Anda di halaman 1dari 4

A.

Kepemimpinan

Kepemimpinan atau Leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu - ilmu

sosial, sebab prinsip prinsip dan rumusan-rumusannya bermanfaat dalam

meningkatkan kesejahtraan manusia.Sebagai langkah awal untuk mempelajari dan

memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek aspek kepemimpinan dan

permasalahannya, perlu di pahami terlebih dahulu makna atau pengertian dari

kepemimpinan melalui berbagai macam perspektif.

Menurut George R.Terry, Kepemimpinan adalah keseluruhan kegiatan atau

aktivitas untuk mempengaruhi kemauan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam Sedarmayanti, (2007 : 249).

Menurut S.P.Siangin, Kepemimpinan merupakan inti manajemen karena

kepemimpinan adalah motor penggerak bagi sumber saya manusia dan sumber daya

alam lainnya. Dalam Sedarmayanti (2007: 249).

Menurut Ralph M.Stogdil, Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi

aktivitas kelompok dalam upaya perumusan dan pencapaian tujuan. Dalam

Sedarmayanti, (2007 : 249).

Berdasarkan dari defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

adalah suatu proses kegiatan atau aktivitas dalam upaya mempengaruhi,

menggerakkan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

1. Jenis Kepemimpinan

Beberapa pendapat tentang tipe kepemimpinan, salah satunya yang

dikemukakan Anwar (dalam Ida Zubaidah,, 2006:69) tipe kepemimpinan ada 5 (lima),

terdiri dari :
a. Tipe Kepemimpinan Otoriter, tipe kepemimpinan yang seperti ini lebih bersifat ingin

berkuasa. Pemimpin sama sekali tidak memberikan kebebasan kepada anggota

organisasi untuk turut ambil bagian dalam memutuskan suatu persoalan. Anggota

organisasi pada tipe kepemimpinan ini seolah-olah merupakan mesin yang dapat

digerakkan sesuai dengan kehendak pemimpinnya.

b. Tipe Kepemimpinan Demokratis, tipe kepemimpinan ini merupakan kepemimpinan

yang mengacu kepada hubungan. Pemimpin selalu mengikutsertakan seluruh

anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Semua kebijakan yang

diputuskan seorang pemimpin merupakan hasil musyawarah seluruh anggota

organisasi.

c. Tipe Kepemimpinan Laizzes-Faire, tipe kepemimpinan pada Laizzes Faire seolah-

olah tidak nampak.

Pada tipe ini seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada anggota

organisasi dalam melaksanakan tugasnya. Anggota organisasi bekerja menuntut

kehendak masing-masing tanpa adanya pedoman kerja. Di sini seorang pemimpin

mempunyai keyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluasluasnya

kepada anggota organisasi maka tujuan bersama dapat tercapai.

d. Tipe Kepemimpinan Bukan Pribadi, tipe ini berawalan dengan tipe kepemimpinan

pribadi. Anggota dalam organisasi tidak mengenal pemimpin. Tipe kepemimpinan ini

terlibat diorganisasi yang bersatu. Anggota organisasi hanya mengenal peraturan-

peraturan, instruksi-instruksi yang dituangkan dalam surat perintah.


e. Tipe Kepemimpinan Parternalistik, tipe kepemimpinan ini, dimana seorang pemimpin

menempatkan sebagai bapak. Pemimpin sebagai seorang bapak membimbing dan

melindungi anggota organisasi, agar terhindar dari bahaya yang mengancam.

2. Fungsi Kepemimpinan

Menurut Rivai (2005:53) secara operasional fungsi pokok kepemimpinan dapat

dibedakan sebagai berikut:

a. Fungsi Instruktif, Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai

komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan

dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.

b. Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha

menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang

mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai

mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan

keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang

dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam

pelaksanaan.

c. Fungsi Partisipasi, Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama

dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan

pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang

dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan

dalam menetapkan keputusan.

d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau

menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari

pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang

penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki

kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.

3. Indikator Kepemimpinan

Menurut keith Davis (dalam Miftah Thoha, 2013, 33:34) untuk mengukur

kepemimpinan digunakan indikator sebagai berikut :

a. Kecerdasan, seorang pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan dipimpinnya.

b. Kedewasaan, pemimpin cenderung matang dan mempunyai emosi yang stabil dan

mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial.

c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi, para pemimpin secara efektif mempunyai

dorongan yang mendorong untuk berprestasi.

Sikap-sikap pengaruh kemanusiaan, pimpinan yang berhasil mau mengakui kesalahan saling
menghormati para pengikutnya dan mampu berpihak kepada yang benar

Anda mungkin juga menyukai