Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ahmad Sayuti

Npm : 18810356

Kelas : Reg 6a pagi bjm

Mata Kuliah : Hukum Kesehatan

Menurut hasil dari pengamatan saya pada artikel tersebut, tidak ada peraturan di tingkat pusat
yang mengatur sanksi pidana bagi pihak yang menolak divaksinasi COVID-19 .

Adapun hanya ada kewajiban kewajiban bagi pihak yang akan melakukan perjalanan
internasional dari dan ke negara terjangkit dan/atau endemis penyakit menular tertentu dan/atau
atas permintaan negara tujuan.

Adapun jenis vaksinasi yang diwajibkan dalam rangka perjalanan dari dan ke negara terjangkit
dan/atau endemis penyakit menular tertentu yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan adalah sbb :

1. Orang yang datang dari negara terjangkit dan/atau endemis penyakit menular tertentu
tidak dapat menunjukkan Sertifikat Vaksinasi Internasional atau yang tidak valid, dilakukan
tindakan kekarantinaan kesehatan .

2. Orang yang berangkat dari negara terjangkit dan/atau endemis penyakit menular tertentu
tidak dapat menunjukkan Sertifikat Vaksinasi Internasional atau yang tidak valid, harus
divaksinasi dan/atau profilaksis, tertunda keberangkatan, dan penerbitan Sertifikat Vaksinasi
Internasional .
Dan ada juga salah satu daerah di indonesia yang memberlakukan sanksi yakni Provinsi DKI
Jakarta.

Yaitu Pasal 30 Perda DKI Jakarta 2/2020 mengatur pemberlakuan sanksi pidana bagi masyarakat
yang menolak vaksinasi COVID-19 sebagai berikut:
Setiap orang yang sengaja menolak untuk dilakukan pengobatan dan/atau vaksinasi Covid-19 ,
dipidana dengan denda paling banyak sebesar Rp5.000.000,00 ( lima juta rupiah) .

Perlu dicatat, lingkup keberlakuan Perda tersebut hanya terbatas pada Provinsi DKI Jakarta.

Dengan demikian, secara peraturan nasional tidak ada peraturan di tingkat pusat yang mengatur
sanksi pidana bagi pihak yang menolak divaksinasi COVID-19 . Namun, akan lebih baik jika
kita menjaga diri kita dari penuluran covid - 19 karena itu baik untuk kita dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai