alga merupakan jenis alga yang berukuran kecil (mikroskopis). Mikro alga juga di sebut sebagai produsen
primer dengan pertumbuhan yang cepat karena memanfaatkan energy matahari dan karbondioksida untuk keperluaan
fotosistesis. Kultur Spirulina sp sebagai upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dalam skala laboratorium dan semi
massal. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan populasi Spirulina sp. berdasarkan salinitas. Bahan
yang digunakan pada praktikum ini antara lain bibit Spirulina sp, air laut, aquadest, tisu dan cotton bud. Alat yang digunakan
antara lain adalah wadah kultur, refraktometer, spektrofotometer, aerator, gelas ukur, autoklaf, pipet tetes, spidol dan kamera.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa nilai kepadatan tertinggi di peroleh pada hari ke-9 yaitu 24,61 sel/ml. Peningkatan
kepadatan hari ke-0 menuju hari ke-1 menunjukkan bahwa sel Spirulina sp. telah beradaptasi dengan media pertumbuhan
yang baru, fase ini di sebut fase lag (induction phase). Pertumbuhan Spirulina sp. terus meningkat sejak hari ke-1 kultivasi
hingga hari ke-6 kemudian turun hingga hari ke-9 dan turun lagi pada hari ke-10. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh salinitas.
Kata kunci : Spirulina sp., salinitas, mikro, alga.

Pendahuluan menentukan produksi biomassa dan juga kandungan gizi


Spirulina sp. merupakan mikro alga yang mikro alga (Ulya saniatul et al, 2018).Menurut Astiani
menyebar secara luas di alam dan sangat mudah di Fela Dkk, 2016, menyatakan bahwa salinitas berpengaruh
temukan di berbagai tipe lingkungan baik itu perairan terhadap organisme air dalam mempertahankan tekanan
payau, tawar, dan laut. Mikro alga Sprulina sp. Juga osmotic sehingga mengakibatkan terjadinya hambatan
merupakan organisme autotroph berwarna hijau kebiruan proses fotosintesis. Salinitas yang baik untuk pertumbuhan
yang terdiri dari sel-sel silindris dan membentuk koloni. Spirulina Sp. Yaitu berkisar antara 20-30 ppt.
Spirulina sp. Masuk kedalam golongan Cyanophyta atau
alga hijau biru yang saat ini banyak di gunakan sebagai Metode
pakan alami dan budidaya karena memiliki nilai nutrisi Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara
yang tinggi (Buwono nanik retno & Nurhasanah, 2018). lain bibit Spirulina sp berumur 2 hari sebanyak 200 ml, air
Spirulina sp juga banyak digunakan sebagai laut, steril, aquadest, tisu dan cotton bud. Alat yang
pakan tambahan ikan hias karena dapat menambah digunakan pada praktikum ini antara lain adalah toples
pewarnaan dari pigmen yang terkandung didalamnya. wadah kultur, refraktometer, spektrofotometer, batu aerasi
Pigmen tersebut antara lain klorofil (0,08%), beta karoten dan selang utnuk penyuplai oksigen, aerator, gelas ukur,
(0,23%) dan xanthofil (0,12-0,15%). Selain sebagai pakan autoklaf, pipet tetes, spidol , kamera dan alat tulis. Air laut
alami Spirulina sp. banyak digunakan sebagai sebanyak 2 lt di sterilisasikan dalam autoklaf selama 20
imunostimulan, obat-obatan, kosmetik dan pewarna alami. menit, selanjutnya di lakukan pengenceran air laut dari 30
Kegunaan Spirulina sp yang beragam menjadikan ppt menjadi 10 ppt. Kemudian bibit Spirulina sp
mikroalga ini berpotensi untuk dikembangkan. Kegiatan dimasukkan kedalam wadah yang telah disambungkan
kultur alga merupakan salah satu upaya pengembangan dengan aerator. Dilakukan pengamatan setiap hari dan
dan pemenuhan kebutuhan dari Spirulina sp sehingga dicatat setiap hasil ulangannya.
pasokan Spirulina sp tidak hanya bergantung pada alam
saja (Herawati dan Hutabarat ,2014). Hasil dan Pembahasan
Spirulina Sp. Tumbuh baik pada PH netral dan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di
lebih mentolerir pada kondisi basa hal ini dikarenakan lakukan di dapatkan hasil bahwa nilai kepadatan tertinggi
spirulina mampu memanfaatkan karbon dioksida dengan di peroleh pada hari ke-9 yaitu 24,61 sel/ml. peningkatan
efisien walau berada pada konsentrasi yang sangat rendah. kepadatan pada hari ke-0 menuju hari ke-1 menunjukkan
PH di atas 10,5 atau kurang dari 7 akan menghambat bahwa sel Spirulina sp. Telah beradaptasi dengan media
pertumbuhan Spirulina sp. Sehingga akan menyebabkan pertumbuhan yang baru fase ini di sebut fase lag
lisis dan juga dapat mengubah bentuk pertumbuhan (induction phase). Menurut Suyono dan Winarto (2006),
pigmen,. Dengan adanya salinitas air medium yang sesuai menyatakan bahwa dalam proses adaptasi sel mikro alga
dengan suhu yang optimal maka pertumbuhan Spirulina telah memanfaatkan nutrient yang terdapat dalam media
sp. Dapat berlaju dengan baik (Hariyati Riche, 2008). meskipin belum sepenuhnya optimal.
Protein pada Spirulina Sp. Cukup lengkap karena Menurut Muyassaroh (2018), menyatakan bahwa
terdapat semua asam amino esensial yang merupakan 47% peningkatan pertumbuhan Spirulina sp. ditandai dengan
dari total berat protein. Kandungan protein mikro alga adanya warna hijau kebiruan pada media pertumbuhan,
dapat di pengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti sedangkan warna kekuningan menunjukkan bahwa
intensitas cahaya, salinitasa, batasan nutrisi (terutama Spirulina sp. Telah mengalami fase kematian. Hal ini
nitrogen), usia kultur, suhu, dan pH. Komposisi nutrient menunjukkan bahwa semakin pekat warna hijau kebiruan
yang lengkap dan juga konsentrasi nutrient yang tepat pada media, maka pertumbuhan Spirulina sp. Semakin
meningkat baik itu dari segi ukuran maupun jumlah sel. baru, fase ini di sebut fase lag (induction phase).
Berdasarkan kurva pertumbuhan dapat di ketahui Pertumbuhan Spirulina sp. terus meningkat sejak hari ke-
pertumbuhan Spirulina Sp. Terus meningkat sejak hari ke- 1 kultivasi hingga hari ke-6, kemudian turun hingga hari
1 kultivasi hingga hari ke-6 kemudian turun hingga hari ke-9 dan turun lagi pada hari ke-10.
ke-9, dan turun lagi pada hari ke-10.
Fase pertumbuhan Spirulina sp. di awali dengan Daftar Pustaka
fase lag(induction phase) atau disebut juga fase istirahat. Astiani Fela, Dewiyanti Irma, & Mellisa Sisks. 2016.
Menurut Lusiana Novia Caturwati (2019), menyatakan Pengaruh Media Kultur Yang Berbeda Terhadap
bahwa lama fase lag tergantung pada visabilitas sel yaitu Laju Pertumbuhan Dan Biomassa Spirulina Sp.
dikarenakan sel memutuhkan waktu untuk menyesuaikan Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan
kondisi lingkungannya. Pada usia inokulan yang masih Perikanan Unsyiah. Vol 1. No 3: 441-447.
muda (fase eksponensial) sel Spirulina Sp. Kemungkinan Buwono Nanik Retno & Nurhasanah Raden Qonitah.
masih bersifat variable dan lebih cepat beradaptasi dengan 2018. Studi Pertumbuhan Populasi Spirulina Sp.
lingkungannya. Sedangkan pada usia inokulan yang lebih Pada Skala Kultur Yang Berbeda. Jurnal
tua (fase stasioner) fase lag akan berlangsung lebih lama. Perikanan dan Kelautan. Vol 10 No.1.
Fase kedua yaitu fase eksponensial (Logarihmic phase) Caturwati Lusiana Novia. 2019. Optimasi Pertumbuhan
pada fase ini jumlah sel spirulina mengalami peningkatan Spirulina Sp. Pada Media Walne Dengan Variasi
secara cepat. Menurut Suyono dan winarto (2006), pada Suplai Urea dan NaHCO3. Skripsi. Jurusan
fase ini menjadi bukti bahwa sel mikroalga telah berhasil Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
beradaptasi dengan media pertumbuhan yang baru dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
memanfaatkan nutrient yang terkandung di dalam media. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Fase ketiga yaitu fase stasioner (Stationary phase) pada Hidayanti, N.R. 2014. Pemanfaatan Ekstrak Touge
fase ini pertumbuhan sel Spirulina sp. bersifat tetap hal ini Kacang hijau (Phaseolus radiates) sebagai
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan sel Spirulina sp. pupuk untuk meningkatkan populasi Spirulina
sama dengan laju kematiannya. Kemudian yang terakhir Sp. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas
yaitu fase kematian (Death) pada fase ini penurunan Airlangga. Surabaya.
pertumbuhan jumlah sel Spirulina sp. Lebih tinggi di Hariyanti Riche. 2008. Pertumbuhan dan Biomassa
bandingkan dengan fase stasioner sehingga pola Spirulina Sp. Dalam Skala Laboratoris. Jurnal
pertumbuhan cenderung menurun. BIOMA. Vol 10 No.1.
Hasil dari praktikum menunjukkan pertumbuhan Herawati, V. E, & Hutabarat, J. 2014. Pengaruh
Spirulina Sp. Juga di pengaruhi oleh salinitas. Sesuai Pertumbuhan Lemak dan Profil Asam Amino
dengan peryataan dari Hidayanti, (2014) bahwa Spirulina Essensial Skeletonema Cotanum Dalam Kultur
sp. Mempunyai toleransi yang cukup besar terhadap Massa Menggunakan Media Kultur Teknis Yang
perubahan salinitas, Spirulina sp. Juga sangat peka berbeda. Jurnal Aquasains. 2 (3): 221-226.
terhadap perubahan salinitas dan juga salinitas pada media Muyasaroh, Rini Kartika Dewi, & Dwiana Anggrowati.
kultur dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Bila 2018. Kultivasi Mikroalga Spirulina platensis
salinitas terlalu tinggi akan mengakibatkan media dengan Variasi Pencahayaan Menggunakan
pemeliharaan bersifat hipertesis terhadap sel dan Lampu TL dan Matahari. Prosiding seminar
mengakibatkan kurang baiknya penyerapan nutrient oleh Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST)
sel. Menurut Pramedistian Ario Abbynantha, (2019), 2018. Pp 381-386.
menyatakan bahwa alga laut akan mengalami kerusakan Pramedestian Ario abbynantha. 2019. Pengaruh
setelah di pindahkan ke salinitas yang lebih rendah. Proses Perbedaan Salinitas Terhadap Pertumbuhan
fotosintesis akan terhambat baik pada air laut yang di Spirulina Sp. Pada Skala Laboratorium. Skripsi.
encerkan maupun yang di pekatkan. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Malang.
Kesimpulan Suyono, Eko Agus, & Winarto Haryadi. 2006. Optimasi
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat di Meda Untuk Produksi Biomassa Mikroalga
simpulkan bahwa nilai kepadatan tertinggi di peroleh pada Chaestoceros Sp. Dan Skeletonema Sp. Isolat
hari ke-9 yaitu 24,61 sel/ml. Peningkatan pertumbuhan Jepara dan Analisis Kandungan Asam
Spirulina sp. juga ditandai dengan semakin pekat warna Lemaknya. Jurnal Sains dan Teknologi. Pp 6-8.
hijau kebiruan pada media, yang berarti pertumbuhan Ulya Saniyatul, Sedjati Sri & Ervia Yudianti. Kandungan
Spirulina sp. akan semakin meningkat baik itu dari segi Protein Spirulina Platensis Pada Media kultur
ukuran maupun jumlah sel. Peningkatan kepadatan hari Dengan Konsentrasi Nitrat (KNO3) yang
ke-0 menuju hari ke-1 menunjukkan bahwa sel Spirulina Berbeda. Jurnal Buletin Oseanografi Marina.
sp. telah beradaptasi dengan media pertumbuhan yang Vol 7 No. 2:98.
LAMPIRAN

Gambar 1. Morfologi Spirulina sp.

Tabel 1. Laju Pertumbuhan Spirulina sp.


Laju Pertumbuhan
Hari
Pengamatan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
U1 0 0,6 0,2 1,6 4 8,6 12 15,2 18,6 28,8 13,2
U2 0 0,14 1,14 1,57 3,71 8 9,57 11,14 13,14 20,42 9,57
Rata-rata 0 0,37 0,67 1,58 3,85 8,3 10,78 13,17 15,87 24,61 11,38
Std 0 0,32 0,66 0,021 0,20 0,42 1,71 2,87 3,86 5,92 2,56

Grafik 1. Laju Pertumbuhan Spirulina sp. (%)

Anda mungkin juga menyukai