Anda di halaman 1dari 12

PROPERTI INVESTASI

Makalah disusun untuk memenuhi tugas :

Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan

Dosen Pengampu : Hari Stiawan, SE., MM.

Disusun Oleh :

Nama NIM

Amelia Agustin 181011201850


Evina Wulansari 181011201058
Iis Rahmawati 2016120874
Indah Melati 181011201870
Irma Yuliarni 171011250458
Ulfa 181011201036

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
dalam menulis makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
sebagai tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Kami mengucapkan syukur atas limpahan rahmat dan nikmat sehat, baik
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah pada mata kuliah Akuntansi Keuangan yang berjudul “Properti
Investasi”.

Dalam proses pembuatan makalah ini kami banyak mendapat bimbingan


dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan, semangat, dan bantuan-
bantuan apapun yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Secara
khusus kami sampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Hari Stiawan, SE.,
MM. selaku dosen pembimbing mata kuliah Akuntansi Keuangan. Kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar nantinya makalah ini dapat
tampil sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Tangerang Selatan, 23 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................
1.3 Tujuan Penulisan Masalah ...........................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Properti Invesyasi ....................................................................................

2.2 Pengakuan ...............................................................................................

2.3 Pengukuran ..............................................................................................

2.4 Transfer ...................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................

3.2 Saran ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Properti investasi adalah properti berupa tanah atau bangunan atau bagian
dari suatu bangunan atau kedua-duanya yang dikuasai oleh pemilik (lessee)
melalui sewa pembiayaan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai
atau keduanya dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif dan tidak dijual dalam kegiatan usaha
sehari-hari (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13, 2015).
Properti investasi merupakan bagian dari aset yang tidak digunakan sendiri untuk
tujuan pemiliknya.

Salah satu tujuan properti investasi yang terdapat dalam PSAK No. 13
(2015) yaitu untuk memperoleh kenaikan nilai atas properti yang dimiliki,
pelaporan dengan nilai wajar dianggap lebih relevan karena menunjukkan
kenaikan nilai atas properti secara berkala. Sebaliknya apabila digunakan metode
biaya properti investasi hanya dilaporkan sebesar harga perolehannya dan tidak
menunjukkan adanya kenaikan nilai atas properti investasi dimana dianggap tidak
relevan dengan kondisi saat ini dan tujuan dari properti investasi itu sendiri.
Pengakuan selisih nilai wajar properti investasi yang diakui dalam laba rugi
(metode nilai wajar) dianggap memberikan relevansi nilai yang lebih tinggi
terhadap laporan keuangan daripada hanya pengungkapan (disclosure) nilai wajar
pada catatan atas laporan keuangan (metode biaya).

Hal ini dikarenakan penggunaan metode nilai wajar memberikan angka


laba yang lebih dapat diprediksi dan tepat waktu karena berorientasi pada arus kas
masa depan, sedangkan penggunaan metode biaya cenderung lebih konservatif,
kualitas akrual dan laba lebih rata, karena hanya mengakui perubahan nilai apabila
sudah terealisasi (Farahmita dan Siregar, 2014).
Dengan adanya beberapa keunggulan metode nilai wajar dibanding dengan
metode biaya, beberapa perusahaan publik merubah metode pengukuran properti
investasi dari yang 4 sebelumnya menggunakan metode biaya menjadi metode
nilai wajar. PSAK 58, Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
yang dihentikan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah Properti Investasi itu?

2. Apakah yang dimaksud Pengakuan Properti Investasi?

3. Apakah yang dimaksud Pengukuran dari Properti Investasi?

4. Apakah yang dimaksud Transfer dari Properti Investasi?

1.3. Tujuan Penelitian Penelitian

1. Mengetahui pengertian dari Properti Investasi

2. Mengetahui apa itu Pengakuan Properti Investasi

3. Mengetahui apa itu Pengukuran dari Properti Investasi

4. Mengetahui apa itu Transfer Properti Investasi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Properti Investasi

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu
bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lesse melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, dan
tidak untuk:

1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif.
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Untuk dapat mengklasifikasikan suatu properti sebagai properti investasi, harus


memenuhi kedua kriteria berikut:

1. Tujuan penggunaan (rental dan/atau kenaikan nilai), dan


2. Jenis kepemilikan (dimiliki sendiri atau melalui sewa pembiayaan). Amel

Contoh properti investasi adalah:

1. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk
dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.
2. Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum
ditentukan. (Jika entitas belum menentukan penggunaan tanah sebagai properti yang
digunakan sendiri atau akan dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari,
maka tanah tersebut diakui sebagai tanah yang dimiliki dalam rangka kenaikan nilai.)
3. Bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa
pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi.
4. Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain
melalui satu atau lebih sewa operasi
5. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan
digunakan sebagai properti investasi. Ervina
Yang bukan merupakan contoh properti investasi adalah:

1. Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha-sehari-hari atau


sedang dalam proses pembangunan atau pengembang untuk dijual.
2. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga.
3. Properti yang digunakan sendiri, termasuk properti yang dikuasai untuk digunakan
di masa depan sebagai properti yang digunakan sendiri, properti yang dimilik untuk
pengembangan di masa depan dan penggunaan selanjutnya sebagai properti yang
digunakan sendiri, properti yang digunakan oleh karyawan, dan properti yang
digunakan sendiri yang menunggu untuk dijual.
4. Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan. Iiz

2.2 Pengakuan

Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika besar
kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan properti
investasi akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan properti investasi dapat
diukur secara andal.

Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat dilepas atau ketika


properti investasi tidak digunakan lagi dan tidak memiliki manfaat ekonomik di
masa depan. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau
pelepasan properti investasi ditentukan dari selisih antara hasil neto pelepasan dan
jumlah tercatat aset dan diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya
penghentian atau pelepasan. Indah
2.3 Pengukuran

Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya


transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut. Biaya perolehan properti
investasi adalah harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan
secara langsung, seperti biaya jasa hukum, pajak pengalihan properti, dan biaya
transaksi lain.

Biaya perolehan properti investasi tidak termasuk:

1. Biaya perintisan (kecuali biaya yang diperlukan untuk membawa properti ke


kondisi yang diinginkan sehingga dapat digunakan sesuai dengan maksud
manajemen)
2. Kerugian operasional yang terjadi sebelum properti investasi mencapai tingkat
hunian yang direncanakan
3. Jumlah tidak normal bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain yang terjadi
selama masa pembangunan atau pengembangan properti.

Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara sewa dan
dikelompokkan sebagai properti investasi mengacu pada PSAK 30 Sewa yaitu
aset diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara nilai wajar properti dan
nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Irma

Setelah pengakuan awal, entitas dapat memilih antara model nilai wajar
atau model biaya untuk kebijakan akuntansi atas seluruh properti investasinya.
Untuk properti yang dikuasai melalui sewa operasi diklasifikasikan sebagai
properti investasi, harus diukur menggunakan model nilai wajar. Untuk properti
investasi yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal atas dasar
berkelanjutan, harus diukur dengan model biaya.

Jika entitas memilih untuk menggunakan model nilai wajar, maka seluruh
properti investasi akan diukur berdasarkan nilai wajar. Keuntungan atau kerugian
yang timbul dari perubahan nilai wajar properti investasi akan diakui sebagai laba
atau rugi pada periode berjalan.

Jika sebelumnya entitas telah mengukur properti investasi berdasarkan


nilai wajar, maka entitas melanjutkan pengukuran properti tersebut berdasarkan
nilai wajar hingga pelepasan bahkan jika transaksi pasar yang sejenis menjadi
jarang terjadi dan harga pasar menjadi tidak banyak tersedia. Entitas yang
memilih untuk menggunakan model biaya, maka seluruh properti investasinya
akan diukur sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 16 Aset Tetap.

2.4 Transfer

Pengalihan ke atau dari properti investasi dilakukan jika dan hanya jika
terdapat perubahan penggunaan yang dibuktikan dengan:

1. Dimulainya penggunaan oleh pemilik, dialihkan dari properti investasi menjadi


properti yang digunakan sendiri.
2. Dimulainya pengembangan untuk dijual, dialihkan dari properti investasi menjadi
persediaan.
3. Berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dialihkan dari properti yang dimiliki sendiri
ke properti investasi.
4. Dimulainya sewa operasi kepada pihak lain, dialihkan dari persediaan menjadi
properti investasi.

Jika entitas menggunakan model biaya dalam pengukuran properti


investasinya dan akan mengalihkan properti investasi tersebut menjadi aset yang
digunakan sendiri (aset tetap) atau persediaan, maka nilai tercatatnya tidak
berubah. Untuk properti investasi yang dicatat pada nilai wajar dan kemudian
dialihkan menjadi aset yang digunakan sendiri atau persediaan, akuntansi
selanjutnya mengacu pada PSAK 16 dan PSAK 14, yaitu biaya perolehan bawaan
(deemed cost) digunakan sebagai nilai wajar pada saat dimulainya tanggal
penggunaan. Ulfa
Jika properti yang digunakan sendiri oleh pemilik berubah menjadi
peroperti investasi dan akan dicatat menggunakan nilai wajar, entitas menerapkan
PSAK 16 sampai dengan tanggal berakhir perubahan penggunaannya. Entitas
memperlakukan perbedaan antara jumlah tercatat berdasarkan PSAK 16 dan nilai
wajar dengan cara yang sama sebagaimana revaluasi berdasarkan PSAK 16.
Penurunan jumlah tercatat properti akan diakui dalam laba rugi, tetapi jika
terdapat surplus revaluasi yang terkait dengan properti tersebut, kenaikan tersebut
diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan mengurangi surplus revaluasi di
ekuitas.

Perlakuan atas timbulnya kenaikan jumlah tercatat adalah jika kenaikan


tersebut membalik rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya atas
properti tersebut, maka kenaikan diakui dalam laba rugi. Jumlah yang diakui
dalam laba rugi tidak boleh melebihi jumlah yang diperlukan untuk
mengembalikan nilai ke jumlah tercatat (setelah penyusutan) jika tidak ada
pengakuan rugi penurunan nilai. Sisa kenaikan yang ada diakui dalam penghasilan
komprehensif lain dan kenaikan surplus revaluasi di ekuitas. Selanjutnya pada saat
properti investasi dilepas, surplus revaluasi di ekuitas dapat ditransfer ke saldo
laba. Transfer dari surplus revaluasi ke saldo laba tidak melalui laba rugi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu
bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lesse melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai. Contoh dari
properti investasi yaitu : Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang, tanah yang
dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan, bangunan
yang dimiliki oleh entitas, bangunan yang belum terpakai tetapi disewakan kepada
pihak lain, dan properti dalam proses pembangunan.
2. Pengakuan dalam properti investasi diakui sebagai aset dan hanya besar
kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan properti
investasi akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan properti investasi dapat
diukur secara andal.
3. Pengukuran pada properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya
perolehan.Biaya perolehan properti investasi adalah harga pembelian dan setiap
pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung, seperti biaya jasa hukum,
pajak pengalihan properti, dan biaya transaksi lain.
4. Transfer ; Pengalihan ke atau dari properti investasi dilakukan jika dan hanya
jika terdapat perubahan penggunaan.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://kumpulanakuntansi.blogspot.com/2015/12/properti-
investasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai