Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada seluk-beluk dalam kehidupan manusia yang bersifat mikro, misal seperti bakteri,
mereka berbahaya dan bermanfaat. Sesuatu seperti bakteri ini memungkinkan kita untuk
mempelajari mikrobiologi. Mikroorganisme adalah bidang ilmu yang mempelajari
mikroorganisme, atau organisme kecil yang tidak terlihat..Dalam Praktikum kita kali ini kita
akan mempelajari beberapa hal dari sterilisasi media, isolasi mikroba, identifikasi mikroba,
uji senyawa antimikroba dan antibiotik, fermentasi, uji kualitas susu dan melakukan
percobaan winogardski.
Sebelum melakukan percobaan mikrobiologi salah satu hal yang terpenting yaitu
mensterilkan instrumen atau alat yang digunakan untuk observasi, keadaan ini menjadi utama
karena jika ada pencemaran bakteri terhadap alat akan menyebabkan proses observasi gagal
diakrenakan media atau alat sudah terdampak dengan bakteri. Mensterilkan alat atau media
dapat dilakukan dengan menggunakan rebusan air, membakar alat dengan api yang membara
dan menggunakan alkohol.
Pada umumnya ketika kita mempelajari Mikrobiologi hal pertama yang kita pelajari
setelah sterilisasi adalah organisme yang didalamnya sendiri yaitu mikroba. Sebenarnya
mikroba itu bukanlah sesuatu yang murni karena sebelumnya di alam ia telah bercampur baik
secara morfologi maupun fisik.Untuk itu perlu dilakukannya proses isolasi agar didapatkan
mikroba yang murni,salah satu cara yang dapat kita gunakan untuk proses ini adalah dengan
teknik streak plate( metode cawan gores). Metode ini dilakukan dengan menggoreskan oase
yang telah di tempelkan pada sumber isolate bakteri ke media, namun tentunya alat yang
digunakan sudah di sterilisasi.
Mikroba juga bisa menyebabkan penyakit walau ada beberapa yang
menguntungkan.Mikroba sendiri dapat kita temukan banyak disekitar kita setiap harinya
tanpa kita sadari seperti pada handphone,gagang pintu,uang,sandal, dan bahkan pada tangan
kita sendiri.Ternyata banyak sekali mikroba disekitar kita,Nah untuk mengetahuinya kita
perlu melakukan identifikasi pada mikroba.Cara yang kita dapat gunakan kali ini adalah
dengan mengujicobakan mikroba-mikroba tersebut pada media seperti roti yang akan
didiamkan untuk beberapa hari.
Setelah kita tahu bahwasannya mikroba disekitar kita bias mengkontaminasi kita
kapan saja ternyata ada beberapa senyawa antimikroba dan antibiotic yang dapat kita
gunakan untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba tersebut.Senyawa ini bisa dihasilkan
dari tumbuhan seperti mengkudu,pandan,sirih,jahe dan bawang putih. Dalam percobaan kali
ini kita akan mengujikan media yang telah terkontaminasi mikroba dengan pemberian
senyawa antimikroba dan antibiotic tersebut didalam media dan akan dilakukan pengamatan
selama satu pecan.
Mikroba beberapa diantaranya bisa bersifat menguntungkan seperti mikroba yang
berperan dalam proses fermentasi.Fermentasi selalu melibatkan mikroba didalamnya seperti
dalam pembuatan tempe,youghert,tahu dan beberapa makanan bahkan obat seperti pinisilin
melibatkan mikroba didalamnya.Dalam hal ini kita akan mengujikan Fermentasi dari buah
dan bagaimana mikroba dalam proses fermentasi bekerja dalam keadaan terbuka dan tertutup
serta dalam suhu hangat dan ruangan itu menghasilkan hasil yang berbeda,oleh karena itu
proses inkubadi diujikan dengan sample dan suhu yang berbeda selama satu pecan untuk
mengetahui proses fermentasi maba yang lebih efektif dilakukan.
Mikroba sebenarnya dapat berkembang sangat baik melalui susu.Susu merupakan
salah satu asupan yang juga sangat penting yang biasa kita minum karena kandungan
protein,lemak dan mineral serta vitamin didalamnya, nah kebanyakan susu yang kita minum
biasanya disimpan didalam freezer supaya awet.Untuk membuktikan hal ini maka kita akan
mengujicobakan bagaimana susu yang telah diminum dan belum diminum lalu bagaimana
tingkat keawetan atau tingkat mikrobanya berkembangbiak lebih cepat pada suhu ruangan
atau suhu didalam frezzer.Untuk itu kita akan melakukan uji coba pada Suhu ruang dan suhu
freezer serta dengan perlakuan yang berbeda.
Proses metabolisme mikroba dilingkungan kita seperti diperairan atau disawah juga
bisa kita lakukan dengan pengamatan wirdnogarsky.Berdasarkan pemaparan tersebut maka
kita perlu melakukan pengamatan mengenai mikroba dengan beberapa tahapan diantaranya
sterilisasi,isolasi,identifikasi,fermentasi dan dimana mikroba dapat berkembangs dengan
cepat serta mikroba yang berada dilingkungan yang secara sederhana bisa kita amati dengan
pengamatan wirdnogarsky.
A. Landasan Teori
Latihan 1
Sterilisasi bisa basah ataupun kering. Proses sterilisasi kering biasanya diproses didalam
udara terbuka atau dalam oven dengan suhu 170˚-180˚C dan dilakukan selama kurang lebih 2
jam, aan tetapi jika yang disterilkan adalah alat seperti ose maka hanya perlu dipanaskan
sampe berwarna merah membara. Sterilisasi basah bisa menggunakan panas 100˚C namun
hanya dengan mengambil uapnya saja. Selain metode sterilisasi dapat juga menggunakan
dengan Alkohol dengan kadar 70%. (Machmud,2013).
Selama proses sterilisasi, media biasanya diisi oleh suatu nutrisi seperti agar dimana
ini nanti akan dijadikan untuk proses pertumbuhan atau proses berkembang biaknya
bakteri.Nutisi didalam zat makanan ini nantinya akan mendegradasi molekul komples dimana
nutrisi dari zat makanan ini juga harus mengandung bahan makanan yang dibutuhkan bakteri
seperti energi, mineral dan factor tumbuh yang digunakan untuk bakteri berkembang biak.
Selain itu, lencana dapat menunjukkan perkiraan penampilan fisik dan dapat dihitung secara
numerik (Sarah,2017).
Menurut Penelitian (Wahyuni,2018) menemukan bahwa Alkohol 70% digunakan
sebagai bahan sterilisasi eksternal terutama saat melaukan praktikum dilapangan. Alkohol
juga dapat dijadikan disenfektan untuk kebersihan alat. Hal ini dilakukan ketika melakukan
praktikum diluar laboratorium atau praktikum lapangan karena saat melakukan praktikum
diluar laboratorium, seringkali tidak mungkin untuk mensterilkan seperti di laboratorium, jadi
hanya alkohol 70% yang harus digunakan.
Menurut Penelitian (Sari,2019) menyatakan bahwa sterilisasi media menggunakan
alkohol 70% dapat bekerja untuk membunuh kuman dan pathogen yang teruji dari
lingkungan sekitar atau kontaminasi dari tangan yang dapat menjadikan alat yang akan
dipraktikumkan terkontaminasi. Sterilisai dapat membantu ketepatan dalam rangkaian
penelitian dan salah satu prosedur yang dilakukan sebelum penelitian atau percobaan
dilakukan, maka hal imi merupakan rangaian terpenting yang harus dilaksanakan.
Menurut Penelitian Cahyani (2018: 45) Menyatakan bahwa pengolahan pemanasan
atau pembakaran media laboratorium yang dibuat dari bahan logam layaknya pada batang
kawat pada ujung oase dibakar diatas Bunsen setelah disterilkan dengan alkohol bertujuan
untuk mematikan keseluruhan bakteri dan pathogen serta mikroba yang terkontaminasi
didalamnya sehingga pembakaran ini dapat memasimalkan proses steriliasi.  Pembakaran di
Bunsen berlanjut hingga akhir oasis merah atau berasap sehingga oasis benar-benar panas dan
bakteri otomatis padam.

Latihan 2
Mikroba adalah organisme yang memerlukan alat bantu seperti mikroskop atau kaca
pembesar karena ukurannya yang  tidak kasat mata. Mikroba bisa tumbuh dimana saja mulai
dari lingkungan lembab ataupun kering.Mikroba juga bisa kita temukan disekitar kita tanpa
kita sadari bahkan semua yang kita pegang setiap hari  seperti handphone, kursi, gagang
pintu, uang dan apapun dalam kehidupan kita sehari-hari dapat menjadi tempat bakteri untuk
menetap.(Indrayudha,2006).
Pada umumnya Mikroba di alam ini sudah murni karena sudah menjadi satu dengan
alam baik secara fisiologi maupun kimiawi. Untuk melakukan mesisahkan mikroba dari
lingkungan kita perlu mengambil tentunya dengan media yang telah disterilisasi untuk
kemudian bisa dilanjutkan dengan proses isolasi didalam media. Dengan adanya isolasi
bakteri mikroba ini akan berpisah dari lingkungan sebelumnya ke media tempat isolasi
tersebut.(Yuliani,2006)
Menurut Penelitian (Dahlia,2017), isolasi mikroba berlangsung untuk mencapai
isolasi komunitas mikroba. Proses pemisahan dan pemurnian bakteri dilakukan dengan cara
mengeluarkan bakteri dari sumbernya melalui oase dan menempatkannya pada media setelah
inokulasi sehingga terlihat warna, ukuran dan bentuk bakteri. Pengamatan ini dilakukan
secara langsung pada media pertumbuhan bakteri pada permukaan koloni (elevasi) di tepi
media.
Menurut Penelitian Fitriasari (2020:152) Menyatakan bahwa media agar yang yang
dikultur pada suhu 37 °C selama 24 jam dapat diproduksi dengan  metode streake plate untuk
koloni bakteri berbagai bentuk dan ukuran. Pemurnian ulang dilakukan untuk mengisolasi
kolin untuk kultur murni. Pengawetan ini juga dilakukan secara berkala, membentuk pola zig-
zag yang menempel pada permukaan agar sebagai tempay isolasi mikroba.
Menurut Penelitian Sarkar (2017:321) Menyatakan bahwa kultur bakteri yang dipakai
sebagai konsorium wajib kompatibel.kombinasi konsorium bakteri memakai kombinasi dari 4
isolat yang mempunyai kemampuan hidrolitik dalam substrat tidak selaras dipilih
berdasarkan kombinasi permutasi. Empat isolat bakteri yang menunjukkan kegiatan enzimatis
tidak selaras digoreskan saling silang pada cawan media nutrisi. Inkubasi dilakukan selama
24 jam dan diamati pembentukan zona hambat. Konsorium bakteri akan kompatibel apabila
ada zona penghambatan antarisolat bakteri.
Latihan 3

Menurut Penelitian (Mahtuti,2017) yang menyakan bahwa kelembaban di udara


merupakan faktor penting dalam pertumbuhan jamur. Secara umum, ada beberapa jamur
yang dapat berkembang biak bahkan di lingkungan dengan kelembaban tinggi. Air juga
merupakan faktor penting. Air membantu dengan difusi selama pencernaan. Air juga
merupakan sumber hidrogen dan oksigen selama metabolisme dan mempengaruhi pH dan
tekanan osmotik substrat. Juga dikenal sebagai suhu, suhu merupakan faktor fisik penting
yang mempengaruhi pertumbuhan jamur. Aspergillus fumigatus adalah bakteri yang suhu
optimumnya adalah 30°C atau lebih tinggi. Habitat daerah perkotaan yang disurvei,
khususnya kota Kidul Darem di pusat kota, menegaskan kondisi lingkungan di mana jamur
tumbuh dengan sangat baik. Ruang hunian perkotaan jarang terhalang oleh sinar matahari,
rumah-rumah padat, bangunan-bangunan yang mengesankan, dan tingkat polusi tinggi karena
tidak terlalu tercemar oleh mobil yang melaju kencang. Ruang di dalam rumah hampir tidak
terkena sinar matahari, yang merupakan faktor yang mendorong pertumbuhan
mikroorganisme, terutama jamur. Beberapa faktor mempengaruhi potensi orang untuk
terkena jamur di rumah mereka dan mempengaruhi kesehatan mereka. 
Pada tumbuhan tingkat rendah, alga (algae) dan fungi merupakan kelanjutan dari
sekelompok bakteri. Sulit untuk menentukan apakah sekelompok alga akan menjadi
kelompok bakteri, atau apakah jamur akan menjadi kelanjutan langsung dari bakteri. Dalam
beberapa kasus, diyakini bahwa jamur sebenarnya adalah ganggang yang telah kehilangan
klorofil. Di jenis mikroba, jamur termasuk divisio mycota atau fungi. Ada beberapa istilah
yang dikenal untuk menyebut jamur (a) Yang bersel satu disebut khamir, (b) Bentuk jamur
seperti benang benang disebut mokl, (c) Jamur dapat dimakan yaitu mushroom. Jamur adalah
eukariot uniseluler atau multiseluler. el jamur tidak memiliki klorofil, dinding selnya terdiri
dari kitin, dan tidak ada diferensiasi jaringan. Jamur adalah heterotrof kimia organik, untuk
memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik. Jamur membutuhkan oksigen untuk
bertahan hidup atau menjadi aerobik.(Sumarsih,2003)
Kapang dan fungi termasuk dalam kelompok actinomycetes atau fungi yang terdiri
dari empat kelas: phycomycetes, ascomycetes, basidiomycetes dan deuteromycetes (Fungi
interface). Identifikasi kapang dan kapang dapat didasarkan pada karakteristik morfologi.
Berdasarkan pengamatan mikroskopis, kapang dan kapang dapat diidentifikasi berdasarkan
jenis atau spesiesnya. Khamir bersifat uniseluler (sel tunggal), historis, lonjong atau bulat,
tanpa flagela, berukuran lebih besar dari sel bakteri, lebar 1-5 mm dan panjang 5-30 mm.
Khamir cocok tumbuh dalam kondisi aerob, dapat juga tumbuh dalam kondisi anaerob,
namun pertumbuhannya melambat. (Djide,2008)
Menurut penelitian Oktavina (2016) yang menyatakan bahwa ragi tape adalah bahan
yang telah tercampur yang berdasarkan spesies dari spesies-spesies genus Aspergillus,
Saccharomyces, Candida, Hansenula, dan bakteri Acetobacter. Ragi tape dapat digunakan
untuk penambahan pada proses fermentasi seperti misal tape ketan dan tape singkong. Ragi
tape berasal dari tepung beras yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain sehingga dapat
membantu dalam proses fermentasi. Di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme yang dapat
mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana (glukosa) yang selanjutnya diubah lagi
menjadi Karbohidrat (pati) terfermentasi maka menghasilkan sejumlah besar asam laktat
yang akan menurunkan nilai pH sehingga menimbulkan rasa asam pada yogurtnya. 

Latihan 4
Antibiotik telah terbukti bermanfaat bagi kehidupan manusia sejak dulu hingga saat
ini. Namun, penggunaan terus menerus dapat menyebabkan beberapa masalah. Lebih penting
lagi, dengan munculnya beberapa strain resisten antibiotik, mengobati infeksi yang
disebabkan oleh antibiotik mungkin kurang efektif atau lebih mahal. Masalah lain yang
muncul adalah masalah efek samping obat yang sangat serius. Ini mungkin situasi yang
mengancam jiwa jika antibiotik tidak digunakan. Antibiotik adalah bahan kimia yang
dihasilkan oleh organisme seperti bakteri atau jamur yang dapat mengganggu
mikroorganisme lain. Biasanya zat tersebut membunuh bakteri (fungisida), menghambat
pertumbuhan bakteri (bakteriostat) dan menghambat mikroorganisme lain. Beberapa
antibiotik efektif terhadap spesies bakteri tertentu (spektrum luas), sementara yang lain lebih
spesifik untuk spesies bakteri tertentu (sempit). (Jawetz,2005)

Antimikroba adalah obat yang dapat membunuh bakteri yang menginfeksi manusia,
sedangkan antibiotik adalah obat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, terutama yang
dihasilkan oleh jamur, yang dapat membunuh atau menumbuhkan bakteri dan organisme lain.
Ini adalah senyawa yang diproduksi secara sintetis yang dapat menghambat penyakit. Agen
antimikroba dapat dibagi menjadi dua kategori: yang membunuh bakteri (agen bakteriostatik)
dan yang hanya menghambat pertumbuhan bakteri (agen bakteriostatik). Antibiotik yang
termasuk golongan bakterisida antara lain penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dalam
dosis besar), kotrimoksol, rifampisin, dan isoniazid. Antibiotik dengan sifat bakteriostatik
termasuk sulfonamid, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetoprim, linkomisin,
klindamisin, asam para-aminosalisilat, tergantung pada status kekebalan pasien.(Pratiwi,
2008).

Sebuah penelitian oleh (Prihandani,2016) menunjukkan bahwa bawang putih (Allium


sativum) dapat menghambat pertumbuhan mikroba karena bawan putih mengandung aktivitas
bakteri zat volatil yang mengandung belerang dan alicin. Bahan bioaktif lainnya adalah dialil
disulfida dan dialil trisulfida yang memiliki aktivitas antibakteri. Aktivitas antibakteri
bawang putih dapat mengendalikan bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Parut bawang
putih hingga menjadi bubuk halus. Bubuk bawang putih dilarutkan dalam air suling steril dan
dikompresi untuk menghasilkan larutan bawang putih dengan konsentrasi 50%, 25% dan
12,5%. Aktivitas antibakteri sari bawang putih diukur dengan mengukur diameter zona
hambat pertumbuhan bakteri dengan metode difusi annular.

Menurut penelitian (Sari,2019), yang menyatakan bahwa daun sirih (Piper betle L.)
banyak digunakan sebagai obat di Indonesia, dimana tanaman ini ditanam sebagai obat yang
diperoleh dari daunnya. Daun sirih mengandung fenol, yang menghentikan pemrosesan
enzimatik dan meracuni mikroorganisme. Katekol, pirogalol, kuinon, eugenol, flavon,
flavonoid Berpotensi sebagai agen antibakteri pada golongan fenol. Daun sirih (Piper betle
L.) dapat menghambat pertumbuhan streptokokus, dan ekstrak etanol daun sirih dapat
menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, kolera, Shiga Shigella. Daun sirih hijau
memiliki efek yang sama dengan antibiotik penicillin dihydrostreptomycin. Penisilin adalah
antibiotik yang membunuh bakteri dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri. Daun
sirih hijau mengandung minyak atsiri dengan efek antibakteri, yang konstituen utamanya
adalah sejumlah turunan termasuk fenol dan eugenol, chavicol dan flavonoid dengan sifat
antibakteri.

Menurut Penelitian (Widastuti,2018) menemukan bahwa ekstrak rimpang jahe dan


jahe dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Penghambatan pertumbuhan mikroba oleh
ekstrak rimpang jahe merah (Z. officinale) pada zona steril yang terbentuk di sekitar sumuran
yang mengandung ekstrak jahe dan rimpang jahe. Penghambatan tersebut disebabkan oleh
adanya senyawa bioaktif yang ada dalam ekstrak. Zona hambat ekstrak rimpang jahe merah
pada setiap konsentrasi terhadap S. Selama berabad-abad, tanaman jahe (Gingeraceae;
Gingeraceae) telah dikenal luas dan digunakan sebagai tanaman obat. Zingiber officinale
(jahe) merupakan salah satu bahan baku yang digunakan dalam pembuatan obat-obatan
modern dan tradisional. Metabolit sekunder dari tanaman jahe, khususnya flavonoid, fenol,
terpenoid, kandungan minyak atsiri. Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman ini
biasanya E. coli, Bacillus subtilis, S. aureus, Neurospora.

Menurut penelitian (Das,2017) yang menyatakan bahwa antibiotik adalah salah satu
obat yang paling berhasil digunakan dalam terapi manusia. Selain itu, mereka telah
digunakan selama beberapa dekade dalam promosi pertumbuhan hewan, profilaksis,
metafilaksis, pengobatan, dan produksi pertanian umum. Penggunaan antibiotik yang luas ini
telah menyebabkan habitat yang berbeda menjadi tercemar oleh berbagai macam konsentrasi
antibiotik. Karena antibiotik adalah penghambat pertumbuhan bakteri, situasi ini berdampak
pada struktur dan aktivitas populasi bakteri. Pengaruh antibiotik pada populasi bakteri
terutama difokuskan pada aspek yang berkaitan dengan kesehatan manusia, khususnya
pemilihan mutan resisten antibiotik dan akuisisi, seleksi, dan penyebaran gen resistensi
antibiotik. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang menghambat atau
membunuh mikroorganisme lain. Sebaliknya, antimikroba adalah zat alami (tanaman atau
hewan), semi sintetik, atau sintetis yang membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba
tanpa atau kerusakan minimal pada inang. Antimikroba bekerja melawan semua varietas
mikroba dan dengan demikian diklasifikasikan menurut kelompok mikroba yang dilawannya.
Antibakteri bekerja melawan bakteri, antivirus bekerja melawan virus, antijamur melawan
jamur, dan antiprotozoal melawan protozoa. Antimikroba yang membunuh mikroba disebut
mikrobisida, sedangkan yang menghambat pertumbuhan mikroba disebut biostatik.

Latihan 5

Fermentasi adalah proses yang menggunakan mikroorganisme sebagai katalis dan


disebut juga sebagai biokatalis. Periode fermentasi katalitik tergantung pada kelangsungan
hidup mikroorganisme dalam temperamen. Fermentasi laktat menggunakan model
pertumbuhan dan pembentukan produk, yaitu model pertumbuhan minimal, diikuti dengan
pembentukan produk minimal dan kemudian pembentukan maksimal pada laju pertumbuhan
maksimal. Minimal (gabungan pertumbuhan campuran). Elemen kontrol proses yang
digunakan adalah: (1). pH-nya. Setiap mikroorganisme memiliki pH optimum yang spesifik
untuk pertumbuhan yang cepat. pH 3-4 merupakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan
mikroorganisme, terutama bakteri asam laktat seperti bakteri asam laktat dan streptokokus.
Prinsip dasar pengaturan pH adalah penambahan asam atau basa. Ketika pH proses turun ke
pH tertentu atau pH proses menjadi asam, pH cairan dinaikkan dengan menambahkan basa
agar sesuai dengan pH yang ditentukan.  (2). Suhu dapat mempengaruhi laju reaksi, tetapi
jika suhu terlalu tinggi untuk pertumbuhan mikroba, enzim dapat rusak. Akibatnya
mempengaruhi aktivitas enzim, dan jika suhu terlalu rendah maka aktivitas enzim akan
terhambat. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan pertumbuhan mikroba perlu dilakukan
fermentasi pada kondisi suhu yang optimal. Suhu optimum untuk fermentasi ini adalah antara
30-35 ° C. Hal ini dapat dilakukan dengan mengukur perbedaan antara suhu cairan dalam
sistem fermentasi yang dikontrol suhu dan suhu kamar selama fermentasi.
(Andarwulan,2011)

Semakin banyak jumlah ragi yang diberikan dan semakin lama waktu fermentasi
maka densitas bioetanol yang diperoleh juga semakin besar, hal ini menunjukkan bahwa
jumlah ragi dan waktu fermentasi pada saat fermentasi sangat berpengaruh terhadap densitas
bioetanol yang dihasilkan di mana pada kondisi ini bakteri lebih aktif bekerja untuk
mengubah glukosa menjadi bioetanol. Akan tetapi pada waktu fermentasi 5 hari densitas
menurun yang menunjukkan bahwa pada waktu tersebut Saccharomyces cerevisiae
memasuki death phase sehingga jumlah mikroba yang tumbuh semakin lambat dan tidak ada
penambahan jumlah mikroba yang dapat mengubah substrat menjadi bioetanol sehingga
bioetanol yang dihasilkan cenderung turun.(Gandjar,2006)

Menurut penelitian (Widyantara,2020) yang menyatakan bahwa fermentasi


dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti air, alkohol, oksigen, pH, waktu fermentasi, jumlah
mikroorganisme, substrat, suhu dan kandungan garam. Lama fermentasi mempengaruhi
produk yang dihasilkan. Memang hal ini berkaitan dengan masa inkubasi bakteri asam laktat.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sifat minuman fermentasi dipengaruhi oleh waktu
fermentasi. Waktu fermentasi optimum minuman probiotik menggunakan sari kurma adalah
20 jam pada suhu 37°C, dan untuk produksi sari buah probiotik kombinasi pepaya mangga
dan pepaya nanas, waktu fermentasi adalah 24 jam pada suhu 37°C. Maka, semakin lama
waktu untuk fermentasi maka perolehan sari buah probiotik semakin meningkat.

Menurut penelitian (Latumahina, 2017) menunjukkan bahwa suhu ruang kultur


berhubungan dengan pertumbuhan Acetobacter xylinum yang dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal, dan harus diperhatikan. Umumnya suhu fermentasi untuk pembuatan nata
adalah suhu ruang (28°C). Jika suhu terlalu rendah atau terlalu tinggi akan menghambat
pertumbuhan bakteri penghasil Nata, dan proses produksi Nata akan terhambat. Suhu yang
diperlukan untuk membuat parang adalah suhu kamar (28°C-31°C). Jika suhu terlalu tinggi
atau terlalu rendah, kualitas Nata akan berkurang dan aktivitas Acetobacter xylinum akan
berkurang. Suhu yang memungkinkan terbentuknya Nata adalah pada suhu kamar, dengan
bantuan bakteri Acetobacter xylinum, komponen-komponen di sekitarnya dapat diubah
menjadi zat seperti gel yang tumbuh di permukaan medium.

Menurut penelitian (Sajjad,2020) yang menyatakan bahwa bakteri asam laktat


merupakan bagian kecil (2,0-4,0 logcfu g−1) mikrobiota sayuran mentah dan buah.
Heterofermentatif dan spesies homo-fermentatif yang termasuk dalam Leuconostoc,
Lactobacillus, Weissella, dan Genus Pediococcus diidentifikasi yang bergantung pada
Sayuran. Weissella cibaria/Weissella confusa dan, terutama, Lactobacillus plantarum adalah
yang umum jenis. Sayuran mentah dan buah-buahan dikenakan fermentasi asam laktat
spontan. ketika menguntungkan kondisi anaerobiosis, aktivitas air, konsentrasi garam dan
suhu terjadi. Umumnya, bakteri Gram-negatif dihambat pada tahap awal fermentasi asam
laktat. Back slopping (misalnya, inokulasi dengan sedikit a bahan baku yang sebelumnya dan
berhasil difermentasi) mudah metode untuk induksi fermentasi spontan. ini secara tradisional
digunakan untuk fermentasi asinan kubis untuk meningkatkan dominasi galur adaptasi
terbaik, yaitu mempersingkat fermentasi dan mengurangi risiko kegagalan. Suksesi hetero
dan homofermentatif bakteri asam laktat, bersama dengan atau tanpa ragi menyebabkan
fermentasi spontan sayuran dan buah-buahan.

Latihan 6

Susu dapat didefinisikan sebagai sekresi normal dari kelenjar susu atau ambing
mamalia, atau cairan yang diperoleh dengan memerah susu ambing sapi yang sehat tanpa
pengurangan atau penambahan. Garam mineral mengandung protein dalam bentuk koloid.
Komponen utama susu adalah air, lemak, protein, gula dan abu. Susu merupakan sumber
kalsium, fosfor, vitamin B dan protein yang sangat baik. Kualitas protein susu setara dengan
kualitas protein daging dan telur. Susu mengandung lisin yang sangat kaya, yang merupakan
salah satu asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Susu dan produk susu
dianggap bahan makanan yang sangat bergizi. Sapi dan kambing bisa menjadi sumber ASI.
Hewan lain yang dapat dijadikan sumber susu adalah kerbau, domba, unta dan kuda. Secara
umum, ada beberapa jenis susu. Hewan mengandung bahan yang sama, tetapi komposisi dan
karakteristiknya sedikit berbeda. Sebagian besar susu dan produk susu dibuat atau diekstraksi
dari susu. (Ristiani,2017)

Susu adalah cairan yang dibuat dari sekresi kelenjar susu mamalia untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi. Dalam kebijakan pembangunan nasional, peternakan mendapat perhatian
besar dari pemerintah. satwa. Target konsumsi masyarakat nasional protein hewani dari
hewan ternak adalah 4,6 gram per orang per hari. Sebagai salah satu produk hewani, susu
mengandung nutrisi lengkap seperti protein (3,5%), lemak (3,9%), laktosa (4,9%), mineral
dan vitamin (0,7%). Nutrisi ini secara alami mudah dicerna dan diserap sepenuhnya. Warna
susu normal agak putih kekuningan. Warna susu dapat bervariasi dari putih kekuningan
hingga sedikit putih kebiruan. Susu rendah lemak atau skim memiliki warna putih kebiruan.
Warna putih susu disebabkan oleh hamburan cahaya yang memantulkan susu. Butiran lemak
dan partikel koloid dari kasein dan senyawa kalsium fosfat. Warna kuning disebabkan oleh
adanya pigmen karoten yang larut dalam lemak susu. Karoten terkait dengan pigmen xantin
yang ditemukan pada tumbuhan hijau. Ketika sapi perah mengkonsumsi karoten dan xantin,
mereka berpartisipasi dalam sirkulasi darah dan sebagian melonggarkan/menggabungkan
lemak susu.

Menurut penelitian (Nababan,2017) yang menyatakan bahwa jika pH dibawah 6,5,


susu kemungkinan rusak oleh bakteri, dan jika pH di atas 6,7, ini merupakan tanda abnormal
seperti mastitis. Susu sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri saat terkena udara.
Penanganan susu yang tidak tepat dapat memperpendek tanggal kedaluwarsa. Selama
penyimpanan susu pada suhu kamar, pH susu secara bertahap menurun dari 0 hingga 4 jam.
Munculnya keasaman adalah karena pembentukan asam laktat berminyak oleh bakteri. Di sisi
lain, laktosa dengan cepat diubah menjadi asam laktat karena keasaman susu, yang
mengandung banyak bakteri, turun tajam dalam 6 hingga 8 jam. Pada jam ke-6 sampai jam
ke-8 kualitas susu sudah tidak baik sehingga susu dapat dikatakan sudah rusak dengan
penurunan pH yang sangat cepat pada suhu ruang sampai terjadi rataan pH 6,2475.

Menurut penelitian (Karmaker,2020) menyatakan bahwa bahan-bahan tambahan yang


ditambahkan ke dalam susu sebagian besar merupakan bahan yang lebih rendah atau lebih
murah yang tidak terlalu mempengaruhi penampilan. Susu mentah umumnya dipalsukan
dengan menggunakan air minum atau whey (bagian berair dari susu yang tersisa setelah
pembuatan keju) yang dikenal sebagai pemalsuan ekonomis dan umumnya dilakukan oleh
pemasok terutama untuk meningkatkan kuantitas, sedangkan pemalsuan lainnya termasuk
skim susu bubuk, garam, detergen, gula tebu, urea, formalin, pewarna, pati, dan asam. Zat-zat
zina tersebut berdampak buruk pada organ vital konsumen seperti ginjal, hati, otak, sumsum
tulang, saluran pernapasan, dan menyebabkan kanker. Selain itu, pemalsuan susu juga
melibatkan perubahan kualitas dan standar produk olahan dari susu. Jadi untuk
menyingkirkan masalah ini, pemantauan terus menerus kualitas dan pemalsuan susu sangat
penting. Ada beberapa teknik modern dan lebih baru yang digunakan untuk mengidentifikasi
keberadaan bahan pemalsuan dalam susu, di mana parameter pemeriksaan yang biasa
digunakan untuk mengetahui kualitas susu dan pemalsuan meliputi ukuran jumlah lemak,
protein, padat bukan lemak (SNF) jumlah mikroba dll.

Menurut penelitian (Elisa,2016) yang menyatakan bahwa menyimpan susu segar di


lemari es untuk menunda perubahan kualitas kandungan protein susu. Secara umum,
perubahan suhu menunda perubahan karena reaksi biokimia mikroorganisme (deaminasi dan
dekarbonisasi, reaksi Strickland). Proses ini menyebabkan perubahan nutrisi yang ada dalam
susu. Studi menunjukkan bahwa susu mentah memiliki kandungan protein yang berkurang
ketika disimpan di lemari es (4°C). Umur simpan dalam lemari es (2°C-8°C) mempengaruhi
jumlah laktosa dan protein dalam susu. Menyimpan susu di lemari es dapat mengurangi
kandungan proteinnya. Penurunan kandungan protein selama penyimpanan susu segar
kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan mikroba.

Latihan 7

Menurut penelitian (Izabella,2017) menyatakan bahwa Kolom Winogradsky


merupakan ekosistem kecil atau dapat dikatakan ekosistem mini yang terbentuk dengan
sedimen yang diperkaya yang dapat digunakan untuk mempelajari hubungan antara,
keanekaragaman mikroba, dan transformasi polutan. Proses biogeokimia dan komunitas
mikroba dapat berubah dengan seiringnya waktu dan kedalaman di kolom Winogradsky yang
diinkubasi dengan sedimen lahan basah yang tercemar. Survei 16S rRNA dilengkapi dengan
analisis geokimia, termasuk proporsi logam berat, untuk mengevaluasi gradien di sebagian
besar kolom anoksik. Oksigen habis di bawah antarmuka air-sedimen (WSI), sementara
NH4+, Fe2+, S2 S dan asetat meningkat satu urutan besarnya di bagian bawah. Gradien
kimia yang dihasilkan dari penyerapan nutrisi oleh alga, dan dari reduksi besi dan sulfat
terutama mendorong diversifikasikan. Dalam jangka waktu, banyak faktor fisikokimia yang
tidak dapat terkendalikan sehingga berdampak pada komunitas mikroba yang terlibat dalam
transformasi polutan dalam sedimen alami.

Menurut penelitian Hannudin (2018:1) menyatakan bahwa lumpur dan sedimen yang
digunakan mengandung atau teraugmentasi dari substrat senyawa organik karbon, sulfide,
dan sulfat. Hal ini yang mengakibatkan perkembangan sejumlah bakteri heterotrop dan
photoautotroph termasuk bakteri sulfur photosintetik anaerob. Kolom ini dapat diisi dengan
tanah, Lumpur, dan air dari berbagai macam lingkungan dan dapat dimodifikasi dengan
kultur pengkayaan. Komunitas bakteri di alam mempunyai kelimpahan dan diversitas
terbanyak misalnya dalam tanah.

Menurut penelitian Aziz (2019:6) menyatakan bahwa strategi dari biodegradasi


sampah ini yang akan digunakan adalah kolom Winogradsky dimana memanfaatkan segmen
dari kaca 1.000 mL yang berisi 500 gram sampah TPA Antang dan plastik uji LDPE yang
sangat kontras. Hasilnya memunjukkan bahwa ada 6 pemisahan di bagian kolom
winogradsky memiliki pilihan untuk merusak plastik LDPE gelap sebesar 3,5% dan ada 6
pembatas lainnya memiliki pilihan juga untuk menurunkan plastik LDPE warna putih sebesar
2 %, kemungkinan cara ini dapat dilakukan sebagai spesialis biodegradasi plastik di TPA
Antang Makassar.

Winogradsky sendiri mengklasifikasikan mikroorganisme tanah pada umumnya dan


bakteri khususnya menjadi 2 kelompok besar yaitu organisme autokton atau disebut juga
penghuni asli dan adapun organisme zimogen. Populasi dari bakteri autokton atau bakteri dari
pribumi akan selalu senada dan kostan dari dalam tanah karena nutrisinya berasal dari bahan
organik didalam tanah aslinya ( contoh : Nocardia dan Arthrobacter).(Fessenden, 2010).

Kolom winogradsky dapat dibuat dengan langkah yaitu mengisi setengah sebuah
tabung silinder dengan substrat yang kaya akan bahan organik, setelah itu ditambahkan
dengan air yang didapatkan dari air kolam maupun air laut, dan yang terakhir pada bagian
atas tabung silinder tersebut ditutup guna mencegah penguapan. Substrat yang ditambahkan
dalam proses pembuatan kolom winogradsky tersebut akan mempengaruhi jenis organisme
yang dapat hidup dalam tabung. Dengan kata lain, kolom winogradsky dapat diartikan
sebagai ekosistem mikrobia buatan yang fungsinya adalah sumber kultur bakteri jangka
panjang (Madigan et al., 2012 ).

Dalam ilmu Biologi terdapat salah satu cabang yang mempelajari mengenai
mikroorganisme yang disebut sebagai mikrobiologi. Mikroorganisme sendiri didefinisikan
sebagai makhluk hidup yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop karena ukuran tubuhnya
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme memiliki sifat yang
menguntungkan dan merugikan baik bagi manusia maupun hewan. Mikroorganisme memiliki
sifat yang dapat menguntungkan dan merugikan baik bagi manusia maupun makhluk hidup
lain. Mikroorganisme secara umum dapat ditemukan di mana saja dapat di lingkungan
akuatik maupun di dalam tanah bahkan ada yang di sekitar kita. 

Pada pelaksanaan praktikum mikrobiologi sebaiknya jika peralatan maupun bahan yang
digunakan harus dalam keadaan bersih ataupun steril. Steril juga dapat diartikan tidak adanya
mikroba yang nantinya akan mengganggu atau merusak pada proses praktek di lapangan
maupun di dalam ruangan. Banyak cara untuk melakukan proses sterilisasi, salah satunya
yaitu sterilisasi secara fisik dengan teknik pembakaran langsung yang dapat digunakan untuk
mensterilkan ujung band set atau jarum ose. Menurut (Machmud,2013) proses sterilisasi
kering atau pembakaran biasanya diproses di dalam udara terbuka atau dalam oven dengan
suhu 170˚-180˚C dan dilakukan selama kurang lebih 2 jam, akan tetapi jika yang disterilkan
adalah alat seperti ose maka hanya perlu dipanaskan sampai berwarna merah membara.
Sterilisasi basah bisa menggunakan panas 100˚C namun hanya dengan mengambil uapnya
saja. Terdapat metode lain selain sterilisasi yaitu dapat juga  dengan menggunakan  Alkohol
kadar 70%. Menurut Penelitian (Wahyuni,2018) menemukan bahwa Alkohol 70% digunakan
sebagai bahan sterilisasi eksternal terutama saat melakukan praktikum di lapangan. Alkohol
juga dapat dijadikan desinfektan untuk kebersihan alat. Sterilisasi dapat juga dilakukan
menggunakan autoklaf. Autoklaf ini merupakan alat yang bisa digunakan dalam proses
sterilisasi yang berfungsi sebagai sterilisator yang menyeluruh.

Pada praktikum selanjutnya yaitu melakukan isolasi mikroba. Pada umumnya Mikroba di
alam ini sudah murni karena sudah menjadi satu dengan alam baik secara fisiologi maupun
kimiawi. Untuk melakukan memisahkan mikroba dari lingkungan kita perlu mengambil
tentunya dengan media yang telah disterilisasi untuk kemudian bisa dilanjutkan dengan
proses isolasi di dalam media. Dengan adanya isolasi bakteri mikroba ini akan berpisah dari
lingkungan sebelumnya ke media tempat isolasi tersebut (Yuliani,2006). Banyak cara untuk
melakukan isolasi mikroba Seperti metode streaking, metode spreading, metode pouring dan
metode lainnya. Metode yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu metode Streak plate
(Cawan  gores). Pada metode Streak plate kali ini menggunakan alat jarum Ose yang telah
dibuat oleh praktikan, Menurut Penelitian Fitriasari (2020) Menyatakan bahwa media agar
yang yang dikultur pada suhu 37 °C selama 24 jam dapat diproduksi dengan  metode streak
plate untuk koloni bakteri berbagai bentuk dan ukuran. Pemurnian ulang dilakukan untuk
mengisolasi kolin untuk kultur murni. Pengawetan ini juga dilakukan secara berkala,
membentuk pola zig-zag yang menempel pada permukaan agar sebagai tempat isolasi
mikroba. 

Dari praktikum latihan dua yang mengisolasi mikroba, pada praktikum kali ini akan
mengidentifikasi mikroba yang terdapat pada media agar. Isolat yang digunakan yaitu
belakang handphone dan isolat udara kamar mandi, terdapat banyak mikroorganisme atau
mikroba yang ada pada permukaan media agar. Banyak faktor yang mempengaruhi
tumbuhnya mikroba pada media agar isolat udara, hal ini sejalan dengan penelitian
(Mahtuti,2017) yang menyatakan bahwa kelembaban di udara merupakan faktor penting
dalam pertumbuhan jamur. Secara umum, ada beberapa jamur yang dapat berkembang biak
bahkan di lingkungan dengan kelembaban tinggi. Air juga merupakan faktor penting. Air
membantu dengan difusi selama pencernaan. Air juga merupakan sumber hidrogen dan
oksigen selama metabolisme dan mempengaruhi pH dan tekanan osmotik substrat. Juga
dikenal sebagai suhu, suhu merupakan faktor fisik penting yang mempengaruhi pertumbuhan
jamur. Morfologi bakteri yang terdapat pada isolat udara yakni memiliki ukuran rata-rata
sedang-besar. Warna bakteri yang didapatkan keabu-abuan, kuning, hingga hijau. Memiliki
tekstur kering, lembut, dan mukoid (berlendir). Terdapat bakteri dengan rata-rata elevasi
flat/rata, tetapi juga ada elevasi dengan bentuk konveks, umbonat, dan crateriform Bentuk
bakteri sirkuler, dan irreguler dengan tepi membulat, undulat, dan lobat. Sedangkan pada
isolat handphone memiliki morfologi mikroba yakni berukuran besar, berwarna putih
kecoklatan. Teksturnya mukoid (berlendir). Elevasi bakteri yang didapatkan yaitu umbonat
dan crateriform memiliki tepi yang lobat. Bakteri berbentuk ireguler. Menurut penelitian
(Jannah,2017) menyatakan bahwa bakteri yang mencemari layar ponsel antara lain
Staphylococcus aureus, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa,
dan Escherichia coli. 3 Produksi koagulase pada Staphylococcus merupakan faktor pembeda
Staphylococcus sp. Stafilokokus koagulase-negatif adalah flora normal manusia dan dapat
menyebabkan infeksi. Jenis staphylococci koagulase negatif termasuk Staphylococcus
epidermidis. Staphylococcus lugdunensis, Staphylococcus wareri, Staphylococcus hominis
dan spesies langka lainnya.

Menurut .(Pratiwi, 2008) antimikroba adalah obat yang dapat membunuh bakteri yang
menginfeksi manusia, sedangkan antibiotik adalah obat yang dihasilkan oleh
mikroorganisme, terutama yang dihasilkan oleh jamur, yang dapat membunuh atau
menumbuhkan bakteri dan organisme lain. Ada beberapa tanaman yang dapat memiliki
kemampuan tersebut. Praktikum kali ini menggunakan tanaman yang dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroba yaitu daun sirih daun pandan jahe dan bawang putih. Dan
menggunakan beberapa sumber mikroba seperti tangan yang tidak dicuci, belakang
handphone, gagang pintu dan uang kertas Rp2.000. Media yang digunakan kali ini yaitu roti,
pada semua roti tumbuh mikroba yang sangat banyak di bagian yang diberi antimikroba,
tetapi pada ekstrak bawang putih tidak terdapat mikroba. Hal ini dikarenakan bawang putih
mengandung zat adiktif allicin, minyak atsiri, dan flavonoid Hal tersebut sejalan dengan
penelitian (Prihandani,2016) yang menunjukkan bahwa bawang putih (Allium sativum) dapat
menghambat pertumbuhan mikroba karena bawang putih mengandung aktivitas bakteri zat
volatil yang mengandung belerang dan allicin.

Pada praktikum selanjutnya yaitu mengenai uji fermentasi buah. Fermentasi adalah perlakuan
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan suatu mutu atau nilai dari produk makanan. Pada
fermentasi kali ini menggunakan bahan-bahan berupa buah yang kadar airnya banyak seperti
buah pir dan buah melon dan juga menggunakan buah yang kadar airnya sedikit seperti salak
dan pisang. Untuk melakukan fermentasi buah, buah melon, pir, salak, dan pisang akan diberi
ragi tape. Menurut penelitian Oktavina (2016) yang menyatakan bahwa ragi tape adalah
bahan yang telah tercampur yang berdasarkan spesies dari spesies-spesies genus Aspergillus,
Saccharomyces, Candida, Hansenula, dan bakteri Acetobacter. Ragi tape dapat digunakan
untuk penambahan pada proses fermentasi seperti misal tape ketan dan tape singkong. Ragi
tape berasal dari tepung beras yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain sehingga dapat
membantu dalam proses fermentasi. Di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme yang dapat
mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana (glukosa) yang selanjutnya diubah lagi
menjadi Karbohidrat (pati) terfermentasi maka menghasilkan sejumlah besar asam laktat
yang akan menurunkan nilai pH sehingga menimbulkan rasa asam pada yogurtnya. Pada
praktikum ini dilakukan beberapa perlakuan yaitu pada suhu ruang yang tertutup dan suhu
ruang terbuka dan yang kedua pada suhu lemari yang tertutup dan terbuka. Hasil yang
diperoleh pada suhu ruang, tertutup yakni memiliki aroma sangat menyengat, bau seperti
alkohol. Berwarna kuning kecoklatan, terdapat gelembung pada permukaan buah dan
berwarna putih. Pada suhu ruang, terbuka mempunyai aroma menyengat seperti alkohol.
Adanya busa berwarna putih pada bagian permukaan. Sedangkan pada suhu lemari, tertutup
memiliki aroma sangat menyengat, bau seperti alkohol. Berwarna kuning kecoklatan,
bergelembung pada permukaan buah dan berwarna putih. Pada suhu lemari, terbuka
mempunyai hasil aroma menyengat seperti alkohol. Adanya busa lebih banyak dibandingkan
dengan suhu ruang terbuka dan berwarna putih pada bagian permukaan. Fermentasi
dipengaruhi dengan beberapa faktor seperti suhu, pH, dan lama atau waktu fermentasi, hal ini
sejalan dengan penelitian  (Widyantara,2020) yang menyatakan bahwa fermentasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti air, alkohol, oksigen, pH, waktu fermentasi, jumlah
mikroorganisme, substrat, suhu dan kandungan garam. Lama fermentasi mempengaruhi
produk yang dihasilkan.

Percobaan selanjutnya adalah uji kualitas susu. Percobaan kali ini dilakukan dengan
menggunakan bahan yaitu susu UHT (Ultra High Temperature). Pada percobaan kali ini
terdapat 2 perlakuan yang pertama pada suhu dingin dengan perlakuan diminum dan tidak
diminum dan yang kedua yaitu pada suhu ruang dengan perlakuan diminum dan tidak
diminum. Pada suhu ruang diminum mempunyai hasil tekstur menggumpal, berbau sangat
menyengat, kondisi susu sudah basi, susu berwarna kekuningan dan pada bagian permukaan
susu terdapat mikroorganisme yang berwarna merah muda keunguan dan hitam. Pada suhu
ruang tidak diminum mempunyai hasil bau sangat menyengat, tekstur menggumpal, susu
berwarna kekuningan dan pada permukaan susu terdapat mikroorganisme sedikit berwarna
hitam. kondisi susu sudah basi, hal ini sejalan dengan penelitian (Nababan,2017) yang
menyatakan bahwa jika pH dibawah 6,5, susu kemungkinan rusak oleh bakteri, dan jika pH
di atas 6,7, ini merupakan tanda abnormal seperti mastitis. Susu sangat rentan terhadap
kontaminasi bakteri saat terkena udara. Penanganan susu yang tidak tepat dapat
memperpendek tanggal kedaluwarsa. Selama penyimpanan susu pada suhu kamar, pH susu
secara bertahap menurun dari 0 hingga 4 jam. Munculnya keasaman adalah karena
pembentukan asam laktat berminyak oleh bakteri. Di sisi lain, laktosa dengan cepat diubah
menjadi asam laktat karena keasaman susu, yang mengandung banyak bakteri, turun tajam
dalam 6 hingga 8 jam. Pada jam ke-6 sampai jam ke-8 kualitas susu sudah tidak baik
sehingga susu dapat dikatakan sudah rusak dengan penurunan pH yang sangat cepat pada
suhu ruang sampai terjadi rataan pH 6,2475. Dapat diketahui bahwa pada perlakuan susu
yang dilakukan di suhu ruang mengalami penurunan kualitas yang sangat drastis yaitu dengan
Banyaknya mikroorganisme yang muncul dan dapat dilihat dengan mata telanjang.
Sedangkan pada suhu dingin (kulkas) diminum mempunyai tekstur lebih cair, memiliki
aroma normal dan warna susu tetap putih. Pada suhu dingin (kulkas) tidak diminum
mempunyai tekstur sedikit kental, memiliki aroma normal dan warna susu tetap putih. Dapat
diketahui juga bahwa perlakuan susu pada suhu dingin atau lemari es dapat dilihat bahwa
kualitas susu tidak terlalu buruk dan juga susu tidak ditumbuhi mikroba karena pendingin
dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Menurut penelitian (Elisa,2016) yang menyatakan
bahwa menyimpan susu segar di lemari es untuk menunda perubahan kualitas kandungan
protein susu. Secara umum, perubahan suhu menunda perubahan karena reaksi biokimia
mikroorganisme (deaminasi dan dekarbonisasi, reaksi Strickland). Proses ini menyebabkan
perubahan nutrisi yang ada dalam susu. Studi menunjukkan bahwa susu mentah memiliki
kandungan protein yang berkurang ketika disimpan di lemari es (4°C). Umur simpan dalam
lemari es (2°C-8°C) mempengaruhi jumlah laktosa dan protein dalam susu. Menyimpan susu
di lemari es dapat mengurangi kandungan proteinnya. Penurunan kandungan protein selama
penyimpanan susu segar kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk
pertumbuhan mikroba. 

Anda mungkin juga menyukai