Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

PENGARUH OLESAN MINYAK CENGKEH (Syzygium Aromaticum L)


TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA HEWAN COBA
MENCIT(mus musculus) STRAIN Balb/ c

N A Wibowo, Comariyati N 1
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surabaya 1
Kutipan: Wibowo, N A.,Comariyati N. (2017). PENGARUH OLESAN MINYAK CENGKEH
(Syzygium Aromaticum L) TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA
HEWAN COBA MENCIT(Mus Musculus) STRAIN Balb/C. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 2 (1)

INFORMASI ABSTRACT
Luka adalah rusaknya atau terputusnya sebagian atau seluruh
Korespondensi jaringan tubuh. Peran perawat dalam manajemen luka dapat
dilakukan dengan memberikan terapi keperawatan komplementer
yang membantu mempercepat penyembuhan luka salah satunya
dengan terapi herbal. Minyak cengkeh (Syzygium Aromaticum L)
dengan kandungan eugenol sebagai antiseptik dipercaya dapat
menyembuhkan luka pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk
Keywords: Luka insisi,
mengetahui pengaruh pemberian olesan minyak cengkeh terhadap
minyak cengkeh,
mencit(mus mussculus) proses penyembuhan luka insisi pada mencit. Desain penelitian
ini menggunakan true eksperiment, post test only group design.
Sampel penelitian adalah hewan mencit (mus musculus) sejumlah
18 ekor yang dibagi menjadi1 kelompok perlakuan dan 1
kelompok kontrol, dengan kriteria mencit (mus musculus) berjenis
strain balb/c jantan, umur 2-2,5 bulan, dan berat badan 20-30
gram. Hasil analisis data penelitian menggunakan Uji Independent
Samples Test dengan nilai ρ= 0,000 <α =0,05, maka ada pengaruh
olesan minyak cengkeh terhadap pemendekan luka (cm) pada
hewan coba mencit (mus mussculus). Pengaruh pemberian olesan
minyak cengkeh (Syzygium Aromaticum L) terhadap proses
penyembuhan luka insisi pada hewan coba mencit terjadi
pemendekan luka insisi rata-rata terjadi pada hari ke-7 sebanyak 4
ekor (44,4%). Ada pengaruh proses penyembuhan luka insisi
dengan menggunakan olesan minyak cengkeh (Syzygium
Aromaticum L).
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

PENDAHULUAN satunya dengan terapi herbal.WHO(Wold


Health Organization) (2010), mencanangkan
Luka adalah rusaknya atau terputusnya konsep kesehatan back to nature (gaya hidup
sebagian atau seluruh jaringan tubuh. Tujuan kembali ke alam), yaitu dengan memanfaatan
merawat luka adalah untuk mencegah tanaman berkhasiat obat atau tanaman herbal
terjadinya kerusakan pada kulit, membran yang bertujuan untuk mengurangiefek
mukosa atau jaringan lain yang disebabkan samping dari obat kimia yang cenderung
oleh adanya trauma, fraktur, luka operasi yang merugikan.
dapat merusak permukaan kulit (De jong, Keanekaragaman hayati (tanaman herbal)
2010). di Indonesia dapat dimanfaatkan oleh
Dalam perawatan luka dapat menggunakan masyarakat sebagai obat. Terdapat kurang
terapi non farmakologi dengan memanfaatkan lebih 1000 jenis tanaman yang termasuk
tanaman berkhasiat obat karena lebih efektif, dalam kelompok tanaman obat. Menurut
mudah didapat, harga relatif murah dan hasil Pongsipulung, Yamlean & Banne (2012),
maksimal. Fenomena saat ini masih banyak menjelaskan bahwa getah bonggol pisang
rumah sakit yang menggunakan NaCl 0,9 % Ambon mengandung saponin, tannin, dan
sebagai cairan perawatan luka. NaCl bukan flavonoid, yang bekerja dalam proses
antiseptik sehinggatidak dapat membunuh penyembuhan luka.
bakteri yang mungkin terdapat pada luka. Tanaman Cengkeh (Syzygium Aromaticum
Penggunaannya sering diberikan pada luka L) merupakan tanaman asli Indonesia,
yang steril (Arisanty,2013).Penatalaksanaan cengkeh bisa dijadikan sebagai tanaman
luka yang kurang tepat dapat menimbulkan rempah, yang sejak lama sudah digunakan
infeksi sehingga luka menjadi semakin dalam dalam berbagai industri seperti rokok,
dan melebar serta mampu mengancam jiwa makanan, minuman, dan obat-obatan. Bagian
(Sjamsuhidayat.R & De Jong.W, 2010). taman cengkeh yang dapat dimanfaatkan
Prevalensi luka setiap tahun semakin untuk keperluan adalah bunga, tangkai bunga
meningkat, baik luka akut maupun luka (gagang) dan daun cengkeh (Herbie, 2015).
kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika Dengan komposisi senyawa aktif, cengkeh
menunjukkan prevalensi pasien dengan luka menghasilkan minyak cengkeh (Syzygium
adalah 3,50 per 1000 populasi penduduk. Aromaticum L) mempunyai potensi untuk
Mayoritas luka pada penduduk dunia adalah menyembuhkan luka. Minyak cengkeh dapat
luka karena pembedahan dan trauma dipakai sebagai obat analgesik untuk
(48,00%).Di Indonesia untuk cedera luka mengurangi nyeri seperti sakit gigi, sebagai
terbuka sebesar 25,4%, dengan prevalensi antiradang, antimuntah, antispasmodik,
tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tengah antikaminatif, penguat ginjal dan antiseptik.
sebesar 33,3%.Prevalensi penderita luka Dimana kandungan eugenol yang tinggi pada
operasi di Indonesia sekitar 15,00%, angka minyak cengkeh berfungsi sebagai
amputasi 30,00%, angka kematian 32,00% dan antimikroba (Bhuiyan et al, 2010).
luka operasi sebab perawatan rumah sakit Dikarenakan masih uji pra klinis, maka
terbanyak sebesar 80,00% (Depkes RI, 2009). peneliti menggunakan hewan uji coba yaitu
Perawat mempunyai peranan penting pada mencit (mus musculus) dengan jenis
dalam manajemen luka terutama di rumah Strains Balb/c karena mempunyai gen yang
sakit, maka seorang perawat luka harus dapat sama dengan manusia, maka tidak
melakukan manajemen luka sesuai dengan membahayakan ketika diberi perlakuan dan
peran tersebut. Peran perawat dalam hal ini tahan terhadap infeksi. Berdasarkan uraian
dapat dilakukan dengan memberikan terapi diatas perlu dilakukan peneletian
keperawatan komplementer yang membantu untukmengetahui pengaruh olesan minyak
mempercepat penyembuhan luka salah
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

cengkeh (Syzygium Aromaticum L) terhadap dengan persyaratan sampel yang sudah


proses penyembuhan luka insisi pada mencit. ditentukan melalui kriteria inklusi, sampel
yang didapatkan dibagi menjadi 2 kelompok.
METODE PENELITIAN Setelah luka insisi terbentuk, tiap kelompok
Desain Penelitian diberi intervensi masing-masing. Luka akan
Penelitian ini menggunakan desain dilakukan observasi setiap minggu, dan di ukur
penelitian True Eksperimental Design. setiap hari selama ±2 minggu sampai timbul
Dengan rancangan Post Test Only Control tanda-tanda penyembuhan luka.
Group Design dengan hewan coba mencit
Strain Balb/c sebagai objek penelitian. Analisa data
Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian ini menggunakan analisa
Populasi pada penelitian ini adalah dengan Uji normalitas setelah itu dengan Uji
kelompok mencit (mus musculus).Jumlah Independent Samples Test. Karena (1)
sampel sebanyak 18ekor mencit yang dibagi penelitian ini menggunakan data numerik atau
menjadi 2 kelompok yaitu 9 ekor mencit rasio, (2) tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
kelompok perlakuan dan 9 ekor mencit mengetahui ada tidaknya pengaruh olesan
kelompok kontrol. Teknik sampling minyak cengkeh (Syzygium Aromaticum L)
menggunakan Puporsive Sampling yaitu terhadap proses penyembuhan luka insisi pada
pengambilan sampel untuk tujuan dan maksud mencit (mus musculus).
tertentu (Hidayat, 2011).
Kriteria inkusi: Mencit (mus musculus) HASIL
berjenis strain balb/c jantan, umur 2 sampai Karakteristik Pemendekan Luka Insisi
2,5 bulan, berat badan 20-30 gram, tidak ada Gambar 1.Distribusi Kategori Pemendekan
abnormalitas anatomis yang tampak, tidak Luka Insisi pada Kelompok Hewan Mencit 1-
mengalami luka baru selama percobaan 9 pada Kelompok Perlakuan Olesan Minyak
berlangsung. Cengkeh dan Kelompok Kontrol NaCl 0,9%
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di
Kelompok Mencit 1
laboraturium Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya. Waktu 1
Pemendekan Luka Insisi/cm

penelitian ini dilakukan selama ± 1 bulan pada


0,8
Januari 2016. NaCl
0,6 0,9%
Prosedur Pengumpulan Data 0,4 Minyak
Pengambilan dan pengumpulan data ini cengkeh
0,2
dilakukan oleh peneliti. Cara peneliti
melakukan pengumpulan data. Dimulai dari 0
H1 H3 H5 H7 H9 H11 H13
pencarian laboraturium untuk melakukan uji
terhadap kandungan dan kadar minyak
cengkeh (Syzygium Aromaticum L). Penelitian
menggunakan hewan uji coba yaitu pada
mencit (mus musculus). Sebelum penelitian
dilakukan, telah melakukan Ethical
Clearancedi Komisi Etika Penelitian
Kesehatan di Fakultas Kedokteran Hewan
Unair Surabaya.
Tahap penelitian dilakukan dengan
menetapkan subyek penelitian yang sesuai
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Kelompok Mencit 2 Kelompok Mencit 6


1
1
Pemendekan Luka Insisi/cm

Pemendekan Luka Insisi/cm


0,8
NaCl 0,9% 0,8
0,6 NaCl
0,6 0,9%
Minyak
0,4 cengkeh 0,4 Minyak
0,2 cengkeh
0,2
0 0
H1 H3 H5 H7 H9 H11 H13 H1 H3 H5 H7 H9 H11 H13

Kelompok Mencit 3
Kelompok Mencit 7
1
Pemendekan Luka Insisi/cm

1
0,8

Pemendekan Luka Insisi/cm


NaCl 0,8
0,6 0,9% NaCl
Minyak 0,6 0,9%
0,4 Minyak
cengkeh 0,4
0,2 cengkeh
0,2
0 0
H1 H3 H5 H7 H9 H11 H13 H1 H3 H5 H7 H9 H11 H13

Kelompok Mencit 4
Kelompok Mencit 8
1
Pemendekan Luka Insisi/cm

1
Pemendekan Luka Insisi/cm

0,8
NaCl 0,8
0,6 NaCl
0,9% 0,6 0,9%
0,4 Minyak
cengkeh 0,4 Minyak
0,2 0,2 cengkeh
0 0
H1 H3 H5 H7 H9 H11 H13 H1 H3 H5 H7 H9 H11 H13

Kelompok Mencit 5
Kelompok Mencit 9
1
1
Pemendekan Luka Insisi/cm

Pemendekan Luka Insisi/cm

0,8
NaCl 0,8
NaCl
0,6 0,9% 0,6 0,9%
0,4 Minyak Minyak
0,4
cengkeh cengkeh
0,2 0,2
0 0
H1 H3 H5 H7 H9 H11 H13 H1 H3 H5 H7 H9 H11 H13


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Berdasarkan gambar di atas didapatkan Pada perawatan luka dengan olesan


bahwa kelompok perlakuan olesan minyak minyak cengkeh pemendekan pada daerah
cengkeh terjadi pemendekan pada daerah sayatan luka insisi rata-rata 0,2cm setiap hari.
sayatan luka insisi atau penyatuan jaringan Hal ini disebabkan karena minyak cengkeh
kulit mulai panjang luka 1 cm pada hari 1; mengandung senyawa eugenol, triterpenoid,
0,8cm pada hari ke 2; panjang luka 0,6cm tannin, flavonoid, saponin, fenol. Kandungan
pada hari ke 3; panjang luka 0,4cm pada hari utama dalam minyak cengkeh adalah eugenol
ke 4; panjang luka 0,2cm spada hari ke 5 dan berfungsi sebagai antiseptik dan antimikroba
pada hari ke-6 luka sembuh dengan panjang (Bhuiyan et al, 2010), sehingga membantu
luka 0 cm. merangsang pembentukan sel epitel baru dan
Pada kelompok kontrol NaCl 0,9% terjadi mendukung proses reepitelisasi yang akan
pemendekan pada daerah sayatan luka insisi mempengaruhi percepatan penyembuhan pada
atau penyatuan jaringan kulit mulai panjang fase inflamasi.
luka 1cm pada hari 1 sampai dengan hari ke 4; Pengaruh olesan minyak cengkeh (syzygium
0,9cm pada hari ke 5 sampai hari ke 6; 0,8cm aromaticum l) terhadap proses
pada hari ke 7; 0,7cm pada hari ke 8; 0,6cm penyembuhan luka insisi
pada hari ke 9; 0,2 cm pada hari ke 10; 0,1 cm Berdasarkan analisa statistik dengan uji
pada hari ke 11 dan pada hari ke-12 luka Independent Samples Test menunjukkan ρ=
sembuh dengan panjang luka 0 cm. 0,000 <α =0,05, sehingga dinyatakan ada
Berdasarkan analisa statistik dengan uji pengaruh pemberian olesan minyak cengkeh
Independent Samples Test menunjukkan ρ= terhadap proses penyembuhan luka insisi pada
0,000 <α =0,05, maka ada pengaruh olesan hewan coba mencit (mus musculus).
minyak cengkeh terhadap pemendekan luka Kelompok perlakuan menunjukkan
(cm) pada hewan coba mencit (mus pemberian olesan minyak cengkeh dapat
mussculus). mempercepat proses penyembuhan luka insisi
pada hewan coba mencit (mus musculus)
PEMBAHASAN sedangkan pada kelompok kontrol mengalami
Identifikasi penyembuhan luka insisi keterlambatan pada proses penyembuhan luka
dengan olesan minyak cengkeh pada mencit insisi pada hewan coba mencit (mus
(mus mussculus) musculus).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Fase penyembuhan luka di awali dengan
pada kelompok perlakuan olesan minyak fase inflamasi ditandai dengan adanya
cengkeh terjadi pemendekan pada daerah kemerahan (rubor) pada luka dan jaringan
sayatan luka insisi dan luka sembuh di hari ke- sekitar serta edema jaringan (tumor), teraba
6. hangat (calor) dan terdapat nyeri (dolor).
Pada proses penyembuhan luka terjadi Selama fase ini akan terjadi hemostatis yaitu
epitelisasi yaitu proses pembentukan kembali pembuluh darah yang cedera akan mengalami
lapisan kulit yang rusak yang ditandai adanya konstriksi dan trombosit berkumpul untuk
kontraksi luka (gerakan centripetal dari tepi menghentikan perdarahan (Perry & Potter,
luka menuju arah tengah luka) yang berlanjut 2006).
sampai hari ke-12 atau ke-15. Fase tersebut Pada luka yang mendapatkan perawatan
akan dilanjutkan dengan fase maturasi. Pada yang bersih maka kulit mengalami aktivitas
fase ini akan terjadi kontraksi luka ke arah bioseluler dan biokimia, yaitu reaksi kulit
tengah dengan rata – rata 0,6 sampai 0,75 mm memperbaiki kerusakan kulit, sel darah putih
/ hari. Kontraksi dipengaruhi oleh jaringan memberikan perlindungan (leukosit) dan
kulit sekitar yang longgar dan pengobatan membersihkan benda asing yang menempel
yang dilakukan (Maryunani, 2013). (makrofag), dikenal dengan fase proliferasi
dan akan berlanjut pada fase maturasi.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Berdasarkan hasil penelitian bukan berati Essential Oil From Leaves and Buds of
tidak menganjurkan menggunakan NaCl 0,9% Clove (Syzygium Aromaticum
dalam perawatan luka, namun dalam proses L)Alston).African Journal of Plant
penyembuhan luka menggunakan NaCl 0,9% Science. Vol.4 (11), 451-454.
membutuhkan waktu lebih lama, sedangkan
menggunakan minyak cengkeh karena Bintang, I. A. K., Sinurat, A. P., dan
mengandung senyawa yang mampu Purwaradia, T. (2007) Penambahan
mendukung percepatan dalam proses Ampas Mengkudu Sebagai Senyawa
penyembuhan luka, selain itu, keuntungan Bioaktif Tanin dan Saponin Terhadap
menggunakan minyak cengkeh sebagai Performans Ayam Boiler. JITV. Vol.
tanaman obat adalah mudah didapat, harganya 12(1), 3-4.
yang murah, dan hasil maksimal.
De Jong,W & Sjamsuhidayat, R. (2010), Buku
Ajar Ilmu Bedah(Edisi 3). Jakarta:
KESIMPULAN
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
pemberian olesan minyak cengkeh (Syzygium Departemen Kesehatan RI. (2009). Skala Data
Aromaticum L) pada luka insisi akan Kejadian Angka Penderita Luka di
mempengaruhi pemendekan luka insisi rata- Indonesia. Available from http://
rata terjadi pada hari ke-7 sebanyak 4 ekor www.e-skripsi.stikesmuh-pkj.ac.id/e-
(44,4%). skripsi/index.php?p=fstream.Accessed
November 02, 2015.
SARAN
1. Masyarakat/ pasien Hidayat, A. A. (2011). Metode Penelitian dan
Diharapkan masyarakat/ pasien bahwa Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
penggunaan olesan minyak cengkeh Medika.
dalam perawatan luka insisi adalah
sebagai salah satu pengobatan secara Herbie Tandi. (2015). KITAB: Tanaman
alternatif. Bekhasiat Obat. Depok Sleman
2. Rumah Sakit Yogyakarta: OCTOPUS Publishing
Diharapkan penerimaan culture House.Hal: 236-237.
pengobatan alternatif dapat di aplikasikan Joseph, B., and Sujatha, S. (2011). Bioactive
dan dijadikan acuan dalam manajemen Compounds and its Autochthonous
perawatan luka insisi. Microbial Activities of Extract and
3. Penelitian Selanjutnya Clove Oil (Syzygium Aromaticum L) on
Diharapkan meneliti lebih lanjut minyak Some Food Borne Pathogens. Asian
cengkeh (Syzygium Aromaticum L), Journal of Biological Science. Vol. 4(1),
tentang pemberian dosis, melakukan Uji 35-43.
mikroskopis, mengidentifikasi proses
epitelisasi, granulasi, inflamasi pada Maryunani, A. (2013). Perawatan Luka
jaringan luka baik luka akut atau kronis. Modern (Modern Wound Care) Terkini
dan Terlengkap. Jakarta: IN MEDIA.
DAFTAR PUSTAKA
Arisanty, Puspita Irma. (2013). Konsep Dasar Nurdjanah, Nanan. (2004). Diversifikasi
Manajemen Perawatan Luka. Jakarta: Pengunaan Cengkeh.Perspektif. Bogor:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Vol. 3(2), 61-70.

Bhuiyan, Md. N. I., Begum, J., Nandi, N. C., Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan
and Akter, F. (2010). Contituents of The Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Pongsipulung, G. R., Yamlean, P. V. Y., &


Banne, Y. (2012). Formulasi Dan
Pengujian Salep Ekstrak Bonggol Pisang
Terbuka Pada Kulit Tikus Putih Jantan
Galur Wistar ( Rattus Norvegicus ).
PHARMACON. Vol. 1(2), 7–13.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2006).
Fundamental of Nursing. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidayat, R & De Jong,W.(2010), Buku
Ajar Ilmu Bedah(Edisi 3). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai