1 SM
1 SM
Dimas Rahadian Aji Muhammad1), Nur Her Riyadi Parnanto1), Fanny Widadie1)
1)
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Email: rahadiandimas@yahoo.com
ABSTRACT
Charcoal briquette made of coconut shell is one of alternative energy sources which has high demand in
export market. As the export commodity, the quality of charcoal briquette should be stable as well as fulfill the
requirements of quality due to the market. Implementation of biomass-fuel tray dryer is needed for producing the
product on constant moisture content and fulfilling quality requirement of the market. This research aimed to
understand the effect of implementation of the dryer to charcoal briquette compared to natural drying. The
analysis was including moisture content, ash content, and fixed carbon. The analysis showed that aplication of
the dryer can improve the quality of charcoal briquette compared to natural drying.
Keywords: charcoal briquette, coconut shell, dryer, quality
ABSTRAK
Briket arang tempurung kelapa merupakan salah satu sumber energi alternatif yang diminati oleh pasar
ekspor. Sebagai komoditas ekspor, mutu briket arang harus stabil dan dapat memenuhi persyaratan mutu pasar
yang dituju. Implementasi alat pengering tipe rak berbahan bakar biomassa diperlukan untuk menghasilkan
briket arang dengan kadar air yang konstan dan memenuhi persyaratan mutu pasar. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat pengering tipe rak berbahan biomassa terhadap briket arang
dibandingkan dengan pengeringan matahari. Analisa yang dilakukan meliputi kadar air, kadar abu, dan kadar
karbon terikat. Hasil analisa menunjukkan bahwa aplikasi alat pengering dapat meningkatkan mutu briket arang
apabila dibandingkan dengan pengeringan matahari.
Kata kunci: alat pengering, briket arang, mutu, tempurung kelapa
arang lainnya, antara lain nilai kalor dan Kadar abu tinggi menyebabkan kadar
keteguhan. Haygreen dan Bowyer (1989) karbon terikat menjadi rendah atau
menjelaskan bahwa semakin tinggi kadar air, sebaliknya. Karbon terikat juga merupakan
semakin rendah nilai kalornya. Hal ini salah satu parameter mutu briket arang.
disebabkan karena panas yang tersimpan
Karbon Terikat
dalam briket terlebih dahulu digunakan untuk
mengeluarkan air yang ada sebelum Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar
kemudian menghasilkan panas yang dapat karbon terikat pada briket arang yang
dipergunakan sebagai panas pembakaran. dikeringkan dengan tray dryer lebih tinggi
Dengan demikian dapat diartikan bahwa dibandingkan dengan briket arang yang
semakin tinggi kadar air, briket arang akan dikeringkan dengan sinar matahari, sekaligus
semakin sulit dibakar, demikian juga lebih tinggi dibandingkan standar yang
sebaliknya. Nilai kalor juga merupakan salah ditetapkan Jepang dan SNI. Kadar karbon
satu sifat utama yang menentukan kualitas terikat adalah fraksi karbon (C) yang terikat
briket. Semakin tinggi nilai kalor yang di dalam arang selain fraksi air, zat menguap,
dihasilkan, briket arang tersebut semakin dan abu. Kadar karbon terikat berpengaruh
baik kualitasnya. terhadap nilai kalor briket arang. Semakin
Danang (1998) menyebutkan bahwa tinggi kadar karbon terikat semakin tinggi
kadar air juga berpengaruh terhadap nilai kalornya (Djajeng dan Wisnu, 2009).
keteguhan briket. Semakin tinggi kadar air, Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
maka briket arang akan semakin rapuh. semakin tinggi kadar karbon terikat maka
Selanjutnya sifat keteguhan ini kualitas briket arang tersebut semakin baik.
mempengaruhi mudah tidaknya briket arang Konsep Alat Pengering Zero Waste
pecah bila dikenai tekanan.
Alat pengering yang digunakan berbahan
Kadar Abu bakar tempurung kelapa. Arang dari
Dalam Tabel 1, ditunjukkan bahwa tempurung kelapa yang telah terbakar,
kadar abu briket arang yang dikeringkan selanjutnya dapat diolah lebih lanjut menjadi
dengan tray dryer lebih tinggi dibandingkan briket arang dengan proses penggilingan,
dengan kadar abu briket arang yang pengayakan, pencampuran dengan bahan
dikeringkan dengan matahari. Namun kadar perekat, pencetakan, dan pengeringan.
abu yang dihasilkan masih di bawah batas Demikian seterusnya, sehingga alat
yang ditetapkan oleh Jepang dan SNI. Abu pengering yang diaplikasikan pada PT
merupakan bagian yang tersisa dari hasil Tropica Nucifera Industry tidak
pembakaran briket arang. Menurut Djajeng menghasilkan limbah dan hemat energi.
dan Wisnu (2009), kadar abu yang tinggi
dapat menurunkan nilai kalor briket arang KESIMPULAN DAN SARAN
sehingga kualitas briket arang tersebut
menurun. Dengan demikian, semakin rendah Penerapan alat pengering dapat
kadar abu, maka kualitas briket arang meningkatkan mutu briket arang tempurung
semakin baik. kelapa dibandingkan dengan pengeringan
Hartoyo dan Nurhayati (l976) matahari, yaitu menurunkan kadar air dan
menyebutkan bahwa kadar abu juga meningkatkan kadar karbon terikat. Kadar
berpengaruh terhadap kadar karbon terikat. abu briket arang yang dikeringkan dengan
DAFTAR PUSTAKA