Makalah Sosiologi
Makalah Sosiologi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu kajian dalam sosiologi ada beberapa yang harus disoroti sebagai ilmu,
guna menegetahui bagaimana tingkat perkembangan manusia, mulai dari kelahiran
samapai dia bersosialisasi dalam masyarakat. Manusia, masyarakat dan lingkungan
merupakan fokus kajian sosiologi yang dituangkan dalam kepingan tema utama sosiologi
dari masa kemasa. Mengungkap hubungan luar biasa antara keseharian yang dijalani oleh
seseorang dan perubahan serta pengaruh yang ditimbulkannya pada masyarakat tempat dia
hidup, dan bahkan kepada dunia secara global. Banyak sekali sub kajian dan istilah dalam
sosiologi yang membahas perihal tentang, manusia, masyarakat dan lingkungan, salah
satunya adalah stratifikasi sosial.
Stratifikasi merupakan karakteristik universal masyarakat manusia. Dalam
kehidupan sosial masyarakat terdapat diferensiasi sosial dalam arti, bahwa dalam
masyarakat terdapat pembagian dan pembedaan atas berbagai peranan-peranan dan fungsi-
fungsi berdasarkan pembedaan perorangan karena dasar biologis ataupun adat. Untuk lebih
detailnya, pemakalah akan memaparkan beberapa definisi maupun system, dampak dan
lain sebagainya yang menguak apa yang ada dalam stratifikasi sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial?
2. Bagaimana system stratifikasi sosial?
3. Teori apa saja dalam stratifikasi sosial?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi stratifikasi sosial
2. Untuk mengetahui system dalam stratifikasi sosial
3. Untuk mengetahui teori dalam stratifikasi sosial
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
anggota-anggota memiliki orientasi polititik, nilai budaya, sikap dan prilaku sosial yang
secara umum sama.
Dengan demikian, dapat saya simpulkan bahwa stratifikasi sosial merupakan
pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-kelas yang telah ditentukan
secara bertingkat berdasarkan dimensi kekuasaan, previllege (hak istimewa atau
kehormatan) dan prestise (wibawa).
3
d) Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.
e) Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta yang tertentu, terutama nyata dari nama
kasta, identifikasi anggota pada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap
norma-norma kasta dan lain sebagainya.
f) Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan.
g) Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.
Ada juga yang namanya Stratifikasi campuran. Stratifikasi campuran, diartikan
sebagai sistem stratifikasi yang membatasi kemungkinan berpindah strata pada bidang
tertentu, tetapi membiarkan untuk melakukan perpindahan lapisan pada bidang lain.
Contoh: seorang raden yang mempunyai kedudukan terhormat di tanah Jawa, namun
karena sesuatu hal ia pindah ke Jakarta dan menjadi buruh. Keadaan itu menjadikannya
memiliki kedudukan rendah maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok
masyarakat di Jakarta.
Dengan demikian, stratifikasi terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu stratifikasi
tertutup, terbuka maupun campuran. Stratifikasi tertutup yaitu seseorang ketika sudah
tergolong menjadi kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan sebaliknya.
Stratifikasi terbuka yaitu seseorang yang berada dikelas bawah bisa naik ke kelas atas
dengan usahanya yang bersungguh-sungguh. Sedangkan stratifikasi campuran yaitu
seseorang awalnya dihormati karena terdapat didalam kelas atas, namun tiba-tiba berbalik
arah karena harus menyesuaikan tempat ia tinggal.
4
pakaian yang dipakainya., kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan
seterusnya.
2. Ukuran Kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar
menempati lapisan atasan.
3. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehoramatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan
kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang
teratas. Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat
tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
4. Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya
akibat-akibat yang negatif kerana ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan
yang dijadikan ukuran, tetapi gelar kesarjanaanya. Sudah tentu hak yang demikian
memacu segala macam usaha untuk mendapatkan gelar, walaupun tidak halal.
Dapat saya simpulkan bahwa dalam dimensi stratifikasi sosial ada empat yang
mendorong seseorang untuk disegani maupun dihormati dalam konteks stratifikasi sosial.
Yang pertama adalah kekayaan. Dengan adanya suatu kekayaan, orang akan membeli apa
saja yang dia mau. Yang kedua adalah kekuasaan. Kekuasaan akan digunakan sebagai
penundukan seseorang yang berada dibawahnya. Yang ketiga adalah kehormatan, dimana
seseorang akan disegani oleh masyarakat jika ia adalah tokoh utama dan yang di sepuhkan
di masyarakat itu. Yang keempat adalah ilmu pengetahuan, jika seseorang pendidikannya
tinggi dan dia sudah mendapatkan gelar doktor maupun magister, secara tidak langsung
akan ada rasa sistem kelas terhadap seseorang yang tidak pernah sama sekali menduduki
bangku sekolah.
5
batas tertentu. Alasan-alasan yang digunakan bagi tiap-tiap masyarakat diantaranya : Pada
masyarakat yang hidupnya dari berburu hewan alasan utama adalah kepandaian berburu.
Sedangkan pada masyarakat yang telah menetap dan bercocok tanam, maka kerabat
pembuka tanah (yang dianggab asli) dianggab sebagai orang-orang yang menduduki
lapisan tinggi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada masyarakat Batak, di mana marga tanah,
yaitu marga yang pertama-tama membuka tanah, dianggap mempunyai kedudukan yang
tinggi.
Dapat saya uraikan bahwa dampak adanya suatu stratifikasi akan mengakibatkan
adanya hukum rimba. Siapa yang kuat, dialah yang menang. Kelas yang tergolong atas
akan memegang peranan kelas bawah yang notabenya harus disamakan, karena sesama
makhluk tuhan. Secara teoritis memang semua masyarakat dianggap sederajat, akan tetapi
pembedaan tersebut merupakan gejala universal yang merupakan sistem sosial dalam
masyarakat. Maka dari itu, meski ada stratifikasi sosial seseorang atau masyarakat harus
memegang konsep keadilan sebagaimana yang diterangkan dalam firman Allah SWT
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
E. Mobilitas Sosial
Dalam sosiologi mobilitas sosial berarti perpindahan status dalam stratifikasi sosial.
Sebagaimana nampak dari definisi Ransford, mobilitas sosial dapat mengacu pada individu
maupun kelompok. Contoh yang diberikan Ronsford mengenai mobilitas sosial individu
ialah perubahan status seseorang dari seorang petani menjadi seoarang dokter. Mobilitas
sosial suatu kelompok terjadi manakala suatu minoritas etnik atau kaum perempuan
mengalami monilitas, misalnya mengalami peningkatan dalam penghasilan rata-rata bila
dibandingkan dengan kelompok mayoritas.
Suatu bahan pokok yang banyak mendapat perhatian ahli sosiologi adalah masalah
mobilitas intragenerasi dan mobilitas antargenerasi. mobilitas intragenerasi mengacu pada
mobilitas sosial yang dialami seseorang dalam masa hidupnya; misalnya dari asisten dosen
menjadi guru besar atau dari perwira pertama menjadi perwira tinggi. Mobilitas
6
anatargenerasi dipihak lain mengacu kepada perbedaan status yang dicapai seseorang
dengan status orang tuanya; misalnya anak seorang tukang sepatu yang berhasil menjadi
insyiur, atau anak menteri menjadi pedagang kaki lima.
Suatu study yang sering menjadi bahan acuan dalam bahasan mengenai mobilitas
antargenerasi ialah penelitian Blau dan Duncan terhadap mobilitas pekerjaan di AS. Kedua
ilmuan sosial ini menyimpulkan dari data mereka bahwa masyarakat Amerika merupakan
masyarakat yang relatif terbuka karena didalamnya telah terjadi mobilitas sosial vertikal
antargenerasi, dan dalam mobilitas intragenerasi pengaruh pendidikan dan pekerjaan
individu yang bersangkutan lebih besar dari pada pengaruh pendidikan dan pekerjaan
orang tau. Dengan perkatan lain, dalam tiap generasi telah terjadi peningkatan sattus anak
sehingga melebihi status orang tuanya. Dan dalam tiap generasi pun telah terjadi
peningkatan status anak sehingga melebihi status yang diduduki pada awal kariernya
sendiri.
Pada masyrakat yang mempunyai sistem stratifikasi terbuka pergantian status
dimungkinkan. Meski dalam masyarakat demikian terbuka kemungkinan bagi setiap
anggota masyarakat untuk naik turun dalam herarki sosial, dalam kenyataan mobilitas
sosial antargenerasi maupun intragenerasi yang terjadi bersifat terbatas.
7
Menekankan pentingnya dimensi stratifikasi tidak berlandaskan dalam hubungan
pemilikan modal.
Dengan demikian, ada 5 teori yang harus kita ketahui dalam stratifikasi sosial,
diantaranya teoriEvolusioner-Fungsionalis yang mengarah kepada kecenderungan
perkembangan masyarakat, teori Surplus Lenskiyang mengarah kepada egoisme,
teori Kelangkaan yang mengarah kepada tekanan jumlah penduduk,
teoriMarxian mengarah kepada kekayaan seseorang menentukan stratifikasi sosial,
sedangkan teori Weberian yang menagarah kepada stratifikasi tidak berlandasan
kepemilikan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah saya paparkan diatas, maka dapat saya simpulkan
bahwa Stratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan
kelas-kelas yang telah ditentukan secara bertingkat berdasarkan dimensi kekuasaan,
previllege dan prestise. Stratifikasi sosial terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu stratifikasi
tertutup, terbuka maupun campuran. Stratifikasi tertutup yaitu seseorang ketika sudah
tergolong menjadi kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan sebaliknya.
Stratifikasi terbuka yaitu seseorang yang berada dikelas bawah bisa naik ke kelas atas
dengan usahanya yang bersungguh-sungguh. Sedangkan stratifikasi campuran yaitu
seseorang awalnya dihormati karena terdapat didalam kelas atas, namun tiba-tiba berbalik
arah karena harus menyesuaikan tempat ia tinggal.
Dalam dimansi stratifikasi sosial ada 4 yang dapat tergolongkan, yaitu kekayaan,
kekuasaan, ehormatan, ilmu pengetahuan. Semuanya akan berdampak terwujudnya hukum
rimba, dimana yang tergolong menjadi kelas atas sepenuhnya akan memegang peranan
kelas bawah. Didalam stratifikasi sosial ada tiga pendekatan yang digunakan, yaitu:
metode obyektif yang mengarah kepada secara fisiknya, metode subyektif yang mengarah
pada kedudukan dalam masyarakat sedangkan metode reputasi mengarah kepada
penyesuaian seseorang dalam bermasyarakat.
Disamping adanya pendekatan, dalam stratifikasi juga ada teori. Ada 5 teori yang
harus kita ketahui dalam stratifikasi sosial, diantaranya teori Evolusioner-
Fungsionalis yang mengarah kepada kecenderungan perkembangan masyarakat,
teori Surplus Lenski yang mengarah kepada egoisme, teoriKelangkaan yang mengarah
kepada tekanan jumlah penduduk, teori Marxian mengarah kepada kekayaan seseorang
menentukan stratifikasi sosial, sedangkan teori Weberian yang menagarah kepada
stratifikasi tidak berlandasan kepemilikan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10