Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurhadi Dwi Pamungkas

Nim : 1711011079

Kelas : 8B / S1-Keperawatan

UTS KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

JAWAB!!!
Ketidakmampuan atau ketidak berdayaan merupakan persepsi individu bahwa segala
tindakannya tidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru disarakan.
Tiap fase yang dialami oleh pasien kritis mempunyai krakteristik yang berbeda, sehingga
perawat juga memberikan respon yang berbeda atau Tindakan yang berbeda pula. Dalam
berkomunikasi perawat juga harus memperhatikan pasien tersebut sedang berada di fase mana,
sehingga bisa dapat memudahkan kita sebagai perawat dalam menyesuaikan fase kehilangan yang
di alami oleh pasien tersebut di antaranya :

1. Fase denial
Reaksi pertama individu mengalami kehilangan adalah syok. Tidak peraya
atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi dengan mengatakan “tidak
saya tidak peraya bahwa itu terjadi”. Bagi individua tau keluarga yang mengalami
penyakit kronis terus-menerus menari informasi tambahan. Reaksi fisik yang
terjadi pada fase pengikraran ini adalah letih, lemah, puat, mual, diare, gangguan
pernapasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan tidak tahu harus berbuat
apa. Reaksi tersebut akan berakhir dalam waktu beberapa menit sampai beberapa
hari.
Teknik komunikasi yang digunakan :
a) Memberikan kesempata kepada pasien untuk menggunakan koping yang
kontruktif dalam menghadi kehilagan dan kematian yang dirasakan oleh
klien.
b) Selalu berada di dekat pasien. Maksudnya selalu mendampingi pasien atau
sering mengawasi pasien, takutnya sewaktu-waktu kita sebagai tenaga
pasien dibutuhkan oleh pasien tersebut.
c) Pertahankan kontak mata dengan pasien, di Teknik ini kita bisa mengerti
dan lebih paham bagaimana yang dirasakan atau tang dialami pasien
melalui mata.

2. Fase anger (Marah)


Fase ini dimulai dari timbulnya kesadaran akan kenyataan yang terjadinya
kehilangan. Individu menunjukkan perasaan yang meingkat yang sering di
proyeksikan kepada orang yang ada di sekitarnya, orang-orang tertentu atau di
tujukan pada dirinya sendiri. Tidak jarang juga di menunjukkan perilaku agresif,
biara kasar, menolak pengobatan dan menuduh perawat atau dokter tidak becus,
respon fisik yang sering terjadi pada fase ini adalah muka merah, nadi cepat,
gelisah, susah tidur, tangan menggepai.
Teknik komunikasi yang digunakan adalah
a) Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan
nya, hearing.. hearing.. dan hearing.. dan menggunakan Teknik respek.

3. Fase bargening (Tawar-menawar)


Apabila individu mampu mengungkapkan rasa marahnya seara intensif,
makai a akan maju pada fase tawar-menawar dengan memohon kemudahan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata “kalua saja
kejadian ini bisa di tunda, maka saya akan selalu berdoa”. Apabila prroses
berduka ini dialami oleh keluarga maka pernyatan ini sering dijumpai “kalau saja
yang sakit bukan anak saya”.
Teknik komunikasi yang digunakan :
a) Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menawar dan menanyakan
kepada pasien apa yang di inginkan.

4. Fase depression
Fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak mau
berbiara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan menurut
atau dengan ungkapan yang menyatakan keputus asaan, perasaan tidak berharga.
Gejala fisik yang sering di perhatikan adalah menolak makan, susah tidur, letih,
dorongan libugo menurun.
Teknik komunikasi yang digunakan adalah :
a) Jangan menoba menenangkan klien dan biarkan klien di lihat dari keluarga
mengekspresikan kesedihannya.

5. Fase acceptance (penerimaan)


Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Fase menerima
ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti “apa yang dapat saya lakukan
agar saya cepat sembuh”. Apabila individu dapat memulai dari fase-fase tersebut
dan masuk pada fase damai atau penerimaan, maka ia akan mengakhiri proses
berduka dan mengatasi perasaan kehilangannya secara tuntas. Tetapi apabila
individu tetap berada pada salah satu fase dan tidak sampai pada fase penerimaan.
Jika mengalami kehilangan lagi sulit baginya untuk masuk pada fase penerimaan
ini.
Teknik komunikasi yang di guakan dalam fase ini adalah
a) Meluangkan waktu untuk klien dan sediakan waktu untuk mendiskusikan
perasaan keluarga terhadap kematian pasien.

Anda mungkin juga menyukai