Anda di halaman 1dari 29

o

=
U
d
t<
F
ul
ffi
MODUL 5

ANALISIS DAN PEMANFAATAN


DATA KEPENDUDUKAN, KETUARGA
BERENCANA DAN PEMBANGUNAN
KELUARGA (KKBPK)

A
BKKbN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUIGN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KETUARGA BERENCANA NASIONAI
TAHUN 2017
MODUL 5 KATA SAMBUTAN
ANALISIS DAN PEMANFMTAN DATA KKBPK

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)


merupakan salah satu Kementerian/ Lembaga (K/L) yang mendapat
mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan
( N awacita ) Pemerinta han periode 2015-20L9, terutama pada Agenda

Pengarah : Prioritas nornor 5 (lima) - Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia


Drs. lpin Z.A. Husni, MPA lndonesia dan Agenda Prioritas nomor 8 (delapan) - Melakukan
revolusi karakter bangsa. Disamping itu, BKKBN juga berupaya untuk
memberikan kontribusi pada perwujudan Agenda Prioritas nomor 3
Penanggungjawab : (tiga) - Membangun lndonesia dari pinggiran dengan memperkuat
Jainuddin, SE daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Desnita Ekoratri Wulandari, SS, MPH
Dalam rahgka mendukung perwujudan Agenda Prioritas nomor 3
(tiga) - Membangun lndonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, Bapak
' Penulis:
Presiden Republik lndonesia telah menetapkan program Kampung
Armen Ma'ruf, S.Pd
Keluarga Berencana (Kampung KB) sebagaisalah satu inovasistrategis
Fajar Siddiq, S.Kom penguatan Program KKBPK untuk periode 2At5-2019.

Kampung KB sebagai salah satu bentuk/model miniatur pelaksanaan


Tim Editor: totai Program KKBPK secara utuh akan diimplementasikan dengan
Adam Sugiharto, SE, MSi melibatkan seluruh bidang di lingkungan BKKBN dan bersinergi
]lendy Noor lrawan, S.Sos, MSc dengan Kementerian/Lembaga, mitra kerja, stakeholders instansi
terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah di tingkatan
pemerintahan terendah di seluruh kabupaten dan kota, Diharapkan
manfaat implementasi Kampung KB dapat dirasakan secara langsung
oleh masyarakat dan memberikan daya ungkit terhadap upaya
pencapaian target/sasaran Program KKBPK, utamanya pada daerah
dengan pencapaian program KKBPK yang belum optimal.

Untuk itu, saya menyambut baik diterbitkannya Perangkat Bahan


Ajar Diklat Teknis Pengelolaan Kampung KB sebagai acuan bagi para
Pengelola dan Pelaksana Program KKBPK dan sektor pembangunan
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAT
TAHUN 2017
terkait di seluruh tingkatan wilayah dalam pelaksanaan kegiatan KATA PENGANTAR
pendidikan, pelatihan, orientasi, peningkatan kapasitas atau kegiatan
sejenis terkait Kampung KB di lingkungan BKKBN Pusat maupun
Perwakilan Provinsi seluruh lndonesia. Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkah dan karunia-Nya, kita telah menyelesaikan penyusunan
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas Perangkat Bahan Ajar Diklat Teknis Pengelolaan Kampung KB dengan
kontribusi, masukan, saran dan koreksi hingga tersusun Perangkat tepat waktu untuk kepentingan menjaga kualitas penyelenggaraan
Bahan Ajar Diklat Teknis Pengelolaan Kampung KB. Semoga Tuhan dan standarisasi program pelatihan yang telah ditetapkan,
Yang Maha Esa meridhoi upaya kita bersama dalam membangun
keluarga melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Perangkat bahan ajar ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Diklat Teknis Pengelolaan Kampung KB seperti:
Pembangunan Keluarga untuk terwujudnya Keluarga Kecil Bahagia
deskripsi singkat materi, sasaran dan kriteria peserta, kriteria tenaga
dan Sejahtera.
pelatihan, sarana prasarana dan perencanaan sampai dengan
evaluasi. Keseluruhan isi perangkat bahan ajar ini berupaya menjamin
terselenggaranya kegiatan Diklat yang berkualitas dan memenuhi
kepuasan pengguna Diklat.
Jakarta, November20l,7
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian Kami berharap, perangkat bahan ajar ini dapat memberikan acuan
dan Pengembangan BKKBN bagi penyelenggara kegiatan Diklat Teknis Pengelolaan Kampung

?'--- . z-
KB agar mampu menciptakan kualitas yang terstandar dengan hasil
akhir yang ingin dicapai yaitu meningkatnya kompetensi teknis
fasilitator Kampung KB Tingkat Provinsi sehingga tersedia pengelola
dan pelaksana yang terampil dalam Pengelolaan Kampung KB sesuai
dengan standar pelaksanaan Kampung KB.
Prof. drh. M RizalMartua Damanik, MRepSc, PhD

Selanjutnya, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak


yang telah membantu penyusunan Perangkat Bahan Ajar Diklat
Teknis Pengelolaan Kampung KB. Semoga perangkat bahan ajar ini
bermanfaat untuk menjamin terlaksananya penyelenggaraan Diklat
Teknis Pengelolaan Kampung KB yang baik dan berrnutu.

Jakarta, November 2017


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana
BKKBN

Ailh/n'
,*.lpin ZA Husni, MPA
/ ilr
DAFTAR ISI

Halaman

SAMBUTAN I

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........,... 1
B, Deskripsi Singkat 1
C. Manfaat Modul 7
D. StandarKompetensi ................ 2
E. Materi Pokok dan Sub-Materi Pokok 2
F. Petunjuk Penggunaan 3

BAB II KONSEP DASAR ANALISIS DATA


A. Pengertian 4
B. Tujuan 5
C. Ruang Lingkup 6
D. Rangkuman 6
E. Latihan 7

BAB III ANALISIS DATA KKBPK


A. Ar,alisis PotensiWilayah..... 8
B. Analisis Data Kependudukan I
C. Analisis Data Keluarga Berencana...................,.., 2L
D. Analisis Data Pembangunan Keluarga 3L
E. Rangkuman 37
F. Latihan 38

BAB IV PEMANFAATAN DATA


A. KKBPK
Pemanfaatan Data 39
B. Sarasehan 40

lv V
il'"f

c. Pencatatan dan Pelaporan Kampung K8............. 43 BAB I


D. Rangkuman 44 PENDAHULUAN
E. Latihan 44

BABV PENUTUP .........:........ 4s A. Latar Belakang


Denga n dilaksanakan pendataan keluarga maupun pemuta khira n
DAFTAR PUSTAKA 46 data keluarga maka tersedia data mikro keluarga disetiap RT/RW
dan Dusun hasil pendataan keluarga. Pendataan dilakukan untuk
untuk memperoleh data dan informasi kependudukan, keluarga
berencana dan pembangunan keluarga yang akurat, relevan,
dan dapat dipertanggungjawabkan. Data dan informasi tersebut
terdiri dari jenis data demografi; data keluarga berencana; data
tahapan keluarga sejahtera; dan data anggota keluarga.

Data-data yang ada tersebut perlu di analisis dan dimanfaatkan


sehinggd dapat digunakan sebagai dasar penetapan prioritas
dan sasaran program yang dilaksanakan di suatu daerah, hasil
pengolahan data tersebut dapat digunakan oleh berbagai lintas
sektor sebagai dasar pemberian dukungan dan pelayanan
kepada mayarakat sehingga hasil akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan taraf h idup masyarakat.

B. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas tentang konsep dasar analisis data, analisis
data KKBPK, dan pemanfaatan data kampung KB.

c. Manfaat rnodul
Modul ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta dalam
memahami konsep dasar analisis data, pemanfaatan data,
sarasehan tingkat RT, serta pencatatan dan pelaporan kampung
KB sehingga peserta dapat melakukan analisis dan rnema nfaatkan
data-data yang terkait dengan kampung KB

VI
D. Standar KomPetensi F. Petunjuk Belajar
1. KomPetensiDasar Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, peserta
l
Setelah mempelajari modulini, peserta diharapkan mampu diklat perlu mengikuti beberapa petunjuk antara lain sebagai
ll
1l
mempraktikkan analisis dan pemanfaatan data KKBPK. berikut:
I .2. lndikator Keberhasilan t. Berdoalah setiap kaliAnda akan memulai pembelajaran.
fr Peserta daPat: 2. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan
ll;
L. Menjelaskan konsep dasar analisis data' kegiatan belajar 1 (satu) dan seterusnya. Sebelum Anda
2. Menjelaskan analisis potensi wilayah benar-benar paham tentang materi pada tahap awal,
3. Menjelaskan analisis data KKBPK jangan membaca materipada halaman berikutnya. Lakukan
4, mempraktikkan pemanfaatan data KKBPK pengulangan pada halamdn tersebut sampai Anda benar-
5. Menjelaskan sarasehan tingkat RT benar memahaminya.
5. Menjelaskan Pencatatan dan pelaporan Kampung KB 3. Jika Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi
pada halaman atau sub bahasan tertentu, diskusikan
E. Materi Pokok dan Sub MateriPokok dengan teman Anda atau fasilitator yang sekiranya dapat
membantu untuk memahami materi modulini.
Materi Pokok 4. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan
1. KonseP Dasar Analisis Data belaja r sebaiknya Anda mengerja kan latihan-latihan.
2. Analisis Data KKBPK 5. Untuk melengkapi pengetahuan Anda rnengenai rnodul
3. Pemanfaatan data Analisis dan Pemanfaatan Data KKBPK ini, sangat dianjurkan
untuk mencari referensi lain yang terkait dengan materi.
Sub Materi Pokok
1-.1 Pengertian
1.2 Tujuan
i
Li

I
1.3 Ruang tingkuP
1".1 Analisis Potensi wilaYah
L.2 Analisis data kePendudukan
1.3 Analisis data keluarga berencana
1.4 Analisis data pembangunan keluarga
l-.1- Pemanfaatan data kkbpk
1.2 Sarasehan tingkat RT
1.3 Pencatatan dan pelaporan Kampung KB

3
BAB !I dan catatan rapangan, serta dokumentasi
yang secara akumurasi
KONSEP DASAR ANALISIS DATA menambah pemahaman peneliti
terhadap rr"g Oi[rrkl;.-
Daridefinisiyang diungkapkan para
ahli di atas, dapatdisimpulkan
lndikator Keberhasilan: bahwa pengertia n ana risis dataadarah
kegiatan mengkategorika n
Setelah mengikuti pembelajaran ini pesertadapat menjelaskan data untuk mendaparkan pola hubungan,
pengertian, tujuan, dan ruang lingkup analisis data.
terna, menafsirkan
apa yang bermakna, serta menyampai[an
atau melaporkannya
kepada pihak lain yang berminai
atau lerkepentingan.

itu dimulai dari menelaah data


Pada dasarnya proses analisis data Data dasar yang digunakan untuk
merakukan anarisis data disini
secara keseluruhan yang telah tersedia dari berbagai macam adalah data yang bersumber dari pendataan
keluarga tahun
sumber, baik itu pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan 20L5 dan pemutakhiran basis data
keruarga indonesia ditahun-
yang lainnya. selanjutnya dilakukan reduksi data yang dilaksanakan tahun berikutnya. Data lain y.rg
Urprt digunakan adalah data
dengan cara membuat sebuah abstraksi dan setelah itu menyusunnya potensi desa dan data catatan
sipil yang akurat.
ke dalam satuan-satuan. Dari satuan-satuan tersebut kemudian
dikategorisasikan. Kategori tersebttt dilakukan sambil membuat
koding dan tahap terakhir dari analisis data yaitu mengadakan B. Tujuan
pemeriksaan atas keabsahan data. Apabila tahapan tersebut telah Analisis data dilakukan untuk mengungkapkan
data apa yang
selesai maka dilanjutkan tahap penafsiran data untuk menjadikannya masih perlu dicari, hipotesis rp, yrnjp"Ilu
diuji, p"u.nyr"n .p,
teori substansi dengan menggunakan metode-metode tertentu. yang perlu dijawab, metode
apa yang harus digunakan untuk
mendapatkan informasi baru dan
ke-salahrn ,[, yang harus
A. Pengertian segera diperbaiki.
Patton 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan
analisis data merupakan suatu proses untuk mengatur urutan Dalam kaitannya dengan program
kependudukan, keluarga
data, kemudian mengorganisasikan ke dalam kategori, pola, berencana, dan pembangrn.n keluarga,
analisis data yang
maupun satuan uraian dasar. Sementara Menurut Taylor -gamba
dila ku kan bertujua n untu k mernberika
n ra n secara tepat
(1975: 79), analisis data didefinisikan sebagai proses rnelakukan dan menyeluruh keadaan di lapangan
saripai ke tingkat keluarga
perincian usaha secara formalyang berguna untuk merumuskan tentang hasil pelaks.anaan program
kependudukin, keluaria
hipotesis dan menemukan tema seperti apa yang telah berencana, dan pembangunan ketuarga,'yang
dapat digunakan
disarankan serta sebagai bentuk usaha untuk memberikan yntuk kepentingan operasional langsung di lapangan, tlrutama
kontribusi dan tema pada hipotesis. Biklen dan Bogdan (1982), di Kampung KB.
mendefinisikan analisis data sebagai proses pencarian dan
penyusunan data yang sistematis melalui transkip wawancara

4
5
c. Ruang lingkuP D. Latihan
L. Sasaran 1. Apakah yang dimaksud dengan analisis data?
Sasaran analisis data meliputi seluruh pelaksanaan 2. Jelaskan tujuan analisis data kependudukan, keluarga
kegiatan program kependudukan, keluarga berencana, berencana, dan pembangunan keluarga!
dan pembangunan keluarga sebagai hasil dari pendataan 3. Dalam kaitannya dengan analisis data, seperti apa ruang
keluarga maupun pemutakhiran basis data keluarga lingkup program kependudukan, keluarga berencana,
lndonesia. dan
pembangunan keluarga?

2. Jangkauan
Jangkauan analisis data mencakup pelaksanaan operasional
dari program kependudukan, keluarga berencana, dan
pembangunan keluarga di tingkat lapangan (tingkat RW/
Dusun).

Rangkuman
Analisis data adalah kegiatan mengkategorikan data untuk
mendaparkan pola hubungan, tema, menafsirkan apa
yang bermakna, serta menyampaikan atau melaporkannya
kepada pihak lain yang berminat atau berkepentingan.
Dalam kaitannya dengan program KKBPK di Kampung
KB, analisis data bertujuan untuk memberikan gambaran
secara tepat dan menyeluruh keadaan di lapangan sampai
ke tingkat keluarga tentang hasil pelaksanaan program
kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan
keluarga, yang dapat digunakan untuk kepentingan
operasional langsung di lapangan.

Sasaran analisis data adalah seluruh pelaksanaan


kegiatan program kependudukan, keluarga berencana,
dan pembangunan keluarga. Sedangkan jangkauannya
mencakup pelaksanaan operasional dari program
kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan
keluarga di tingkat laPangan.

6
7
BAB II! Potensi pengelola
ANALISIS DATA KKBPK Adalah individu atau kelompok masyar,akat yang dapat
bermanfaat dalam pelaksanaan dan kemajuan prograrn,
misalnya PPKBD, Sub-PPKBD, Paguyuban dan tokoh-tokoh
lndikator Keberhasilan: masyarakat yang ada di kampung
setelah mengikuti pembelajaran ini pesertadapat menjelaskan analisis
potensi wilayah, serta mempraktikkan analisis data kependudukan, Potensi kegiatan
analisis data keluarga berencana, dan analisis data pembangunan Adalah kelompok kegatan yang ada di suatu wilayah atau
keluarga. kemungkinan memiliki potensi untuk dapat dibentuk,
misalnya Poktan Bina Balita, Poktan Bina Remaja, Poktan
Bina Lansia, serta Poktan kegiatan sektor lainnya yang ada
A. AnalisisPotensiWilaYah di kampung.
Adalah upaya untuk mengkaji secara ilmiah rincian semua
kekayaan atau sumber daya fisik maupun non fisik pada area 3. Potensi pelayanan
atau wilayah tertentu sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut Adalah kegiatan swadaya masyarakat yang dapat
menjadi suatu kekuatan tertentu' dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
Analisis potensi wilayah bertujuan untuk: dasar, misalnya pelayanan kesehatan (Posyandu, Polindes,
1.. Mengenali potensi dan kekuatan serta kelemahan wilayah dan Bidan Praktek).
dan daerah dalam pembangunan wilayah dan daerah
2. Memberikan dasar yang logis dan valid bagi perencanaan 4. Potensi dukungan (Stakeholder dan mitra kerja terkait)
pembangunan wilayah dan daerah yang akan dilakukan Komitmen dan peran aktif seluruh instansi/unit kerja
3. Mengidentifikasi modal dasar wilayah dan daerah dalam pemerintah khususnya pemda dalam memberikan dukungan
melakukan perencanaan pembangunan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Termasuk disini adalah potensi lain tentang sumber
Berdasar data yang diperoleh dari pendataan keluarga maupun keagarnaan, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya.
pemutakhiran basis data keluarga, dapat dilihat potensi suatu
wilayah darisisi program kependudukan, KB, dan pembangunan B. Analisis Data Kependudukan
keluarga. Akan tetapi data tersebut tidak akan berguna apabila Data kependudukan terdiri dari data wilayah dan data individu
tidak diolah dan dimanfaatkan. oleh karena itu sebelumnya anggota keluarga. Dari data tentang kependudukan dapat
perlu dilakukan pemetaan potensi diwilayah tersebut sehingga
diketahui informasi tentang kepala keluarga dan individu
data yang ada dapat dijadikan pendukung untuk melakukan anggota keluarga yang berkaitan dengan umur, jenis kelarnin,
intervensi terhadap permasalahan yang ada. Pemetaan potensi
tingkat pendidikan, status perkawinan serta pekerjaan, dan
wilayah dalam kaitannya dengan pengembangan kampung KB
sebagainya. Data individu anggota keluarga dapat juga dirinci
mencakuP:

8
lumlah kepalo keluorga perempuon = 34.982
I
menurut berbagai aspek, misalnya dirinci menurut umur dan I

pendidikan, umur dan status perkawianan, umur dan status -l


lumlah kepola keluorga yong didata = 785.766
pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan, pendidikan dan
status pekerjaan, serta masih banyak iagi. " Persentdse = " 34,982/785.166x100%=78,9%
Berdasarkan data-data kependudukan yang ada dapat dilakukan
analisis sederhana untuk menghasilkan informasi yang berguna, Dengan demikian persentase kepala keluarga perernpuan
antara lain: terhadap jumlah kepala keluarga adalah L8,gyo

1,. Persentase Kepala Keluarga Perempuan terhadap Jumlah 2't Persentase Kepala Keluarga Tidak Tamat SD/Ml dan Tidak
Kepala Keluarga Sekolah terhadap Jumlah Kepala Keluarga
Besarnya angka persentase kepala keluarga perempuan Besarnya persentase kepala keluarga yang tidak pernah
terhadap jumlah kepala keluarga pada umumnya hampir mendapatkan atau menamatkan pendidikan sekolah
sama dengan angka persentase kepala keluarga yang dasar mengindikasikan bahwa akses untuk mendapatkan
berstatus janda terhadap jumlah kepala keluarga. lnformasi pendidikan bagi para kepala keluarga tersebut terbatas.
ini secara umum menunjukkan bahwa perempuan dapat Keterbatasan ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor
bertindak sebagai kepala keluarga jika berstatus sebagai antara lain sosial dan ekonomi seperti kondisi kesehatan,
janda dan atau wanita kawin yang berstatus kepala keluarga. mahalnya biaya pendidikan, minimnya penghasilan dan lain
Dengan praduga demikian, maka persentase kepala keluarga sebagainya. Jika mayoritas dari para kepala keluarga yang
perempuan terhadap jumlah kepala keluarga dapat menjadi tidak pernah mendapatkan atau menamatkan pendidikan
salah satu indikator dalam ketahanan keluarga. Keluarga sekolah dasar tersebut masih usia produktil maka program
yang dikepalai oleh seorang perempuan, yang sebagian intervensi yang mungkin bisa dilakukan oleh tenaga lini
besar berstatus janda dan atau wanita kawin yang berstatus lapangan dalam hal ini PKB/PLKB adalah bekerjasama
kepala keluarga relatif lebih rendah kondisi ketahanan dengan dinas pendidikan atau LSM setempat mernbuat
keluarganya dibandingkan dengan keluarga yang dikepalai program Paket Belajar (Kejar) bagi para kepala keluarga
oleh laki-laki. tersebut. Dengan mengikuti program kejar, diharapkan
pengetahuan kepala keluarga tersebut bertambah sehingga
memungkinkan untuk mencari pekerjaan dengan tingkat
Rumus: penghasilan yang lebih baik.

"lumlah kepolo keluorgo perempuon" /"tumloh kepala Rumus:


keluorgd" xTOO%
("lumlah KK tiddk tamat SD/M|" @"don Tidak Sekoloh"
Contoh: )/"tumlah kepala keluorgo" x700%

10 11
Contoh: Contoh:

lumloh kepalo keluarga tidak tomot SD/MI & Tidak Jumlah kepolo keluarga tomot SMA don tomot AK/PT =
Sekolah = 77.785 107.382
lumloh kepalo keluorga yang didato = 785.766 Jumloh kepola keluorgo yong didato = 785.766

" Persentdse = " 77.785/785.765x700%=6,0% "Persentase = " 707.382/785.766x700%=58,0%

Dengan demikian persentase kepala keluarga tamat SMA


Dengan demikian persentase kepala keluarga tidak tamat ke atas ter:hadap jumlah kepala keluarga rnenurut tingkat
SD dan tidak sekolah terhadap jumlah kepala keluarga pendidikan adalah 58,0%
adalah 6,0%

4. Persentase Kepala Keluarga Tidak Bekerja terhadap Jumlah


3. Persentase Kepala Keluarga Tamat SMA keatas terhadap Kepala Keluarga
Jumlah Kepala Keluarga Dari sudut pandang ekonomi, semakin kecil persentase
Jika persentase dari hasil perbandingan kedua variabel di kepala keluarga tidak bekerja berarti semakin baik, karena
atas besar, menandakan bahwa tingkat pendidikan para kepala keluarga yang bekerja bisa memenuhi kebutuhan
kepala keluarga tersebut cukup tinggi. Semakin tinggi hidup keluarga. Terkait keikutsertaan ber-KB, keluarga
tingkat pendidikan para kepala keluarga, diharapkan dengan kepala keluarga tidak bekerja perlu mendapat
semakin luas pula wawasan dan pengetahuannya tentang perhatian khusus agar bisa mendapat alal/cara kontrasepsi
arti berkeluarga dan keluarga yang berkualitas. Disamping secara gratis. Hal ini karena dikhawatirkan keluarga
itu, dengan asumsi bahwa semakin tinggitingkat pendidikan tersebut tidak memiliki kemampuan untuk membeli alat/
sesorang maka semakin baik pula tingkat penghasi[annya, cara kontrasepsi.
maka dalam hubungannya dengan keikutsertaan ber-KB,
kepada para kepala keluarga tersebut beserta pasangannya Rumus:
dapat diarahkan untuk ber-KB secara mandiri.
"tumloh kepala keluorga tidak bekerjd" /"lumloh kepalo
Rumus: keluorgd" x700%

("lumloh KK tomat" @"SMA keotos" )/"Jumloh kepala Contoh:


keluargd" x700%
Jumlah kepala keluargo tldak bekerio = 39.363

12 13
lumloh kepalo keluorgo yang didotd = 785.766 6t, Rata-rata Jiwa Dalam Keluarga
Perhitungan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
"Persentose = " 39.363/785.766x700%=27,3% tentang beban yang harus ditanggung oleh keluarga.
Semakin besar rata-rata jiwa dalam keluarga, semakin berat
beban hidup yang harus ditanggung. Pada sisi lain, semakin
5. Persentase Kepala Keluarga Berstatus Janda/Duda kecil rata-rata jiwa dalam keluarga, semakin ringan beban
terhadap Jumlah Kepala Keluarga hidup yang harus ditanggung.
Sebagaimana kepala keluarga perempuan, angka
persentase lcepala keluarga berstatus janda/duda terhadap
Rumus:
jumlah kepala keluarga juga merupakan salah satu indikator
ketahanan keluarga. Semakin kecil persentasenya berarti "lumlah jiwa dolam keluorga" /"lumloh keluargo"
semakin baik. Perhatian perlu diberikan jika persentasenya
cukup besar, karena secara umum kepala keluarga berstatus Contoh:
kawin relatif lebih baik ketahanan keluarganya dibandingkan
dengan kepala keluarga berstatus janda/duda. lumloh jiwo dolom keluorga = 742.820
lumlah keluarga didatd = 785.766
Rumus:
Roto - rota = 742. 82O/ 785. 766=4,0
(lumlah kepala keluargo berstatus jando otau duda)/
(l umlah kepalo keluorgo)x700% Dengan demikian rata-rata jumlah jiwa dalam keluarga
adalah 4,0.

Contoh:
7v Persentase Anak Usia 0-<5 Tahun terhadap Jumlah Jiwa
lumloh kepolo keluorga berstotus jonda otau duda = Dalam Keluarga
37.390 Angka persentase anak usia 0-<5 tahun (balita) terhadap
lumloh kepala keluorgo didato = 785.766 jumlah jiwa dalam keluarga dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran tentang pola kornposisi anggota
Pe rse ntd s e= 37.390/ 78 5. 76 6 x 700%= 20, 2% keluarga menurut umur. Semakin tinggi angka persentase
anak usia 0-<5 tahun (balita) terhadap jumlah jiwa dalam
Dengan demikian persentase kepala keluarga berstatus keluarga mengindikasikan bahwa struktur umur anggota
janda/dudaterhadap jumlah kepala keluarga menurut keluarga (penduduk) cenderung semakin muda.
status perkawinan adalah 20,zYo.

14 15
Rumus:
Rumus:

"lumldh onak usio 0'4 tohun" /".lumloh jiwa dalam


"lumloh remojo usio 10-24 tohun" /,,lumldh jiwo dolom
keluorgo" x70A%
keluorgo" x700%

Contoh:
Contoh:

tumloh remdja usio 10-24 tohun = l8l,l27


lumlah onok usia 04tohun = 47.970
Jumlah jiwa dalam keluorga = 742.820
lumtoh iiwa dalom keluorga = 742.820

I 20 x 700%= 6, 496 P erse nta se = l8S. I 27/742.920x 100% 24,9%


P e rce nto se= 47.9 7O/ 7 42. =

Jumlah anak usia 0-4 tahun = 47.9L0


Dengan demikian persentase remaja usia L0-24 tahun
Jumlah jiwa dalam keluarga =742.820
terhadap jumlah jiwa dalam keluarga adalah Z4,g%.
Dengan demikian persentase anak usia 0-4 tahun terhadap
jumlah jiwa dalam keluarga adalah 6,4%.
9{ Persentase anggota keluarga berusia 60 tahun ke atas
terhadap jumlah jiwa dalam keluarga
Semakin besar angka persentase anggota keluarga berusia
8v Persentase Remaia Usia 10-24 Tahun terhadap Jumlah
60 tahun ke atas terhadap jumlah jiwa dalam keluarga
Jiwa Dalam Keluarga
menggambarkan struktur umur penduduk yang semakin
Angka persentase remaja usia L0'24 tahun terhadap
jumlah jiwa dalam keluarga lebih dimaksudkan untuk tua sebagai akibat semakin panjangnya usia harapan hidup
anggota keluarga. Pada daerah yang mempunyai struktur
mendapatkan gambaran tentang pola komposisi anggota
umur penduduk tua biasanya ditandai dengan angka
keluarga menurut umur. Semakin tinggi angka persentase
kelahiran yang rendah dan pertumbuhan penduduk yang
remaja usia 10-24 tahun terhadap jumlah jiwa dalam
sangat kecil.
keluarga mengindikasikan bahwa struktur umur anggota
keluarga (penduduk) cenderung muda. Struktur umur
Rumus:
anggota keluarga (penduduk) muda menjadi salah satu
potensi terjadinya angka kelahiran, yang berarti pula
(tumlah anggotd keluorgo usia 60 tahun ke atos)/(lumlah
kemungkinan terjadinya pertumbuhan jumlah anggota
jiwa dolom keluorga)xt0l%
keluarga (Penduduk) Yang tinggi'

17
16
Contoh: Dengan demikian persentase anak usia 7_15
tahun tidak
sekolah terhadap jumlah anak usia 7-15 tahun adalah
lumlah onggota keluorga usio 60 tahun ke otas = 43.682 L,o%.

tumloh jiwq dolom keluorga =742.820 lL, Persentase Anak r.aki-laki usia 7-15 Tahun tidak
sekolah
terhadap Jumlah Anak [aki-laki Usia 7-15 fahun
Perse nto se= 43. 682/742.8 20x 700%= 5,9%
Angka persentase ini dapat digunakan untuk
melakukan
evaluasi terhadap keberhasilan program wajib
Dengan demikian persentase anggota keluarga usia 60 belajar
9 (sembilan) tahun yang dicanangkan oleh pemerintafr
tahun ke atas terhadap jumlah jiwa dalam keluarga adalah kh ususnya bagi ana k raki-raki. semakin kecir
angka persentase
5,9%. anak laki-laki usia 7-L5 tahun tidak sekorah terhadap jumrah
anak laki-laki usia 7-15 tahun menggambarkan prograrn
wajib belajar sembiran tahun untuk anak raki-raki sernatin
t}r/ Persentase Anak Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah terhadap baik.
Jumlah Anak Usia 7-15 Tahun
Hasil analisis ini dapat digunakan untuk melakukan evaluasi Rumus:
terhadap keberhasilan program wajib belajar 9 (sembilan)
tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. Semakin kecil
$umldh anak laki-loki usia 7-tS tohun tidak/betum
angka persentase anak usia 7-15 tahun tidak sekolah sekolah)/(tumldh anak ldki-ldki usid 7-tS tohun)xt00%
terhadap jumlah anak usia 7-1"5 tahun menggambarkan
program wajib belajar sembilan tahun semakin mencapai Contoh:
sasarannya
tumlah anok laki-taki usio 7-rs tahun tidokrlberum sekorah
Rumus:
= 580
tumlah onok laki-loki usia 7-lS tohun 50.gSZ
"lumloh anok usio 7-75 tohun tidak/belum sekolah" / =
(Jumlah anak usia 7-75 tahun)x70O%
Persentase= S 80/50, gSZx 100%= l, I%
Contoh: Dengan demikian persentase anak raki-raki usia
7-15 tahun
tidak/belum sekolah terhadap jumrah anak raki-raki usia
tumloh anok usid 7-75 tahun tidak/belum sekoloh = 967 7-L5 tahun adalah L,L%.
Jumloh onak usia 7-75 tohun = 96.275

P e rse ntase = 967/g 6, 27 5 x 700%= 7,0 %

18
19
12. PersentaseAnak Perempuan Usia 7-15 Tahun Tidak/ 13. Persentase Jiwa Usia Produktif 15-64 Tahun -Bekerja
Belum Sekolah terhadap Jumlah Anak Perempuan Usia terhadap Jumlah Jiwa Usia Produktif 15-64 Tahun
7-15 Tahun Semakin besar angka persentase jiwa usia produktif 15-
Semakin kecil angka persentase anak perempuan usia 54 tahun bekerja terhadap jumlah jiwa usia produktif 15-
7-15 tahun tidak/belum sekolah terhadap jumlah anak 64 tahun menggambarkan semakin besar penduduk usia
perernpuan usia 7-15 tahun menggambarkan program produktif yang minimal mampu menghidupi dirinya sendiri
wajib belajar 9 tahun untuk anak perempuan semakin dari segi finansial. Sebali,knya, semakin kecil persentasenya
baik. Selain itu, jika angka persentase anak perempuan menggambarkan bahwa banyak jiwa usia produktif yang
usia 7-15 tahun tidak/belum sekolah terhadap
jumlah anak belum bekerja. Halyang harus segera ditindaklanjuti adalah
perempuan usia 7-15 tahun lebih kecil dibandingkan dengan perluasan lapangan kerja ataupun kesempatan kerja baik
angka persentase anak usia 7-15 tahun tidak/belum sekolah oleh pemerintah maupun swasta sehingga akan menyerap
terhadap jumlah anak usia 7-15 tahun mencerminkan bahwa banyak tenaga kerja.
program wajib belajar 9 tahun pada anak pbrempuan lebih
berhasil dibandingkan dengan anak laki-laki' Rumus:

Rumus: (lumloh jiwa usia 75-64 tohun bekerja)/pumloh jiwo usio


15-64 tohun)x7(N%

(lumlah onak perempuon usio 7-75 tahun tidak/belum


sekoloh)/(Jumloh onok perempuon usio 7'75 tohun)x7il0% Contoh:

Contoh: tumlah jiwo usio produktil 15-64 tdhun bekerjo = 282.465


lumlah jiwa usia produktif 75-64 tahun = i34.269
lumlah onok perempuon usia 7-75 tahun tidak/helum
P e rse nta se= 282.46 5/3 34.269x 7il)%=84, 5 96
sekoloh = 387
lumloh anak perempuan usia 7-75 tohun = 45'478
Dengan demikian persentase jiwa usia produktif 1-5-64
I
Persentqse= 387/45.478x700%=0'9 % tahun bekerja terhadap jumlah jiwa usia produktif 1.5-64
tahun adalah 84,5%.
Dengan demikian persentase anak perempuan usia
7-L5 tahun tidak/belum sekolah terhadap jumlah anak 74{ Persentase Jiwa lkut Jaminan Kesehatan Nasional {JKN)
perempuan usia 7-15 tahun adalah 0,9%' terhadap Jumlah Jiwa dalam Keluarga
Semakin besar persentase jumlah jiwa ikut Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) terhadap jurnlah jiwa dalam

21
20
keluarga menggambarkan semakin banyak masyarakat L/ Persentase Pasangan Usia Subur terhadap Jumlah Keluarga
lndonesia yang telah terlindungi oleh pemerintah dari segi Salah satu faktor yang mempengaruhi angka kelahiran
kesehatan melalui BPJS. Pemerintah menargetkan seluruh adalah besarnya pasangan usia subur (pUS), karena dari pUS
masyarakat lndonesia dapatterjaring dalam program ini. Jika inilah kelahiran diharapkan terjadi. oleh karena itu sasaran
persentasenya besar maka kualitas pelayanan harus dijaga pelayanan kontrasepsi oleh program KB adalah pUS. Dengan
dan ditingkatkan, sebaliknya jika persentasenya masih kecil demikian semakin besar angka persentase pUS terhadap
maka pemerintah harus melakukan intervensi-intervensi jumlah keluarga pada dasarnya mengganrbarkan semakin
yang mendorong seluruh masyarakat ikut program JKN, besar pula sasaran yang harus digarap oleh program KB,
misalnya melakukan kerjasama dengan instansi-instansi khususnya dalam memberikan pelayanan kontrasepsi.
pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta.
Rumus:
Rumus:
(lumloh posongon usio subur)/(lumloh keluargo)xIOO%
(t uml ah jiwa ikut t KN ) / (J u ml ah iiw o d a l a m kel u o rga) x 700%
Contoh: Contoh:

Jumloh iiwo ikut tKN = 528.145 Jumlah pasangan usio subur = 107.9g0
Jumlah iiwa dalam keluarga = 742.820 lumlah keluorga = 785.166
persentose= 528.745/742.820x700%=77,7 96
Pe rse ntd s e = 707.9 90/ I 85. I 66x I0O%= S g, 3%
Dengan demikian persentase jiwa ikut Jaminan Kesehatan
Dengan demikian persentase pasangan usia subur terhadap
Nasional (JKN) terhadap jumlah jiwa dalam keluargaadalah
jumlah keluarga adalah SB,3%.
7L,LY".

2. Persentase Pasangan Usia Subur (pUSldengan Usia Kawin


Analisis Data Keluarga Berencana
Pertama (UKP) lstri t20 Tahun terhadap Jumlah pasangan
Data keluarga berencana berisikan informasi tentang kesertaan
ber-KB yang dapat dikaitkan dan dikombinasikan dengan aspek- Usia Subur
aspek lainnya seperti umur, jenis kontrasepsi, sumber pelayanan Salah satu faktor yang mempengaruhi angka kelahiran
KB, pendidikan, dan status pekerjaan. adalah besarnya pasangan usia subur (pUS), karena dari pUS
inilah kelahiran diharapkan terjadi. Oleh karena itu sasaran
Berdasarkan data-data keluarga berencana yang ada, dapat pelayanan kontrasepsi oleh Program KB adalah pUS. Hal
dilakukan analisis sederhana untuk menghasilkan informasi yang yang perlu diperhatikan adalah pUS dengan UKp istri )20
berguna, antara lain: tahun, semakin besar persentase terhadap pUS maka akan

22 23
semakin baik, hal ini menunjukkan keberhasilan program Rumus:
pendewasaan usia kawin. Sebaliknya, jika persentasenya
semakin kecil maka perlu mendapatkan perhatian khusus (lumlah PUS kelampok umur istri<2O tohun)l{Jumlah
dan dilakukan intervensi sekaitan dengan haltersebut. PUS)x700%

Rumus...: Contoh:

(Jumlah PUS dengan UKP istri220tahun)/(Jumlah PUS)x100% Jumlah PUS kelompok umur istri <20 tahun = 912
lumloh PUS = 707.990
Contoh:
Pe rsentase= 9 72fi07.990x700%4),9%
lumlah pasangan usia subur dengan UKP istri ) 20 tahun =
LO7.O78 Dengan demikian persentase PUS kelompok umur istri <20
Jumlah pasangan usia subur = tOT.ggO tahun terhadap PUS adalah 0,8%.

pe rse ntase = IO7 .O7 8 I L07.990x 100 %=99,2%

4. Persentase PUS kelompok umur 30-49 Tahun terhadap


Dengan demikian persentase PUS dengan UKP istri 220 Jumlah PUS
tahun terhadap jumlah pasangan usia subur adalah 99,?-%. Semakin tinggiangka persentase PUS kelompok umur 30-49
tahun berarti semakin besar PUS yang tingkat kesuburannya
mulai menurun. Dilihat dari aspek upaya penurunan angka
3't Persentase PUS kelompok umur istri <20 Tahun terhadap kelahiran semakin baik, dilain pihak pelayanan kontrasepsi
Jumlah PUS kemungkinan besar akan banyak untuk tujuan mengakhiri
PUS dengan kelompok umur istri di bawah 20 .tahun kesuburan, sehingga kontrasepsi akan lebih banyak
mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi sehingga digunakan metode kontrasepsi jangka panjang seperti
memungkinkan tingkat kelahiran yang juga tinggi' jika Medis Operatif, lmplant, lUD.
dikaitkan dengan pelayanan kontrasepsi metode yang
digunakan lebih banyak untuk penjarangan kehamilan Rumus:
sehingga persediaan kontrasepsi lebih diprioritaskan pada
jenis kontrasepsi jangka pendek seperti Pil, Suntikan dan (lumlah PUS kelompok umur 30-49 tahun)/(tumlah
Kondom. PUS)x100%

24 l 25
,-: l
"l

l
Contoh: 6,/ Persentase Peserta KB terhadap Jumlah PUS
Analisis dari dua variabel di atas dimaksudkan untuk
lumlah PUS kelompok umur 30-49 tohun = 35.700 mengetahui tingkat keikutsertaan ber-KB dari pasangan
lumldh PUS = 707.990 usia subur. Semakin besar persentase berarti semakin baik'
Hal ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan pfogram KB
Pe rse nta se = 3 5. 70 0/ 707.9 90x 700%=3 2, 5% yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan
anak melalui pengaturan kelahiran telah berialan dengan
Dengan demikian persentase PUS kelompok umur 30-49 baik. Perhatian perlu diberikan jika persentasenya kecil dan
tahun terhadap PUS adalah 32,5%. perlu dicari apa penyebabnya.

5. Persentase PUS dengan Anak pernah Dilahirkan Hidup Rumus:


Lebih dari 2 Anak terhadap Jumlah PUS
Semakin tinggi angka persentase PUS dengan anak pernah (tumloh peserto KB)/(tumlah PUS)x700%
dilahirkan hidup lebih dari 2 anak terhadap jumlah PUS
berarti semakin besar kemungkinan sasaran PUS yang Contoh:
menjadi peserta KB. Sasaran PUS ini lebih ditekankan untuk
penggunaan cara KB MKJP. Juimtoh peserto KB = 87.209
lumloh PUS = 707.990
Rumus:
P e rs e nt o se = I 1. 209 / 107. 99 Ax 700%=7 5,2%
(lumldh PUS dengan Anok @pernoh Dilahirkan Hidup
Lebih dari 2 Anok)/(tumlah PUS)x700%
Dengan demikian persentase peserta KB terhadap jumlah
PUS (prevalensi KB)adalah 75,2%.
Contoh:
7/ Persentase PUS Bukan Peserta KB terhadap Jumlah PUS
lumlah PllS dengon onak pernoh dilahirkon hidup'lebih
Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui proporsi
dari2onak=35.689
PUS bukan peserta KB terhadap jumlah PUS yang ada.
lumlah PUS = 107.990
Semakin kecil persentasenya semakin baik, karena hal
ini mengindikasikan bahwa hampir semua PUS yang ada
/
Pe rse nto s e = 3 5, 689 107.99 0x 700%=3 3,0%
merupakan peserta KB. Perhatian perlu diberikan jika
Dengan demikian persentase PUS dengan anak pernah persentasenya cukup besar. Terdapat empat kondisi yang
dilahirkan hidup lebih dari 2 anak terhadap jumlah PUS mungkin menyebabkan PUS tidak ber KB; yaitu PUS yang
adalah 33,O%. istrinya sedang hamil, PUS yang masih ingin punya anak,

27
26
PUS yang ingin anak ditunda dan PUS yang tidak ingin anak Contoh:
lagi. lumlah PllS bukon peserta KB hamil = 2.607
lumlah PUS = 707.990
Rumus: Pe rsenta se= 2. 607/ 707.990x 700%=2,4%
(Jumlah PllS bukon peserto KB)/(lumloh PUS)x100%
Dengan demikian persentase PUS bukan peserta KB harnil
Contoh: terhadap jumlah PUS adalah 2,4%.
lumlah PUS bukon peserta KB= 26.787
lumloh PUS = 707.990 9. Persentase PUS Bukan Peserta KB ngin Anak Segera
Pe rse nto se= 26.7 87/ 707.990x 700%=248% terhadap Jumlah PUS
Perhitungan di atas dimaksudkan untuk mengetahui
Dengan demikian persentase PUS bukan peserta KB persentase PUS bukan peserta KB yang ingin anak segera
terhadap jumlah PUS adalah 24,8%. terhadap jumlah PUS. PUS dalam kelompok ini sebenarnya
tidak memerlukan pelayanan kontrasepsi dengan segera.
8. Persentase PUS Bukan Peserta KB Hamil terhadap Jumlah Hal yang menjadi perhatian yaitu jika PUS tersebut rnasih
PUS mempunyai anak kecil (usia dibawah 5 tahun) sehingga
Analisis yang dilakukan dengan membandingkan dua perlu adanya penjelasan tentang penjarangan kelahiran-
variabel ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa lntervensi penggunaan kontrasepsi untuk penundaan
banyak persentase PUS yang istrinya sedang hamil terhadap kehamilan juga dapat dilakukan.
jumlah PUS yang ada. Berapapun angka yang dihasilkan,
hasil analisis ini bisa dipakai para PLKB/PKB untuk menggali Rumus:
berbagai informasi seperti : (Jumtah PIJS bukon peserta KB@ingin anak segerd)/
a. Apakah kehamilan tersebut memang diinginkan atau (tumlah PUS)x700%
tidak?, jika tidak bagaimana pemecahannya?
b. Apakah ibu yang hamil tersebut memeriksakan Contoh:
kehamilannya secara rutin atau tidak? lumlah PLJS bukon pesertd KB ingin anak segero = 8.527
c. Apakah setelah melahirkan ibu tersebut masih ingin lumlah PUS = 707.990
punya anak atau tidak? Dan lain sebagainya. P e rs / 707,990x 700%=7, 9%
e nta se = 8. 5 27

Rumus: Dengan demikian persentase PUS bukan peserta KB ingin


(tumloh PllS bukan peserto KB hamil)/(tumloh PUS)x100% anak segera terhadap jumlah PUS adalah 7,9%.

28 29
10. Persentase PUS Bukan Peserta KB lngin Anak Tunda dan besar mengindikasikan bahwa semakin banyak peserta
Tidak lngin Anak Lagi (unmet need) terhadap Jumlah PUS KB yang menggunakan jasa faskes swasta, praktik dokter
Perhitungan diatas dimaksudkan untuk mengetahui dan bidan praktek mandiri dalam mendapatkan pelayanan
persentase PUS bukan peserta KB ingin anaktunda dan tidak alat/obat kontrasepsi. Persentase yang kecil pada sisi lain,
ingin anak lagi (unmet need) terhadap jumlah PUS. PUS mengindikasikan masih tergantungnya peserta KB terhadap
dalam .kelompok ini sebenarnya memerlukan pelayanan penrerintah dalam mendapatkan pelayanan alat/obat
kontrasepsi dengan segera. Oleh karena itu, PUS bukan kontrasepsi.
peserta KB ingin anak tunda dan tidak ingin anak menjadi
prioritas utama dalam layanan kontrasepsi. Perhatian RRumus:
lebih perlu diberikan pada wilayah yang mempunyai angka
persentase tinggi. (lumlah pesertd KB jalur swasta)/(lumlah peserto
KB)x100%
Rumus:
Contoh:
(tumloh PUS bukan peserto KB@ingin onak tunda don tumloh PUS peserta KB jolur swosto = 38.339
tidok ingin anok logi)/(Jumlah PUS)x700ya lumloh peserta KB = 87.209

Contoh: Pe rse ntase= 38.3 39/8 7. 209 x 700%=47,2%


Jumlah PUS bukon pesertd KB ingin onok sqgera = 75.653
tumlah PUS = 707.990 Dengan demikian persentase PUS peserta KB jalur swasta
P e rse ntd se= 7 5.6 5 3/ 707.9 90x 100%= 74,5% terhadap jumlah peserta KB adalah 47,2%.

Dengan demikian persentase PUS bukan peserta KB ingin 77. Persentase PUS Peserta KB MKJP terhadap Jumlah PUS
anak ditunda dan tidak ingin anak lagi (unmeet .need) Peserta KB
terhadap jumlah PUS adalah 14,5%. Perhitungan di atas dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa besar proporsi peserta KB MKJP terhadap peserta
KB, Semakin besar persentasenya akan semakin bagus.
Persentase Peserta KB Jalur Swasta terhadap Jumlah Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak PUS yang
Peserta KB menggunakan metode MKJP yaitu lUD, MOW, MOP dan
Analisis yang dilakukan dengan membandingkan kedua lmplant.
variabel ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
persentase peserta KBjalurswasta (KB mandiri) dibandingkan Jika persentasenya besar maka perlu dipertahankan (untuk
jumlah peserta KB secara keseluruhan. Persentase yang IUD dan lmplant) sedangkan jika persentasenya kecil maka

30 31
perlu untuk menambah peserta KB baru atau ganti cara dari 7. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah
non MKJP ke MKJP. sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
8. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga
Rumus: makan daging/ikan/telur
9. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu
(tumlah PllS peserta KB MKl\/Aumhh PUS peserta stel pakaian baru dalam setahun.
KB)x700% 10. Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap penghuni
rumah.
Contoh: 1L. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga
dapat melaksanakan tugasfungsi masing-masing.
lumldh PUS peserta KB MK|P = 26.247 12. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk
tumlah PUS peserta KB = 87.209 memperoleh penghasilan.
13. Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca
pe rse ntos e = 26.247/ 87.209x 100%=24,3% tulisan latin.
1,4. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih
Dengan demikian persentase PUS peserta KB MKJP terhadap menggunakan alat/obat kontrasepsi
jumlah PUS peserta KB adalah 24,3%. 15. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.
16. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang
atau barang.
D. Analisis Data Pembangunan Keluarga 17. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu
Data pembangunan keluarga adalah jenis data tahapan keluarga sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
sejahtera yang menggambarkan keadaan kesejahteraan 18. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan
keluarga. indikator data pembangunan keluarga adalah sebagai tempat tinggal
beLikut: 19. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/
L. Pada umumnya keluarga makan dua kali sehari atau lebih' radio/tv.
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di 20. Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan
rumah, bekerja/sekolah, dan bepergian. sumbangan materiil untuk kegiatan sosial.
3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai, 21. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus
dan dinding yang baik. perkumpulan sosial/yayasan/institusi masyarakat.
4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan'
5. Bila pasangan usia subur ingin ber-KB pergi ke sarana Berdasarkan data-data pembangunan keluarga yang ada, dapat
pelayanan kontrasePsi. dilakukan analisis sederhana untuk menghasilkan informasi yang
6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah. berguna, antara lain:

32 33
L. Persentase Keluarga Punya Balita ikut Posyandu terhadap ikut BKB dibandingkan dengan jumlah keluarga punya balita
Jumlah Keluarga Punya Balita dan anak yang ada. Semakin besar persentasenya semakin
Dari hasil perbandingan dua variabel di atas akan diketahui baik, mengindikasikan bahwa kesadaran keluarga untuk
berapa banyak persentase keluarga punya balita ikut perhatian terhadap perkembangan anak dan balitanya
posyandu dibandingkan dengan jumlah keluarga punya cukup tinggi. Jika persentasenya kecil, perlu dilakukan
balita. Semakin besar persentasenya semakin baik, hal intervensi dengan membuat program-program yang dapat
ini mengindikasikan bahv.ra kesadaran keluarga untuk dipakai untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
perhatian terhadap perkembangan balitanya cukup kepada orang tua serta anggota keluarga lainnya tentang
tinggi. Jika persentasenya kecil, perlu dilakukan intervensi cara pengasuhan tumbuh kembang anak balita.
dengan membuat program-program yang dapat dipakai
untuk meningkatkan kesadaran pentingnya memantau Rumus:
perkembangan balita dan anak.
(Jumlah keludrga punya balita don onokikut BKB)/(|umloh
Rumus: keluarga punya balito don anok)x700%

(lumloh keluorga punya balito ikut Posyandu)/(lumlah Contoh:


kel u d rgo pu nyd ba lito )x 700%
Jumloh keluargo punya bolita dan onok ikut BKB =
Contoh: 5.523
Jumloh keludrga punyo balito dan anok = 47.970
Jumloh keluarga punya balita ikut posyandu = 43.330
Jumlah keluarga punya bolita = 47.970 Pe rsentas e= 6. 623/47.9 70x 700%= 79,8%

Pe rse nt o s e = 43. 3 3 0/47. 9 7 0 x 700%=90,4% Dengan demikian persentase keluarga punya balita dan
anak ikut BKB terhadap jumlah keluarga punya balita dan
Dengan demikian persentase keluarga punya balita ikut anak adalah !3,80/0.
posyandu terhadap jumlah keluarga punya balita adalah
90,4%. 1 Persentase Keluarga Punya Remaja ikut BKR terhadap
Jumlah Keluarga Punya Remaja
2.,) Persentase Keluarga Punya Balita dan Anak ikut BKB Dari hasil perbandingan dua variabel di atas akan di(etahui
terhadap Jumlah Keluarga Punya Balita dan Anak berapa banyak persentase keluarga punya remaja ikrit
Dari hasil perbandingan dua variabel di atas akan diketahui BKR dibandingkan dengan jumlah keluarga punya remaja
berapa banyak persentabe keluarga punya balita dan anak yang ada. Semakin besar persentasenya semakin baik,

34 35
mengindikasikan bahwa kesadaran keluarga untuk semakin baik, mengindikasikan bahwa kepedulian terhadap
perhatian terhadap perkembarigan remajanya cukup anggota keluarga lansia cukup tinggi.
tinggi. Jika persentasenya kecil, perlu dilakukan intervensi
dengan membuat program-program yang dapat dipakai Rumus:
untuk meningkatkan kepedulian, kesadaran dan tanggung
jawab .orang tua terhadap kewajibannya membimbing, (tumloh keluorgd lonsia otou punyd lansia ikut BKL)/
meningkatkan pengetahuan, kesadaran anak dan remaja (Jumloh keluorga lansia atau punyd lonsia)x700%
dalam rangka meningkatkan ketahanan fisik, non fisik
melalui inter-ekstra komunikasi yang sehat dan harmonis Contoh:
dalam suasana kehidupan rumah tangga yang bahagia dan
sejahtera. Jumldh keluargo lonsia atou punyo lansia ikut BKL =
16.48s
Rumus: Jumlah keluorgolansia atdu punyo lansia = 43.682

(Jumlah keluarga punya remaja ikut BKR)/(Jumlah keluarga Pe rse nta se = 7 6.485/43. 682x700%=37,7%
punya remajalxl0O%
Dengan demikian persentase keluarga lansia atau punya
Contoh: lansia ikut BKL terhadap jumlah keluarga lansia atau punya
lansia adalah37,7%.
Jumlah keluarga punya remaja ikut BKR = 45.352
Jumlah keluarga punya remaja = 203.545
5v Persentase Keluarga ikut UPPKS terhadap Jumlah Keluarga
Pe rse nta se = 45 .362I 2O3.5 45x LO0%=22,3Y, Dari hasil perbandingan dua variabel di atas akan
diketahui berapa banyak persentase keluarga ikut UPPKS
Dengan demikian persentase keluarga punya remaja ikut dibandingkan dengan jumlah keluarga yang ada. Semakin
BKR terhadap jumlah keluarga punya remaja adalah 22,3%. besar persentasenya semakin baik, mengindikasikan bahwa
banyak keluarga yang ikut berpartisipasi dalam program KB
4/ Persentase Keluarga Lansia atau Punya Lansia ikut BKt melalui kelompok UPPKS. Jika persentasenya kecil, perlu
terhadap Jumlah Keluarga Punya Lansia dilakukan intervensi dengan membuat program-program
Dari hasil perbandingan dua variabel di atas akan diketahui yang dapat dipakai untuk meningkatkan keikutsertaan
berapa banyak persentase keluarga lansia atau punya dalam kelompok UPPKS.
lansia ikut BKL dibandingkan dengan jumlah keluarga lansia
atau punya lansia yang ada. Semakin besar persentasenya

36 37
4

Rumus: I P e rs e ntas e = 45.2 3 6/ 203. 5 4 5 x 7 00%= 22,2%o


r

(tumlah keluargo ikut UPPKS)/(humlah keluorga)x100% Dengan demikian persentase remaja ikut PIK Remaja/
Mahasiswa terhadap jumlah remaja adalah 22,2%.
Contoh:

tumloh keluorga ikut UPPKS = 4.266 E. Rangkuman


lumldh keluorgd= 785,766 Analisis potensi wilayah adalah upaya untuk mengkaji secara
ilmiah rincian semua kekayaan atau sumber daya fisik maupun
P e rs /
e ntos e = 4. 266 1 I 5. 1 66x 100%=2, 3%
non fisik pada wilayah tertentu sehingga dapat dikembangkan
lebih lanjut menjadi suatu kekuatan tertentu. Analisis potensi
Dengan demikian persentase keluarga ikut UPPKS terhadap
wilayah bertujuan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan
jumlah keluarga adalah 2,3o/o.
wilayahnya sehingga dapat memberikan dasar yang logis dan
valid dalam mengidentifikasi modal dasar bagi perencanaan
6/ Persentase Remaja ikut PIK Remaja/Mahasiswa terhadap
pembangunan wilayalr.
Jumlah Remaja
Dari hasil perbandingan dua variabel di atas akan diketahui
Potensi suatu wilayah tidak akan berguna apabila tidak diolah
berapa ba nya kpersentase remaja ikut PIK Remaja/Mahasiswa
dan dimanfaatkan. Oleh karena itu sebelumnya perlu dilakukan
dibandingkan dengan jumlah remaja yang ada. Semakin
pemetaan potensi di wilayah tersebut sehingga data yang
besar persentasenya semakin baik, mengindikasikan bahwa
ada dapat dijadikan pendukung untuk melakukan intervensi
banyak remaja yang sudah memanfaatkan kelompok PIK
terhadap permasalahan yang ada. Pemetaan potensi wilayah
R/M yang memberikan pelayanan informasi dan konseling
dalam kaitannya dengan pengembangan kampung KB mencakup
tentang Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga potensi pengelola, potensi kegiatan, potensi pelayanan, ser'ta
termasuk Generasi Berencana serta kegiatan penunjang potensi dukungan. Sekaitan dengan hal tersebut berdasar
lainnya.
data-data yang diperoleh dari pendataan keluarga maupun
pemutakhiran basis data keluarga, serta data Iain yang valid,
Rumus:
dapat dilakukan analisis kependudukan, keluarga berencana,
dan pembangunan keluarga di suatu wilayah.
pumlah remoja ikut PIK Remajo/Mahasiswa)/(Jumloh
remaja)x700%
F. Latihan
L. Jelaskan mengenaianalisis potensiwilayah!
Contoh:
2. Berikan masing-masing satu contoh analisis kependudukan,
keluarga berencana, dan pembangunan keluarga diwilayah
lumloh remoja ikut PIK Remajo/Mahasiswo = 45.236 anda I
lumlah remoja = 203.545

39
38
MJ; ,
t,
{

t
BAB IV a. Bidang Pendidikan;
PEMANFAATAN DAtA b. Bidang Kesehatan Dasar;

i c. Bidang Perumahan RakyaU


d. Bidang Penyuluhan Agama;
lndikator Keberhasilan: e. Bidang Ekonomi;
Setelah mengikuti pembelajaran ini pesertadapat menjelaskan f. BidangAdministrasiKependudukan;
pemanfaatan data, sarasehan, serta pencatatan dan pelaporan g. Bidang Sosial Kemasyarakatan;
kampung KB. h. Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
i. Bidang Perencanaan dan Pembangunan Daerah.

Pemanfaatan Data KKBPK Selain hal tersebut di atas, data yang telah di analisis dapat
Data yang telah di analisis dapat dimanfaatkan antara lain untuk: juga digunakan sebagai materi informasi bagi SKPD-KB,
L. Peta Sasaran
Ketua Kampung KB, dan PKB/PLKB untuk di sosialisasikan
a. Penentuan sasaran yang lebih tajam berdasarkan
dan didiskusikan. Sosialisasi dilakukan melalui forum
kondisi, potensi dan kebutuhan aktual dari masing
musyawarah yang melibatkan masyarakat, Ketua RW
masing keluarga yang ada di setiap tingkatan wilayah.
RT, aparat pemerintah desa/kelurahan, tokoh-tokoh
b. Pemutakhiran peta keluarga berdasarkan tingkat
masyarakat, dan para mitra kerja/stakeholders sehingga
kesertaan KB dan kesertaan kelompok kegiatan tiap
dapat dijadikan bahan masukan pengambilan keputusan
keluarga di suatu wilayah tertentu.
terutama sebagai dasar penetapan prioritas, sasaran, dan
program yang akan dilaksanakan di suatu wilayah.
2. Program Dukungan dan Sarana Motivasi
a. Penentuan program dukungan yang sesuai untuk setiap
keluarga dan setiap wilayah tertentu, Pada tingkat lini lapangan, forum musyawarah yang dapat
b. Peningkatan kualitas kesertaan ber-KB untuk digunakan dalam pemanfaatan data yang sudah di analisis
penggunaan metode kontrasepsi yang lebih efektif, antara lain sarasehan dan pertemuan rutin lain yang ada di
aman, dan nyaman. tingkatan wilaya h tertentu.
c. Sarana motivasi untuk mendorong setiap keluarga
mengikuti kelompok kegiatan bagi .keluarga yang
memiliki sasaran pembinaan. B" Sarasehan
Adalah pertemuan yang dilakukan oleh pengelola/petugas KB
3. Program lainnya dengan pimpinan wilayah/pihak-pihak yang berkepentingan
Pemanfaatan hasil analisis data untuk kepentingan setempat setelah melakukan pengolahan hasil analisis data,
pembangunan keluarga melalui keterlibatan sektor lain, dengan menyajikan:
antara lain seperti : - Analisis sederhana, seperti: kesertaan ber-KB berdasarkan

40 41
metode kontrasepsi dan alasan tidak ber-KB menurut a. Pese rta :

karakteristiknya,dan lain-lain. Analisis disesuaikan dengan 1) Pengurus Pokja


kepentingan pembangunan program wilayah setempat, 2) Para Ketua RT
Materi dapat ditampilkan dalam bentuk tabulasi, grafik, 3) Pengurus Organisasi ditingkat RT (DKM, Organisasi

chart dan Iain-lain. Pemuda dsb)


- Pro'fil Hasil Pemutakhiran Basis Data Keluarga lndonesia 4) Para Ketua PaguYuban tingkat RT
tingkat Desa/Kelurahan; 5) Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat
- Peta Keluarga yang sudah dimutakhirkan; 6) Seluruh warga satu kampung (secara selektif
- Rencana Tindak Pelayanan Program Kependudukan, sesuai dengan kebutuhan)

KB, dan Pembangunan Keluarga. b. Materi Pembahasan:


1) Evaluasi pelaksanaan Program tahun yang lalu
Sarasehan Tingkat RT 2) Perencanaan program tahunan yang diusulkan
Pertemuan di tingkat RT minimal dilaksanakan setiap tiga masing-masing RT
bulan sekali dipimpin oleh Ketua RT. Adpun hal-hal yang 3) Pembahasan program masing-masing seksi

dibicarakan adalah: Contoh :

a. Membahas hasil updating pendataan kemudian a) Seksi Pendidikan rnerencanakan


pembentukan kelompok kegiatan (Bina Bina
dituangkan dalam peta keluarga tingkat RT
Keluarga) dan perpustakaan kampung.
b. Membahas potensi dan masalah serta upaya
pemecahannya yang ada di tingkat RT b) Seksi Pembinaan Lingkunga n mernbuat
jamban keluarga dan memperbaiki jalan
c. Menyusun Progranr Kerja yang akan dibawa/diusulkan
kampung.
di dalam rapat RW/Kampung
d. Melaksanakan lelang kepedulian untuk membangun c) Seksi Ekonomi membentuk UPPKS dan

kesejahteraa n masyarakat.
kerjasama dengan toko serbaguna dalam
memasarkan Produk.

Sarasehan Tingkat Kampung d) Seksi Reproduksi membuat jadwal pelayanan


KB,jadwal Pelaksanaan PosYandu.
Sarasehan di tingkat Kampung/RW merupakan puncak
pembentukan komitmen di Kampung KB. Sarasehan e) Seksi Keagamaan membuat program magrib
sebaiknya dilaksanakan setahun dua kali. Pada awal mengaji, sembahyang dan jadwal pengajian
ruti n.
tahun sebagai ajang perencanaan dan evaluasi, serta
pertengahan tahun sebagai alat pemantauan program di f) Kegiatan lain yang disesuaikan dengan
tahun yang sedang berjalan. Selain itu pertemuan dapat
keinginan, kebutuhan, kemampuan dan
kondisi setemPat.
dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kepentingan.
Penyelenggaraa n sa raseha n ti ngkat ka mpung mel iputi :

43
42
Hasil Sarasehan ini dijadikan sebagai salah satu bahan 7. Untuk dana CSR dibuat laporan kepada yang bersangkutan
untuk Musrenbangdus yang kdmudian dibawa kepada secara berkala karena dapat membantu perusahaan
Musrenbangdes agar masuk dalam RPJMDesa, RKPDesa tersebut dalam mengurangi kewajiban pajak.
dan APBDesa. 8, Laporan diumumkan secara transparan.

c. Pencatatan dan pelaporan Kampung KB


Pencatatan dan pelaporan di Kampung KB dilakukan oleh para Rangkuman
pelaksana dan pengelola Kampung KB sebagai perbandingan Data yang sudah di analisis harus dapat dimanfaatkan
perkembangan wilayah tersebut sebelum dan sesudah sebagai bahan masukan pengambilan keputusan, terutama
dicanangkannya Kampung KB. Pencatatan dan pelaporan dalam penetapan prioritas, sasaran, dan prograrn yang akan
mengikuti sistematika yang telah baku sesuai dengan aturan dilaksa na ka n di suatu wilayah tertentu. Pada tin gkat lini lapa nga n,
program dari tingkat yang lebih atas dari masing-masing instasi
forum musyawarah yang dapat digunakan dalam pernanfaatan
pemerintahan/Lembaga misalnya laporan program KKBPK,
data yang sudah di analisis antara lain sarasehan dan pertemuan
Laporan posyandu, laporan organisasi lainnya.
rutin lain yang ada.
Pencatatan dan pelaporan khusus di Kampung KB dilaksanakan
Sarasehan biasanya dilakukan di tingkat RT dan RW/Kampung-
melalui tahapan sebagai berikut:
Hasil dari sarasehan ini merupakan salah satu bahan untuk
L. Daritingkat Pokja ke ketua Kampung KB dilaksanakan setiap
Musrenbangdus yang kemudian dibawa kepada Musrenbangdes
bulan.
2. Dari Kampung KB ke tingkat Desa/Kelurahan (Kepala Desa/ agar masuk dalam RPJlVlDesa, RKPDesa dan APBDesa.
Lurah) dilaksanakan setiap bulan.
3. Dari Desa/Kelurahan (Kepala Desa/Lurah) ke tingkat Sedangkan untuk pencatatan dan pelaporan mengikuti
Kecamatan (Camat) dilaksanakan setiap bulan, dengan sistematika yang telah baku sesuai dengan aturan program dari
tembusan kepada Kepala UPTD masing-masing lnstansi tingkat yang lebih atas dari masing-masing instasi pemerintahan/
terkait. lembaga misalnya laporan program KKBPK, Laporan posyandu,
4. Dari Kecamatan (Camat) ke Kabupaten/Kota (Bupati/ laporan organisasi lainnya.
Walikota) dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dengan
tembusan SKPD Kab/Kota terkait.
5. Dari Kabupaten/Kota (Bupati/Walikota) ke Provinsi E. Latihan
(Gubernur) dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dengan L. Jelaskan pemanfaatan data KKBPK!
tembusan SKPE Provinsi terkait. 2. Apakah fungsi sarasehan?
6. Dari Provinsi (Gubernur) ke Pusat (Presiden) dilaksanakan 3. Bagaimanakah pencatatan dan pelaporan kampung KB?
setiap 6 (enam) bulan dengan tembusan kepada masing-
masing lnstansi/ Kementerian/Lembaga.

44 45
BAB V DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP

BKKBN, Anolisis don Peniloion operasional Program KKBPK Triwulan I


Kegiatan analisis dan pengolahan data Kependudukan, KB, dan Tohun 2016, lakarta: 2016.
Pembangunan Keluarga dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai sumber data vang ada. hasil pengolahan data tersebut harus BKKBN, Petunjuk Teknis Kampung K8, Jakarta: 2015.
dapat digunakan oleh berbagai lintas sektor sebagai dasar pemberian
dukungan dan pela'yanan kepada mayarakat sehingga hasil akhirnya BKKBN, Tato Cara Pelaksonoon Pencototan don Pelaporon Pendotoon
diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Keluargo Progrom KKBPK,Jakarta: 2014.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pengolahan data dan informasi BKKBN, Petunjuk Teknis Analisis don Peniloion Multi lndikator
di daerah, modul ini dapat dikembangkan dan di modifikasi untuk Gerakan Keluarga Berencana Nasional,Jakarta: 2000.
memenuhi kebutuhan tersebut. Data yang yang dapat diolah
sebaiknya adalah data yang dapat dipertanggungjawabkan dan https://ardha naL2.wordpress.com /20081 021o8/teknik-a nalisis-data-
terbuktivaliditasnya. . dala m-penelitia n/

Modul analisis data KKBPK ini diharapkan dapat dijadikan salah satu
bahan rujukan bagi pelaksana dan pengelola kampung KB, Penyuluh
KB/Petugas Lapangan KB, dan lnstitusi Masyarakat Pengelola program
KKBPK dan pembangunan sektor terkait lainnya dalam melakukan
pengolahan data di suatu wilayah, sehingga dapat memberikan
informdsi mengenai keadaan program KKBPK di lapangan.

46 47

Anda mungkin juga menyukai