PENDAHULUAN
tidak memberikan pengertian mengenai Hukum Dagang. Oleh karena itu, definisi hukum
dagang sepenuhnya diserahkan pada pendapat atau doktrin dari para sarjana.
Berikut adalah beberapa pendapat para sarjana mengenai pengertian hukum dagang:
1. Purwosutjipto
Hukum Dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari lapangan
2. R. Soekardono
Hukum Dagang adalah bagian dari hukum perdata pada umumnya, yakni yang
mengatur masalah perjanjian dan perikatan-perikatan yang diatur dalam Buku III
Burgerlijke Wetboek (BW). Dengan kata lain, Hukum Dagang adalah himpunan
Hukum Dagang dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Hukum dagang dapat
pula dirumuskan sebagai serangkaian kaidah yang mengatur tentang dunia usaha
atau bisnis dan dalam lalu lintas perdagangan (R. Soekardono, 1963: 17).
3. Achmad Ichsan
soalsoal yang timbul karena tingkah laku manusia dalam perdagangan (Achmad
sederhana pengertian Hukum Dagang adalah keseluruhan aturan hukum yang berlaku
dalam lalu lintas perdagangan atau dunia usaha yang bersumber dari aturan hukum yang
Wetboek/BW) terdapat suatu hubungan yang erat. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
merupakan species dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sebagai genus. Dapat pula
Lebih lanjut disebutkan oleh Purwosutjipto bahwa hukum dagang terletak dalam
(Purwosutjipto,1999: 5). Oleh karena itu, dengan kata lain dapat pula dikatakan bahwa
Generale” yang berarti hukum khusus mengalahkan hukum umum atau dengan kata lain
hukum khusus mengesampingkan hukum umum. Artinya bahwa apabila suatu ketentuan
telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, maka ketentuan yang
mengatur hal yang sama dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menjadi
tidak berlaku.
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan
(Ingg: scarcity). Hukum ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian
peristiwa ekonomi yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan
ekonomi sehari-hari dalam masyarakat.
Hukum ekonomi terbagi menjadi 2, yaitu:
· Hukum ekonomi pembangunan, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran
hukum mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan
ekonomi (misal hukum perusahaan dan hukum penanaman modal)
· Hukum ekonomi sosial, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukum
mengenai cara-cara pembagian hasil pembangunan ekonomi secara adil
dan merata, sesuai dengan hak asasi manusia (misal, hukum perburuhan
dan hukum perumahan).
Contoh hukum ekonomi :
1) Jika harga sembako atau sembilan bahan pokok naik maka harga-
harga barang lain biasanya akan ikut merambat naik.
2) Apabila pada suatu lokasi berdiri sebuah pusat pertokoan
hipermarket yang besar dengan harga yang sangat murah maka
dapat dipastikan peritel atau toko-toko kecil yang berada di
sekitarnya akan kehilangan omset atau mati gulung tikar.
3) Jika nilai kurs dollar amerika naik tajam maka banyak
perusahaan yang modalnya berasal dari pinjaman luar negeri akan
bangkrut.
4) Turunnya harga elpiji / lpg akan menaikkan jumlah penjualan
kompor gas baik buatan dalam negeri maupun luar negeri.
5) Semakin tinggi bunga bank untuk tabungan maka jumlah uang
yang beredar akan menurun dan terjadi penurunan jumlah
permintaan barang dan jasa secara umum. Demikianlah
penjelasan tentang hukum ekonomi secara keseluruhan semoga
kita semua mengerti dan dapat megimplementasikan ke dalam
kehidupan nyata.
BAB II
Hukum Dagang adalah keseluruhan aturan hukum yang berlaku dalam lalu lintas
perdagangan atau dunia usaha yang bersumber dari aturan hukum yang telah
dikodifikasikan maupun yang ada diluar kodifikasi. Dari pengertian hukum dagang
tersebut dapat diketahui bahwa sumber dari hukum dagang berasal dari aturan hukum
KUH Perdata terbagi atas 4 (empat) buku/kitab, yaitu Buku I mengatur tentang
Zaken), Buku III mengatur tentang Perikatan (van Verbintenissen), dan Buku
Dagang ialah Buku III dan sebagian kecil dari Buku II.
KUHD terbagi atas 2 (dua) buku/kitab dan 23 (dua puluh tiga) bab. Buku I
terrdiri dari 10 (sepuluh) bab dan Buku II terdiri dari 13 (tiga belas) bab. Isi
Bab VIII :
Tentang reklame atau penuntutan kembali dalam
hal kepailitan.
Bab IX :
Tentang asuransi dan
pertanggungan seumumnya.
pertanggungan jiwa.
perusahaan-perusahaan perkapalan.
perairan darat.
Bab XI : Tentang kerugian laut (avary).
Bab XII :
Tentang berakhirnya perikatan-perikatan dalam
perdagangan laut.
pada aturan hukum yang ada di luar kodifikasi, yaitu berupa peraturan-
10. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
Sedangkan untuk kebiasaan, merupakan salah satu sumber hukum yang dapat
tentang sesuatu hal. Kebiasaan yang diikuti tidak boleh bertentangan dengan
undangundang atau kepatutan, diterima oleh pihak-pihak secara sukarela, mengenai hak
dan kewajiban yang harus dipenuhi, serta terkait dengan perbuatan yang bersifat
keperdataan.