BAB I – PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Target belajar 1
BAB II - LANDASAN TEORI 2
2.1 Observational Learning 2
2.1.1 Imitation 2
2.1.2 Personal rules in self-regulation 2
2.2 Operant Conditioning 2
2.2.1 Punishment 3
2.2.2 Shaping 3
2.3 Memory 3
2.4 Proses Informasi 3
BAB III – RANCANGAN PROGRAM 4
3.1 Target Antara 4
3.2 Rancangan Detil Proses Belajar 5
3.3 Teori yang digunakan 8
BAB IV – PELAKSANAAN PROGRAM 10
BAB V - EVALUASI 15
5.1 Evaluasi Program 15
5.1 Evaluasi Pelaksanaan 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I – Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Rasa aman merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia, menurut
Abraham Maslow dalam teori hierarki kebutuhan manusia (Maslow, 1943), rasa aman berada
pada satu tingkatan di atas kebutuhan dasar manusia seperti sandang, pangan, dan papan.
Rasa aman (security) merupakan salah satu hak asasi yang harus diperoleh atau dinikmati
setiap orang. Hal ini tercantum dalam UUD Republik Indonesia 1945 Pasal 28G ayat 1 yang
menyebutkan: “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi”.
Begitu juga dengan saya yang membutuhkan rasa aman dan kewajiban untuk melindungi
diri. Hal itu yang membuat saya memilih target pembelajaran ini karena jarak kampus yang
cukup jauh dari rumah. Saya tinggal di Cibubur, Jawa Barat dan berjarak sekitar 25-30
kilometer dengan Atma Jaya.
Selain itu, kegiatan ekskul di kampus atau kerja kelompok biasanya membuat saya akan
pulang larut malam dengan menggunakan kendaraan umum yaitu bus Transjabodetabek.
Sebagai contoh, saya waktu itu ikut mendekorasi untuk acara penutupan PRAMABIM-
MABIM, lalu saya juga harus mengikuti pertemuan untuk kerja kelompok yang biasanya
diadakan sore hari hingga malam karena ketidak cocokan waktu dengan teman-teman
sekelompok. Hal itu membuat saya khawatir dan menjadi kebutuhan agar saya bisa
melindungi diri bila terjadi suatu hal yang mengancam keamanan diri saya.
1
Bab II - Landasan Teori
2.1 Observational Learning
Observational Learning adalah teori dari Albert Bandura yang merupakan proses
sosial dimana inti dari pembelajaaran ini adalah mengenai modelling yaitu belajar melalui
pengamatan dan mengingat tingkah laku orang lain (Kardi, S., 1997: 14). Terdapat dua
pelaku utama yaitu pengamat (orang yang meniru perilaku) dan model (orang yang
perilakunya ditiru. 4 unsur utama dalam proses pembelajaran ini, yaitu: attention (Subjek
harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat mempelajarinya.) , representation
(Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa tersebut dalam sistem ingatannya),
behavioral reproduction (Subjek menunjukkan kemampuannya dalam bentuk tingkah laku) ,
dan motivation (penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu).
2.1.1 Imitation: pembentukan perilaku dengan meniru atau mengikuti perilaku orang lain
melalui observasi terhadap suatu model. (Kalat, 2014, p. 217). Tujuan imitasi adalah
bahwa individu akan mengarahkan perilakunya pada tujuan yang ingin dicapainya
(self-efficacy).
2.1.2 Personal rules in self-regulation: personal rules adalah proses yang membentuk suatu
siklus; diawali dengan menetapkan tujuan dan membuat rencana pencapaian (fase
forethought), bertindak dengan strategi yang telah dibuat dan mengontrol diri agar
tetap sesuai rencana awal yang dibuat (fase performance), dan ketika mencapai hasil,
membuat suatu evaluasi dan menentukan reaksinya selanjutnya untuk kembali
melanjutkan usaha atau berhenti (fase self-reflection) (Zimmerman, 2008). Ada tiga
respons terhadap proses self-regulation yang dilakukan dalam usahanya mencapai
sebuah tujuan, yaitu:
2
2.2 Operant Conditioning
Merupakan teori dari B.F. Skinner yaitu penggunaan konsekuensi yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan untuk mengendalikan terjadinya perilaku (Slavin, 2006: 137).
2.2.1 Punishment: efeknya yaitu mengurangi atau menghilangkan perilaku (Slavin,
2006:143) Positive punishment: pemberian suatu konsekuensi yang tidak menyenangkan.
2.2.2 Shaping: pembelajaran dilakukan secara bertahap mulai dari yang termudah ke yang
sulit untuk menuju tujuan yang diinginkan (Dahar, 1998:32).
2.3 Memory
kapasitas untuk menyimpan dan mengambil informasi (Wade & Tavris, 2017).
Long Term Memory: informasi yang diperlukan untuk periode waktu yang lebih lama
disimpan. Dalam long term memory terdapat Procedural Memory yaitu berhubungan dengan
prosedur atau cara kerja dalam mengerjakan sesuatu(Squire, L 1992).
4
3
3.2 Rancangan Detail Proses Belajar
2 Mempelajari dan menguasai teknik - Mempelajari teknik-teknik untuk Kamis, 7 Mei 2020
memukul dan menendang dengan baik memperdalam pengetahuan dan Pukul 19.00-21.00
mengoreksi jika gerakan saya masih
ada yang salah dan kurang dengan
menonton di youtube (modelling dan
ada tahap self observation dan self
judgement)
5
2 1 Menyempurnakan teknik yang telah - meniru dan mengikuti Selasa, 12 Mei 2020 - di rumah
diajari instruksi dari pelatih Pukul 19.00-21.00.
(modelling dan imitation)
- Mengaplikasikan berbagai
gerakan dan mempelajari dari
berbagai referensi video di
youtube, (shaping, modelling, dan
imitation)
7
3 1 Melakukan duel dengan pelatih dan - mendengarkan instruksi pelatih Selasa, 19 Mei 2020 - di rumah
diajarkan cara untuk self defense dan melakukannya Pukul 19.00-21.00
dengan teknik-teknik yang telah
diajarkan dan berbagai variasi gerakan - Berlatih sendiri di kamar sembari
mengingat apa yang telah
diajarkan oleh pelatih, serta
mencari referensi di youtube
mengenai tips dan trik untuk self
2 defense yang baik dan benar Selasa, 21 Mei 2020
(observational learning) Pukul 19.00-21.00
7
3.3 Teori yang digunakan
1. Saya menggunakan metode belajar observational learning yaitu saya menirukan apa
yang pelatih Muay Thai saya ajarkan, selain itu saya juga melakukan proses imitation
dan modelling dengan melihat pelatih maupun menonton tutorial di youtube, dengan
harapan bahwa saya bisa menirukan dan mengaplikasikan teknik-teknik bela diri
Muay Thai dengan baik dan benar. Selain itu saya juga menggunakan teori personal
rules in self-regulation yang ada di dalam teori observational learning agar saya bisa
memaksa dan mendorong diri saya sendiri agar bisa mempelajari dan berlatih dengan
rutin.
a. Self-observation: saya akan mengintrospeksi diri saya dalam menjalani proses
belajar ini, bagaimana motivasi dan mood saya dalam berlatih bela diri Muay
Thai (Apakah saya akan malas, bosan, dsb) Jika iya, bagaimana cara saya
mengatasi hal tersebut.
b. Self-judgement: setiap saya berlatih, saya akan mempelajari hingga detail
hingga semirip mungkin sesuai standar yang benar dalam melakukan teknik
tersebut.
c. Self-reaction: tujuan saya adalah bisa mengaplikasikan langsung teknik-teknik
dalam bela diri Muay Thai jika ada seseorang yang menyerang atau saya
merasa dalam keadaan bahaya. Jika tidak berhasil maka saya akan menilai dan
mengevaluasi apa yang membuat ketidakberhasilan tersebut.
Jika personal rules in self-regulation ini gagal, maka saya akan menerapkan teori
operant conditioning untuk mengatasi hal tersebut.
2. Saya akan menerapkan teori operant conditioning yaitu dengan positive punishment
yaitu saya akan melakukan olahraga seperti sit-up, push-up, plank, dsb di rumah
dengan lebih lama dari biasanya dengan menambah 30 – 60 menit jika saya malas
berlatih Muay Thai. Teori kedua dari operant conditioning yang saya pakai adalah
shaping yaitu saya mempelajari teknik bela diri Muay Thai secara bertahap, dimulai
dari kuda-kuda hingga nantinya mengkombinasikan berbagai teknik hingga
melakukannya secara refleks dan bisa mencapai tahap melakukan self defense dengan
teknik-teknik bela diri Muay Thai.
3. Saya juga menggunakan teori long term memory untuk mengingat setiap gerakan
yang diajarkan hingga mampu melakukan procedural memory dalam berlatih teknik
8
bela diri Muay Thai hingga nanti diharapkan dalam mengaplikasikan teknik-tekniknya
ketika saya merasa terancam dan dalam bahaya.
9
Dalam memproses informasi, saya menggunakan automatic
processing dimana nantinya pembelajaran yang telah dilakukan bisa
secara refleks akan terjadi.
10
Bab IV – Pelaksanaan Program
Ming Hari Target Kegiatan/Metode Belajar yang Pelaksanaan Lokasi Kegiatan yang dilakukan Keterangan
gu Ke- diharapkan (mengapa terjadi
Ke- perubahan)
1 1 Mempelajari - Berlatih langsung bersama Selasa, 5 Mei - di - Berlatih bersama pelatih, -
dan pelatih yaitu teman mama saya, 2020 rumah melakukan pemanasan, mengikuti
menguasai di rumah. Saya melihat dan Pukul 19.00 – instruksi pelatih untuk mempelajari
teknik kuda- mempelajari gerakan secara 21.00 kuda-kuda dalam Muay Thai
kuda dasar langsung sesuai yang diajarkan
pelatih (observational learning
dan shaping)
2 Mempelajari Kamis, 7 Mei -di Berlatih bersama pelatih, Tidak mempelajari
dan 2020 rumah melakukan pemanasan, recall teknik tendang
- Meniru gerakan yang
menguasai Pukul 19.00- kuda-kuda dan belajar 4 pukulan karena waktu tidak
diajarkan oleh pelatih
teknik 21.00 (keterangan ada di halaman setelah cukup dan harus
(modelling dan imitation)
memukul dan tabel ini) mematangkan dan
menendang menyempurnakan
- Mempelajari teknik-teknik
dengan baik teknik pukulan
untuk memperdalam
terlebih dahulu
pengetahuan dan mengoreksi
sebelum masuk ke
jika gerakan saya masih ada
teknik tendang.
yang salah dan kurang dengan
3 Sabtu, 9 Mei di Menonton youtube, sembari saya melakukan
menonton di youtube
2020 rumah berlatih di rumah dan mengingat recall karena takut
(modelling dan ada tahap self
Pukul 19.00- apa yang diajarkan pelatih lupa.
observation dan self
20.00
judgement)
10
2 1 Menguasai teknik -mengobservasi dan mengikuti Selasa, 12 Mei - di - pemanasan, recall dan Baru mempelajari
kuda-kuda dan instruksi pelatih (observational 2019 rumah melakukan teknik kuda-kuda teknik baru yaitu
memukul dengan learning) Pukul 19.00- dan memukul. Lalu pelatih tendangan karena
baik, serta bisa 21.00 mengajarkan teknik baru yaitu minggu lalu harus
mempelajari dan - Meniru gerakan yang diajarkan menendang (keterangan ada di mematangkan teknik
menguasai teknik pelatih (modelling dan halaman setelah tabel) sebelumnya
tendangan imitation)
2 Mengulang - Mengaplikasikan teknik dasar Kamis, 14 Mei -di pemanasan, recall, melakukan
teknik-teknik ke berbagai variasi gerakan 2020 rumah teknik kuda-kuda,memukul,
sebelumnya Pukul 19.00- menendang, dan pelatih
hingga - Ada positive punishment 21.00 menginstruksikan melakukan
menggabungkan gerakan gabungan teknik dasar
teknik dasar - Membiasakan gerakan secara bergantian
menjadi gerakan hingga menjadi terbiasa dan
gabungan menjadi gerakan refleks
(procedural memory, automatic
3 Menggabungkan processing) Sabtu, 16 Mei -di - pemanasan, menggabungkan - Melakukan sit-up
teknik dasar 2020 Pukul rumah gerakan dari teknik-teknik dan push-up sebagai
menjadi gerakan - Melakukan Analisa dan 19.00-21.00 dasar bentuk positive
gabungan hingga mengoreksi jika ada gerakan punishment
terbiasa dan yang salah (self observation dan Menonton - Melakukan self observation
refleks self judgement) youtube dan dan self judgement - Melakukan self
melakukan sit observation dan self
up dan push up judgement ; apa yang
sudah baik dilakukan
dan apa yang harus
ditingkatkan
12
3 1 Melakukan duel dengan - mengobservasi dan 19 Mei 2020 di Menonton youtube saja karena
pelatih dan diajarkan cara mengikuti instruksi pelatih, Pukul 19.00- rumah menstruasi dan kondisi fisik yang
untuk self defense dengan (observational learning) 21.00 tidak memungkinkan
teknik-teknik yang telah
diajarkan dan berbagai - Meniru gerakan yang
variasi gerakan diajarkan pelatih
(modelling dan imitation)
13
1. Jenis pukulan dalam Muay Thai:
a. Jab: Pukulan lurus dengan tangan kiri. Target: wajah dan tubuh bagian depan.
b. Strike: Pukulan lurus dengan tangan kanan. Target: wajah dan tubuh bagian
depan.
c. Hook: Pukulan menyamping (bisa kanan dan kiri) Target: adalah wajah dan
tubuh bagian samping.
d. Upper Cut: Pukulan dari bawah ke atas (bisa kanan dan kiri) Target: tubuh
bagian samping dan depan, dagu.
2. Jenis tendangan dalam Muay Thai:
a. Low Kick: Tendangan kaki lurus ke depan setinggi pinggang. Target: pinggang ke
bawah.
b. Middle Kick: Tendangan kaki lurus ke depan setinggi pinggang hingga ketiak.
Target: tubuh bagian tengah.
c. High Kick: Tendangan tinggi. Target: bagian kepala.
d. Push Kick: Tendangan kaki yang gerakannya seperti mendorong. Gerakan ini bisa
dilakukan lurus ke depan ataupun ke arah bawah dan atas.
14
Bab V – Evaluasi
5.1 Evaluasi Program
Program ini saya rancang agar saya bisa melakukan teknik dasar seni bela diri Muay
Thai dan juga bisa melakukan self defense jika saya berada dalam kondisi bahaya. Program
ini saya rancang dengan menggunakan bantuan teori observational learning dan operant
conditioning.
Saya memilih menggunakan teori ini dalam proses belajar saya karena dengan
observational learning saya bisa melihat pelatih Muay Thai saya sebagai role model dan bisa
mengajari saya tenik dalam bela diri Muay Thai. Selain itu, dengan bantuan video-video di
youtube juga sebagai sumber referensi dan role model bagi saya yaitu melalui modelling dan
imitation, selain itu personal rules in self-regulation dan punishment saya gunakan agar bisa
memotivasi diri saya dalam merealisasikkan proses pembelajaran ini.
Target antara yang saya buat memiliki target yang berbeda setiap minggu. Target ini
cukup efektif untuk membantu saya merealisasikan proses pembelajaran yang telah saya buat,
meskipun dalam pelaksanaannya tidak berhasil 100%.
12
Meskipun, procedural memory dan automatic thinking tidak terlalu terlihat nyata
dalam hasil pembelajaran yang telah saya lakukan, namun saya berharap setelah ini, saya
mampu mewujudkannya agar target yang saya capai bisa berhasil nantinya.
12
Daftar Pustaka
Bandura, Albert. 1971. Social Learning Theory. New York: General Learning Press.
Barida, M. (2016). Pengembangan Perilaku Anak Melalui Imitasi. Jurnal CARE Edisi
Khusus Temu Ilmiah, 3, 13-20.
Kuswandini, Dian (2009). Get Fit the Muay Thai Way. The Jakarta Post.
Mills, John A., 1998, Control: A History of Behavioral Psychology, New York: New York
University Press.
Powell, R. A., Symbaluk, D. G., & Honey, P. L. (2009). Introduction to Learning and
Behavior (3rd Edition ed.). Belmont, USA.
Rizma Fithri, S. M. (2005). Buku Perkuliahan Psikologi Belajar. Surabaya: UIN Sunan Ampel
Surabaya
th
Slavin, Robert E., 2006, Educational Psychology: Theory and Practice, 8 Edition, Pearson
Education, Inc.
16