Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu
penggerak ekonomi masyarakat terutama diwilayah perkotaan dan
pedesaan khususnya Kecamatan Muara Jawa. Di Kecamatan Muara Jawa
sendiri usaha-usaha kecil sudah banyak terlihat di setiap kelurahan.
Sehubungan dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dengan
harapan Kecamatan Muara Jawa dapat ikut andil dalam program
pemerintah ini. Sehingga pemerintah dapat membantu dalam peningkatan
UMKM di Kecamatan Muara Jawa. Tidak hanya pemerintah yang
berperan dalam program ini melainkan para pemilik usaha juga ikut
meningkatkan UMKM di Kecamatan Muara jawa dengan cara mengelola
usahanya agar dapat berkembang.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan salah satu program
pemerintah terkait pembiayaan UMKM. KUR pada tahun 2014
ditargertkan sekitar 20 triliun dan pada tahun 2020 KUR kini semakin
meningkat hingga 190 triliun bahkan akan terus ditingkatkan secara
bertahap hingga 325 triliun pada tahun 2024. Di Muara Jawa pencairan
KUR baru-baru saja dilakukan, namun masih banyak masyarakat yang
belum mengerti apa itu KUR? Mereka hanya mengira bahwa pencairan
itu adalah bantuan dari presiden atau pemerintah.
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
menjelaskan bahwa peran UMKM terdiri atas 1) Perluasan kesempatan
kerja dan penyerapan tenaga kerja. Dengan adanya UMKM maka akan
memberi kesempatan bagi para masyarakat menengah kebawah untuk
dpaat bertahan di hidup dimasa pandemi Covid-19 saat ini dengan adanya
UMKM maka tingkat pengangguran di Indonesia akan berkurang. 2)
Pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Pembentukan PDB akan
sangat mudah untuk di laksanakan karena banyaknya masyarakat yang
memiliki UMKM oleh karena itu maka sangat mudah untuk
mengumpulkan nilai keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi di
dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasa dilakukan per
tahun). 3) Penyediaan jaring pengaman terutama bagi masyarakat
berpendapatan rendah untuk menjalankan kegiatan ekonomi produktif.
UMKM ini sangat menguntungkan masyarakat yang memiliki pendapatan
rendah, adanya UMKM ini dapat membantu masyarakat untuk dapat
menjalankan ekonomi produktif.
Dalam kehidupan sehari-hari keuangan merupakan salah satu
permasalahan yang sering terjadi sampai saat ini. Permasalahan ini
muncul karena kurangnya pemahaman dalam mengelola keuangan.
Biasanya perusahaan, kelompok maupun individu sering mengalami
permasalahan ini. Umumnya masalah bukan terletak pada penghasilan
yang kurang, namun adanya kebiasaan yang salah dalam mengelola
keuangan (Swarmilah, 2019).
Masalah yang paling sering dialami oleh para pelaku UMKM
ialah pengelolaan keuangan. Dampak terhadap pengabaian pegelolaan
keuangan memang tidak begitu terlihat namun ini membawa dampak
yang sangat besar bagi para pelaku UMKM bahkan akan berdampak pada
usaha yang dikembangkan (mengalami kebangkrutan)
Masalah utama dalam pengembangan UMKM yaitu kurangnya
pemahaman terhadap pengelolaan keuangan. Karena pengelolaan yang
baik akan memberikan dampak positif terhadap usaha tersebut. Masih
banyak para pelaku UMKM yang belum melakukan pencatatan atas
laporan keuangannya bahkan ada pula yang tidak melakukan pencatatan
sama sekali. Para pelaku UMKM biasanya hanya melakukan pencatatan
atas pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan. Akibatnya, laba bersih
tidak terlihat dan akan menimbulkan kerugian bagi para pelaku UMKM.
Dengan adanya laporan keuangan akam mempermudah para pelaku
UMKM untuk dapat memperoleh informasi keuangan secara sistematis.
Dalam hal ini para pelaku UMKM tidak sepenuhnya salah karena
para pelaku UMKM memiliki beberapa keterbatasan diantaranya,
keterbatasan atas pendidikan yang dimiliki. Para pelaku UMKM
kebanyakan orang terdahulu dimana mereka belum memiliki banyak
pengetahuan mengenai akuntansi dan mereka belum memiliki cukup dana
untuk membeli software akuntansi serta belum cukup nya dana untuk
memperkerjakan seorang akuntan. Selain itu, keterbatasan yang dimiliki
oleh palu UMKM ialah rendahnya pendidikan yang dimiliki oleh para
pelaku UMKM. Meskipun sekarang teknologi sudah cangih namun para
pelaku UMKM masi belum memahami teknologi informasi sehingga para
pelaku UMKM tidak dapat menyajikan laporan keuangan.
Kecamatan Muara Jawa merupakan salah satu kecamatan di
Kabupaten Kutai Kartanegara yang terletak disekitaran Delta Mahakam
dengan luas wilayah mencapai 754,5 Km2. Kecamatan Muara Jawa
memiliki penduduk mencapai 48.372 jiwa (2014). Kecamatan Muara
Jawa merupakan salah satu pelaku UMKM yang sebagian besar
pelakunya tidak menggunkan penerapan akuntansi. Kebanyakan pelaku
UMKM di Kecamatan Muara Jawa menghitung pendapatan atau laba
secara manual tanpa menerapkan akuntansi, oleh sebab itu maka para
pelaku UMKM di Kecamatan Muara tidak mengetahui laba bersih yang
diperoleh malainkan hanya laba kotor nya saja yang diketahui. Masih
banyak para pelaku UMKM di Kecamatan Muara Jawa belum
mengetahui informasi akuntansi. Mereka tidak mengetahui dampak yang
diperoleh jika menerapkan akuntansi pada usaha yang sedang
dikembangkan. Dengan menerapkan akuntansu pada usaha nya maka para
pelaku UMKM akan mudah untuk mengetahui laba bersih dari setiap
penjualan serta pengeluaran yang dilakukan. Selain itu, para pelaku
UMKM juga akan lebih mudah mengetahui informasi-informasi
keuangan melalui laporan keuangan serta pelaku UMKM akan lebih
mudah untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan laporan keuangan.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Pada
UMKM di Kecamatan Muara Jawa”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latang belakang yang sudah di jelaskan di atas, maka
dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah jenjang pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntasi?
2. Apakah lama usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi
akuntansi?
3. Apakah pelatihan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntansi?

1.3 Tujuan Penelitian


1) Untuk mengetahui besarnya pengaruh jenjang pendidikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi.
2) Untuh mengetahui besarnya pengaruh lama usaha terhadap
penggunaan informasi akuntansi.
3) Untuk mengetahui besarnya pengaruh pelatihan akuntansi terhadap
penggunaan informasi akuntansi.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Peneliti mendapat pengetahuan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi yang dimana
kebanyakan para pelaku UMKM juga mengabaikannya.
2. Bagi Akademik
Menjadi sarana referensi bagi mahasiswa dan generasi selanjutnya
khususnya pada fakultas ekonomi & bisnis di Universitas Nahdlatul
Ulama Kalimtan Timur.

3. Bagi Pihak Lain


Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi pengetahuan bagi
pembaca dan akan menjadi informasi penting bagi para pelaku
UMKM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM)


2.1.1 Pengertian UMKM
Pengertian UMKM menurut UU No 20 Tahun 2008 ialah
usaha perdagangan yang dikelola oleh perorangan yan merujuk
pada usaha ekonomi produktif dengan kriteria yang sudah
ditetapkan dalam Undang-Undang.
2.1.2 Kriteria UMKM
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008: UMKM
memiliki kriteria sebagai berikut :
1) Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan
atau badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria
yakni :
 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
 Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
3000.000.000 (tiga ratus juta rupiah)
2) Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria yakni :
 Memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
3) Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar yang memenuhi kriteria :
 Memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta`rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).
2.2 Akuntansi
2.2.1 Pengertian Akuntansi
Menurut Suwardjono (2014) akuntansi adalah Proses
pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan,
pengklarifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data
keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian
kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit
organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang
relevan bagi pihak yang berkepentingan.
Menurut Weygandt, Kimmel, & Keyso (2015) akuntansi
adalah “Accounting consists of three basic activitities – it identifies,
records, and communicates the economic events of a organization
of interested users.”
Akuntansi merupakan sarana pendukung yang dapat
digunakan oleh UMKM dalam mengelola keuangan di dalam
perusahaan (Sandrayati, Masnila, & Sari, 2016).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa,
akuntansi ialah suatu proses penyajian data dimana data-data
tersebut diambil melalui transaksi-transaksi yang sudah terjadi,
dengan maksud untuk dapat menyajikan informasi yang relavan
bagi para pengguna. Akuntansi juga tidak hanya dilakukan di
perusahaan saja melainkan pengusaha-pengusaha kecil seperti
UMKM juga menggunakan akuntansi.
2.2.2 Fungsi Akuntansi
Hall (2009) dalam bukunya menjelaskan bahwa fungsi
akuntansi adalah untuk mengelola sumber daya informasi keuangan
perusahaan. Fungsi akuntansi mempunyai dua peranan penting
dalam pemrosesan transaksi, yaitu:
a. Akuntansi mencatat serta menangkap sesuatu yang
mempengaruhi keuangan dari berbagai transaksi perusahaan.
Pembelian persediaan serta pengiriman barang jadi ke
pelanggan merupakan sebagian dari kegiatan yang
mempengaruhi keuangan perusahaan.
b. Akuntansi berfungsi untuk mendistribusikan informasi
mengenai transaksi kepada personel operasional untuk
mengkoordinasikan tugas-tugas penting mereka. Aktifitas-
aktifitas akuntansi yang berkaitan langsung dengan operasi
bisnis seperti pengendalian persediaan, penggajian, penagihan,
dll.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
akuntansi ialah sebagai sumber daya informasi yang digunakan oleh
perusahaan atau pengguna akuntansi..
2.3 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi
dimana laporan ini dibutuhkan oleh bisnis/perusahaan dalam pengambilan
keputusan. Informasi yang relevan serta berhubungan satu dengan yang
lainnya akan memberi gambaran mengenai keadaan keuangan dan
pencapaian perusahaan dalam menjalankan usaha yang disajikan dalam
bentuk laporan keuangan (Aufar, 2013).
Menurut Keyso, Weygandt, & Warfield (2017) laporan keuangan
didefinisikan sebagai berkut:
“Financial statement are the principal means through which a company
communicates its financial information to those outside it. These
statements provide a company’s history quantified in money terms.”
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan adalah hasil akhir dari setiap pencatatan-pencatan akuntansi
baik itu pemasukan, pengeluaran, persediaan dll. Laporan keuangan juga
biasanya digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan
yang relevan serta laporan keuangan juga dapat menjadi penentu kondisi
suatu perusahaan.
2.4 Informasi Akuntansi
Menurut (Hariyadi, 2013) penggunaan informasi akuntansi
merupakan informasi yang diberikan kepada perusahaan yang diwajibkan
oleh undang-undang atau peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia
untuk disediakan oleh setiap perusahaan.
Belkaoi (2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai
informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk
pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan pilihan
diantara alternatif-alternatif tindakan. Penggunaan informasi akuntansi itu
untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan
operasional.
Menurut Puspitawati & Anggadini (2014), informasi akuntansi
merupakan rangkaian aktivitas dalam pemrosesan data dari aktivitas
bisnis pengolahan data keuangan perusahaan dengan menggunakan sistem
informasi komputer yang terintegrasi secara harmonis. Informasi yang
dihasilkan mengenai bisnis perusahaan dapat mengetahui kondisi
perusahaan di masa lalu, masa kini, dan juga untuk menentukan langkah
perusahaan di masa depan untuk mencapai tujuan perusahaan khususnya
dalam pengelolaan UMKM.
Holmes dan Nicholls (1988) mengklarifikasikan informasi
akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda menurut manfaatnya bagi para
pemakai, yaitu: 1). Statutory accounting information, merupakan
informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada. 2).
Budgetary information, yaitu informasi akuntansi yang disajikan dalam
bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaa,
penilaian dan pengambilan keputusan. 3). Additional accounting
information, yaitu informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan
guna meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer.
Adapun bentuk fisiknya, informasi akuntansi akan sangat berguna
jika memiliki berbagai karakteristik seperti relevan, tepat waktu, akurat,
lengkap, dan ringkas (Hall, 2009).
a. Relevan
Suatu laporan keuangan atau dokumen harus memiliki isi yang
bekerja untuk suatu tujuan. Informasi akuntansi harusnya menyajikan
data yang relevan dalam pembuatan laporan. Laporan yang berisi
informasi yang tidak relevan hanya akan menghambat pengambilan
keputusan bagi
b. Tepat waktu
Umur dalam suatu informasi merupakan faktor yang sangat penting
dalam kegunaannya. Informasi yang sudah melebihi periode waktu
yang lama akan membuat kualitas informasi akuntansi menurun. Jika
pengguna. menganalisis suatu informasi dengan waktu yang salah
akan mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah.
c. Akurasi
Informasi yang disajikan bebas dari kesalahan yang signifikan,
dimana signifikansi ini merupakan konsep yang sulit untuk diukur
dikarenakan tidak memiliki nilai yang absolut tergantung pada
masalahnya. Kesalahan yang dianggap signifikan ketika
ketidakakuratan informasi menyebabkan pengguna membuat
keputusan yang kurang tepat atau gagal dalam membuat keputusan
yang dibutuhkan.
d. Kelengkapan
Kelengkapan suatu informasi sangat penting untuk pekerjaan yang
ada serta bagi sebuah keputusan. Informasi yang lengkap akan
membantu pengguna dalam pengambilan keputusan karena
menyediakan perhitungan yang dibutuhkan serta menyajikan data
secara jelas dan tidak ambigu.
e. Ringkas
Informasi yang disajikan harus sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Jika informasi yang disajikan terlalu rinci untuk manajemen puncak
maka akan menghambat pengambilan keputusan. Apabila informasi
yang disajikan kepada manajemen yang mempunyai tingkat yang
lebih rendah ini adalah informasi yang ringkas, maka akan
membingungkan karena manajer tingkat bawah cenderung
membutuhkan informasi yang sangat rinci.
Informasi akuntansi umumnya berisi mengenai laporan atas
keuangan suatu perusahaan dengan maksud dan tujuan sebagai
pertimbangan dalam mengambil keputusan bagi para pengguna
laporan keuangan. Menurut Hall,2009 ada beberapa karalteristik
informasi akuntansi diantaranya releva, tepat waktu, akurasi,
kelengkapan, dan ringkas. Dimana setiap karakteristik tersebut
memiliki maksud masing-masing.
2.5 Faktor-Faktor Penggunaan Informasi Akuntansi
Ada Beberapa faktor penggunaan informasi akuntansi diantaranya:
1) Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan (UU No. 20 Tahun
2003 Bab I, Pasal 1 Ayat 8)
Pendidikan formal merupakan salah satu faktor penentu bagi para
pelaku UMKM. Tingkat pendidikan formal para pelaku UMKM
menjadi penentu bagi mereka karena semakin tinggi tingkat
pendidikan formal para pelaku UMKM maka tingkat kesiapan dan
pengentahuannya terhadap informasi akuntansi akan semakin mudah.
Tingkat pendidikan formal rendah (tingkat pendidikan sekolah dasar
sampai dengan sekolah menengah umum) tingkap kesiapan akan
kurang terhadap informasi akuntansi dibandingkan pendidikan formal
tinggi (perguruan tinggi). Ini disebabkan materi pengajaran akuntansi
lebih tinggi diberikan diperguruan tinggi dibandingkan dengan
pendidikan yang lebih rendah (Handayani, 2011).
Jenjang pendidikan formal yang tertuang dalam (Depdiknas, 2012)
yang menyatakan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Jenis
pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,
profesi, vokasi, keagamaan dan khusus, jalur, jenis pendidikan yang
diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh pemerintah daerah dan masyarakat.

2) Lama Usaha
Lama usaha dalam hal ini adalah lamanya suatu Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) berdiri atau umur dari UMKM
semenjak usaha tersebut berdiri sampai pada saat selesainya kegiatan
usaha (Arizali, 2013).
Semakin lama usaha itu berdiri maka akan mengalami
perkembangan yang signifikan ke arah yang positif atau negatif.
Usaha yang lebih lama cenderung berkembang ke arah positif karena
sudah memiliki banyak pengalam dalam dunia bisnis.
3) Pelatihan akuntansi
Pelatihan seputar akuntansi sangat menentukan seberapa baik
kemampuan seorang manajer atau UMKM terhadap penguasaan
teknis akuntansi. Semakin sering seorang manajer mengikuti.
pelatihan akuntansi, maka semakin baik kemampuan manajer tersebut
dalam menggunakan informasi akuntansi (Muhammad, 2014).
Dengan menguasai teknik akuntansi maka pelaku UMKM akan
lebih mudah mengelola keuangan karena sudah memiliki banyak
pengetahuan mengenai informasi akuntansi.
2.6 Penelitian Terdahulu
No Nama Tahun Judul Variabel Hasil
Penelitian Penelitian Penelitian
1. Dian Efriyenty 2020 Analisis Faktor- Variabel
Faktor Yang Independen
Memengaruhi (X):
Penggunaan
Informasi
Akuntansi Pada
UMKM Kota
Batam

Anda mungkin juga menyukai