Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR MANUSIA

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
Dosen : Ns. Yunita Galih Yundari, S. Kep., M. Kep.

Disusun oleh :

NIM : RANIA TAUFIKA RAHMA

NIM : 071202068

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2021
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalahsistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
1. Mulut

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat
di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin
dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit,
terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigibelakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan
tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga
mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis.
2. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dan kerongkongan.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang
banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi,
disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
3. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalah terdiri
dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya diliputi
selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk
perlindungan.
4. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kacang keledai.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
 Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
 Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
 Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
5. Usus Halus

Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang panjangnya kira-
kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri dari rectum, colon dan
rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter
dengan diameter kira-kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk
chime (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium,
bikarbonat dan enzim.
Chyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi feses
di usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu
12 jam. Gerakan colon dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral shuffing
adalah gerakan mencampur chyme untuk membantu mengabsorbsi air, kedua
kontraksi haustrl yaitu gerakan untuk mendorong materi air dan semi padat
sepanjang colon, ketiga gerakan peristaltic yaitu gerakan maju ke anus yang
berupa gelombang. Makanan yang sudah melewati usus halus : Chyme, akan tiba
di rectum 4 hari setelah ditelan, jumlah chime yang direabsorbsi kurang lebih 350
ml.
6. Usus Besar

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
 Kolon asendens (kanan)
 Kolon transversum
 Kolon desendens (kiri)
 Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna


beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit
serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus
besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan
air, dan terjadilah diare.
7. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan
di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens
penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air
besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di
dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbahkeluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit)
dansebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar -
BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
B. PENGERTIAN NUTRISI
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi (suitor & hunter, 1980)
adalah untuk memberikan energy bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur
kerangkadan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor
patofisiologi seperti adanya enyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
C. KEBUTUHAN NUTRISI MANUSIA
1. Air
Merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel tergantung pada
lingkungan cairan. Air menyusun 60%-70% dari seluruh berat badan.
Prosentase seluruh air dalam tubuh lebih banyak untuk orang kurus daripada
yang gemuk karena otot terdiri dari banyak air dari pada jaringan lain kecuali
darah. Kebutuhan cairan dipenuhi oleh konsumsi cairan, buah-buahan segar
dan sayuran yang diproduksi selama oksidasi makanan.
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama. Setiap 1g karbohidrat
menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot
berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah
sintesis dari glukosa, pecahan energi selama masa istirahat atau puasa.
Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak. Metabolisme karbohidrat
mengandung 3 proses, yaitu :
a. Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida dan air
disebut glikogenolisis.
b. Anabolisme glukosa terbentuk glikogen disebut glikogenesis.
c. Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
glukoneogenesis.

3. Protein
Protein memberikan sumber energy dan juga penting untuk mensintesis/
membangun jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan.
Bentuk protein yang paling sederhana adalah asam amino. Asam amino
esensial adalah yang tidak dapat disintesis oleh tubuh tapi harus diberikan
dalam diet, yang lainnya/ dapat disintesis diklasifikasi sebagai non esensial.
Protein yang lengkap terdiri dari semua asam amino esensial dalam
kuantitas yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan mempertahankan
keseimbangan nitrogen, juga sebagai protein yang bernilai biologis tinggi
contoh: daging hewan ternak, susu dan telur. Sedangkan yang tidak lengkap
adalah sereal, kacang-kacangan, dan sayuran, ini bisa dibuat lengkap dengan
menambahkan sintetik asam amino seperti sintetik lisin untuk gandum.
Protein berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti
jaringan tubuh. Setiap 1g protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk sederhana dari
protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan berbentuk
hormone dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh,
tetapi harus didapat dari makanan.
4. Lemak

Lemak merupakan sumber energi paling besar. 1g lemak akan menghasilkan 9


kkal. Lipid adalah lemak yang dapat membeku pada suhu ruangan tertentu,
dimana lipid tersebut terdiri atas trigliserida dan asam lemak. Proses
terbentuknya asam lemak disebut lipogenesis. Kegiatan yang membutuhkan
energi, antara lain :
a. Pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dll.
b. Kegiatan mekanik oleh otot.
c. Aktivitas otak dan saraf.
d. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormon.
e. Sekresi cairan pencernaan.
f. Absorbsi zat-zat gizi disaluran pencernaan.
g. Pengeluaran hasil metabolisme.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi :
a. Basal Metabolisme meningkat
b. Aktivitas tubuh
c. Faktor usia
d. Suhu lingkungan
e. Penyakit
5. Vitamin
Merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial
untuk metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensintesis vitamin dalam
jumlah yang dibutuhkan dan tergantung pada asupan diet. Walau vitamin
terkandung di banyak makanan juga dipengaruhi oleh; proses penyimpanan/
persiapan. Kandungan tertinggi terdapat pada makanan segar .Vitamin sebagai
yang larut air dan lemak.
a. Vitamin larut air
Adalah termasuk vit C dan B compleks, yang terdiri dari 8 vitamin.
Vitamin yang larut air tidak dapat disimpan dalam tubuh/ harus
tersedia sebagai asupan makanan tiap hari. Hipervitaminosis adalah
kondisi yang disebabkan oleh asupan vitamin yang berlebihan jarang
terjadi tapi dosis berlebih vitamin C dan B6 dapat terjadi toksisitas.
Vitamin merupakan zat kimia yang digunakan sebagai katalis dalam
biokimia.
b. Vitamin larut lemak
Adalah termasuk vitamin A, D, E dan K disimpan dalam tubuh.
Kecuali vitamin D yang disediakan melalui asupan diet. Toksis dapat
terjadi karena kelebihan dosis (disengaja/ tidak ) dari vitamin sintetik,
dalam makanan, dan diet yang mengandung minyak hati ikan. Vitamin
tertentu dipertimbangkan sebagai antioksidan/ substansi yang
menetralisir radikal bebas. Vitamin ini termasuk beta karotin, vitamin
A, C dan E.
6. Mineral

Mineral dikategorikan menjadi 2 :


a. Macromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah
lebih dari 100 mg.
Contohnya : kalsium, phosphor, sodium, potasium, magnesium, klorida,
dan sulfur.
b. Micromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinyasejumlah
kurang lebih 100 mg.

Contohnya : besi, seng, mangan, iodium, selinium, cobalt, kromium,


tembaga, dan klorida.
D. KEBUTUHAN NUTRISI MENURUT USIA
Berikut ini adalah nilai kecukupan energi dan kecukupan protein seseorang perhari
rata-rata ketika dalam aktivitas sedang. Jika sering melakukan aktivitas berat seperti
olahraga berat, kuli bangunan, menggarap sawah, pekerja lapangan, dan lain
sebagainya perlu ditambahkan asupan energi dan protein yang cukup.

No Rentang usia Kebutuhan Nutrisi


1. Neonatus Kecukupan energi: 550 kkal
Kecukupan protein: 10 gram
2. Bayi Kecukupan energi: 650 kkal
Pada bayi pencernaan dan absorbsi Kecukupan protein: 16 gram
masih sederhana sampai 6 bulan.
Nutrisi yang cocok adalah ASI.
3. Toddler Kecukupan energi: 650 kkal
Kecukupan protein: 16 gram
4. Pra sekolah Kecukupan energi: 1800 kkal
Kecukupan protein: 45 gram
5. Usia anak sekolah (6- 12 tahun) Laki-laki
- Kecukupan energi: 2050 kkal
- Kecukupan protein: 50 gram

Perempuan

- Kecukupan energi: 2050 kkal


- Kecukupan protein: 50 gram
6. Remaja (13 – 21 tahun) Laki-laki
Kebutuhan kalori, protein, mineral, dan - Kecukupan energi: 2600 kkal
vitamin sangat tinggi berkaitan dengan - Kecukupan protein: 65 gram
proses pertumbuhan. Lemak tubuh
Perempuan
meningkat akan
mengakibatkanobesitas sehingga akan - Kecukupan energi: 2200 kkal
menimbulkan stress pada body image. - Kecukupan protein: 55 gram
7. Dewasa (23- 45 tahun) Laki-laki
Kebutuhan nutrisi berkaitan dengan - Kecukupan energi: 2550 kkal
proses pemeliharaan dan perbaikan - Kecukupan protein: 60 gram
tubuh. Masa dewasa merupakan masa
Perempuan
produktif khususnya terkait dengan
aktivitas fisik. - Kecukupan energi: 1900 kkal
- Kecukupan protein: 50 gram
8. Lansia Laki-laki
- Kecukupan energi: 2250 kkal
- Kecukupan protein: 60 gram

Perempuan

- Kecukupan energi: 1750 kkal


- Kecukupan protein: 50 gram

E. PATOFISIOLOGI GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI

Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat


aktivitas, keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta
prosedur dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka
nutrisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas akan
meningkat atau menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur atau pengobatan
yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan, absorbsi,
metabolisme dan ekskresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zar makanan
tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan
protein oleh karena protein di ekskresi oleh ginjal. Penyakit-penyakit fisik biasanya
meningkatkan kebutuhan zat makanan. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit
saluran cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang saluran pencernaan yang
menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absrobsi, gangguan tranportasi,
atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dapat menyebabkan
menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan. Diare dapat menurunkan absorbsi
nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit pada kandung empedu, di
mana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang berfungsi untuk
mencerna lemak menjadi tidak efektif.

F. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


MANUSIA

1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
2. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal
ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan
wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita
0,9 kkal/kgBB/jam.
4. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin
luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga
kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
6. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
7. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai
simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan
dan daging menyimbulkan kekuatan).

G. GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI MANUSIA

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan


kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung
Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
 Berat badan 10-20% dibawah normal
 Tinggi badan dibawah ideal
 Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
 Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
 Adanya penurunan albumin serum
 Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab:
 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
 Disfagia karena adanya kelainan persarafan
 Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa
 Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
 Berat badan lebih dari 10% berat ideal
 Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
 Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita
 Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.

Kemungkinan penyebab :
 Perubahan pola makan
 Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada
kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
1. Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)

Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan kuantitas
konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai berikut :
a) PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.
b) PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB
Normal.
c) PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.
2. Kwashiorkor
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi
ketika sudah tidak mendapatkan asi. Defisiensi dapat berakibat :
retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema, otot-otot tidak
tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis.
3. Marasmus

Sindrom akibat defisiensi kalori dan protein. Defisiensi kalori berkibat :


kelaparan, hilangnya jaringan-jaringn tubuh, BB kurang dari normal,
diare. PCM juga dapat terjadi akibat kurang baiknya penanganan klien
selama menjalani proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan.
e. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit
jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang
tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
H. PENILAIAN KEBUTUHAN NUTRISI
1. Pengukuran Atropometri
a. Berat Badan ideal: (Tinggi Badan-100)±10%
b. Lingkaran Pergelangan tangan
c. Lingkaran lengan atas (MAC/ Mid Aid Cirmumtance)
- Nilai normal wanita: 28.5 cm
- Nilai normal pria: 28,3 cm
- Tabel ukuran lingkungan lengan atas untuk remaja dan dewasa
Lingkar Lengan Atas (LLA)
Usia 100% (standar) 85% 80%
Laki-laki perempuan laki-laki perempuan laki-laki perempuan
15-16 25,0 24,5 21,0 20,5 20,0 19,5
16 26,0 24,5 22,0 21,0 20,5 19,5
17 27,0 25,0 23,0 21,5 21,5 20,0
Dewasa 29,5 28,5 25,0 23,5 23,5 23,0

d. Lipatan Kulit pada otot trisep (TSP/Tricep Skin Fold)


- Nilai normal wanita: 16,5-18 cm
- Nilai normal pria: 12,5-16,5 cm
e. Penilaian IMT (Indeks Massa Tubuh)

IMT = Berat badan (kg) ATAU IMT = Berat badan (lb) x 704,5
Tinggi badan (m)2 Tinggi badan (in)2

Tabel kategori ambang batas IMT untuk Indonesia

Katagori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan <17,0
Kekurangan berat badan tingkat berat 17,0-18,5
Normal >18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

2. Pengukuran Biokimia
a. Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)
d. BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)
3. Pengukuran Tanda Klinis Status Nutrisi

Bagian Tubuh Tanda-Tanda untuk Nutrisi Tanda-Tanda untuk Nutrisi


yang Baik yang Buruk
Penampilan umum Sadar; responsif Lesu, apatis, kakeksia,
Berat badan Berat badan normal untuk penampilan obesitas atau
tinggi badan, usia, bentuk kurus (perhatian khusus
tubuh. untuk yang kurus)
Postur Postur tegak; lengan dan Bahu kendur;dada cekung;
Tungkai lurus punggung bungkuk

Otot Otot berkembang baik, kuat; Penampilan lemah, tonus


Tonus bagus;beberapa lemak buruk, tonus tidak
Di bawah kulit berkembang; nyeri;edema
penampilan terbuang,
tidak mampu berjalan
dengan baik

Kontrol sistem Rentang perhatian baik; kurang perhatian;


saraf kurang iritabilitas atau
iritabilitas;bingung
kelelahan, refleks normal;
kestabilan psikologis tangan dan kaki teras
terbakar dan kesemutan
(prestesia), kehilangan posisi
dan rasa vibratorik,
kelemahan dan nyeri otot
(dapat menyebabkan
ketidakmampuan berjalan),
penurunan atau kehilangan
refleks lutut dan tumit, tidak
adanya ras vibtratorik

Fungsi nafsu makan dan pencernaan anoreksia;tidak dapat


gastrointestinal baik; eliminasi teratur normal; mencerna; konstipasi atau
tidak ada organ atau massa diare;pembesaran hati atau
yang teraba. limpa

Fungsi laju denyut dan irama jantung laju denyut jantung ;


kardiovaskuler yang normal; tidak ada cepat (diatas100 kali/ menit),
murmur: tekanan darah normal pembesaran jantung ; irama
untuk usianya tidak normal; tekanan darah
meningkat

Vitalitas umum ketahanan; bertenaga, mudah lelah; kurang energi;


kebiasaan Tidur baik; mudah tertidur, penampilan
penampilan kuat capek dan apatis

Rambut bersinar, penampilan berkilat; rambut berserabut,


kuat;helai rambut tidak mudah kusam,kusut,kering, Tipis
dicabut, kulit kepala sehat. ,dan kasar, penampilan
depigmentasi
helai mudah terlepas
Kulit (umum) kulit halus dan sedikit lembab kasar,kering.bersisik,
dengan warna baik pucat,berpigmen,
penampilan iritasi,
lebam;petechiae;
kehilangan lemak
pada subkutan
Wajah dan leher warna merata;halus, merah penampilan berminyak,
muda,penampilan sehat, Tidak diskolorasi bersisik,
ada bengkak bengkak; Kulit gelap di pipi
Dan di bawah mata; Tidak
,
halus atau Kasar pada kulit

Sekitar hidung dan mulut


Bibir halus;warna baik;penampilan penampilan kering,
Lembab (tidak pecah atau bersisik,bengkak;
bengkak) kemerahan atau
bengkak(keilosis);
lesi angular, pada
sudut mulut; fisura
atau skar (stomatitis)
(stomatitis).
Mulut, membran membran mukosa di dalam membran mukosa mulut
mukosa rongga mulut berwarna merah yang lembut, bengkak.
mukosa di dalam muda sampai kemerahan
membran mukosa

Gusi warna merah muda baik; gusi bengkak dan mudah


penampilan sehat dan merah; berdarah; margin
tidak bengka atau berdarah kemerahan inflamasi;gusi
tertarik kebelakang
Lidah warna merah muda atau penampilan bengkak,skarlet
Kemerahan gelap baik, tidak dan kasar;warna
Bengkak;halus;terdapat papila magenta,seperti
Pada permukaan;tidak ada lesi daging(glositis); papilla
hiperemia dan hipertropi;
dan papil atropi
Gigi gigi tidak berlubang dan nyeri; karies tidak terisi; gigi tidak
penampilan terang dan lurus; ada; permukaan terpakai;
tidak penuh;dagu dicukur buruk(fluorosis),penampilan
dengan tidak ada diskolorasi. salah posisi
Mata mata terang;jernih; penampilan membran mata pucat
bersinar;tidak ada luka disudut (konjungtiva puicat);
membran ;bulu mata;lembab membran kemerahan
dan sehat dengn warna merah (injeksi konjungtiva);kering;
muda; pembuluh darah terlihat tanda-tanda infeksi; atau
atau tidak ada benjolan pada sklera; tidak ada lingkaran
jaringan kelelahan di bawah bintik bitot, kemera han, dan
mata. fisura pada sudut kelopak
mata(angular palpebritis)
;kekeringan membran mata
(konjungtival
serosis);penampilan buram
dari kornea(korneal serosis);
kornea
lunak(keratomalasia).
Leher (kelenjar) tidak ada pembesaran kelenjar pembesaran tiroid
Kuku penampilan keras,merah muda bentuk kuku seperti sendok
(koilonishia);mudah patah
Kaki, tungkai tidak nyeri;lemah;atau edema;nyeri betis;
Bengkak;warna baik kesemutan;lemah.

Kerangka tidak ada malformasi kaki bengkok;lutut


menyatu;deformitas pada
dada diafragma;skapula &
rusuk menonjol

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium
dengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
 Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
 Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
 Hb (N: 12 mg %).
 BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
 Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5- 1,0
mg/100 ml).

J. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut:
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara
membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
 Alat dan Bahan
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pangalas
8. Jenis diet
 Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien.
4. Pasang pengalas.
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
6. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan secara sedikit
demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7. Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk sebentar.
8. Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan.
9. Cuci tangan.

2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung


Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung
atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
 Alat dan Bahan
1. Pipa penduga dalam tempatnya
2. Corong
3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makanan dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13. Vaselin
 Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi semifowler.
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5. Letakkan bengkok di dekat pasien.
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastrium
sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telingan dan beri tanda batasnya.
7. Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu
masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk
menelannya.
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara
sebagai berikut.
a. Masukkan ujung slang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem
dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika
tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem
atau dilipat kembali.
b. Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan
dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa
tersebut sudah masuk, setelah itu dikeluarkan udara yang ada di dalam
sebanyak jumlah yang dimasukkan.
9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemeberian makanan dengan cara pasang
corong atau spuit pada pangkal pipa.
10. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat
pinggirnya.
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan
obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
12. Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
13. Cuci tangan
3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa
cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik secara sentral
(untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer ( untuk nutrisi parenteral parsial).
Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan
melalui oral atau pipa nasogastric dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang
hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.

Metode Pemberian
a) Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan untuk memenuhi
sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien kerena pasien masih dapat menggunakan
saluran pencernaan. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau
cairan asam amino.
b) Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yakni kebutuhan nutrisi
sepenuhnya melalui cairan infus karena keadaan saluran pencernaan pasien tidak
dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung
asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti
intralipid.
c) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu
lama dan melalui vena perifer(Hidayat dan Uliyah, 2005).

K. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat keperawatan dan diet
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
d. Adakah toleransi makan/minum tertentu?

2. Faktor yang memengaruhi diet


a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status social ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis, lesu.
b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
a) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
b) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liver/lien.
c) Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.
d) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
e) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
f) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa pucat.
g) Gusi: pendarahan, peradangan.
h) Lidah: edema, hiperemis.
i) Gigi: karies, nyeri, kotor.
j) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
k) Kuku: mudah patah.
l) Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm

- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):


Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
Atau dapat dilakukan dengan metode “A, B, C, D” yakni sebagai berikut:
a. Anthropometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji
status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.Pengukuran anthopometrik terdiri
atas:
1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan
dalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring.
Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual,
meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan
yang ideal: (TB-100)± 10% atau 0.9 x (tinggi badan – 100). Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam mengukur berat badan:
a) Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang
b) Menimbang tanpa alas kaki
c) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali
menimbang
d) Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah
makan.
3. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh, mengkaji
kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang sering
digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold
[TSF] skapula, dan suprailiaka.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengukuran antara lain:
a) Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada
hasil pengukuran.
b) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c) Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan
d) Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara
akronim dan olekranon
e) Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
f) Alat ukur yang digunakan adalah kapiler.
g) Nilai normal wanita           : 16,5-18 cm
   Pria               : 12,5-16,5cm
h) Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini kepala,
dada, dan otot bagian lengan atas (LILA).
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan
hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi untuk memelihara
kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk transportasi nutrisi dan hormone.
1. Hemoglobin normal
Pria            : 13-16 g/dl
Wanita       : 12-14 g/dl
2. Hematokrit normal
Pria            : 40-48 vol %
Wanita       : 37-43 vol%
3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c. Clinical sign of nutrional status
Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal
tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya. Tanda-
tanda klinik untuk mengetahui status individu:

No Bagian Tubuh Tanda klinik Kemungkinan


kekurangan

1 Tanda umum Penurunan berat badan dehidrasi, Kalori,Air, dan vitamin A


haus pertumbuhan terhambat

2 Rambut Kekuningan Protein


kekurangan pigmen,kusut

3 Kulit Deatitis Niasin, riboflavin, biotin


Dermatosis pada bayi Lemak
Petechial hemorrhages Asam askorbat
Eksema

4 Mata Photopobia Riboflavin


Rabun senja Vitamin A

5 Mulut Stomatitis Riboflavin


Glositis Niasin, asam folik,
vitamin B12, zat besi

6 Gigi Karies Flour

7 Neuromoskuler Kejang otot Vitamin D


Lemah otot

8 Tulang Riketsia Vitamin D

9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Thiamin, garam dapur,


NaCl

10 Endokrin Gondok Iodium

11 Kardipovaskuler Pendarahan peny, Jantung, anemia Vitamin K, thiamin,


pyridoxine, zat besi

12 Sistem saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12

Clinikal sign gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:


1. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan
kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut:
a. PCM/PEM ringan
BB kurang dari  80% dari BB normal sesuai umur
b. PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c. PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
2. Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi
ketika sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat:
retardasik metal, kemunduran, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dll.
Tanda klinis kwashiokor:
a. Edema
b. Gangguan pertumbuhan
c. Perubahan kejiwaan
d. Otot tumbuh terlihat lemah
3. Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan
protein berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari
normal, diarePCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama
menjalani proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan
4. Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal
(20-30%>normal)
5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal

d. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya
merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore
Courney, Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya,
latar belakang, status sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam
riwayat konsumsi nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
Pengetahuan tentang nutrisi Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai
kebutuhan nutrisi
Kebiasaan Makanan MI melihat bersama-sama, makan sambil
mendengarkan musik, makan sambil melihat televisi
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat, suka
roti
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis
minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu
makanan tambahan atau tidak
Riwayat kesehatan/ Adanya riwayat penyakit diabetus melitus, adanya
pengkomsumsian obat alergi

L. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi,
sebagaimana menurut SDKI adalah sebagai berikut:
No Diagnosis Faktor yang Berhubungan Batasan Karakteristik (Data
. Keperawatan (Etiologi/E) Subjektif/Objektif/Symptom/S)
(Problem/P)
Defisit nutrisi  Ketidakmampuan menelan a. Data mayor
makanan - Berat badan menurun
 Ketidakmampuan mencerna minimal 10% dibawah
makanan rentang ideal
 Ketidakmampuan b. Data minor
mengobsorbsi nutrien - Cepat kenyang setelah

 Peningkatan kebutuhan makan

metabolisme - Kram/nyeri abdomen

 Faktor ekonomi (finansial - Nafsu makan menurun

tidak cukup) - Bising usus hiperaktif

 Faktor psikologis (stres, - Otot pengunyah lemah

keengganan untuk makan) - Otot menelan lemah


- Membran mukosa
pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok
berlebihan
- Diare

Berat badan lebih  Kurang aktivitas fisik harian a. Data mayor


 Kelebihan konsumsi gula - IMT > 25 kg/m2 (pada

 Gangguan kebiasaan makan dewasa) atau berat dan

 Gangguan persepsi makan panjang badan lebih


dari presentil 95 (pada
 Kelebihan konsumsi alkohol
anak 2-18 tahun)
 Penggunaan energi kurang
b. Data minor
dari asupan
- Tebal lipatan kulit
 Sering mengemil
trisep >25 mm
 Sering makan makanan
berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium rendah (pada
anak-anak)
 Berat badan bertambah cepat
Resiko berat badan  Kurang aktivitas fisik harian
lebih  Kelebihan konsumsi gula
 Gangguan kebiasaan makan
 Gangguan persepsi makan
 Kelebihan konsumsi alkohol
 Penggunaan energi kurang dari asupan
 Sering mengemil
 Sering makan makanan berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
 Berat badan bertambah cepat
 Makanan padat sebagai sumber utama makanan utama pada usia <
5 bulan

M. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Intervensi Diagnosa : Defisit Nutrisi
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan … x 24 jam
diharapkan masalah keperawatan defisit nutrisi dapat teratasi
dengan kriteria hasil:
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
 Mandiri
a. Intervensi :Buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi
harian.
Rasional :Malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan
depresi, agitasi, dan mempengaruhi kondisi kognitif atau
pengambilan keputusan. Perbaikan status nutrisi meningkatkan
kemampuan berpikir dan kerja psikologis
b. Intervensi :Gunakan pendekatan konsisten. Duduk dengan pasien saat
makan, sediakan dan buang makanan tanpa persuasi dan/atau
komentar.tingkatkan lingkungan yang nyaman dan catat
masukan.
Rasional :Pasien mendeteksi pentingnya dan dapat bereaksi terhadap
tekanan. Komentar apapun yang dapat terlihat sebagai paksaan
memberikan focus pada makanan. Bila staf berespons secara
konsisten, pasien dapat mulai memepercayai respons staf.
c. Intervensi :Buat pilihan menu yang ada dan diizinkan pasien untuk
mengontrol  pilihan sebanyak mungkin.
Rasional :Pasien yang meningkat kepercayaan dirinya dan merasa
mengontrol    lingkungan lebih suka menyediakan makanan
untuk makan.
d. Intervensi :Sadari pilihan – pilihan makanan rendah kalori/minuman,
menimbun makanan, membuang makanan dalam berbagai
tempat seperti saku atau kantung pembuangan.
Rasional :Pasien akan mencoba menghindari mengambil makanan bila
tampak mengandung banyak kalori dan mau makan lama untuk
menghindari makan.
e. Intervensi :Pertahankan jadwal penimbangan berat badan teratur , seperti
Minggu, Rabu, Jumat sebelum makan pagi pada pakaian yang
sama, dan gamnbaran hasilnya.
Rasional :Memberikan catatan lanjut penuruanan dan/atau peningkatan
berat badan yang akurat. Juga menurunkan obsesi tentang
peningkatan dan/atau penurunan.
 Kolaborasi        
f. Intervensi :Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit
sesuai indikasi.
Rasional : Pengobatan masalah dasar tidak terjadi tanpa perbaikan status
nutrisi. Perawatan di rumah sakit memberikan control
lingkungan dimana masukan makanan, muntah/eliminasi ,obat ,
dan aktivitas dapat dipantau.
g. Intervensi :Libatkan pasien dalam penyusunan /melakukan program
perubahan prilaku. Berikan penguatan untuk peningkatan berat
badan seperti dinyatakan oleh penentuan individu ; abaikan
penurunan
Rasional :Memberikan situasi terstuktur untuk makan sementara
memungkinkan pasien mengontrol beberapa pilihan. Perubahan
perilaku dapat efektif pada kasus ringan atau untuk peningkatan
berat badan jangka pendek.

2. Intervensi Diagnosa : Berat badan lebih


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan … x 24 jam diharapkan
masalah keperawatan berat badan lebih dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
1. Pasien menyadari masalah berat badan
2. Pasien mengungkapkan secara verbal keinginan untuk
menurunkan berat badan
3. Berpartisipasi dalam program penurunan berat badan
4. Berpartisipasi dalam program latihan yang teratur
5. Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu
tertentu
6. Mengalami asupan kalori, lemak, karbohidrat, vitamin,
mineral, zat besi dan kalsium yang adekuat, tetapi tidak
berlebihan
a. Intervensi : Buat rencana makan dengan pasien.
Rasional : Sementara tak ada dasar untuk menganjurkan diet yang satu
dari yang lain, penurunan diet yang baik harus berisi makanan
dari semua dasar kelompok makanan dengan focus masukan
rendah lemak. Ini membantu mempertahankan rencana semirip
mungkin dengan kebiasaan pasien. Catatan :Penting
mempertahankan masukan protein adekuat untuk mencegah
kehilangan massa otot.
b. Intervensi           : Tekankan pentingnya menghindari diet berlemak
Rasional :Hilangkan kebutuhan komponen yang dapat menimbulkan
ketidakseimbangan metabolic, misalnya penurunan karbohidrat
berlebihan yang dapat menimbulkan kelemahan, sakit kepala,
ketidakstabilan, dan kelemahan, asidosis metabolic (ketosis)
mempengaruhi keefektifan program penurunan BB.
c. Intervensi : Diskusikan tambahan tujuan nyata untuk penurunan berat
badan mingguan.
Rasional : Penurunan berat badan beralasan (1-2 lg/minggu)
mengakibatkan efek lebih sedikit berefek. Penurunan
berlebihan/cepat dapat mengakibatkan kelemahan dan mudah
terangsang dan akhirnya mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai tujuan untuk penurunan berat badan.
d. Intervensi : Diskusikan pembatasan masukan garam dan obat diuretic bila
digunakan.
Rasional : Retensi air dapat menjadi masalah karena meningkatkan
masukan cairan juga mengakibatkan metabolisme lemak.
e. Intervensi          : Konsul dengan ahli diet untuk menentukan kalori/kebutuhan
nutrisi untuk penurunan berat badan  individu.
Rasional            : Pemasukan individu dapat dikalkulasi dengan berbagai
perhitungan berbeda, tetapi penurunan berat badan berdasarkan
kebutuhan basal kalori selama 24 jam, tergantung pada jenis
kelamin, usia, berat badan saat ini/yang diinginkan dan lama
waktu yang diperkirakan mencapai berat badan yang
diinginkan.

KRITERIA EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari
adanya kemampuan dalam :
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan
serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makan yang adekuat.
4. Menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi.
5. Menunjukkan penurunan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Jual. 2012. Buku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC


Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.
Jakarta:Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan DiagnosaMedis
EdisiRevisi Jilid 1. Jakarta: ECG
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Edisi Revisi Jilid 2. Jakarta: ECG
Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan, Buku 3 Edisi
7.Jakarta: Elsevier
Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai