Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN HASIL PENGKAJIAN

FUNGSI MANAJEMEN ORGANISASI


DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

OLEH :
JAMAL HUDA (071201004)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan melibatkan anggota
keperawatan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan profesional. (Gilis
2005;Rosyidi, 2013). Pemberian pelayanan keperawatan secara profesional perawat
diharapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan untuk
meningkatkan derajat pasien menuju ke arah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2001)
Perawat sebagai individu yang unik dan memiliki kecendrungan serta kepentingan
yang berbeda sehingga perlunya suatu manajemen yang baik yang dapat mengatur dan
mewadahi kepentingan tersebut agar tercapai tujuan dan dengan visi dan misi yang sama.
Manajemen dalam keperawatan memudahkan perawat dalam menjalankan asuhan
keperawatan yang holistik sehingga kebutuhan klien terpenuhi.
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk tujuan mencapai
objektif, menentukan cara untuk pengorganisasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya
baik secara vertikal maupun horizontal yang bertanggungjawab untuk mecapai objektif
organisasi (Swansburg, 2000).
Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-
masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu kegiatan hingga tercapai hasil yang
optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.(Husen, 2008).
Penentuan jawal diperlukan peranaan penting pihak manajemen terutama kepala
bidang perawatan, dalam prosesnya menggunakan cara manual, cara seperti ini
membutuhkan waktu yang lama. Pihak manajemen harus membuat penjadwalan perawat
setiap unit ruang rawat inap (Setiawan dkk 2014).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk tujuan mencapai
objektif, menentukan cara untuk pengorganisasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya
baik secara vertikal maupun horizontal yang bertanggungjawab untuk mecapai objektif
organisasi (Swansburg, 2000).
Menurut Sutupo (2000), pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk
mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari
pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertical maupun horizontal, yang b ertanggung
jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Pengorganisasian kegiatan dan tenaga keperawatan
di ruang ICU/ICCU/HCU/ menggunakan pendekatan system penugasan modifikasi
keperawatan tim primer. Secara fertikal ada Kepala ruang, Ketua Tim, dan perawat pelaksana.
Setiap tim bertugas terhadap setian pasien. Pengorganisasian di ruang ICU/ICCU/HCU/
terdiri dari:
Struktur organisasi adalah komponen-komponen dalam suatu organisasi. Pada
pengorganisasian struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda beda diintegrasikan atau
dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan. Struktur
organisasi ruang ICU/ICCU/HCU/, menggunakan system penugasan tim primer keperawatan.
Ruang ICU/ICCU/HCU/ dipimpin oleh kepala ruang yang membawahi dua atau lebih ketua
tim. Ketua tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat pelaksana
yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien.
Struktur organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan:
STURKTUR ORGANISASI RUANG ICU/ICCU/HCU

KA. Ruang
Intensive

Penanggung jawab
Administrasi

KA. TIM KA. TIM HCU


ICU/ICCU

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

1. Metode penugasan Tim

Dari observasi data diatas ruang ICU RS Tugurejo menggunakan metode perawatan
tim. Yaitu Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif &
kolaboratif (Douglas, 1992)
Tujuan Metode Tim :

1) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif

2) Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar

3) Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

Konsep Metode Tim :

1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan.

2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.

3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.

4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik jika
didukung oleh kepala ruang.

2. Mekanisme pelaksanaan pengorganisasian di ruang ICU/ICCU/HCU

a. kepala ruang membagi perawat yang ada menjadi dua tim dan tiap tim diketahui
masing-masing oleh seorang ketua tim yang terpilihbmelalui tes.
b. Kepala ruang bekerjasama dengan ketua tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore,
malam)
c. Kepala ruang mmembagi klien untuk masing-mmasing tim
d. Apabila suatu ketika satu tim kekurangan perawat pelaksana karena kondisi
tertentu, kepala ruang dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim yang
mengalami kekurangan anggota
e. Kepala ruang menunjukkan penanggung jawab shift sore,malam, dan sift pagi
apabila karena suatu hal kepala ruang sedang tidak bertugas. Untuk itu yang
dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada sebagai
pengganti kepala ruang adalah ketua tim, sedangkan jika ketua tim berhalangan,
tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten
diantara anggota tim.
f. Ketua tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien
g. Ketua tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien baik
yang diterapkan oleh dirinya maupun perawat pelaksana anggota timnya.
h. Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa lain dilakukan oleh ketua tim. Bila ketua
tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya
didelegasikan kepada perawat paling expert yang ada dalam tim
i. Masing-masing tim memiliki buku komunitas
j. Perawat pelaksana melakukan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi
tanggung jawabnya.
3. Uraian tugas
A. Kepala Ruang Rawat Intensif
I. Tugas Pokok:
Mengawasi & mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan kritis di ruang
rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya
II. Uraian tugas:
I. Melaksanakan fungsi keperawatan:
1) Menyususn rencana kerja kepala ruangan.
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan.
3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk ruang rawat.
b. Melaksankan fungsi penggerakan dan pelaksanaan :
1) Mengatur dan megkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawat.
2) Menyusun jadwal/ daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain
sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan peratuaran yang berlaku di
rumah sakit.
3) Melaksanakan orientasu kepada pasien / keluarganya meliputi:
 Penjelasan tentang peraturan rumah sakit.
 Tata tertib ruang rawat.
 Fasilitas yang ada dan cara penggunaanya serta kegiatana rutin
sehari-hari.
4) Melaksankan orientasu kepada tenaga keperawatan baru / tenaga lain
yang akan bekerja di ruang rawat.
5) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan
asuhan keperawatan.
6) Mengadakan pertemuan berkala/ insidentil dengan staf keperawatan
7) Memberi kesempatan / ijin kepada staf keperawatan.
8) Pelatihan koordinasi dengan Ka.bidang keperawtana
9) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan ketentuan/ kebijakan rumah sakit
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaina:
1. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan.
2. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada di bawah tanggung
jawabnya.
3. Mengawasi, mengndalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatabn,
peralatan dan obat- obatan.
4. Mengawasi dan menilai siswa / mahasiswa keperawatan untuk emperoleh
pengalaman belajar sesuai dengan tujuan program bimbingan yang telah di
tentukan.
5. Mengawasi dan meniali asuhan keperawatan sesuai standart yang berlaku secara
mandiri.
B. KA. TIM ICU/ICCU/HCU
I. Tugas pokok :
Mengkoordinir sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada sekelompok pasien melalui upaya kooperatif, kolaboratif dan
secara teknis administratif bertanggung jawab kepada kepala ruang.
II. Uraian tugas :
1. Membuat rencana asuhan keperawatan bulanan, mingguan dan harian
bersama kepala ruang.
2. Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala ruang.
3. Melakukan pengkajian, menyusun diuagnosa dan perencanaan tindakan
bersama anggota timnya.
4. Melkukan pengarahan kepada perawat pelaksana tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan.
5. Melakukan kerja sama dengan tijm perawatan lain dankolaborasi dengan
anggota tim kesehatan lainyya dalam palaksanaan asuhan keperawatan
secara berkesinambungan.
6. melakukan evaluasi dan audit internal asuhan keperawatan yang menjadi
tanggung jawab timnya
7. melkuakna perbaikan pemberian asuhan keperawatan.
8. Menerima laporan dari anggota timnya tentang asuhan keperawatan yang
menjadi tangging jawab timnya.
9. Membuat laporan timnya kepada kepala ruang baik secara lisan maupoun
tulisan.

C. Perawat pelaksana
I. Tugas pokok:
Mengelola pelayanan dan asuhan keperawtan secara komprehensif meliputi
pengjian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi pada pasien
kritis di ICU.
II. Uraian tugas:
a. Bertindak sebagai anggota tim perawatan kritis di ICU di semua jenis palyanan.
b. Melakukan serah terima pasien dan lain- lain pada saat pergantian dinas
c. Melaksanakan semua program perawatan sesuai rencana keperawatan yang
diepakati opleh tim
d. Mengorientasikan pada pasien dan keluarganya yang meliputi penjelasan tentang
peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat keadaan raung rawat, fasilitas di
ruang.
e. Melakukan tindakakn keperawatan.
f. Melakukan tindakan emergency yang diperlukan untuk perbaikan keadaaan
pasien
g. Melakukan pencatatan dan pelaporan perkembangan pasien secara tepat dan
benar
h. Melaksanakan re evaluasi dengan mengusulkan program selanjutnya bagi pasien
i. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program perawatan kepada ketua tim
j. Melaksanakan pelatihan bagi tenaga perawat dilingkungan pelayanan
keperawatana kritis di ICU
k. Membuat laporan harian dan bulanan menganai pelaksanaan kegiatan ruangna

3. Jadwal Shift

Pengaturan shift dibuat 1 bulan sekali. Penentuan jadwal dinas dibuat oleh kepala
ruangan, disesuaikan dengan kondisi perawat, jika ada perawat yang meminta jadwal
dinas bisa disetuju idengan alasan yang tepat. Bidang keperawatan memberikan
kebebasan pada ruangan untuk mengatur shift, tetapi pelaksanaannya tetap diawasi.
Untuk shiff pagi terdapat karu, katim, perawat pelaksana yang menjadi tumpu pelayanan.
Metode Douglas
Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien
rawat inap sebagai berikut :
1)      Perawatan minimal memerlukan waktu : 1 – 2 jam/24 jam
2)      Perawatan intermediet/parsial memerlukan waktu : 3 – 4 jam/24 jam
3)      Perawatan maksimal/total memerlukan waktu : 5 – 6 jam/24 jam
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
Kategori I : Self Care / Perawatan Mandiri (Minimal)
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada
reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift,
tindakan pengobatan biasanya ringan dan simpel.

Asuhan keperawatan minimal mempunyai kriteria sebagai berikut ::

1. Kebersihan diri, mandi ganti pakaian dilakukan sendiri


2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulansi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap jaga (shift)
5. Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil
6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan

Kategori II : Intermediet Care / Perawatan Sedang(Partial)

Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan. memberi
dorogan agar mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat
untuk ke kamar mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada pasien
ini monitor tanda-tanda vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status
emosinal,kelancaran drainage atau infus.Pasien memerlukan bantuan pendidikan
kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60 menit/shiftdengan
mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.

Asuhan keperawatan parsial mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu


2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali
3. Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Pasien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran intake output cairan
dicatat / dihitung.
5. Pasien dengan infus, persiapan pengobatan yang memerlukan prosedur

Kategori III : Intensive Care / Perawatan Total

Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,semua dibantu oleh perawat


penampian sakit berat.pasien memerlukan observasi terus-menerus.

Asuhan keperawatan total mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Semua keperluan pasien dibantu


2. Perubahan posisi, observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2 jam
3. Makan melalui slang ( NGT / pipa lambung ), terapi intravena
4. Dilakukan penghisapan lender (suction)
5. Gelisah / disorientasi.
6. Berdasarkan kategori tersebut, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi,
sore dan malam sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien :

No Klasifikasi Pasien
Minimal Parsial Total
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1.08 0,90 0,60
dst

Sumber : Dauglas (1984)


A. ANALISA MASALAH (SWOT)

Aspek yang dikaji Strength Weakness (Kelemahan) Opportunity Threatened (Ancaman)


(Kekuatan) (Kesempatan)

Ketenagakerjaan Tersediany  Secara kuantitas  Adanya kebijakan  Secara kualitas jadwal shift
a jadwal jadwal shift ada, dari kepala ruang perawat di ruangan yang tidak
shift / tetapi secara kualitas terkait dengan sesuai dapat menyebabkan beban
scheduling belum sesuai. Karena penjadwalan shift. kerja perawat shift lebih besar dari
pembagian shift  Adanya peraturan standar sehingga dapat
belum sesuai dengan terkait dengan menurunkan kualitas kerja dari
standar kebutuhan keperawatan. perawat shift tersebut.
tenaga perawat sesuai
dengan jumlah dan
tingkat
ketergantungan
pasien.

A. Identifikasi Masalah dan Analisa Data


No. Data Fokus Masalah

1. Observasi :  Jumlah perawat shift siang tidak sesuai dengan standar


 Pembagian Shift perawat di ruang ICU ketenagaan berdasarkan jumlah pasien dan tingkat
1. Shift Pagi : 5-7 Perawat ketergantungan.
2. Shift Siang : 2 Perawat
3. Shift Malam : 2 Perawat
 Jumlah Pasien saat ini : 8 Orang (Total Care)
 Jumlah Tempat Tidur : 10 Bed

B. Alternatif Cara Penyelesaian Masalah


Penyebab Masalah Rencana Penyelesaian Masalah
 Jumlah perawat shift siang tidak sesuai dengan standar ketenagaan  Sosialisasi mengenai pembagian shift sesuai dengan jumlah
berdasarkan jumlah pasien dan tingkat ketergantungan. dan tingkat ketergantungan pasien.
C. Diagram Fishbone
Man :
Kurangnya sumber acuan
tentang penjadwalan shift

Jumlah perawat shift


siang tidak sesuai
dengan standar
ketenagaan
berdasarkan jumlah
pasien dan tingkat

Method : ketergantungan

Penjadwalan shift sudah


ada namun tidak sesuai
dengan beban kerja

BAB IV
POA

No Rencana tindakan Metode Sasaran Bahan dan Alat Waktu Tempat Pelaksanaan
.
1.  Sosialisasi mengenai
pembagian shift sesuai
dengan jumlah dan tingkat
ketergantungan pasien.
TELAAH ARTIKEL

2.1 Deskripsi Umum Artikel


Artikel penelitian ini memiliki judul “Hubungan Penerapan Metode Tim Keperawatan
Terhadap Kualitas Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Asoka Rsud. Ulin
Banjarmasin”. Artikel ini dimuat dalam BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ) Vol. 1 No. 1
Tahun 2019 dengan ISSN 1907-7505 pada halaman 36-41. Jurnal ini derdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor : 83/DIKTI/Kep/2019 tanggal 6 Juli 2019, KESMAS diakui sebagai jurnal ilmiah
nasional terakreditasi. Penelitian ini dilakukan oleh Noormailida Astuti

2.2 Sistematika Penulisan


2.2.1 Latar belakang
Kemajuan zaman menuntut perawat menjadi salah satu tenaga kesehatan yang bersikap
profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut
adalah pengembangan model praktek keperawatan profesional (MPKP) yang memungkinkan
perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Sitorus, R, dkk., 2011).2.2.2
Metode
a. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectiona.
b.Tempat : ruang asoka RSUD Ulin Banjarmasin yang berjumlah 19 orang.
c. Waktu: tahun 2017
d. Populasi: Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perawat yang berjumlah 19
orang.
e. Besar Sampel: Sampel diambil secara total sampling, dimana seluruh populasi yang ada
dijadikan sampel penelitian sebanyak 19 orang.
f. Uji kualitas : Untuk kualitas data dilakukan uji coba kuesioner, lembar observasi, cros check
data dan double entry.
2.2.3 Hasil
Hasil penelitian, dari 19 orang responden yang bertugas di ruang Asoka RSUD Ulin
Banjarmasin, terdapat 14 orang (73,7%) yang cukup baik dalam penerapan metode tim
keperawatan, 4 orang (21,0%) baik, dan 1 orang (5,3%)
Hasil penelitian berdasarkan uji statistik spearman’s rank menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara penerapan metode tim keperawatan terhadap kualitas dokumentasi asuhan
keperawatan di Ruang Asoka RSUD Ulin Banjarmasin dengan nilai ρ = 0,001 (ρ < 0,05). 2.2.4
Pembahasan
Penerapan metode tim keperawatan yang dilaksanakan di Ruang Asoka oleh responden
belum sesuai yang diharapkan karena dapat di lihat dari belum maksimalnya komunikasi
keperawatan antar perawat yang dapat dibuktikan dengan kualitas asuhan keperawatan nilai
cukup masih mencapai angka 52,6%.
2.2.5 Kesimpulan
Penerapan metode tim keperawatan yang dilaksanakan oleh 19 orang perawat di Ruang Asoka
RSUD Ulin Banjarmasin yang terbanyak adalah cukup, yaitu 14 orang (73,7%), baik 4 orang
(21,0%), dan yang kurang 1 orang (5,3%). 2. Kualitas dokumentasi asuhan keperawatan yang
dilaksanakan oleh 19 orang perawat di Ruang Asoka RSUD Ulin Banjarmasin yang terbanyak
adalah cukup, yaitu 10 orang (52,6%), baik 8 orang (42,1%), dan yang kurang 1 orang (5,3%). 3.
Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode tim keperawatan terhadap kualitas
dokumentasi asuhan keperawan di Ruang Asoka RSUD Ulin Banjarmasin dengan nilai ρ =
0,0001 < 0,05.
2.2.7 Daftar Pustaka
Jenis penulisan daftar pustaka yang digunkan adalah vancouver.

Anda mungkin juga menyukai