Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH METROLOGI INDUSTRI

PROCESS CAPABILITY ANALYSIS MENGGUNAKAN EKSPERIMEN

DESAIN

Disusun Oleh Kelompok 6 :

- Khairul Umam (190120132)


- Polin Valentino Napitupulu (170120064)
- Muhammad Fattah (180120053)
- Muhammad Suheri (190120131)

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurah kepada Allah SWT atas taufik, hidayah, berkat dan rahmat-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan kita Rasulullah saw,
keluarganya, sahabatnya serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Process Capability
Analysis Menggunakan Eksperimen Desain . Makalah ini disusun sebagai syarat untuk mata
kuliah Metrologi Industri di Universitas Malikussaleh.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan selesai tepat waktunya tanpa dukungan,
bimbingan, arahan, dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapakan terima
kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyusunan laporan
selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pihak yang menggunakannya.

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Pembahasan 2

BAB II PEMBAHASAN 5

2.1 Pengertian Desain Eksperimen 5

2.2 Ciri-ciri experimental design 5

2.3 Beberapa Bentuk Desain Eksperimen 6

2.4 Bentuk-bentuk dan Rancangan Desain Eksperimen 7

BAB III PENUTUP 20

3.1 Kesimpulan 20

3.2 Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah
penelitian (Christensen, 2001).Desain atau perencanaan diperlukan sebelum kita melakukan atau
membuat sesuatu agar hasilnya sesuai dengan keinginan atau yang diharapkan. Desain penelitian
eksperimental semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu
eksperimen. Desain eksperimen sering ditafsirkan secara sempit, yaitu sebagai suatu proses
merencanakan eksperimen, sehingga hasil yang diperoleh dapat memecahkan masalah secara
mantap. Desain eksperimen itu mencakup perencanaan dan langkah-langkah yang berurutan dan
menyeluruh, serta cara pelaksanaan eksperimennya. Dengan demikian peneliti
dapatmenganalisis data secara objektif dan dapat digunakan untuk mengadakan suatu inteferensi
yang valid berkenaan dengan masalah yang sedang diselidiki.Desain eksperimen berperan
penting dalam mengembangkan proses dan dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan dalam proses agar kinerja proses meningkat. Desain eksperimen dapat
didefinisikan sebagai suatu uji dengan mengubah-ubah variabel input (faktor) suatu proses
sehingga bisa diketahui penyebab perubahan outpu (respon).Desain eksperimen berguna untuk
memperoleh suatu keterangan yang maksimal mengenai proses perencanaan dan pelaksanaan
eksperimen yang akan dilakukan. Dengan desain ittu, peneliti dan orang lain dapat memahami
bagaimana suatu eksperimen itu disusundan dilakukan, dan kita dapat mengulangi dan
mengevaluasi proses eksperimen tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dari desain eksperimen?


2. Apa saja bentuk-bentuk desain eksperimen?

3. Bagaimana rancangan bentuk-bentuk desain eksperimen?

4. Apa saja jenis-jenis desain eksperimen?

1.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian desain eksperimen.

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk desain eksperimen.

3. Untuk mengetahui rancangan bentuk-bentuk desain eksperimen.

4. Untuk mengetahui jenis-jenis desain eksperimen.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desain Eksperimen

Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan setiap langkah tindakan yang
terdefinisikan, sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan
yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara faktual. Dengan kata lain, desain sebuah eksperimen
merupakan langka-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar
data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa ke analisis obyektif
dan kesimpulan yang berlaku dan tepat menjawab persoalan yang dibahas.

2.2 Ciri-ciri experimental design

1) Menurut pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib-ketat,


baik dengan control atau manipulasi langsung maupun randomisasi (pengaturan secara
rambang).

2) Secara khusus menggunakan kelompok control sebagai “garis dasar” untuk dibandingkan
dengan kelompok-kelompok yang dikenal perlakuan eksperimental.

3) Memusatkan usaha pada pengontrolan varians :

- Untuk memaksimalkan varians variabel (variabel-variabel) yang berkaitan dengan hipotesis


penelitian.

- Untuk meminimalkan varians variabel pengganggu atau yang tidak diinginkan yang mungkin
mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi yang tidak menjadi tujuan penelitian.
- Untuk meminimalkan varians kekeliruan atau varians rambang, termasuk apa yang disebut
kekeliruan pengukuran.

- Internal validity adalahsine qua non untuk rancangan ini dan merupakan tujuan pertama
metode eksperimental.

- Tujuan kedua metode eksperimental adalah : external validity yang menanyakan persoalan :
seberapa representatifkah penemuan-penemuan penelitian ini dan seberapa jauh hasil-hasilnya
dapat digeneralisasikan kepada subyek-subyek yang semacam.

- Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel yang penting diusahakan agar
konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimaipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Kemajuan-kemajuan dalam metodologi, misalnya rancangan factorial dan analisis varians yang
memungkinkan penelitian untuk memani[ulasi atau membiarkan bervariasi lebih dari satu
variabel, dan sekaligus menggunakan lebih dari satu kelompok eksperimental. Hal-hal yang
demikian itu memungkinkan untuk secara serempak menentukan efek variabel bebas utam
(perlakuan), variasi yang berkaitan dengan variabel yang digunakan untuk membuat klasifikasi
dan interaksi antara kombinasi variabel bebas dan/atau variabel yang digunakan untuk membuat
klasifikasi tertentu.

2.3 Beberapa Bentuk Desain Eksperimen

Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian
bisinis, yaitu: pre-experimental desaign, true experimental desaign, factorial desaign, dan quasi
experimental desaign. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 1.1 berikut:
Macam-Macam
Desain
Eksperimen

Gambar 1.1 macam-macam metode eksperimen

2.4 Bentuk-bentuk dan Rancangan Desain Eksperimen

2.4.1 Pre-eksperimental

Dikatakan pre-eksperimen karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-


sungguh. Hal ini disebabkan karena masih ada variabel luar yang ikut beerpengaruh teradap
terbentuknya variabel terikat( dependen).Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat
(dependen) itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas (independen). Hal ini bisa
saja terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak (random).

Terdapat tiga jenis rancangan penelitian yang dapat dimasukkan dalamkelompok rancangan
penelitian ini, yaitu:

a. Studi Kasus Bentuk Tunggal (One - Shot Case Study)

Yaitu sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding dan juga
tanpa adanya tes awal. Dengan modelini peneliti tujuannya sederhana yaitu ingin mengetahui
efek dari perlakuan yang diberikan pada kelompok tanpa mengindahkan pengaruh factor yang
lain.

Adapun bagan dari one-shot case study adalah sebagai berikut:

X : Perlakuan O : Pengamatan
terhadap variabel atau pengukuran
independen terhadap variabel
dependen

X= Treatment yang diberikan (variabel independen)

O= Observasi (Variabel dependen)

Dengan X: kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen dan O: kejadian pengukuran
atau pengamatan.

Bagan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, dan
selanjutnya diobservasi hasilnya.

b. Pratest-Postest Kelompok Tunggal (The One Group Pratest Posttest)

Rancangan eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa kelompok
pembanding.Bila dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradikma ini
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
karna dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Model ini lebih sempurna jika dibandingkan dengan model pertama, karena sudah
menggunakan tes awal (pratest) kemudian setelah diberikan perlakukan dilakukan pengukuran
(posttest) lagi untuk mengetahui akibat dari perlakukan itu, sehingga besarnya efek dari
eksperimen dapat diketahui dengan pasti.

Bentuk bagan desain tersebut adalah sebagai berikut.

O1 X O2

Pretest Treatment Posttest

O1= nilai pretest (sebelum diberi diklat)

O2 = nilai posttest (setelah diberi diklat)

Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2- O1)


Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa ukuran
perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor historis (tidak
menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat mengalami
kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika dinilai tidak sesuai
dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument penelitian. Kejelekannya yang paling
fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun.

c. Intact-Group Comparison

Terdapat 1 kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi 2 yaitu setengah
kelompok eksperimen dan setengah kelompok untuk kontrol.

O1= Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan

O2= Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak di beri perlakuan

Pengaruh perlakuan = O1 – O2

X O1

O2

2.4.2 True Experimental Design

Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain


ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi
tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi
tertentu.

Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random.
Desain true experimental terbagi atas :

a. Posstest-Only Control Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol.Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (01: 02). Dalam penelitian yang
sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya.
Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

b. Pretest-Posttest Control Group Design.

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara
signifikan. Pengaruh Perlakuan adalah (O2-O1)-(O4 O3).

c. The Solomon Four-Group Design.

Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua
kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu
dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttest.

2.4.3 Factorial Design


Desain ini merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruh perlakuan terhadap
hasil. Semua grup dipilih secara random kemudian diberi pretest.Grup yang akan digunakan
untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest yang sama.

Bagan penelitian ini :

Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest.
Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretesmya sama. Jadi O1
= O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.

• Contoh :

Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan
pelayanan pada masyarakat.Untu itu dipilih empat kelompok secara random. Variable
moderatornya adlah jenis kelamin, yaitu laki-laki ( Y1) dan peremouan ( Y2).

Treatment / perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelmpok ksperimen pertama yang
telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke dua yang telah diberi
pretest ( O5 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan
untuk kelompok laki-laki= ( O2 – O1 ) – ( O4 – O3). Pengaruh perlakuan (prisedur kerja baru )
terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan = ( O6 – O5) – (O8– O7).

Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat
digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel
eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat
digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental
variabel tunggal.
2.4.4 Rancangan Eksperiment Semu ( Quasi-Experimental Design)

Penelitian eksperimen semu adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan


seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment) dan
bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak. Penggunaan rancangan ini bertujuan
untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh
dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk
mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan.Quasiexperiments disebut
juga dengan eksperimen pura-pura.Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari
true experimental design, yang sulit dilaksanakan.Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi
tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang
berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya.Dalam
eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup
kontrol.

a. Bentuk-bentuk quasiexperiments antara lain:

1) Time Series Design

Ciri desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara random.Sebelum
diberi perlakuan, grup diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan grup sebelum diberi perlakuan.Jika hasil pretest selama empat
kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti grup tersebut dalam kondisi tidak stabil dan tidak
konsisten. Setelah kondisi tidak labil maka perlakuan dapat mulai diberikan.

Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2= O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5 = O6
= O7 = O8. Besamya pengaruh perlakuan adalah = (O5 + O6 + O7 + O8) – ( O1 + O2+ O3 +
O4 ).

Kemungkinan hasil penelitian dari desain ini ditunjukkan pada gambar berikut. Dari gambar
terlihat bahwa, terdapat berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain time
series.
Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada Grafik A. Hasil pretest menunjukkan
keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1 = O2= O3 = O4) setelah diberi perlakuan
keadaannya meningkat secara konsisten (O5 = O6 = O7 = O8).

Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang


dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Jadi pengaruh perlakuan hanya
sebagai contoh: Pada waktu penataran, pengetahuan, dan keterampilannya meningkat, tetapi
setelah kembali ke tempat kerja kemampuannya kembali seperti semula. Grafik C
memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan dari pada pengaruh perlakuan, sehingga grafiknya
naik terus. Graflk D menunjukkan keadaan kelompok tidak menentu.

2. Nonequivalent Control Group Design

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Contoh:

Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajat kesehatan
karyawan. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok
tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O1
dan O3 merupakan derajat kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah
derajat kesehatan karyawan setelah senam pagi selama 1 tahun. O4, adalah derajat kesehatan
karyawan yang tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajat
kesehatan karyawan adalah (02-O1) – (O4 O3).

c. Conterbalanced Design

Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang
berbeda-beda, dan dilakukan secara random.

Ciri-ciri rancangan eksperimen semu adalah:

1. Manipulasi eksperimen hanya pada variabel bebas.

2. Tidak ada pemilihan secara acak untuk kelompok dan atau

3. Tidak ada kelompok kontrol

Dalam rancangan ini biasanya menggunakan kelompok subjek yang telah terbentuk secara
wajar,sehingga sejak awal bisa saja kedua kelompok subjek telah memiliki karakteristik berbeda.
Apabila pada pascatest ternyata kedua kelompok itu berbeda mungkin saja perbedaannya bukan
disebabkan oleh perlakuan tetapi karena sejak awal kedua kelompok sudah berbeda. Control
terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakuan karena
akesperimen ini biasanya dilakukan dimasyarakat.

Beberapa jenis rancangan penelitian antara lain:

a) Posttest Only, Non-Equivalent Control Group Design

Rancangan ini pada dasarnya sama dengan rancangan secara acak dengan tes akhir dan
kelompok control diatas tadi. Perbedaannya hanyalah terletak pada teknik yang digunakan di
dalam upaya mengekuivalenkan/menyamakan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Pada rancangan ini, bukan proses randomisasi yang digunakan, melainkan menggunakan
kelompok yang sudah ada, akan tetapi subjek yang dikenai pascates terbatas pada subjek-subjek
yang dapat dijodohkan.
b. Pretest-Posttest, Non-Equivalent Control Group Design

Rancangan ini pada dasarnya sama dengan rancangan secara acak pratest-posttest dan
kelompok control diatas tadi. Perbedaannya hanyalah terletak pada teknik yang digunakan di
dalam upaya mengekuivalenkan/menyamakan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Pada rancangan ini, bukan proses randomisasi yang digunakan, melainkan menggunakan
kelompok yang sudah ada, akan tetapi subjek yang dikenai pratest dan pascates terbatas pada
subjek-subjek yang dapat dijodohkan.

c. Rancangan rangkaian waktu (A basic time-series design)

Pada design time series,peneliti melakukan pengukuran di depan selama tiga kali berturut,
kemudian peneliti memberikan perlakuan pada obyek yang diteliti. Kemudian peneliti
melakukan pengukuran selama tiga kali lagi setelah perlakuan dilakukan. Design ini merupakan
pengembangan dari One Group Pretest-Posttest Design, jika pengukuran dilakukan secara
berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu.

d. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding (control time series


design)

Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya dengan
menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Rancangan ini lebih memungkinkan adanya
control terhadap validitas internal, sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin
adanya validitas internal yang tinggi.

Selain pembagian di atas, desain penelitian eksperimental dibedakan lagi berdasarkan pada
jumlah kelompok yang digunakan, yaitu:

• Desain satu kelompok.

Berdasarkan jumlah pengukuran terhadap VT, desain satu kelompok dapat dibedakan atas
(Robinson, 1981):

1. One-Group Posttest Design

2.One-Group Pretest-Posttest Design

3.Time Series Design


• Desain dua kelompok

Beberapa jenis desain eksperimental dua kelompok adalah:

1. Static Group Design

2. Nonrandomized Pretest-Posttest Control Group Design

3. Randomized Two-groups Design

4. Randomized Matched Two-groups Design

5. Randomized Pretest-Posttest Control Group Design

2.5 Jenis-jenis Desain Eksperimen

Dalam penelitian eksperimen kita tidak terkonsentrasi pada satu jenis desain/ pola
eksperimen saja.Ada tiga desain yang disajikan, guru dapat memilih alternative mana yang
paling tepat untuk mencoba suatu tindakan tertentu bilamana kondisi siawa/kelas/sekolah
mengalami masalah.Setiap pola/desain eksperimen mempunyai kelemahan dan kebaikannya,
namun peneliti harus mampu memilih desain eksperimen yang dapat dilaksanakan dan paling
minim mengandung resiko kelemahan. Sebenarnya lebih dari 8 (delapan) desain eksperimen
yang dapat kita pelajari, namun berikut ini hanya disampaikan beberapa desain eksperimen yang
sering digunakan guru dalam memperbaiki hasil belajar siswa, yaitu:

1. Treatment by Levels Designs.

Desain ini memberikan dasar-dasar pengamatan stratifikasi yang lebih baik.Kita sadari
bahwa pada setiap kelompok/kelas selalu dijumpai adanya siswa yang masuk kelompok tinggi
dan rendah, ada siswa-siswa yang pandai dan kurang pandai, maka melalui desain ini stratifikasi
itu perlu mendapat perhatian dalam menentukan kelompok kontrol dan eksperimen.Kondisi
semacam ini dalam pelaksanaan suatu eksperimen perlu diperhatikan agar tidak banyak
mengganggu hasil akhir eksperimen.

Untuk itu, dalam persiapan eksperimen, peneliti harus menentukan dua kelompok yang di
dalamnya terdistribusi siswa yang berkemampuan yang seimbang.Walupun demikian bukan
berarti bahwa desain ini sudah terbebas dari kesesatan, masih juga dapat terjadi bilamana tidak
memperhatikan pelaksana/guru pelaku tindakan baik di kelompok eksperimen atau di kelompok
kontrol.Pengulangan juga terjadi kalau tidak diperhatikan kemungkinan pengulangan metode
pada kedua kelompok itu. Di samping itu, juga perlu diperhatikan variabel lain yang dapat
berpengaruh terhadap hasil eksperimen, maka persiapan perlu dilakukan sebaik-baiknya.

2. Treatment by Matched Group Designs

Desain eksperimen ini merupakan desain yang paling banyak digunakan para guru dalam
menguji keampuhan suatu metode pembelajaran dibandingkan metode lain. Data untuk persiapan
dengan desain eksperimen ini dapat diperoleh dari dokumen atau memberikan pretest kepada
siswa yang akan dijadikan subyek penelitian. Persoalan pokok yang perlu dipikirkan lebih awal
pada matching group adalah faktor-faktor yang harus diseimbangkan agar kelompok-kelompok
yang mengikuti eksperimen dapat berjalan pada kondisi eksperimental tanpa dipengaruhi faktor
ekstrane.Prinsipnya semua faktor yang dipandang dapat mempengaruhi/mengotori pengaruh
tindakan/ treatment harus di-matched/ dijodohkan sebelum tindakan atau eksperimen dilakukan.
Misalnya prestasi belajar dan kecerdasan /inteligensi dipandang akan berpengaruh pada hasil
eksperimen, maka kedua faktor itu harus di-matched.

Cara melakukan matching dapat dilakukan dengan menguji perbedaan kelompok-kelompok


yang dicoba akan menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan analisis t-test.
Bilamana ada perbedaan antara kedua kelompok itu eksperimen tidak dapat diteruskan, berarti
kedua kelompok itu harus menunjukkan adanya kesamaan.

3. Matched Subjects Designs

Desain ini berlandaskan pada adanya matched subjects pada dua kelompok yang
dipersiapkan untuk eksperimen. Pada matched groups, yang dipakai dasar adalah menjodohkan
kedua kelompok itu dengan perhitungan seluruh subyek yang ada pada tiap kelompok, sedang
matched subjects yang dijodohkan tiap-tiap subyek pada kelompok yang satu dengan subyek
pada kelompok yang lain. Pada matched subjects dapat dijodohkan dengan sistem: a) nominal
pairing, b) ordinal pairing, atau c) combined pairing. Pada Nominal pairing yang dipasang-
pasangkan seperti jenis kelamin, jenis pekerjaan orang tua, sedang ordinal pairing yang
dipasang-pasangkan adalah intelegensi, prestasi belajar, atau tingkat pendidikan. Sedangkan pada
combined pairing, yang dipasang-pasangkan adalah kombinasi antara nominal dan ordinal
pairing. Pada pelaksanaannya sangat tergantung pada pelaku eksperimen, sistem apa yang akan
dipakai.

Desain ini mempunyai kepekaan (sensitivitas) yang lebih tinggi dibandingkan dengan
desain lainnya dalam mendeteksi perbedaan pengaruh tindakan/treatment, apalagi kalau mampu
memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mencemari hasil eksperimen.
4. Simple randomized designs

Kelompok eksperimen dan kelompok pembanding diambil secara random dari suatu
populasi atau sub sub populasi. Bilamana peneliti menggunakan desain ini dalam menyimpulkan
harus hati – hati, apalagi kalau hasil eksperimen ini akan di generalisasikan ke daerah yang kebih
luas.

5. Treatments by subjects designs

Pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok pembanding adalah satu
kelompok,sehingga sering disebut One Group/ Same Group Experiment. Karena kelompok
eksperimen juga kelompok pembanding maka dapat disebut self control experiment. Dengan
desain ini peneliti akan mampu meniadaakan perbedaan antara subyek dan dapat mengetahui
pengaruh perlakuan terhadap subyek demi subyek.

Kelemahan yang terjadi pada desain ini antara lain :

a. Eksperimen I kerap kali mempengaruhi hasil eksperimen pada periode berikutnya carry-over
effect.

b. Perlu adanya dua macam tes penilai untuk menghindari practice effect, tes yang sama
diberikan secara berurutan .

6. Random raplications designs

Pada desain ini subyek ditugaskan secara random ke subgroup-subgroup eksperimen dan
subgroup-subgroup pembanding. Untuk setiap sub goup ditentukan secara random. Hasil
eksperimen bidang umpannya akan di generalisasikan kesekolah-sekolah yang lebih luas, maka
untuk menghindari adanya kesesatan perlu populasinya diperluas dengan menggunakan beberapa
sekolah.penugasan terhadap subyek penelitian ditugaskan secara random guru yang ditugasi
sebagai pelaksana.

7. Faktorial Designs

Desain factorial ini menyediakan kemungkinan bagi peneliti untuk perlakuan sekalius dua
jenis varibel eksperimen atau lebih. Desaign ini dapat digunakan untuk mengetahui pengruh
factor yang berbeda – beda. Eksperimen untuk mengetahui pengaruh pupuk ( A dan B), yang
diadakan pada kondisi/ jenis tanah yang berbeda dalam peningkatan produksi kentang.
Mungkinakan diperoleh kesimpulan bahwa pupuk A dan B tidak ada perbedaan pengaruhnya
terhadap tanah P dan , atau sebaliknya mungkin keduanya sama-sama efektifnya. Dengan desain
eksperimen ini juga dapat diketahui interaksi antara jenis pupuk terhadap jenis tanah dalam
usaha meningkatkan produksi jenis tanaman tertentu.Dengan demikian pada desain ini
penelitidapat menguji main effects, simple effects, dan interaction effectsnya.

8. Groups-Within-Treatments Design

Desain ini dimungkinkan untuk mengatasin adanya pengaruh variable eksperimen, sehingga
perlu dilakuan secara terpisah. Desain ini disediakan untuk tujuan mendapatkan generalisasi
tentang populasi yang terdiri dari sejumlah besar sub populasi, sedangkan untuk mencapai tujuan
itu tidak mungkin mengadakan replikasi pada tiap-tiap sub populasi yang dipilih secara random,
seperti pada pola Random Repliction Design

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian
eksperimen memiliki karakteristik diantaranya adalah variabel-veniabel penelitian dan kondisi
eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol,
memanipulasi langsung, maupun random (rambang).Adanya kelompok kontrol sebagai data
dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental. Bentuk desain metode
penelitian experimen adalah Pre Experimental, One Shot Case Study, One Group Pretest-Postest,
Intec-Group Comparation, True Experimental, Posttest only Control Design, Pretest Control
Group Design, Factorial Experimental, Quasi Experimental, Time Series Design, Nonequivalent
Control group Design.

3.2 Saran

Mengingat penjelasan-penjelasan dalam makalah diatas sangat jauh dari kesempurnaan,


karena masih banyaknya kekurangan dan kurang merinci dan lengkapnya materi yang dikutip
atau disampaikan. Maka untuk masa-masa yang akan datang semoga makalah ini dapat lebih
disempurnakan, dan lebih mendalami serta memperinci materi-materinya lagi,sehingga makalah
ini dapat disajikan dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Slameto. 2012. Penelitian dan Inovasi Pendidikan. Salatiga : Widya Sari Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Yogykarta :


Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai