Anda di halaman 1dari 58

1

Untuk :
_________________________________________________________
_______________________________________________________

Hari : ___________________ Tanggal : _______________________


Pembina :

______________
Pendamping : Pendamping :

________________ _________________

2
RENUNGAN JIWA

PANDU IBU INDONESIA BERPANCASILA

(RETROSPEKSI DAN INTROSPEKSI)

3
Baca dan pikirkan dengan seksama setiap pertanyaan yang ada
disetiap lembar halaman setelah halaman ini.

Renungkanlah isinya, artinya serta maknanya bagimu, bagi


masyarakat, dan Janganlah berpindah kehalaman selanjutnya,
selama belum selesai menjawab pertanyaan yang ada dihadapanmu
dengan jawaban yang jujur, jelas dan tegas.

4
Adik telah membuka halaman baru, dan halaman yang tadi, sudah
menjadi halaman lama.

Demikian pula dirimu dalam renungan ini.

Jika adik telah menjawab pertanyaan yang ada dengan jawaban


untuk diri sendiri dengan jujur, jelas, dan tegas, maka adik dapat
membuka lembar halaman baru dalam:

“BUKU HIDUPMU”

5
Seorang Putra atau Putri Indonesia adalah seorang Manusia Putra
Putri Indonesia yang masih muda, yang tingkat perkembangan
rohaninya:

SEDANG MENEMUKAN DIRINYA SENDIRI

dan

MENGENALI NILAI-NILAI HIDUP DALAM MASYARAKAT, DALAM


HUBUNGAN, SATU DENGAN YANG LAINNYA.

6
Dalam taraf hidup perkembangan rohani yang sedemikian itu adalah
baik dan bermanfaat bagimu sebagai MAKHLUK TUHAN ALKHALIK
Yang Maha Esa, untuk mengadakan retrospeksi (yang sudah lampau)
dan introspeksi (pemeriksaan ke dalam diri sendiri), serta mulai
mengamalkan suara AKHLAK, ialah; sekali-sekali, dalam fikiran,
menarik diri sebentar dari yang ramai untuk dapat bertafakur, sambil
menghubungkan dirinya dengan sang Pencipta.

7
Renungkan jiwamu yang berisi retrospeksi dan introspeksi,
tafakurmu ini adalah suatu cara yang akan menumbuhkan suatu
proses jatidiri, hati nurani dalam dirimu. Renunganmu ini akan
membuat jiwamu berkembang, dan dengan jalan ini kita, kami, dan
mudah-mudahan adik juga akan dapat mencapai kemajuan spiritual
dalam perkembangan rohanimu.

8
Ada SATU ZAT yang senantiasa mengetahui segala yang ada dalam
kalbumu, termasuk jawaban yang keluar dalam renungan jiwamu
dan yang senantiasa ingat akan segala keputusan-keputusanmu,
untuk memulai sesuatu yang baru. SATU ZAT itu Ialah TUHAN Yang
Maha Esa, YANG MAHA MENGETAHUI.

9
Renungkanlah bahwa:

“Makin lanjut usia, seolah-olah waktu semakin cepat.”

Dengan kata lain dapatlah diartikan:

“Hidup manusia di dunia ini tidak lama, akan segera usai.

Mungkin besok sudah berakhir, bahkan mungkin malam nanti pun


maut akan datang”

10
Ada pepatah dalam bahasa Indonesia yang berbunyi:

“HARIMAU MATI MENINGGALKAN BELANG, GAJAH MATI


MENINGGALKAN GADING”

Yang biasanya ditambah dengan “MANUSIA MATI MENINGGALKAN


NAMA”

11
Seorang Putra atau Putri Indonesia yang BIJAKSANA, pasti ingin
Berharkat dan bermartabat tinggi. Sebab dengan itulah ia dapat
meninggalkan nama yang baik. Untuk itu, pantas dan wajiblah ia
mempertimbangkan lebih dahulu dengan sebaik-baiknya,
menela’ah, memeriksa, dan meneliti dengan saksama apa yang akan
dikatakan dan dilakukannya, berkenaan dengan tanggung jawab
atas setiap tindakannya.

12
Lebih-lebih jika tindakannya itu adalah suatu janji yang luas
akibatnya dan cukup berat tanggung jawabnya, maka pantas dan
wajiblah ia menela’ah, memeriksa, dan meneliti:

1. Isi, arti, dan makna setiap janji yang akan dinyatakan


olehnya, dan;

2. Dirinya sendiri, berkenaan dengan tanggung jawabnya atas


akibat dari pernyataan janji itu.

13
IKRAR PUTRA INDONESIA adalah suatu janji, bukan sumpah.

Akan tetapi, oleh sebab janji itu dinyatakan DEMI KEHORMATANNYA


dan berdasarkan kesukaan dan kerelaan orang yang
menyatakannya, maka janji itu bukanlah janji biasa, melainkan janji
yang tinggi dan luhur harkat serta martabatnya.

Oleh sebab itu suci dan berat tanggung jawabnya.

14
IKRAR PUTRA INDONESIA

Aku __________________ (tuliskan namamu), mengaku

Putra Indonesia, dan berdasarkan pengakuan ini:

• Aku mengaku bahwa aku adalah makhluk Tuhan Al Khalik Yang


Maha Esa, dan bersumber pada-Nya.
• Aku mengaku bertumpah darah satu, Tanah air Indonesia.
• Aku mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia.
• Aku mengaku bernegara satu, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
15
• Aku mengaku berjiwa dan berideologi satu, jiwa dan ideologi
Pancasila, dan satu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
• Aku mengaku bertujuan satu, masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
• Aku mengaku Ke-bhinneka-an dalam kesatuan budaya bangsa.
Aku mengaku sebagai generasi penerus perjuangan besar
kemerdekaan dengan akhlak dan ikhsan menurut ridho Tuhan
Yang Maha Esa.
Berdasarkan pengakuan-pengakuan ini, dan demi kehormatanku
sebagai kader bangsa aku berjanji akan bersungguh-sungguh
menjalankan kewajibanku untuk mengamalkan semua pengakuan
ini dalam karya hidupku sehari-hari.
16
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati niatku ini, dengan Taufik,
dan hidayah-Nya serta dengan inayah-Nya.

17
IKRAR PUTRA INDONESIA itu mengandung arti tentang bagaimana
dan seberapa tinggi nilai sikap seorang putra atau putri Indonesia
yang telah menyatakannya, yaitu nilai sikap dalam peri kehidupan
sehari-hari:

1. Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan agama/keyakinan;


2. Terhadap falsafah Negara: Pancasila;
3. Terhadap Negara Republik Indonesia;
4. Sesama makhluk hidup;
5. Pembangunan Indonesia.

18
IKRAR PUTRA INDONESIA itu ber-MAKNA bahwa Putra atau Putri
Indonesia yang telah menyatakannya dengan ikhlas, berani
bertanggung jawab untuk dinilai oleh masyarakat, tentang
martabatnya sebagai Bangsa Indonesia, dengan penilaian sesuai
tidaknya perkataan dan perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari.
IKRAR yang telah dinyatakan bisa saja musnah dan manusia sulit
memegang janjinya. Manusia biasanya mudah menerima sesuatu,
tetapi hanya sebagai janji saja tanpa dipikirkan lebih dalam
mengenai dampak dimasa yang akan datang.

19
Setelah menela’ah isi buku ini, mudah-mudahan pikiranmu menjadi
terbuka dan sudah tertuju kepada dirimu sendiri dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang datang kepadamu dalam renungan ini dan
sudah membuka pintu hati nuranimu untuk menerima petunjuk dari
Tuhan Yang Maha Esa, yang akan diberikan oleh-Nya kepadamu, jika
petunjuk itu adik minta kepada-Nya.

Bicaralah dalam hatimu kepada dirimu sendiri dan ajukanlah


pertanyaan dan jawablah untuk dirimu sendiri.
Manusia adalah suatu bagian dari masyarakat yang hidup bersama
dan juga berkepribadian.

20
Bagian Pribadiku yang pertama kusadari adalah hanya jasmaniku
yang kasar, yang berwujud. Rohku gaib, tidak dapat ku lihat dengan
diriku yang berwujud.

Aku memberi makanan, membersihkan diri dan aku menggerakkan


badanku, supaya jasmaniku dapat tetap sehat dan bertambah kuat.

Sudahkah aku berusaha senantiasa makan makanan yang sehat


untuk memelihara kesehatan dan kekuatan jasmaniku dan tidak
memakan makanan yang dapat merusak badanku?

21
Apa tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Sudahkah aku senantiasa membersihkan diriku untuk memelihara


kesehatan beserta kekuatan jasmaniku dan tidak membiarkan
badanku kotor baik diluar maupun di dalam?

Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Sudahkah aku senantiasa menggerakkan badanku untuk memelihara


kesehatan beserta bertambahnya kekuatan jasmaniku dan tidak
membiarkan badanku lemah sehingga aku malas bergerak?

22
Apakah tindakanku untuk selanjutnya?

Pada jasmaniku ada bagian yang berwujud, tetapi juga ada bagian
yang tidak berwujud, bagian yang halus, yang biasa disebut
psikologiku, ialah kecerdasan otak atau intelegensi beserta
perasaanku.

Sudahkah aku senantiasa mengasah kecerdasan otak atau


intelegensiku, agar pikiranku, perkataanku, dan perbuatanku
bertimbang akal dan bertimbang rasa, sehingga menghasilkan
sebuah kebijaksanaan?

23
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Sudahkah aku senantiasa memperhalus dan memperindah tetapi


juga memperkuat perasaanku, agar pikiranku, perkataanku, dan
perbuatanku diresapi oleh rasa yang halus dan indah, tetapi juga
yang kuat dan bijaksana, sehingga keramah-tamahan, kesopanan,
kepantasan, perikemanusiaan dan rasa seni, sehingga menghasilkan
daya budi yang luhur?

24
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Apakah aku juga menginginkan agar rohani dan spiritualku, yakni


mental, moral, budi pekerti, keyakinanku beragama, menjadi sehat
dan kuat bersama dengan badanku. Semua itu menjadi satu
kesatuan yang utuh dan berkesinambungan antara kesehatan serta
kekuatan jasmaniah dan kesehatan serta kekuatan rohanianku?

25
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Sudahkah aku cukup berusaha untuk memberi makanan kepada


rohaniku?
Jalan apakah yang kiranya dapat kutempuh untuk mendapatkan
santapan bagi rohaniku?
dari sumber manakah, aku dapat mengambil santapan bagi rohaniku
itu?

26
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Sudahkah aku senantiasa membersihkan rohani atau spiritualku?


Jalan apakah yang kiranya dapat kutempuh untuk memelihara
kebersihan rohaniku?
Langkah apa yang harus ku lakukan agar rohaniku mendapatkan
berbagai manfaat di sekitarku.

27
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Sudahkah aku senantiasa untuk menggerakkan rohaniku?


Jalan apakah yang kiranya dapat ku tempuh untuk menggerakkan
rohaniku?

Dapatkah rohaniku bergerak sehat dan berketuhanan, dengan


beribadah, bertafakur, dsb.
KE – TUHAN – AN YANG MAHA ESA

28
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Manusia adalah suatu kepribadian dalam masyarakat hidup


bersamanya, yang juga berkepribadian. Dengan kata lain: setiap
manusia adalah anggota masyarakat, atau setiap pribadi adalah
anggota pribadi yang lebih besar.

29
Manusia yang berkepribadian itu tidak lepas, tidak berdiri sendiri
diluar masyarakat hidup bersamanya yang juga berkepribadian, oleh
sebab itu ia ialah anggotanya. Seperti tangan yang menjadi anggota
badanku, tidak berdiri sendiri terlepas dari badanku, yang
merupakan satu kesatuan hidup bersama anggota badanku lainnya.

30
Apakah aku, sebagai bagian dari keluargaku, rukun tetanggaku,
rukun kampungku, dst. Bagian dari Bangsaku, yang mempunyai
ragam kepribadian itu aku benar-benar sudah berkepribadian
sendiri, ataukah aku ini sekedar sebuah mesin yang perasaannya,
pikirannya, dan perbuatannya ditentukan oleh manusia lain?

31
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Apakah aku sudah cukup berkekuatan dan berkeyakinan bahwa aku


akan dapat berdiri tegak ditengah-tengah derasnya arus pendapat
dalam masyarakat tanpa terombang-ambing oleh derasnya arus itu,
dan……. dapat memandangnya dengan tenang dan sadar, dari sudut
pandang yang lebih tinggi dan dan lebih utama, sudut pandang
kepentingan nasional dalam hubungannya yang lebih besar dan
menyeluruh, supaya….. dapatlah aku menjadi sumber pengaruh
yang baik bagi anggota masyarakat disekelilingku?

32
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Apakah aku sudah cukup berusaha supaya aku, sebagai anggota yang
berkepribadian daripada bagian dari masyarakat dan bangsaku,
bersama dengan anggota masyarakat yang lainnya, yang masing-
masing juga berkepribadian, bergotong-royong memelihara,
membangun dan membina masyarakatku dan bangsaku beserta
kepribadiannya?

33
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Apakah aku sudah cukup berusaha untuk ikut membangun bangsa


dan negaraku?

Apakah sudah praktis dan langsung, bahkan yang senantiasa dapat


kulakukan untuk pembangunan masyarakat?
Kalau aku membina diriku menjadi anggota bagian daripada
masyarakat hidup bersama keluargaku, dan bangsaku, anggota yang
berkepribadian sendiri dan yang baik serta berguna bagi masyarakat,
tidaklah itu baik dan bermanfaat?

34
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Unsur-unsur: Spiritual, kecerdasan otak/intelegensi, perasaan,


kesehatan, dan kekuatan jasmani serta sosialitas adalah sumber-
sumber pengaruh karya tingkah laku manusia dalam hidup sehari-
hari, atau dengan kata lain: unsur-unsur yang mempengaruhi
pembabaran (manifestasi) wataknya dalam pikirannya,
perkataannya, dan perbuatannya yang konkrit sehari-hari.

35
Watak atau kepribadian Bangsa Indonesia adalah watak yang
berunsur:

- Ketuhanan yang Maha Esa;


- Kemanusiaan yang adil dan beradab;
- Persatuan Indonesia;
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan;
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Atau watak ber-PANCASILA.

36
Karena aku adalah anggota masyarakat dan Putra atau Putri Bangsa
Indonesia yang berwatak/berkepribadian PANCASILA itu, maka
akupun pantas dan wajib berwatak berkepribadian PANCASILA itu,
maka akupun pantas dan wajib berwatak berkepribadian Pancasila.
Oleh sebab itu sudahkah aku cukup berusaha untuk mengamalkan
watakku yang berunsur:

- Ketuhanan yang Maha Esa;


- Kemanusiaan yang adil dan beradab;
- Persatuan Indonesia;
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan;
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

37
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Apakah aku telah menggunakan hidupku yang dikaruniakan oleh


TUHAN YANG MAHA ESA kepadaku dengan sebaik-baiknya.

Ataukah, telah kusia-siakan hidupku dengan tidak mengerjakan


sesuatu yang bermanfaat bagiku, masyarakat, Bangsa dan Negaraku
serta bagi umat manusia?

38
Ataukah, telah kukerjakan hal yang tidak bermanfaat bagiku dan
masyakarat?

Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Apakah aku terlampau banyak mencari kesenangan bagi diriku


sendiri saja, semata-mata hanya mencari keuntungan, kenaiakan
pangkat atau kedudukan, tanpa berusaha untuk memberi
pertolongan kepada orang atau golongan lain?

39
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Siapa yang pernah kutolong dalam hidupku, dan masih adakah orang
yang dapat kutolong?

Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Selama hidupku, kepada siapakah aku pernah bertindak tidak adil,


dan siapakah yang pernah kulukai perasaannya, dan apakah yang
dapat kuperbuat untuk memperbaiki kesalahan-kesalahanku itu?

40
Apakah tindakanku sekarang untuk selanjutnya?

Putra dan Putri Indonesia, yang sedang membangun dirinya sendiri


dan sesama pemuda, menjadi PANDU IBU INDONESIA yang ber-
Pancasila, didalam masyarakat Indonesia dan masyarakat Bangsa-
bangsa didunia, Putra atau Putri-Indonesia itu:

- Tidak mau menerima upah atau kerugian untuk pertolongan


yang telah diberikan olehnya, sebab dengan demikian itu ia
membangun dirinya menjadi manusia MERDEKA, yang
berharkat dan bermatabat tinggi.

41
- Ia tidak bekerja untuk seorang majikan atau atasannya, tetapi
ia bekerja atas nama Tuhan dan berdasarkan keyakinannya
untuk Bangsa, Negara dan umat manusia.

Itu bermakna bahwa ia adalah manusia yang TERHORMAT.

Putra Putri Indonesia adalah generasi muda Indonesia yang


merupakan barisan penyelenggara “Amanat Penderitaan Rakyat
Indonesia” mendatang. Oleh sebab itu, jika aku mengaku diriku
benar-benar seorang Putra atau Putri Indonesia, aku pantas suka
rela menjalankan kewajibanku selaku anggota.

42
Aku yang mendatang ialah:

1. Membangun diriku sendiri dan sesama pemuda, baik


jasmaniah maupun rokhaniah.
2. Berbakti kepada Tuhan, Tumpah darahku, Bangsaku, dan
negaraku terlebih dahulu, sebelum aku berbakti kepada
golonganku.

Menjalankan tugas itu bukanlah hanya dalam waktu senggang,


melainkan terus-menerus dan berkelanjutan.

43
Sekarang, tentukan lah KEPUTUSANMU !!!

Apakah maksudku belajar, berlatih, bekerja, berjuang, dan


bergembira itu hanya kesenanganku sendiri saja, ataukah untuk
keuntungan golonganku sendiri belaka?

Apakah aku sekarang berniat dan memutuskan untuk memenuhi


kewajibanku itu?

Dengan darma baktiku yang berjiwa pengorbanan.


Demi Tuhan Yang Maha Esa dan berdasarkan keinsafanku, untuk
membangun Indonesia baru dan menyelenggarakan Amanat
Penderitaan rakyat Indonesia?

44
Berbakti berarti memberi yang baik dan berguna kepada pihak lain,
tanpa mengharap balas apapun dan dari siapapun juga.

Maukah, dapatkah, dan sanggupkah aku menghayati pelaksanaan


darma baktiku dengan jiwa dan watak ksatria;

PANDU IBU INDONESIA yang sedemikian itu?

Apakah dalam semua niat dan usahaku yang akan kukerjakan nanti
sungguh-sungguh aku akan mendahulukan kepentingan Nasional,
kepentingan bangsaku dan negaraku sebagai

45
satu keseluruhan, yakni kepentingan yang lebih besar dari pada
kepentingan diriku atau golonganku sendiri?

Berhasil tidaknya “BAKTI” Putra Putri Indonesia, sebagian besar


bergantung pada tingkat harkat dan martabatnya, tingkat
perkembangan spiritual, kecerdasan, perasaan kesehatan dan
kekuatan jasmani serta rasa kemasyarakatannya masing-masing,
yakni WATAK-nya masing-masing.

Oleh karena itu, maka wajib dikenakan tata tertib (disiplin) atas diri
sendiri, untuk berusaha mempertinggi harkat dan martabatnya agar
senantiasa dapat menjadi sumber pengaruh yang baik bagi setiap
orang yang ada di sekelilingnya.

46
Apakah aku sekarang berniat dan memutuskan untuk berusaha
mengurangi segi-segi negatifku dan menambah segi-segi positifku?

Segi-segi yang manakah yang negatif dan yang manakah yang


positif?

Apakah aku jujur, dapat dipercaya dan setia kepada yang benar dan
yang baik?

Ada pepatah yang mengatakan bahwa:

“KESEDERHANAAN” adalah tanda pengenal “KEBENARAN”

47
Apakah aku cukup sopan, mempunyai sifat ramah dan periang serta
berbudi baik terhadap siapapun juga, tanpa pandang pangkat,
derajat, kedudukan, kepandaian, warna kulit, kebangsaan, agama
dan kepercayaan?

Apakah aku cukup bersahaja (prasaja/sederhana) dalam kata-


kataku, tingkah-lakuku, caraku berias dan berpakaian, pendek kata
dalam seluruh hidupku sehari-hari?

48
Ataukah aku senang menarik perhatian orang lain dengan kata-
kataku, tingkah lakuku, caraku berias dan berpakaian yang diluar
batas kesederhanaan?

Apakah aku mempunyai cukup keteguhan hati dan kesabaran untuk


tetap tekun melanjutkan amalku jika aku kelak mendapat
bermacam-macam kesukaran dan tantangan serta cemo’ohan atau
ejekan dalam melaksanakan nilai-nilai budi luhur yang harus
kutanggulangi itu?

Jika aku kini insaf akan kelebihan dan


kekuranganku, apakah aku di sini dan sekarang juga berniat untuk
memutuskan?

49
Dengan pertolongan TUHAN YANG MAHA ESA, akan berusaha
sekuat tenagaku untuk menambah kelebihanku dan mencukupkan
kekurangan-kekuranganku.

Semoga TUHAN YANG MAHA ESA mengkaruniai aku kekuatan


untuk berjalan terus, maju pantang mundur, sebagai Manusia Putra
atau Putri Bangsa Indonesia, dan sebagai Warga Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila yang
utama dan berguna bagi masyarakat dalam menjunjung tinggi
nama dan kehormatan Tuhanku, Agamaku, Tanah Tumpah
Darahku, Bangsaku, Negaraku, Amin. Amin, ya Allah, Amin.

50
Tuliskan Keputusanmu !!!

51
AKU MEMUTUSKAN UNTUK :

__________________________________________________

__________________________________________________

__________________________________________________

__________________________________________________

__________________________________________________

__________________________________________________

52
__________________________________________________

__________________________________________________

__________________________________________________

Nama………………… Mengetahui

(………………………..) (………………………..)

53
Bilamana adik sudah membuat keputusanmu, kembalilah kepada
Pendampingmu untuk menyampaikan keputusanmu dan siap
sedialah menerima pemberitahuan selanjutnya. Jika masih ada
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam hatimu maka
pendampingmu akan senang hati berdiskusi dengan adik dan
bilamana adik nanti menyatakan IKRAR PUTRA INDONESIA, maka
hendaknya amalan itu benar - benar bersifat tulus dan rela yang
semurni-murninya.

54
Indonesia Tanah Airku

Tanah Tumpah darahku

Di sanalah aku berdiri

Jadi PANDU Ibuku

55
“MARILAH KITA BERSERU, INDOONESIA BERSATU

MARILAH KITA BERDOA, INDONESIA BAHAGIA

MARILAH KITA BERJANJI, INDONESIA ABADI.”

56
“SELAMATLAH RAKYATNYA, SELAMATLAH PUTRANYA

PULAUNYA LAUTNYA SEMUANYA

MAJULAH NEGERINYA MAJULAH PANDUNYA

UNTUK INDONESIA RAYA”

57
58

Anda mungkin juga menyukai