berikut.
g. Sosialisasi kawasan hutan dan penegakan hukum kepada masyarakat terhadap perambahan hutan.
a. Penyusunan Rencana Tata ruang Kawasan pada rencana lokasi Waduk di Wilayah Sungai.
b. Rencana Pembangunan waduk / Bendungan, Embung, Sumur resapan dan Jebakan air / kolam.
c. Peningkatan kinerja sarana dan prasarana sumber daya air yang ada di setiap DAS di Wilayah Sungai.
a. Penetapan kelas air dan baku mutu air pada sumber air (peruntukan air pada sumber air) di Prov/Kab./Kota terkait.
b. Menetapkan baku mutu limbah cair yang diperkenankan dibuang ke dalam sungai.
d. Menetapkan dan menerapkan pedoman perhitungan biaya pemulihan dan pengelolaan kualitas air serta metode pembebanannya
kepada perencana.
a. Melakukan upaya padu serasi terhadap pemanfaatan ruang yang berkesinambungan antara fungsi kehutanan dan fungsi-fungsi lainnya,
b. Melakukan sinkronisasi program dan integrasi fungsi ruang di kawasan-kawasan perbatasan antar Kabupaten.
c. Adanya kegiatan sosialisasi dan pemahaman fungsi ruang kepada masyarakat, karena masyarakat sebagai subyek dan obyek
perencanaan.
d. Penegakkan supremasi hukum (Hukum Adat, Hulum Lingkungan dan Undang-undang Pokok Agraria / UUPA.
e. Menetapkan seluruh batas sempadan sumber daya air dan memberi batas sempadan.
g. Menginventarisasi jenis pemanfaatan yang sudah dilakukan di seluruh bagian sumber air.
h. Melakukan penelitian dan pengukuran parameter fisik dan morfologi sumber air, kimia, dan biologi pada sumber air.
a. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum yang baru khususnya di daerah yang belum terjangkau oleh sistem PDAM yang telah
ada sekarang (Kabupaten Belu, Kabupaten TTU, Kabupaten TTS, Kabupaten Malaka).
b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Bersih di tingkat kecamatan di seluruh kabupaten di Wilayah Sungai.
c. Pembangunan intake dan transmisi jaringan air baku di Kab. Belu, Kab. Malaka, Kab. TTU, Kab. TTS.
h. Pengembangan dan penerapan teknologi pertanian yang hemat air (System of Rice Intesification / SRI).
a. Identifikasi sumber air baku yang berpotensi sebagai air baku untuk menambah kapasitas produksi di Kabupaten Belu, Malaka, TTS dan
TTU
b. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Belu, Malaka, TTS, TTU
j. Penetapan zona rawan banjir, erosi, sedimentasi, tanah longsor yang diakibatkan oleh daya rusak air disemua Das.
k. Pengendalian pemanfaatan kawasan rawan bencana dengan melibatkan masyarakat di perbatasan (Lintas Negara).
l. Pembuatan sistem peringatan dini bahaya banjir termasuk sistem evakuasi disemua Das(Lintas Negara).
a. Integrasi sistem pelaksanaan tindakan penanggulangan kerusakan dan atau bencana akibat daya rusak air (Lintas Negara).
b. Integrasi sistem penetapan prosedur operasi standar penanggulangan bencana alam (Lintas Negara).
c. Integrasi sistem penyampaian berita tentang kejadian bencana alam (Lintas Negara)
d. Menyiapkan alat-alat berat yang akan digunakan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam penanggulangan bencana seperti back
Dilakukan melalui :
b. Rehabilitasi Pos-pos Hidrometri yang sudah ada di setiap DAS di Wilayah Sungai.
e. Pembangunan sistem informasi (hardware dan software) sumber daya air di tingkat provinsi/BWS NT II dan tingkat Kabupaten.
g. Penyusunan data base Pengelolan Wilayah Sungai secara terintegrasi mencakup seluruh DAS (mulai dari pengumpulan data dari
h. Sosialisasi Sistem Informasi sumber daya air termasuk tugas pokok dan fungsi dinas instansi yang terkait dalam Pengelolaan sumber
daya air.
i. Penyusunan nota kesepahaman dalam pengelolaan sumber daya air wilayah sungai dan forum koordinasi di Wilayah Sungai.
j. Menyediakan data dan informasi sumber daya air yang terintegrasi antar negara (Lintas Negara).
E. Aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Swasta dan Pemerintah
Dilakukan melalui :
b. Pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan sumber daya air.
d. Sosialisasi komoditas pertanian dan perkebunan yang cocok untuk dikembangkan di masing-masing DAS di Wilayah Sungai.
e. Pengembangan komoditas pertanian dan perkebunan yang sesuai dengan daya dukung lahan di masing-masing DAS di Wilayah
Sungai.
f. Sosialisasi pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sumber daya air di Wilayah Sungai.
g. Sosialisasi Peraturan Per-UU yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air ke seluruh stakeholder.
h. Pengawasan pelaksanaan Peraturan Per-UU yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air.
i. Pelatihan tentang pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sumber daya air yang bisa dikelola oleh
j. Sosialisasi tugas pokok dan fungsi Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) dan GERHAN di tingkat propinsi, kabupaten,
l. Pembentukan kesepakatan antar negara untuk memberdayakan kelembagaan adat sebagai media komunikasi antar masyarakat kedua
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I 1 PERLINDUNGAN Dijumpai adanya penurunan Menghutankan Mengikutsertakan Mengikutsertakan Mengikutsertakan Peningkatan Dinas
DAN Luas Hutan dan pengelolaan kembali dan masyarakat dalam masyarakat dalam masyarakat dalam peran Kehutanan,Dinas
PELESTARIAN lahan yang tidak pengelolaan kegiatan kegiatan kegiatan masyarakat Pertanian,Dinas
SUMBER DAYA mengindahkan kaidah lahan sesuai konservasi konservasibudiday konservasi dalam Perkebunan,BPDAS
konservasi,
AIR konservasi dengan kaidah budidaya tanaman a tanaman budidaya tanaman ,BWS NT II,Dinas
melakukan
yang disebabkan terjadi alih konservasi produktif produktif di produktif di penghijauan PU, BKSDA,
fungsi lahan dan kawasan hutan kawasan hutan dan BPMPD, TNI dan
penyimpangan penggunaan dengan sistem dengan sistem berkoordinasi POLRI
lahan untuk fungsi lain agroforestry agroforestry dengan
terutama untuk fungsi instansi terkait
melalui GNRHL
budidaya dan pertambangan
Pembuatan
tanpa diikuti pengolahan
Perda tentang
lahan yang ramah lingkungan perladangan
danreklamasi lahan bekas menetap
pertambangan
(Das Benanain, Das
Selowai,Das Fatuketi,Das
Hasfuik Maubesi,Das
Bakitolas,Das Banain,Das
Sunsea, Das Motabulu,Das
Alas Selatan, Das Mota
Babulu,Das Rainawe, Das
Lasiolat,Das Duarato,Das
Tafara,Das Dualasi,Das
Umaklaran,Das Bauho,Das
Lamakmen, Das Mota
Babulu,Das Umalawain,Das
Lawalu)
Dalam rangka menunjang Ditetapkannya Penetapan dan Pelaksanaan tata Penegakan hukum Menetapkan dan Dinas
MDG’s Program (Millennium fungsi kawasan Sosialisasikawasan batas kawasan kepada masyarakat mempertahankan Kehutanan,Dinas
Development Goals) untuk hutan minimal hutan hutan dan terhadap luas kawasan Pertanian,Dinas
menjamin keberlangsungan 30% dari luas DAS penegakan hukum perambahan hutan hutan minimal 30% Perkebunan,BPDAS
lingkungan dengan mentarget untuk menjamin terhadap dan pelaku illegal (tiga puluh ,BWS NT II,Dinas
luas cakupan hutan sebesar 30 keseimbangan perambahan hutan logging perseratus) dari PU
% dari luas lahan, dibutuhkan tata air dan dan pelaku illegal luas daerah aliran
penetapan kawasan hutan lingkungan. logging sungai dan/atau
untuk beberapa DAS yang pulau, dan tetap
belum memiliki Kawasan mempertahankan
Hutan untuk fungsi luas kawasan
konservasi. hutan yang masih
(Das Ketwen, Das memiliki luas lebih
Manukakae, Das Silawan, DAS dari 30% (tiga
Matpaosisiae, DAS Daikin puluh perseratus)
Oepotis, DAS Lamak Senulu, dengan sebaran
DAS Talau, Das Toianas, DAS yang proporsional
Oeekam, Das Hanmasi, Das untuk menjamin
Boking, DAS Sunu, Das Lake, keseimbangan tata
Das Nenoat dan Das Saenam) air dan lingkungan
Aktifitas perambahan hutan Kelestarian hutan KonservasiTerpadu KonservasiTerpadu KonservasiTerpadu Pelaksanaan BAPPEDA,Dinas
dan illegal logingyang lindung dan 50% kawasan 75% kawasan 100% kawasan Rehabilitasi hutan Kehutanan,BPDAS,
disebabkan lemahnya hutan konservasi lindung lindung lindung lindung dan hutan BWS NT II,BKSDA
pengawasan dan penegakan dapat terjaga konservasi.
hukum dari instansi di sektor
kehutanan dan tata batas
kawasan hutan yang belum
jelas
(Kawasan Lindung di Wilayah
Sungai)
Kerusakan lahan akibat Mengurangi Penetapan dan Sosialisasidan Pengembalian alih Pengembalian alih BAPPEDA,Dinas
perubahan tata guna lahan kerusakan lahan sosialisasi kepada penegakan hukum fungsi lahan dan fungsi lahan sesuai Kehutanan,Dinas
dari lahan hutan jadi lahan masyarakat kepada masyarakat Penegakan hukum dengan RTRWP/K Pertanian,Dinas
budidaya terhadap RTRW terhadap RTRW kepada masyarakat dengan melibatkan Perkebunan,BPDAS
yang disebabkan terjadi yang berlaku yang berlaku sesuai dengan instansi terkait dan ,BWS NT II,Dinas
pelanggaran alih fungsi lahan RTRW yang berlaku stake holder PU
yang tidak sesuai dengan terutama di dalam
peruntukannya (RTRWP/K) pemanfaatan lahan
(Kab. TTS, Kab. TTU dan Kab. yang berdampak
Belu) pada pelestarian
kawasan hutan
Adanya lahan kritis dan sangat Berkurangnya KonservasiTerpadu KonservasiTerpadu KonservasiTerpadu Merehabilitasi BPDAS dan BKSDA,
kritis di Wilayah Sungai luas lahan kritis di 50% meliputi 75% meliputi 100% meliputi lahan kritis dan Dinas
Benanain. Wilayah Sungai konservasi konservasi konservasi mengetahui Kehutanan,Dinas
vegetatif, teknik, vegetatif, teknik, vegetatif, teknik, luasan lahan Pertanian,Dinas
yang disebabkan illegal kritisnya hingga
dan lain-lain dan lain-lain dan lain-lain Perkebunan,BWS
saat ini
logging, alih fungsi lahan, Pencegahan dan NT II,Dinas PU
Pemeliharaan,
rendahnya kegiatan reboisasi penindakan illegal pemantauan dan
dan penghijauan dan sruktur loging evaluasi
tanah karst (jenis batu terhadap
kapur)untuk dilakukan kegiatan
konservasi dan rehabilitasi reboisasi dan
lahan rehabilitasi lahan
Sanksi adat bagi
( Das Wini, Das Mena, Das pelaku illegal
loging
Oemanu, Das Selowai, DAS
Umaklaran, Das Dualaus, DAS
Lasiolat, DAS Dualasi, Das
Lamakmen, Das Rainawe, Das
Benanain dan Das Umalawain)
Pengendalian fungsi lahan Pengelolaan Sosialisasikawasan Pelaksanaan tata Penegakan hukum Melibatkan Dinas
kehutananmasih belum kawasan hutan hutan dan batas kawasan kepada masyarakat instansi terkait dan Kehutanan,Dinas
optimal dan penegakan hukum hutan dan terhadap stake holder Pertanian,Dinas
yang disebabkan lemahnya pemeliharaan kepada masyarakat penegakan hukum perambahan hutan terutama di dalam Perkebunan,BPDAS
penegakan hukum dan ekosistem sesuai terhadap terhadap dan pelaku illegal pemanfaatan lahan ,BWS NT II,Dinas
pengawasan di lapangan serta dengan fungsinya perambahan hutan perambahan hutan logging yang berdampak PU
sosialisasi fungsi-fungsi (HP,HPT,HL, CA, dan pelaku illegal pada pelestarian
kawasan kepada SM dan APL). logging kawasan hutan
masyarakat(Das Bone, Das
Halilamutu, Das Temkuna, Das
Wini, Das Mena, Das Hasfuik
Maubesi, Das,fatukety, Das
Oemanu, Das Punu, Das
Umaklaran, Das Benanain)
Adanya abrasi pantai dan Pengelolaan Melakukan Melakukan Melakukan Melakukan BAPPEDA,Dinas
rusaknya ekosistem pesisir kawasan pesisir penghijauan dan penghijauan dan penghijauan dan rehabilitasi hutan Perikanan dan
yang dapat diidentifikasi dan rehabilitasi hutan rehabilitasi hutan rehabilitasi hutan mangrove Kelautan, Dinas
terdiri atas : estuaria, hutan pemeliharaan mangrove mangrove mangrove sepanjang garis Kehutanan dan
mangrove (hutan bakau), ekosistem pesisir sepanjang garis sepanjang garis sepanjang garis pantai BPDAS
terumbu karang dan padang dan pantai sesuai pantai seluas 50 % pantai seluas 75 % pantai seluas 100
lamun. dengan fungsinya dari lahan kritis di dari lahan kritis di % dari lahan kritis
yang disebabkan abrasi pantai ekosistem pesisir ekosistem pesisir di ekosistem
dan alih fungsi lahan di pesisir dan pantai dan pantai pesisir dan pantai
pantai. (Das Benanain,Das (CA Maubesi (Das (CA Maubesi (Das
Rainawe,Das Mota Babulu,Das Benanain,Das Benanain,Das
Umalawain,Das Lawalu) Rainawe,Das Mota Rainawe,Das Mota
Babulu,Das Babulu,Das
Umalawain, Umalawain,
Kekeringan pada areal Terpenuhinya KonservasiTerpadu KonservasiTerpadu KonservasiTerpadu Mendukung tindak Dinas
konservasi sumber air pada kebutuhan air 50% di kawasan 75% di kawasan 100% di kawasan lanjut penetapan Kehutanan,Dinas
beberapa mata air yang untuk berbagai lindung meliputi lindung meliputi lindung meliputi Kab. sekitarnya Pertanian,Dinas
disebabkan banyaknya lahan kebutuhan baik konservasi konservasi konservasi sebagai Kabupaten Perkebunan,BPDAS
kritis di sekitar mata air, dimusim hujan vegetatif, teknik, vegetatif, teknik, vegetatif, teknik, Konservasi , Kesehatan
sempadan sungai, sempadan maupun kemarau dan lain-lain dan lain-lain dan lain-lain
mata air dan areal sekitarnya
dan sempadan pantai(Kab.
TTS, Kab. TTU dan Kab. Belu)
Prasarana dan sarana sanitasi Membangun Pembangunan dan Pembangunan dan Pembangunan dan Melakukan BAPEDALDA /
kurang di Seluruh Kabupaten prasarana dan Rehab sarana dan Rehab sarana dan Rehab sarana dan koordinasi dan BLH,BWS NT
di Wilayah Sungai yang sarana sanitasi prasarana sanitasi prasarana sanitasi prasarana sanitasi pendekatan II,Dinas PU
disebabkan belum adanya disetiap Kota 50% 75% 100% kepada masyarakat
pembangunan Kabupaten / pabrik / industri
infrastruktursarana dan
prasarana sanitasi dan
lemahnya upaya-upaya
perbaikan lingkungan.
2 PENGAWETAN Belum optimalnya Tersimpannya air 1. Penyusunan 1. Pembangunan 1. Lanjutan 1. Merehabilitasi BAPPEDA,Dinas
AIR pembangunan dan yang berlebih Rencana Tata Waduk di Das pembangunan kawasan Kehutanan, Dinas
pemeliharaan tampungan air pada saat hujan ruang Kawasan Benanaindan Waduk di Das tangkapan air yang PU, Dinas
(masih banyak air terbuang pada rencana resetlementplan Benanaindan rusak Pertanian, PDAM,
pada musim hujan)yang lokasi Waduk di 2. Pembuatan resetlementplan 2. Revisi RTRW di BPN, PLN, BWS NT
disebabkan belum Wilayah Sungai sumur resapan 2. Lanjutan kawasan genangan II.
terbangunnya sarana dan 2. Rencana 3. Pembuatan pembuatan sumur waduk , BPDAS.
prasarana penampungan air Pembangunan jebakan air / kolam resapan 3. Pengawasan dan
seperti embung secara waduk/Bendungan 4. Pembuatan 3. Lanjutan pengendalian
optimal di Wilayah Sungai. (Rencana embung pembuatan pemanfaatan lahan
Membangun dan rehabilitasi Pengelolaan yang jebakan air / kolam di daerah
saran prasarana yang sudah memuat Rencana 4. Lanjutan genangan dan
ada Waduk) pembuatan daerah penyangga
(seluruh DAS dalam Wilayah 3. Studi Kelayakan, embung 4. Relokasi dan
Sungai) Detail Desain, resettlement
Amdal dan penduduk yang
Rencana Waduk di bermukim di
Das Benanain daerah rencana
genangan
4. Pembuatan 5. Pemerintah dan
sumur resapan pemerintah daerah
5. Pembuatan sepakat untuk
jebakan air / kolam memanfaatkan air
6. Pembuatan guna pembangkit
embung tenaga listrik
dengan
membangun
waduk
Limbah cair dan padat Pengendalian Menetapkan dan 1. Monitoring dan 1. Monitoring dan 1. Penerbitan Dinas PU Cipta
domestik dari perumahan dan pencemaran menerapkan evaluasi evaluasi Perda tentang Karya, Kab. Belu,
permukiman dibuang kualitas air pada pedoman pelaksanaan Perda, pelaksanaan Perda, Kewajiban TTS, TTU
langsung ke badan air badan air di perhitungan biaya 2. Pemetaan lokasi 2. Pengendalian pengolahan limbah , Lab. LH, Dinas
yang disebabkan belum Wilayah Sungai pemulihan dan dan identifikasi dan pengawasan cair domestik Kesehatan
tersedia sarana dan prasarana pengelolaan sumber serta sumber pencemar 2. Penegakan
rumah tangga untuk kualitas air serta potensi beban pada DAS - DAS di hukum
penampungan limbah rumah metode pencemaran pada Benanain
tangga (tempat sampah dan pembebanannya DAS - DAS di
sarana MCK) kepada perencana Wilayah Sungai
(seluruh DAS dalam Wilayah
Sungai)
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
II 1 PENATAGUNAAN Adanya Pelanggaran dan Mengembalikan a. Melakukan upaya Melaksanakan Pengaturan Pengaturan Tata BAPPEDA, BWS NT
SUMBER DAYA AIR Konflik Pemanfaatan fungsi lahan agar padu serasi pengendalian Ketentuan Zonasi Ruang wilayah II, Dinas
Ruang tetap sesuai terhadap pemanfaatan Sektoral secara Kehutanan, Dinas
yang disebabkan fungsi dengan pemanfaatan ruang ruang, melalui terus menerus, Perkebunan,
hutan dilanggar menjadi peruntukannya yang pengaturan zonasi sehingga terjadi BPDAS
fungsi budidaya dengan berkesinambungan untuk menjamin Indikasi arahan
cara : antara fungsi terwujudnya Tata peraturan zonasi
-perladangan berpindah kehutanan dan ruang sesuai sistem Provinsi,
-perambahan hutan fungsi-fungsi dengan Rencana Kabupaten, dan
-pembakaran lainnya, seperti Detail Tata Ruang Kota.
-penambahan galian C pertanian, Daerah dan
-konflik arahan perkebunan. Rencana Teknis
pemanfaatan lahan b. Melakukan Tata Ruang.
dikawasan perbatasan sinkronisasi program
antar kabupaten Belu dan dan integrasi fungsi
TTU ruang di kawasan-
kawasan perbatasan
(perbatasan Kabupaten antar Kabupaten.
Belu dan Kabupaten TTU, c. Adanya kegiatan
perbatasan TTU dan TTS. sosialisasi dan
pemahaman fungsi
ruang kepada
masyarakat, karena
masyarakat sebagai
subyek dan obyek
perencanaan.
d. Penegakkan
supremasi hukum
B. ASPEK PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(Hukum Adat,
Hulum Lingkungan
dan Undang-undang
Pokok Agraria /
UUPA
Pengelolaan daerah Perlindungan Menetapkan seluruh Pematokan batas Lanjutanan Pembuataan perda BWS NT II, Dinas
sempadan SDA belum sumber air,mata batas sempadan sempadan sumber pematokan batas dan penetapan PU, Dinas
optimal air dan sungai sumber daya air dan daya air sempadan sumber sempadan sumber Kehutanan,
yang disebabkan memberi batas daya air daya air BPDAS, Dinas
sempadan SDA belum sempadan Pertanian, Pemda
ditetapkan. (di seluruh Menyelesaian perda Prov/Kab
Wilayah Sungai batas sempadan
sumber daya air
Belum adanya zona Ditetapkannya a. Menginventarisasi Lanjutan strategi Lanjutan strategi Penetapan zona Menteri,
pemanfaatan sumber air zona fungsi jenis pemanfaatan jangka pendek jangka menengah pemanfaatan Gubernur, Bupati
yang disebabkan belum lindung dan yang sudah sumber air
ditetapkannya alokasi fungsi budidaya dilakukan di seluruh
zona untuk fungsi lindung untuk keperluan bagian sumber air
dan fungsi budidaya untuk pengelolaan b. Melakukan
keperluan pengelolaan sumber daya air penelitian dan
sumber daya air sehingga pengukuran
(di seluruh Wilayah terbentuk parameter fisik dan
Sungai keseimbangan morfologi sumber
fungsi lindung air, kimia, dan
dan budidaya biologi pada sumber
air
c. Menganalisis
kelayakan
lingkungan sesuai
dengan ketentuan
peraturan
perundang-
undangan
d. Menganalisis
potensi konflik
kepentingan antar
jenis pemanfaatan
yang sudah ada
Belum adanya penetapan Ditetapkannya - Menyusun Lanjutan Lanjutan Dalam penyusunan Menteri,
peruntukan air pada pengelompokkan peruntukan air pelaksanaan pelaksanaan peruntukan air Gubernur, Bupati,
sumber air penggunaan air pada alokasi air sesuai alokasi air sesuai pada sumber air BWS NT II, Dinas
sumbernya
yang disebabkan belum pada sumber air - Pelaksanaan dengan dengan dikoordinasikan PU, Dinas
ditetapkannya ke dalam alokasi air peruntukannya. peruntukannya. melalui wadah Pertanian, Dinas
pengelompokkan beberapa sesuai dengan koordinasi Perikanan, PDAM
penggunaan air pada golongan peruntukanny pengelolaan
sumber air ke dalam penggunaan air a. sumber daya air
beberapa golongan termasuk baku pada Wilayah
penggunaan air termasuk mutu air Sungai
baku mutu air(Di seluruh
Wilayah Sungai)
B. ASPEK PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2 PENYEDIAAN Kekurangan air untuk Diperlukan 1. Pembangunan 1. Identifikasi 1. Peningkatan Memberdayakan BAPPEDA, PDAM,
SUMBER DAYA AIR memenuhi bagi seluruh adanya upaya Instalasi Pengolahan sumber air baru kapasitas Instalasi masyarakat dalam Dinas PU, Dinas
penggunayang disebabkan (infrastruktur dan Air Minum yang yang berpotensi Pengolahan Air pengelolaan air Cipta Karya, BWS
ketersediaan air masih struktur) untuk baru khususnya di sebagai air baku Minum yang sudah bersih yang belum NT II
terbatas, cakupan air pemenuhan daerah yang belum untuk menambah ada (Kab. Belu, terjangkau oleh
bersih Provinsi NTT tahun kebutuhan air terjangkau oleh kapasitas produksi Kab. TTS dan Kab. pelayanan PDAM
2008 adalah 39,50 % bagi seluruh sistem PDAM yang 2. Lanjutan TTU)
pengguna telah ada sekarang Pembangunan 2. O & P instalasi
Program MDG’s (Kab. Belu, Kab. TTU, Instalasi air bersih
mentargetkancakupan air Kab. TTS) Pengolahan Air 3. O & P intake dan
bersih Provinsi NTT pada 2. Pembangunan Bersih di tingkat transmisi jaringan
tahun 2015 adalah Instalasi Pengolahan kecamatan di air baku di Kab.
minimal 67,0 % Air Bersih di tingkat seluruh kabupaten Belu, Kab. TTU,
kecamatan di di Wilayah Sungai Kab. TTS
(Kab. TTU, Kab. TTS dan
seluruh kabupaten 3. Peningkatan
Kab. Belu)
di WS Wilayah transmisi jaringan
Sungai air baku di Kab.
3. Pembangunan Belu, Kab. TTU,
intake dan transmisi Kab. TTS
jaringan air baku di
Kab. Belu, Kab. TTU,
Kab. TTS
Belum meratanya Terbangunnya Pembangunan dan Pembangunan dan Pembangunan dan Membangun BAPPEDA,BWS NT
penyebaran sarana dan sarana dan Rehab sarana dan Rehab sarana dan Rehab sarana dan sarana dan II dan Dinas PU,
prasarana SDA, terutama prasarana SDA di prasarana SDA 50% prasarana SDA 75% prasarana SDA prasarana SDA Pertanian
sarana dan prasarana daerah hulu 100% terutama Irigasi
irigasi karena lahan di Wilayah Sungai pada areal tadah
Wilayah Sungai hujan
merupakan lahan tadah
hujan dan dari sarana dan
prasarana irigasi yang ada
sebahagian sawah masih
diairi oleh irigasi desa
yang memiliki
kemampuan yang sangat
terbatas. .(Kab. TTU, Kab.
TTS dan Kab. Belu)
Pemenuhan kebutuhan air Peningkatan Rehabilitasi sistem Lanjutan Studi dan DED Penyediaan sarana Dinas PU,
irigasi bagi pertanian suplai air irigasi irigasi,Peningkatan rehabilitasi sistem Pengembangan dan prasarana BAPPEDA, Dinas
rakyat dalam sistem irigasi untuk kemampuan irigasi,Lanjutan Pengembangan irigasi yang Pertanian, Dinas
yang sudah ada belum meningkatkan pengelolaan sistem peningkatan dan Peningkatan O memadai Kehutanan,
memadai produksi pangan irigasi (Capacity kemampuan & P Daerah Irigasi BAPEDALDA/ BLH,
melalui Building) pengelolaan sistem Dinas ESDM,
(Di seluruh Wilayah pengembangan irigasi (Capacity BPDAS, BWS NT II
Sungai) Daerah Irigasi Building)
yang sudah ada
Terdapat potensi Terpenuhinya air Tahap studi dan Tahap pelaksanaan Lanjutan 1. Untuk Dinas PU,
pengembangan daerah irigasi secara sebagian tahap pengembangan Pengembangan peningkatan irigasi BAPPEDA, Dinas
irigasi dari irigasi terukur pelaksanaan Daerah Irigasi daerah irigasi sederhana Pertanian, Dinas
sederhana/semi teknis pengembangan (selesai) dan Pemerintah daerah Kehutanan,
untuk ditngkatkan Daerah Irigasi Peningkatan O & P menyiapkan lahan BAPEDALDA/ BLH,
menjadi irigasi teknis.(Kab. Daerah Irigasi 2. Melibatkan dan Dinas ESDM,
TTU, Kab. TTS dan Kab. memberdayakan BPDAS, BWS NT II
Belu) masyarakat adat
dan petani pemakai
air dalam
pengelolaan irigasi
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kab. Belu) SRI) Intesification / SRI) Intesification / SRI) penerapan , BWS NT II, BPDAS
teknologi pertanian
yang hemat air.
5 PENGUSAHAAN Pemanfaatan sumber Pemenuhan Identifikasi sumber Penyusunan DED Peningkatan 1. Menetapkan Dinas PU, PDAM,
SUMBER DAYA AIR mata air belum kebutuhan air air baku yang SPAM di kapasitas Instalasi alokasi air untuk air BWS NT II.
optimal(Kab. TTU, Kab. bersih untuk berpotensi sebagai kecamatan- Pengolahan Air baku sebagai
TTS dan Kab. Belu) rumah tangga, air baku untuk kecamatan Minum yang sudah prioritas utama
industri dan menambah Kabupaten Belu, ada, khususnya di 2. Meningkatkan
perkotaan kapasitas produksi di TTS, TTU Kabupaten Belu, kemampuan
Kabupaten Belu, TTS, TTU pengelolaan PDAM
TTS, TTU di kabupaten
3.
Melibatkanmasyara
kat dalam
pengelolaan air
baku
B. ASPEK PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Potensi daya air Pemanfaatan Studi Kelayakan dan Pembangunan O & P Pembangkit 1. Melibatkan dan Dinas PU, Dinas
belumdimanfaatkan(Kab. daya air untuk DED Pembangunan Pembangkit Listrik Listrik Tenaga memberdayakanm ESDM, PLN
TTU, Kab. TTS dan Kab. pembangkit listrik Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Mikro Hidro asyarakat dalam
Belu) tenaga mikro Tenaga Mikro Hidro Hidro (PLTMH) di (PLTMH) di Operasi dan
hidro (PLTMH)di Kabupaten Belu, Kabupaten Belu, Pemeliharaan
Kabupaten Belu, TTS, TTU TTS, TTU PLTMH
TTS, TTU 2.Pemerintah dan
pemerintah daerah
mempunyai
komitmen untuk
memanfaatkan
sumber daya air
guna pembangkit
listrik tenaga mikro
hidro
Tabel 3. 1 Kebijakan Operasional Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Benanain (Skenario 3 : Pertumbuhan Ekonomi Tinggi)
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I 1 PENCEGAHAN Terjadi genangan akibat Mengurangi Studi Pengendalian Pelaksanaan Lanjutan Pelaksanaan 1. Menyiapkan BAPPEDA,Din
I DAYA RUSAK banjir kerugian akibat Banjir dan Konstruksi Pengendalian banjir S. dan as PU, Badan
I yang disebabkan bencana banjir Pengembangan SDA diS. Pengendalian Banjir Talau, S. Ponu,S. membebaskan LH, BPBD,
kapasitas prasarana dan Talau, S. Ponu,S. dan Pengembangan di Benanain, S. lahan untuk BWS NT II.
sungai sebagai Benanain, S. S. Talau, S. Ponu,S. Mena,Sungai Babulu pembangunan
pengendali banjir Mena,Sungai Babulu Benanain, S. prasarana
terlampaui Mena,Sungai Babulu pengendalian
(S. Talau, S. Ponu,S. banjir
Benanain, S. Mena, 2. Pemerintah
Sungai Babulu) dan pemerintah
daerah
mempunyai
komitmen
untuk
mengurangi
kerugian akibat
banjir
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kerusakan tebing sungai Kerusakan Pembuatan DED Pelaksanaan 1. Lanjutan Pelaksanaan 1. Dinas PU,
yang disebabkan erosi tebing dapat Revetment Pembuatan Pembuatan Revetment Pengalokasian BWS NT II.
tebing sungai dikendalikan Revetment 2. O & P Sungai-sungai dana untuk
(Das Benanain, Das di Wilayah Sungai perbaikan
Sunu, Das Bone, Das 2. Pemerintah
Nenoat Das Lake dan dan pemerintah
Das Saenam) daerah
mempunyai
komitmen
untuk
menangani
kerusakan
tebing sungai
Alur sungai berpindah- Alur sungai Perbaikan dan Pemeliharaan Pemeliharaan 1. Dinas PU,
pindah terkendali pemeliharaan bangunan bangunan bangunan perlindungan Pengalokasian BWS NT II.
yang disebabkan (khususnya di perlindungan tebing perlindungan tebing tebing (krib) dan dana untuk
kemiringan dasar sungai daerah (krib) (krib) dan monitoring monitoring & evaluasi perbaikan
terlalu besar dan beban pemukiman dan & evaluasi 2. Pemerintah
sedimen terlalu tinggi daerah irigasi) dan pemerintah
(Das Benanain, Das daerah
Sunu, Das Bone, Das mempunyai
Nenoat Das Lake dan komitmen
Das Saenam) untuk menjaga
alur sungai
Tingkat Kerugian akibat Masyarakat 1. Melaksanakan studi 1. Lanjutan 1. Lanjutan pelaksanaan 1. Peran serta BAPPEDA,Din
bencana banjirrelatif dapat dan pelaksanaan pelaksanaan pembangunan Pemerintah as PU, Dinas
besaryang disebabkan mengantisipasi pembangunan pembangunan pengendalian banjir Daerah, Kehutanan,
banjir menggenangi bencana yang pengendalian banjir pengendalian banjir 2. Operasi dan Lembaga Adat BPBD, BWS
daerah pemukiman dan akan 2. Operasi dan 2. Operasi dan pemeliharaan dan masyarakat NT II,
irigasi ditimbulkan pemeliharaan pemeliharaan 3. Pelaksanaan sistem dalam sistem Lembaga
(S. Talau, S. Ponu, S. oleh daya rusak peringatan dini bahaya peringatan dini Adat
Benanain,S. Mena,S. air dengan banjir termasuk sistem 2. Pembuatan
Babulu aplikasi evakuasinya sistem
prakiraan banjir 4. Monitoring dan peringatan dini
dan sistem evaluasi sistem bahaya banjir
peringatan peringatan dini dan sistem
banjir evakuasinya di
Wilayah Sungai
Kerusakan pantaiyang Terlindunginya Rehabilitasi hutan bakau 1. Rehabilitasi Hutan 1. Monitoring dan Menetapkan BAPPEDA,Din
disebabkan terjadi pantai dari di sepanjang pantai Bakau di sepanjang Evaluasi pengamanan jenis tanaman as PU, Dinas
abrasi pantai.(Das abrasi pantai pantai bakau yang Kehutanan,
Saenam, Das Lake, Das khususnyayang 2. Monitoring dan 2. Pemeliharaan hutan cocok untuk Dinas
Nenoat, Das Bone, Das mengancam Evaluasi pengamanan bakau wilayah pesisir Kelautan dan
Hanmasi, Das Boking, sarana dan pantai pantai di Perikanan,Di
Das Oeekam, Das prasarana 3. Pemeliharaan hutan Wilayah Sungai nas PU, Dinas
Halilamutu, Das bakau Perhubungan
Toianas, Das , Dinas Sosial,
Umalawain, Das Mota Dinas
Babulu, Das Lawalu, Das Kesehatan,
Temkuna, Das Wini, Das PDAM, BPBD,
Mena, Das Hasfuik BWS NT II.
Aubesi, Das Fatukety,
Das Selowai, Das
Manukakae, Das
Daikain Oepotis, Das
Sunu, Das Oemanu, Das
Ketwen, Das Rainawe,
Das Dualaus, Das
Matpao Sisiae, Das
Silawan, Das Punu, Das
Benanain, Das Alas
Selatan
C. ASPEK PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Alih fungsi sepadan Mengembalikan 1. Menyiapkan regulasi Penanaman kembali di Pemeliharaan dan 1. Pendataan BAPPEDA,
atau bantaranyang fungsi sepadan 2. sosialisasi bagi bantaran sungai pelestarian jumlah Dinas PU,
disebabkan Motif atau bantaran masyarakat kerusakan Dinas
ekonomi, sosialbudaya 2. Sosialisasi Kehutanan,
dan adat BWS NT II,
(Sungai Talau dan BPN, BPBD
Benanain
Terjadi berbagai Masyarakat Penyediaan dan lanjutan Lanjutan Distribusi leaflet BPLHD,
peningkatan kasus terhindar dari perbaikan sarana tentang Depkes, LSM
penyakit pada saat penyakit akibat prasarana kesehatan di kesehatan dan yang
banjir banjir daerah rawan banjir pembuatan bergerak
yang disebabkan posko bencana dibidang
sarana dan prasarana kesehatan kesehatan
kesehatan didaerah akibat banjir lingkungan
rawan banjir kurang
memadai
2 PENANGGULANGA Perlunya mitigasi Penyaluran 1. Pembuatan rumah 1. Pembuatan rumah 1. Pembuatan rumah Menggalang Dinas PU,
N DAYA RUSAK bencana, kegiatan yang bantuan dan panggung, dan panggung, dan panggung, dan dan Dinas
bersifat meringankan melakukan rehabilitasi pemukiman rehabilitasi rehabilitasi pemukiman mengkoordinasi Perhubungan
penderitaan akibat penanggulanga dengan pertimbangan pemukiman dengan dengan pertimbangan kan berbagai , Dinas Sosial,
bencana n darurat aspek budaya pertimbangan aspek aspek budaya bantuan dan Dinas
budaya kegiatan yang Kesehatan,
(Das Benanain, Das Setiap terjadi bencana Setiap terjadi bencana bersifat BPBD, BWS
Sunu, Das Bone, Das banjir : 2. Bila terjadi Setiap terjadi bencana banjir : 2. Bila terjadi meringankan NT II,
Nenoat Das Lake dan banjir, menyiapkan alat- banjir : 2. Bila terjadi banjir, menyiapkan alat- penderitaan Sosnakertran
Das Saenam) alat berat yang akan banjir, menyiapkan alat berat yang akan akibat s
digunakan dan bahan- alat-alat berat yang digunakan dan bahan- bencanaBantua
bahan yang akan akan digunakan dan bahan yang akan n perumahan
digunakan dalam bahan-bahan yang digunakan dalam dan sarana air
penanggulangan akan digunakan dalam penanggulangan bersih (satu
bencana seperti back penanggulangan bencana seperti back paket)
hoe, bulldozer, karung bencana seperti back hoe, bulldozer, karung
plastik, bronjong hoe, bulldozer, karung plastik, bronjong
plastik, bronjong
3. Menentukan tempat 3. Menentukan tempat
yang aman untuk 3. Menentukan yang aman untuk
keperluan evakuasi tempat yang aman keperluan evakuasi
untuk keperluan
4. Sosialisasi untuk evakuasi 4. Sosialisasi untuk
keberlanjutan keberlanjutan
4. Sosialisasi untuk
keberlanjutan
3 PEMULIHAN Setiap Banjir yang Terlindunginya Evaluasi Kerusakan dan Perbaikan bangunan Lanjutan Perbaikan Membuat BAPPEDA,Din
terjadi banyak prasarana dan membuat rencana prasarana sumber bangunan prasarana pedoman, as PU, Dinas
prasarana dan sarana sarana sumber perbaikan secara daya air yang rusak sumber daya air yang petunjuk teknis Perhubungan
sumber daya air yang daya air dari menyeluruh akibat bencana rusak akibat bencana dan petunjuk , Dinas Sosial,
rusakyang disebabkan bahaya banjir Menanam tanaman pelaksanaan Dinas
Prasarana dan sarana Rehabilitasi dan Rehabilitasi dan untk perkuatan di untuk keperluan Kesehatan,
tidak tahan banjir. Rehabilitasi dan perbaikan terhadap perbaikan terhadap sekitar bantaran sungai perbaikan dan BPDAS, Dinas
Sistim konstruksi untuk perbaikan konstruksi tebing sungai konstruksi tebing (bambu dll) rehabilitasi Kehutanan,
resapan air kurang terhadap yang ada sungai yang ada prasarana dan Dinas
bagus, khususnya pada konstruksi Menanam tanaman sarana sumber Pertanian,
sumur(Das Benanain, tebing sungai untk perkuatan di daya air serta Dinas
Das Sunu, Das Bone, yang ada sekitar bantaran permukiman Perkebunan,
Das Nenoat Das Lake sungai (bambu dll) Membuat BPBD, BWS
dan Das Saenam) tanggul NT II.
permanen
Kebijakan Operasional Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I PEMERINTAH DAN Ketersediaan informasi Sistem basis data 1. Rasionalisasi Pos- 1. Rehabilitasi Pos- 1. Pembangunan 1. Melaksanakan O Ditjen SDA, Kem.
V PEMDA SDA tidak yang berkualitas Pos pos Hidrometri Pos Hidrometri & P sistem PU, Wadah
MENYELENGGARAKA berkesinambunganyang dan Hidrometeorologi yang sudah ada di 2. Pembangunan informasi SDA Koordinasi
N PENGELOLAAN disebabkan alat pemantau berkesinambungan 2. Rehabilitasi Pos- Wilayah Sungai Pos-pos 2. Pembagian Pengelolaan SDA,
SISTEM INFORMASI rusak dan O & P serta SDM di Wilayah Sungai pos Hidrometri yang 2. O & P sistem Hidrometeorologi tanggung jawab BWS NT
SDA SESUAI DENGAN kurang memadai sudah ada di setiap informasi SDA 3. O & P Pos masing-masing II,BAPPEDA,Dinas
KEWENANGANNYA (Di seluruh DAS dalam DAS diWilayah 3. Pengembangan Hidrometri instansi sesuai PU, Balai PSDA,
Wilayah Sungai Sungai sistem informasi 4. O & P sistem Undang-Undang Dinas Kehutanan,
3. Pembangunan SDA informasi SDA Dinas Pertanian,
Pos Hidrometri di 4.Pemutakhiran Dinas Perkebunan,
setiap DAS dalam data base Dinas
WS. benanain (termasuk data Perhubungan,
4. O & P Pos spasial) BPDAS,
Hidrometri Pengelolaan
5. Pembangunan Wilayah Sungai
sistem informasi
(hardware dan
software) SDA di
tingkat
provinsi/BWS NT II
dan tingkat
kabupaten
6. O & P sistem
informasi SDA
7. Penyusunan data
base Pengelolan
Wilayah Sungai
secara terintegrasi
mencakup seluruh
DAS (mulai dari
pengumpulan data
dari sumber sampai
dengan pusat data)
Kebijakan Operasional Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
V Masyarakat belum terlibat Masyarakat 1. Sosialisasi 1. Monitoring dan 1. Monitoring dan 1. Pemerintah dan Pemda Prov/Kab,
secara aktif dalam berperan secara masyarakat dalam evaluasi evaluasi pemerintah daerah Lembaga
Pengelolaan SDA aktif dalam tahap perencanaan 2. Sosialisasi 2. Sosialisasi mempunyai Adat/Tokoh
(Kab. TTU, Kab. TTS dan Pengelolaan SDA pengelolan SDA masyarakat dalam masyarakat dalam komitmen melalui Masyarakat, LSM
Kab. Belu) 2. Pemberdayaan tahap perencanaan tahap perencanaan Tim Koordinasi
masyarakat dalam pengelolan SDA pengelolan SDA Pengelolaan Sumber
pelaksanaan, 3. Pemberdayaan 3. Pemberdayaan Daya Air (TKPSDA)
pengawasan dan masyarakat dalam masyarakat dalam bersama masyarakat
pemeliharaan SDA pelaksanaan, pelaksanaan, untuk berperan
pengawasan dan pengawasan dan secara aktif dalam
pemeliharaan SDA pemeliharaan SDA Pengelolaan SDA
2. Membuat
petunjuk
pelaksanaan sistem
peran aktif
masyarakat dalam
pengelolaan SDA
Kegiatan Kegiatan 1. Sosialisasi Pembinaan dan Pembinaan dan 1. Pemerintah dan Dinas Pertanian,
budidayapertanian dan budidayapertanian komoditas pengawasan pengawasan pemerintah daerah Dinas Kehutanan,
perkebunan belum dan perkebunan pertanian dan pelaksanaan pelaksanaan mempunyai Dinas
seluruhnya memperhatikan perkebunan yang pengembanganko pengembanganko komitmen agar Perkebunan,
memperhatikan kesesuian kesesuaian dan cocok untuk moditas pertanian moditas pertanian kegiatan BWS NT II.
dan daya dukung lahan daya dukung lahan dikembangkan di dan perkebunan dan perkebunan budidayapertanian
(Kab. TTU, Kab. TTS dan masing-masing yang sesuai dengan yang sesuai dengan dan
Kab. Belu) DAS di Wilayah daya dukung daya dukung lahan perkebunanmemper
Sungai lahandi masing- di masing-masing hatikan daya dukung
2. Pengembangan masing DAS di DAS di Wilayah lahan
komoditaspertania Benanain Sungai 2. Membuat
n dan perkebunan petunjuk
yang sesuai dengan pelaksanaan sistem
daya dukung budidaya pertanian
lahandi masing- dan perkebunan
masing DAS di yang sesuai dengan
Wilayah Sungai daya dukung lahan
Masyarakat belum terlibat Masyarakat Sosialisasi Pembinaan dan Pembinaan dan Pemerintah dan Dinas Pertanian,
secara optimal dalam terlibat secara pembangunan, pengawasan pengawasan pemerintah daerah Dinas Kehutanan,
pemeliharaan Sarana dan optimal dalam pemanfaatan dan pembangunan, pembangunan, mempunyai Dinas
Prasarana SDA pemeliharaan pemeliharaan pemanfaatan dan pemanfaatan dan komitmen agar Perkebunan,
(Kab. TTU, Kab. TTS dan Sarana dan sarana dan pemeliharaan pemeliharaan masyarakat terlibat BWS NT II.
Kab. Belu) Prasarana SDA prasarana SDA di sarana dan sarana dan secara optimal dalam
Wilayah Sungai prasarana SDA di prasarana SDA di pemeliharaan Sarana
Wilayah Sungai Wilayah Sungai dan Prasarana SDA
Pemahaman masyarakat Masyarakat paham Sosialisasi Sosialisasi Sosialisasi Pemerintah Dinas Pertanian,
terhadap ketentuan terhadap Peraturan Per-UU Peraturan Per-UU Peraturan Per-UU mempunyai Dinas Kehutanan,
Peraturan Per-UU masih ketentuan yang terkait yang terkait yang terkait komitmen untuk Dinas
kurang Peraturan Per-UU dengan dengan dengan meningkatkan Perkebunan,
(Kab. TTU, Kab. TTS dan tentang Sumber pengelolaan SDA pengelolaan SDA pengelolaan SDA pemahaman BWS NT II.
ke seluruh ke seluruh ke seluruh ketentuan Peraturan
E. ASPEK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pelaksanaan penegakan Penegakan hukum 1. Sosialisasi 1. Sosialisasi 1. Sosialisasi Pemerintah dan Dinas Pertanian,
hukum dan pengenaan dan pemberlakuan Peraturan Per-UU Peraturan Per-UU Peraturan Per-UU pemerintah daerah Dinas Kehutanan,
sanksi sesuai ketentuan sanksi sesuai yang terkait yang terkait yang terkait mempunyai Dinas
Peraturan Per-UU yang ketentuan dengan dengan dengan komitmen untuk Perkebunan,
berlaku masih belum Peraturan Per-UU pengelolaan SDA pengelolaan SDA pengelolaan SDA melaksanakan BWS NT II.
optimal yang berlaku ke seluruh ke seluruh ke seluruh penegakan hukum,
(Kab. TTU, Kab. TTS dan stakeholder stakeholder stakeholder pemberian
Kab. Belu) 2. Pengawasan 2. Pengawasan 2. Pengawasan penghargaan dan
pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan pemberlakuan sanksi
Peraturan Per-UU Peraturan Per-UU Peraturan Per-UU sesuai ketentuan
yang terkait yang terkait yang terkait Peraturan Per-UU
dengan dengan dengan yang berlaku
pengelolaan SDA pengelolaan SDA pengelolaan SDA
3. Penegakan 3. Penegakan 3. Penegakan
hukum dan hukum dan hukum dan
pemberlakukan pemberlakukan pemberlakukan
sanksi sanksi sanksi
Pengetahuan masyarakat Peningkatan 1. Pelatihan 1. Pelatihan 1. Pelatihan 1. Pemerintah dan Dinas Pertanian,
tentang Pengelolaan pengetahuan tentang tentang tentang pemerintah daerah Dinas Kehutanan,
Sumber Daya Air masih masyarakat pelaksanaan, pelaksanaan, pelaksanaan, mempunyai Dinas
kurang terhadap pemanfaatan dan pemanfaatan dan pemanfaatan dan komitmen untuk Perkebunan,
Pengelolaan pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan meningkatkan BWS NT II.
(Kab. TTU, Kab. TTS dan Sumber Daya Air sarana dan sarana dan sarana dan pengetahuan
Kab. Belu) prasarana SDA prasarana SDA prasarana SDA masyarakat terhadap
yang bisa dikelola yang bisa dikelola yang bisa dikelola Pengelolaan Sumber
oleh masyarakat di oleh masyarakat di oleh masyarakat di Daya Air2. Membuat
Wilayah Sungai Wilayah Sungai2. Wilayah Sungai2. petunjuk-petunjuk
Pembinaan dan Pembinaan dan tentang sistem
evaluasi evaluasi pengelolaan SDA
pelaksanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan dan pemanfaatan dan
pemeliharaan pemeliharaan
sarana dan sarana dan
prasarana SDA prasarana SDA
yang bisa dikelola yang bisa dikelola
oleh masyarakat di oleh masyarakat di
Wilayah Sungai Wilayah Sungai
Masyarakat masih belum Masyarakat 1. Sosialisasi tugas 1. Pelaksanaan 1. Pelaksanaan 1. Menerbitkan Dinas Pertanian,
mengenal program mengenal dan pokok dan fungsi program-program program-program petunjuk Dinas Kehutanan,
Gerakan Nasional melaksanakan Gerakan Nasional GNKPA dan GNKPA dan pelaksanaan di Dinas
Kemitraan Penyelamatan program- Kemitraan GERHAN GERHAN tingkatprov/kab Perkebunan,
Air (GNKPA), Gerakan programGNKPA Penyelamatan Air 2. Pembinaan dan 2. Pembinaan dan tentang Pedoman BPDAS
RehabilitasiHutan dan GERHAN (GNKPA)dan pengawasan pengawasan Penyelamatan Air , BWS NT II.
(GERHAN) GERHAN di tingkat program-program program-program sebagai acuan dalam
(Kab. TTU, Kab. TTS dan propinsi, GNKPA dan GNKPA dan sosialisasi GNKPA
Kab. Belu) kabupaten, GERHAN GERHAN dan GERHAN
kecamatan dan terhadap masyarakat
desa yang 2. Pemerintah dan
termasuk dalam pemerintah daerah
Wilayah Sungai mempunyai
2. Pelaksanaan komitmen sebagai
program-program komando dalam
GNKPA dan rangka program-
GERHAN programGNKPA dan
GERHAN
Kebijakan Operasional Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Lintas Negara
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I a Perlindungan dan Penggunaan palung sungai Tidak terjadi Pembuatan Pelaksanaan Lanjutan Dibentuk tim Menlu, Kehakiman,
. Pelestarian Sumber sebagai batas negara konflik batas antar kesepakatan kesepakatan pelaksanaan perumus Pertahanan,
Daya Air dengan Timor Leste sering negara pengelolaan antar pengelolaan kesepakatan pelaksanaan Kementerian PU,
berubah-ubah negara dengan bersama di batas pengelolaan pengelolaan masyarakat adat
yang disebabkan palung lebar tertentupada antar negara bersama d batas sumber daya air perbatasan, Pemda
sungai selalu berubah sungai yang dipakai antar negara lintas negara Prov/Kab Provinsi
mengikuti sifat morfologi sebagai batas NTT, Pemda
sungai negara Prov/Kab
( Sungai Ekat, Sungai Kabupaten Belu,
Banain, Sungai Bilomi, Kabupaten TTS,
Sungai Noel Meto, Sungai Kabupaten TTU,
Mota Akodato, Sungai Kemendagri,
Mota Ain, Sungai Mota Kemenkehut
Lidosu, Sungai Mota
Baukama, Sungai Talau,
Sungai Tafara, Sungai
Mota Medik, Sungai Mota
Bahulu, Sungai Mota
Masin
Sering terjadi konflik antar Penuntasan garis Penetapan dan Pelaksanaan Lanjutan
masyarakat di batas antar negara pemasangan tanda penetapan dan pelaksanaan
perbatasanyang sehingga tidak batas antar negara pemasangan tanda penetapan dan
disebabkan garis / titik menimbulkan batas antar negara pemasangan tanda
perbatasan belum 100% konflik-konflik batas antar negara
ditetapkan perbatasan antar
( Sungai Ekat, Sungai negara
Banain, Sungai Bilomi,
Sungai Noel Meto, Sungai
Mota Akodato, Sungai
Mota Ain, Sungai Mota
Lidosu, Sungai Mota
Baukama, Sungai Talau,
Sungai Tafara, Sungai
Mota Medik, Sungai Mota
Bahulu, Sungai Mota
Masin)
A.ASPEK KONSERVASI SDA
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
a Penatagunaan Adanya Pelanggaran dan Mengembalikan a. Melakukan upaya Melaksanakan Pengaturan Dibentuk tim Menlu, Kehakiman,
. Sumber Daya Konflik Pemanfaatan fungsi lahan agar padu serasi pengendalian Ketentuan Zonasi perumus Pertahanan,
Ruangyang disebabkan tetap sesuai terhadap pemanfaatan ruang, Sektoral secara pelaksanaan Kementerian PU,
fungsi hutan dilanggar dengan pemanfaatan ruang melalui pengaturan terus menerus, pengelolaan masyarakat adat
menjadi fungsi budidaya peruntukannya yang zonasi untuk sehingga terjadi sumber daya air perbatasan, Pemda
dengan cara : berkesinambungan menjamin Indikasi arahan lintas negara Prov/Kab Provinsi
- perladangan berpindah antara fungsi terwujudnya Tata peraturan zonasi NTT, Pemda
- perambahan hutan kehutanan dan ruang sesuai dengan sistem Provinsi, Prov/Kab
- pembakaran fungsi-fungsi Rencana Detail Tata Kabupaten, dan Kabupaten Belu,
- penambahan galian C lainnya, seperti Ruang Daerah dan Kota. Kabupaten TTS,
- konflik arahan pertanian, Rencana Teknis Tata Kabupaten TTU,
pemanfaatan lahan perkebunan. Ruang. Kemendagri,
dikawasan perbatasan b. Melakukan Kemenkehut
(a. DAS bagian hulu yang sinkronisasi
berada di NKRI : Das program dan
Banain, DAS Sunsea, Das integrasi fungsi
Bakitolas, Das Oemanu, ruang di kawasan-
Das Wini, DASDaikin kawasan perbatasan
Oepotis, DAS Dualasi, DAS antar Kabupaten.
Bauho, DAS Lamak Senulu, c. Adanya kegiatan
DAS Talau, Das sosialisasi dan
Lamakmen, DAS Duarato, pemahaman fungsi
DAS Tafara,DAS Mota ruang kepada
Bahulu, Das Alas dan Das masyarakat, karena
Alas Selatan masyarakat sebagai
subyek dan obyek
b. DAS bagian hulu yang perencanaan.
berada di Timor Leste : d. Penegakkan
Das Ekat,DAS Umaklaran, supremasi hukum
DAS Lasiolat, Das (Hukum Adat,
Rainawe) Hulum Lingkungan
dan Undang-undang
Pokok Agraria /
UUPA
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
jenis pemanfaatan
yang sudah ada
Belum adanya penetapan Ditetapkannya Menyusun Lanjutan strategi Lanjutan strategi Dibentuk tim Menlu, Kehakiman,
peruntukan air pada pengelompokkan peruntukan air pada jangka pendek jangka menengah perumus Pertahanan,
sumber air penggunaan air sumbernya pelaksanaan Kementerian PU,
yang disebabkan belum pada sumber air pengelolaan masyarakat adat
ditetapkannya ke dalam sumber daya air perbatasan, Pemda
pengelompokkan beberapa lintas Negara Prov/Kab Provinsi
penggunaan air pada golongan NTT, Pemda
sumber air ke dalam penggunaan air Prov/Kab
beberapa golongan termasuk baku Kabupaten Belu,
penggunaan air termasuk mutu air Kabupaten TTS,
baku mutu air di kedua Kabupaten TTU,
negara Kemendagri,
( Das Ekat, Das Banain, Kemenkehut
DAS Sunsea, Das Bakitolas,
Das Oemanu, Das Wini,
DASDaikin Oepotis, DAS
Umaklaran, DAS Lasiolat,
DAS Dualasi, DAS Bauho,
DAS Lamak Senulu, DAS
Talau, Das Lamakmen,
DAS Duarato, DAS Tafara,
Das Rainawe, DAS Mota
Bahulu, Das Alas
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Terdapat potensi Terpenuhinya air Pengembangan Lanjutan Lanjutan Dibentuk tim Menlu, Kehakiman,
pengembangan daerah irigasi secara Daerah Irigasi Pengembangan dan Pengembangan perumus Pertahanan,
irigasi dari irigasi terukur Peningkatan O & P dan Peningkatan pelaksanaan Kementerian PU,
sederhana/semi teknis Daerah Irigasi O & P Daerah pengelolaan masyarakat adat
untuk ditingkatkan Irigasi sumber daya air perbatasan, Pemda
menjadi irigasi lintas negara Prov/Kab Provinsi
teknis.(daerah irigasi yang NTT, Pemda
berada di NKRI dan Prov/Kab
berbatasan dengan Timor Kabupaten Belu,
Leste di Das Alas,Das Kabupaten TTS,
Bakitolas, Das Banain, Das Kabupaten TTU,
Ekat, Das Lamakmen, Das Kemendagri,
Lasiolat, Das Oemanu, Das Kemenkehut
Rainawe,Das Talaudan Das
Umaklaran)
Kebijakan Operasional Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Lintas Negara
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
a Pencegahan Daya Terjadi genangan akibat Mengurangi Studi Pengendalian Pelaksanaan Lanjutan Dibentuk tim Menlu, Kehakiman,
. Rusak banjir dan belum adanya kerugian akibat Banjir dan Konstruksi Pelaksanaan perumus Pertahanan,
pengaturan pengendalian bencana banjir Pengembangan Pengendalian Pengendalian pelaksanaan Kementerian PU,
daya rusak air antar SDA diS. Talau Banjir dan banjir S. Talau pengelolaan masyarakat adat
negara yang disebabkan Pengembangan di sumber daya air perbatasan, Pemda
kapasitas prasarana dan S. Talau lintas negara Prov/Kab Provinsi
sungai sebagai pengendali NTT, Pemda
banjir terlampaui dan Prov/Kab
pengendalian daya rusak Kabupaten Belu,
air antara negara Kabupaten TTS,
Indonesia dengan Timor Kabupaten TTU,
Leste belum terintegrasi Kemendagri,
(S. Talau (DAS Mota Loes) Kemenkehut
Tingkat Kerugian akibat Masyarakat dapat 1. Melaksanakan 1. Lanjutan 1. Lanjutan Dibentuk tim Menlu, Kehakiman,
bencana banjirrelatif mengantisipasi studi dan pelaksanaan pelaksanaan perumus Pertahanan,
besaryang disebabkan bencana yang akan pelaksanaan pembangunan pembangunan pelaksanaan Kementerian PU,
banjir menggenangi ditimbulkan oleh pembangunan pengendalian pengendalian pengelolaan masyarakat adat
daerah pemukiman dan daya rusak air pengendalian banjir banjir sumber daya air perbatasan, Pemda
irigasi dengan aplikasi banjir 2. Operasi dan 2. Operasi dan lintas negara Prov/Kab Provinsi
(S. Talau) prakiraan banjir 2. Operasi dan pemeliharaan pemeliharaan NTT, Pemda
dan sistem pemeliharaan 3. Pelaksanaan Prov/Kab
peringatan banjir sistem peringatan Kabupaten Belu,
dini bahaya banjir Kabupaten TTS,
termasuk sistem Kabupaten TTU,
evakuasinya Kemendagri,
4. Monitoring dan Kemenkehut
evaluasi sistem
peringatan dini
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
b Penanggulangan Perlunya mitigasi bencana, Penyaluran Setiap terjadi Setiap terjadi Setiap terjadi
. Daya Rusak kegiatan yang bersifat bantuan dan bencana banjir : bencana banjir : bencana banjir :
meringankan penderitaan melakukan 1. Menyiapkan 1. Menyiapkan 1. Menyiapkan
akibat bencana penanggulangan alat-alat berat yang alat-alat berat yang alat-alat berat yang
(Sungai Talau) darurat akan digunakan akan digunakan akan digunakan
dan bahan-bahan dan bahan-bahan dan bahan-bahan
yang akan yang akan yang akan
digunakan dalam digunakan dalam digunakan dalam
penanggulangan penanggulangan penanggulangan
bencana seperti bencana seperti bencana seperti
back hoe, back hoe, back hoe,
bulldozer, karung bulldozer, karung bulldozer, karung
plastik, bronjong plastik, bronjong plastik, bronjong
2. Menentukan 2. Menentukan 2. Menentukan
tempat yang aman tempat yang aman tempat yang aman
untuk keperluan untuk keperluan untuk keperluan
evakuasi evakuasi evakuasi
c Pemulihan Setiap Banjir yang terjadi Terlindunginya Evaluasi Kerusakan Perbaikan Lanjutan Perbaikan
. banyak prasarana dan prasarana dan dan membuat bangunan bangunan
sarana sumber daya air sarana sumber rencana perbaikan prasarana sumber prasarana sumber
yang rusakyang daya air dari secara menyeluruh daya air yang rusak daya air yang rusak
disebabkan prasarana bahaya banjir akibat bencana akibat bencana
pengendalian banjir Rehabilitasi dan Menanam
kurang / tidak tahan Rehabilitasi dan perbaikan Rehabilitasi dan tanaman untk
terhadap kerusakan akibat perbaikan terhadap perbaikan perkuatan di
banjir. terhadap konstruksi tebing terhadap sekitar bantaran
(Sungai Talau) konstruksi tebing sungai yang ada konstruksi tebing sungai (bambu dll)
sungai yang ada sungai yang ada
Menanam
tanaman untk
perkuatan di
sekitar bantaran
sungai (bambu dll)
Kebijakan Operasional Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Lintas Negara
D.ASPEK SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
a Pemerintah dan Belum adanya sistem Keterbukaan dan Sosialisasi Sistem 1. Evaluasi Sistem 1. Evaluasi Sistem Dibentuk tim Menlu, Kehakiman,
. Pemda Prov/Kab informasi sumber daya air penyebarluasan Informasi SDA Informasi SDA Informasi SDA perumus Pertahanan,
Menyelenggarakan antara negara Sistem Informasi termasuk tugas termasuk termasuk pelaksanaan Kementerian PU,
PengelolaanSistem yang disebabkan sistem Sumber Daya Air pokok dan fungsi pelaksanaan tugas pelaksanaan tugas pengelolaan masyarakat adat
Informasi Sumber informasi sumber daya air (SISDA) dinas instansi yang pokok dan fungsi pokok dan fungsi sumber daya air perbatasan, Pemda
Daya Air Sesuai antar negara belum terkait dalam dinas instansi yang dinas instansi yang lintas negara Prov/Kab Provinsi
Dengan terintegrasi Pengelolaan SDA terkait dalam terkait dalam NTT, Pemda
Kewenangannya (Sungai Ekat, Sungai Pengelolaan SDA Pengelolaan SDA Prov/Kab
Banain, Sungai Bilomi, lintas negara (BWS NT II, BPDAS, Kabupaten Belu,
Sungai Noel Meto, Sungai 2. Pengendalian dll) Kabupaten TTS,
Mota Akodato, Sungai dan pengawasan 2. Pengendalian Kabupaten TTU,
Mota Ain, Sungai Mota perijinan usaha dan pengawasan Kemendagri,
Lidosu, Sungai Mota yang terkait perijinan usaha Kemenkehut
Baukama, Sungai Talau, dengan yang terkait
Sungai Tafara, Sungai pemanfaatan lahan dengan
Mota Medik, Sungai Mota di DAS perbatasan pemanfaatan lahan
Bahulu, Sungai Mota di DAS perbatasan
Masin)
Penyebarluasan Sistem Keterbukaan dan Sosialisasi Sistem 1. Evaluasi Sistem 1. Evaluasi Sistem
Informasi Sumber Daya Air penyebarluasan Informasi SDA Informasi SDA Informasi SDA
belum terkoordinasi antar Sistem Informasi termasuk tugas termasuk termasuk
negarayang disebabkan Sumber Daya Air pokok dan fungsi pelaksanaan tugas pelaksanaan tugas
Data SDA, peralatan dan (SISDA) dinas instansi yang pokok dan fungsi pokok dan fungsi
sistem yangbelum terkait dalam dinas instansi yang dinas instansi yang
memadai Pengelolaan SDA terkait dalam terkait dalam
(Das Ekat, Das Banain, lintas negara Pengelolaan SDA Pengelolaan SDA
DAS Sunsea, Das Bakitolas, lintas negara lintas negara
Das Oemanu, Das Wini, 2. Pengendalian 2. Pengendalian
DASDaikin Oepotis, DAS dan pengawasan dan pengawasan
Umaklaran, DAS Lasiolat, perijinan usaha perijinan usaha
DAS Dualasi, DAS Bauho, yang terkait yang terkait
DAS Lamak Senulu, DAS dengan dengan
Talau, Das Lamakmen, pemanfaatan lahan pemanfaatan lahan
DAS Duarato, DAS Tafara, di DAS perbatasan di DAS perbatasan
Das Rainawe, DAS Mota
D.ASPEK SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kebijakan Operasional Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Benanain Lintas Negara
Strategi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5 Pemberdayaan dan Masyarakat di tapal batas Adanya rasa saling Terbentuknya Pelaksanaan Pemberdayakan Dibentuk tim Menlu, Kehakiman,
peningkatan peran negara memiliki rasa menghormati dan kesepakatan kesepakatan kelembagaan adat perumus Pertahanan,
serta masyarakat, ketidakpercayaan dan tetap menjalin antarnegara untuk antarnegara untuk sebagai media pelaksanaan Kementerian PU,
swasta dan saling curiga dalam hubungan baik memberdayakan memberdayakan komunikasi antar pengelolaan masyarakat adat
pemerintah. pemanfaatan dan yang harmonis kelembagaan adat kelembagaan adat masyarakat kedua sumber daya air perbatasan, Pemda
pengelolaan SDA yang antar masyarakat sebagai media sebagai media negara. lintas negara Prov/Kab Provinsi
disebabkan Motif di tapal batas komunikasi antar komunikasi antar NTT, Pemda
ekonomi, sosial budaya kedua negara masyarakat kedua masyarakat kedua Prov/Kab
dan adat dalam negara. negara. Kabupaten Belu,
(Kab. Belu dan Kab. TTU) pemanfaatan dan Kabupaten TTS,
pengelolaan SDA Kabupaten TTU,
Kemendagri,
Kemenkehut