Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat membuat laporan
praktikum momentum ,impulse, osilasi dan osilasi teredam ini. Kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Agro Wisudawan S.T,M.T yang telah
memberikan kami tugas ini sehingga kami dapat belajar dan mengetahui
bagaimana proses momentum,impuls,osilasi dan osilasi teredam terjadi .

Selain itu kami juga mengucapkan terimakasih kepada orang


tua,keluarga,dan teman-teman yang telah mendorong kami untuk menyelesaikan
tugas ini.Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan
kami dan pembaca sekalian.Walaupun kami menyadari makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan.Oleh karena itu,saran dan kritik dari pembaca sangat
dibutuhkan dalam makalah ini.

Surabaya,21 April 2016

Kelompok 6

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

PERCOBAAN MOMENTUM DAN IMPULS

TUJUAN ………………………………………………………...……3
LANDASAN TEORI……………………………………………..…..3
ALAT DAN BAHAN……………………………………………...….5
LANGKAH KERJA………………………………………………..…6
DATA PENGAMATAN……………………………………………...6

ANALISA DATA………………………………………………….…7

PEMBAHASAN………………………………………………….….12

KESIMPULAN………………………………………………….…..13

PERCOBAAN OSILASI DAN OSILASI TEREDAM

TUJUAN …………………………………………………...………..14

LANDASAN TEORI………………………………………………...15

ALAT DAN BAHAN…………….………………………………….17


LANGKAH KERJA……………………………………………….…17
DATA PENGAMATAN…………………………………………….18
ANALISA DATA…………………………………………………...18
KESIMPULAN………………………………………………….…..26

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…..27

2
Momentum dan Impuls

I. Tujuan
1. Membandingkan impuls antara kedua benda yang memiliki kekerasan
yang berbeda
2. Membandingkan waktu tumbukan antara dua benda yang memiliki
kekerasan berbeda pada saat terjadi impuls
II. Landasan Teori

1. Momentum

Momentum sebuah partikel adalah sebuah vektor (p) yang didefinisikan


sebagai perkalian antara massa partikel m dengan kecepatannya (v).
Momentum ini merupakan besaran vektor yang memiliki besar dan arah.

Rumus : p=m.v

-Hubungan antara gaya dengan momentum

∑F =0

F = m.a

dv
F =m.
dt

F.dt =m.dv

dp
F =
dt

F.dt =dp

⨜F.dt =⨜F.dp

-Hubungan antara energi kinetik dengan momentum

Rumus dari energi kinetik :

3
Ek=1/2 mv2

Sedangkan,rumus dari momentum :

P=m.v

Jadi,

Ek =1/2 mv2

2Ek = mv2

(2Ek)m =(mv2)m

(2Ek)m = m2v2

(2Ek)m =p2

Maka,didapatkan rumus bahwa p itu adalah √ 2. m. Ek

2. Tumbukan

Tumbukan adalah gerak partikel yang bertumbuk (atau sekurang-


kurangnya salah satu diantara mereka) berubah secara mendadak sehingga
kita dapat membedakan dengan cukup jelas saat “sebelum tumbukan” dan
saat “sesudah tumbukan”, dalam setiap tumbukan ini gaya yang relatif
besar bekerja pada masing-masing partikel yang bertumbukan dalam
waktu yang relatif singkat.
Ada beberapa macam tumbukan dilihat dari lenting atau tidaknya:

a. Tumbukan lenting sempurna, adalah terjadi jika ada dua buah benda
yang bertumbukan dan memiliki energi kinetik dan Energi kinetik
kedua benda tersebut sebelum dan sesudah tumbukan jumlahnya sama.
Menurut hukum kekekalan energy kinetik dirumuskan :

Rumus:

4
1/2m1 v12 + 1/2 m2v22 = 1/2m1v1’2 + 1/2 m2v2’2

Di dalam lenting sempurna besar koefisien restitusinya (е) = 1

b. Tumbukan Lenting Sebagian,adalah tumbukan yang kehilangan


Energi kinetiknya setelah bertumbukan. Hal itu dikarenakan adanya
perubahan energy menjadi kalor setelah tumbukan dan tidak berlaku
hokum kekekalan energy kinetic tetapi menggunakan hukum
kekekalan momentum:
Rumus:

m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’

Besar koefisien nya yaitu diantara 0 dan 1 ( 0 < e < 1 )

c. Tumbukan tidak lenting sama sekali, jika dua buah benda


bertumbukan dan setelah tumbukan kedua benda bersatu sehingga
kecepatan kedua benda setelah tumbukan sama ( v’1 = v’2 = v’ ).
Dalam hal ini juga tidak berlaku hokum kekekalan energi kinetik tetapi
menggunakan hukum kekekalan momentum:
Rumus:

m1v1 + m2v2 = (m1 + m2)v’

3. Koefisien restitusi
Peristiwa tumbukan antara dua buah benda dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis. Perbedaan tumbukan-tumbukan tersebut dapat diketahui
berdasarkan nilai koefisien elastisitas (koefisien restitusi) dari dua buah
benda yang bertumbukan. Koefisien Restitusi (e) adalah tingkat
kelentingan suatu tumbukan yang dapat dinyatakan melalui sebuah nilai.

5
Koefisien restitusi juga dapat didefinisikan sebagai perbandingan
perubahan kecepatan benda sesudah bertumbukan dan sebelum
bertumbukan
−V ' a−V ' b
e=
V a−V b

III. Alat dan Bahan

1. plastisin 20gr
2. bola bekel 20gr
3. penggaris
4. timbangan

IV. Langkah Kerja

1.Menyiiapkan kedua benda yang bermassa sama (plastisin dan bola


bekel)

2. Menjatuhkan benda 1 dan 2 pada ketinggian 30cm lalu ukur tinggi


setelah memantulnya

3. Mencatat data hasil percobaan untuk mencari koefisien restitusi (e)

4. Menyiapkan timbangan dan penggaris

5. Menjatuhkan benda 1 dan 2 pada timbangan dengan ketinggian yang


berbeda

6. Mencatat simpangan jarum pada saat benda menumbuk

V. Hasil Pengamatan

Massa benda 1 = 20gr=0,02 kg

Massa benda 2 =20gr=0,02 kg

1. Data pantulan setelah dijatuhkan (untuk mencari e)

6
H awal Bekel Plastisin
H’ H’
30cm 22 cm 0 cm

2. Data percobaan gaya yang diterima timbangan

H Plastisin Bola Bekel

Massa yang Gaya Massa yang Gaya


tertera pada tertera pada
timbangan timbangan
10 150 gr 1,47 N 250 gr 2,45 N
cm
20 260 gr 2,55 N 500 gr 4,9 N
cm
30 350 gr 3,43 N 650 gr 6,37 N
cm

VI. Analisis

Kecepatan saat tumbukan :

Va = √ 2. g . h1 (ke bawah)
Kecepatan setelah tumbukan pertama :

V’a = −√ 2. g . h2 (ke atas)

 Pada bola bekel

−V ' a−V ' b


Koefisien restitusi e=
V a−V b
*Va(h=10cm) =√ 2. g . h1

=√ 2.9,8 .0,1

=1,4 m/s

7
*Va(h=20cm) =√ 2. g . h1

=√ 2.9,8 .0,2

=1,97 m/s

*Va(h=30cm) =√ 2. g . h1

=√ 2.9,8 .0,3

=2,42 m/s

h2
e =√
h1

22 cm
=√
30 cm

=0,85

*(h=10 cm)
V'
e =√
V0

-v ‘ =e.v0

=0,85 . √ 2. g . h1

=0,85 . √ 2.9,8 .0,1

=0,85 . 1,4 m/s

=1,2 m/s

-I =∆ P

= m . ∆V

= 0,02 kg . (1,2 m/s – 1,4m/s)

= 4 x 10-3 kgm/s

8
-I = F . ∆t

4 x 10-3 = 0,25 kg . 9,8 . ∆ t

∆t = 1,632 x 10-3 s

*(h=20 cm)

-v’ = e.v0

= 0,85 . √ 2. g . h1

= 0,85 . √ 2.9,8 .0,2

= 0,85 . 1,97 m/s

= 1,6745 m/s

-I =∆P

= m . ∆V

= 0,02 kg . ( 1,6745 m/s - 1,97 m/s )

= 0,02 kg . 0,2955 m/s

= 5,91 x 10-3 kgm/s

-I = F . ∆t

5,91 x 10-3 = 0,5 kg . 9,8 .∆ t

∆t = 1,206 x 10-3 s

*(h = 30cm)

-v’ = e.v0

= 0,85 . √ 2. g . h1

= 0,85 . √ 2.9,8 .0,3

9
= 0,85 . m/s . 2,42 m/s

= 2,057 m/s

-I =∆P

= m . ∆V

= 0,02 kg . ( 2,057 m/s – 2,42 m/s )

= 0,02 kg . 0,363 m/s

= 7,26 x 10-3 kgm/s

-I = F . ∆t

7,26 x 10-3 = 0,65 kg . 9,8 .∆ t

∆t = 1,139 x 10-3 s

 Pada plastisin

koefisien restitusi (e=0) karena v’=0

*(h=10 cm)

-I =∆ P

= m . ∆V

= 0,02 kg . (0 – 1,4)

= 0,028 kgm/s

-I = F . ∆t

0,028 = 0,15 kg . 9,8 . ∆ t

∆t = 1,9 x 10-2 s

10
*(h=20 cm)

-I =∆P

= m . ∆V

= 0,02 kg . ( 0 - 2 m/s )

= 0,04 kgm/s

-I = F . ∆t

0,04 = 0,25. 9,8 .∆ t

∆t = 1,6 x 10-2 s

*(h = 30cm)

-I =∆P

= m . ∆V

= 0,02 kg . ()

= 0,048 kgm/s

-I = F . ∆t

0,048 = 0,35. 9,8 .∆ t

∆t = 0,013 s

Hasil Perhitungan

H (cm) Plastisin Bekel


I ∆t I ∆t
10 0,028 0,018 0,004 0,001632
20 0,04 0,016 0,00591 0,001206
30 0,048 0,013 0,00726 0,001139

11
 Grafik perbandingan impuls, ∆t, dan gaya

12
Grafi k impuls
0.06
0.05
0.05 0.04
0.04
Impuls (I)

0.03 Plastisin
0.03
Bekel
0.02
0.01 0.01
0.01 0

0
5 10 15 20 25 30 35
ketinggian (h)

Grafi k ∆t
0.02 0.02
0.02
0.02 0.01

Plastisin
0.01
∆t

Bekel
0.01 0 0 0
-
5 10 15 20 25 30 35
ketinggian (h)

13
• Dari percobaan diatas disimpulkan bahwa kekerasan benda akan
berpengaruh terhadap besarnya gaya yang diterima karena terjadinya
tumbukan. Disamping itu ketinggian awal dari sebuah benda yang
dijatuhkan juga berpengaruh terhadap besarnya impuls dimana semakin
tinggi posisi awal suatu benda yang dijatuhkan maka semakin besar impuls
yang terjadi.

Osilasi dan Osilasi Teredam

I. Tujuan
1. Menentukan konstanta suatu pegas
2. Membuktikan pengaruh lingkungan (kekentalan fluida) terhadap
gerak osilasi suatu benda
3. Membandingkan simpangan yang terjadi pada osilasi teredamdi
beberapa fluida yang berbeda
II. Landasan Teori

Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang
sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka
disebut juga sebagai gerak harmonik. Apabila suatu partikel melakukan
gerak periodik pada lintasan yang sama maka gerakannya disebut gerak
osilasi/getaran. Bentuk sederhana dari gerak periodik adalah benda yang
berosilasi pada ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis
sederhana.

14
Gerak harmonik sederhana disebabkan oleh gaya pemulih atau gaya
balik linier (F), yaitu resultan gaya yang arahnya selalu menuju titik
kesetimbangan dan besarnya sebanding dengan simpangannya, dimana arah
gaya selalu berlawanan dengan arah simpangan. Sehingga :

F=−kx
Jika dihubungkan dengan Hukum II Newton maka ,
d2 x
F=−kx =ma=m
d t2

d 2 x −k
a= = x
d t2 m

−k
a= x
m

Dimana :
k = ketetapan gaya/konstanta pegas
m = Massa benda
a = Percepatan
x = simpangan (m)
F = gaya pemulih (N)

Solusi persamaan di atas yang berbentuk osilasi harmonik sederhana


adalah
X = A sin(ωt + θ) atau X = A cos(ωt + θ)
Di mana :
A = simpangan maksimum = amplitude
ω=frekuensi sudut
θ = fasa awal
(ωt + θ) = fasa

15
ω = 2f = 2/T
T = waktu yang diperlukan suatu benda untuk melakukan satu osilasi.
Fasa awal θ bergantung pada kapan kita memilih.
Misalkan persamaan simpangan OHS adalah X = A sin(ωt + θ),
substitusikan persamaan ini ke dalam persamaan diferensial OHS maka
diperoleh
k
ω 2=
m
Sehingga diperoleh :
a=−ω 2 x

Dalam keadaan nyata, osilasi lama kelamaan akan melemah


(teredam) karena adanya gaya gesek benda dengan lingkungan. Pengaruh
inilah yang disebut dengan gaya non konservatif, yaitu gaya gesek. Gaya
gesek akan mengakibatkan setiap amplitudo setiap osilasi secara pelan
menurun terhadap waktu. Sehingga osilasi akan berhenti sama sekali.
Gaya gesek dinyatakan dengan :

R=−bv
d² x
R=−b
dt ²
Dimana :
R = gaya gesek (N)
b = konstanta redaman
v = kecepatan gelombang (m/s)
x = simpangan (m)
t = waktu (s)
Jika faktor gaya gesek dan gaya pemulih osilasi disubtitusikan dengan
Hukum II Newton, maka :
∑ F=−kx + R
ma=−kx−bv

16
d2 x dx
m 2 =−kx−b ×
dt dt

d2 x dx
m 2 +kx +b × =0
dt dt

Solusi dari persamaan diatas adalah :


bt
x (t )= A e 2 m cos (ω ' t+ ∅)

Dari Solusi diatas maka diperoleh :

k b2
'
ω=


m 4 m2


b= 4 ( m f ) ²
k
{ ( )}
mb


T

III. Alat dan Bahan


1. Beban
2. Pegas
3. Lampu Berdiri Bekas (sebagai statif)
4. Toples bening
5. Penggaris
6. Stopwatch
7. Air
8. Minyak
9. Air Sabun
IV. Langkah Percobaan

a. Menentukan K (Konstanta Pegas )


1. Mempersiapkan alat dan bahan

17
2. Menghitung panjang pegas sebelum diberi beban
3. Merangkai komponen percobaan menjadi seperti gambar :

4. Menghitung pertambahan panjang pegas setelah diberi beban


5. Melakukan perhitungan untuk mencari K (Konstanta Pegas)
6. Mencatat hasil percobaan
7.
b. Osilasi teredam
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Merangkai komponen percobaan seperti gambar berikut :

Fluida

18
3. Memberikan simpangan awal dengan jarak tertentu sehingga
terjadi osilasi (5 cm)
4. Mencatat simpangan yang terjadi dalam waktu 10 detik dengan
interval setiap 2 detik
5. Mengulangi langkah 2-4 dengan 2 Fluida lain yang berbeda
massa jenisnya
6. Mencatat hasil percobaan

V. Data Percobaan dan Analisa Data


 m beban = 200 g
m beban = 200 x 10-3 kg

 X0 = 10 cm
X1 = 25 cm
∆𝑥 = 15 cm
∆𝑥 = 0,15 m

 konstanta pegas (k)


k = (𝑚.𝑔)/∆𝑥
k = (0,2 kg x 9,8)/ 0,15
k = 13,067 N/m

 Simpangan maksimum (A)


A = 5 cm
A = 0,05 m

 ω
ω=√ k /m

19
ω=√ 13,067/0,2
ω=8,083 rad / s

1. Percobaan Osilasi Tanpa Peredam


 Waktu (t) = 10 s
 Getaran (n) = 13 getaran

Tabel data osilasi biasa


ω
Massa beban T f

0,2 kg 8,083 rad/s 0,777 s 1,28 Hz

Tabel Data Percobaan Osilasi biasa yang diperkirakan

 Contoh cara perhitungan Persamaan Osilasi yang didapatkan


Y (t) = A cos (ωt +φ ¿
Y (t) = 0,05 cos (8,083t + 0)
Y (10) = 0,05 cos 80,83
Y (10) = 7,9682 x 10-3 m

 Perbandingan Hasil Y (t) dari percobaan dan perhitungan

Waktu Y(t) Percobaan (cm) Y(t)


(s) Perhitungan(cm)
5
OSILASI TANPA REDAMAN 4,8
4 3,8 4,3
6 6 3,6 2,5
8 2 0,87
5
54.8
4.3
4 3.8
3.6
Y (cm)

3
2.5
2
2

1 0.87

0
2 4 6 20 8

Perhitungan
#REF!
OSILASI TANPA REDAMAN
6

5
54.8
4.3
4 3.8
3.6
Y (cm)

3
2.5
2
2

1 0.87

0
2 4 6 8

Perhitungan
#REF!

 Grafik Perbandingan Y(t) Percobaan dan Perhitungan

2. Percobaan Osilasi dengan Peredam


A. Fluida : Air
 Waktu (t) = 10 s
 Koefisien damping
Dimisalkan b air =±5%=±0,05
 ω

k b 2
ω=
√( m)−(
2m
)

2
ω = 65,335−( 0.05 )
√ 2 x 0,2

ω=8,082 rad/s

21
 Contoh cara perhitungan Persamaan Osilasi yang didapatkan

Y (t) = A e-bt/2m cos (ωt + φ)


Y (10) = 0,05 e−0.05 x10 /0,4 cos (80,82)
Y = 2,285x10-3 meter

 Perbandingan Hasil Y (t) dari percobaan dan perhitungan

Waktu Y (t) Perhitungan


Y (t) Percobaan cm
(s) cm
2 3,5 3,7
4 2 2,5
6 1 1,56
8 0,5 0,78

 Grafik Perbandingan Y(t) Percobaan dan Perhitungan

Osilasi Teredam Fluida Air


4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
2 4 6 8

Y (t) Percobaan cm Column1

B. Fluida : Minyak
 Waktu (t) = 10 s

22
 Koefisien damping
 Dimisalkanbminyak =± 12%=± 0,12 ω

k b 2
ω=
√( m)−(
2m
)

2
ω = 65,335−( 0,12 )
√ 0,4

ω=8,077

 Contoh cara perhitungan Persamaan Osilasi yang


didapatkan
Y (t) = A e-bt/2m cos (ωt + φ)
Y (10) = 0,05 e−0,12 x 10 /0,4cos (8,077x10)
Y (10) = 0,000399 meter

 Perbandingan Hasil Y (t) dari percobaan dan perhitungan

Y (t) Percobaan Y (t) Perhitungan


Waktu (t)
cm cm
2 2 2,63
4 1,3 1,27
6 0,3 0,54
8 1 0,19

 Grafik Perbandingan Y(t) Percobaan dan Perhitungan

23
Osilasi Teredam Fluida Minyak
3
2.63
2.5

Simpangan (cm)
22

1.5
1.3
1.27
1

0.5 0.54 0.5


0.3 0.19
0
2 4 6 8
waktu (s)

Percobaan Perhitungan

C. Fluida : Air Detergent pembersih lantai


 Waktu (t) = 10 s
 Getaran (n) =
 Koefisien dimisalkan = ±8%=0,08
 ω

k b 2
ω=
√( m
2
−( )
2m
)

ω = 65,335−( 0,08 ) ¿8,08



2 x 0,2

 Contoh cara perhitungan Persamaan Osilasi yang


didapatkan
Y (t) = A e-bt/2m cos (ωt + φ)
Y (10) = 0,05 e−0,08 x10 /0,2 cos (8,08x10)
Y (10) = 0,00108 meter

 Perbandingan Hasil Y (t) dari percobaan dan perhitungan

Waktu Y (t) Percobaan cm Y (t) Perhitungan cm

24
(t)
2 2,7 3,2
4 1,8 1,8
6 0,9 0,98
8 0 0,043

 Grafik Perbandingan Y(t) Percobaan dan Perhitungan

Osilasi teredam Fluida Air Sabun


3.5

2.5

1.5

0.5

0
2 4 6 8

Y (t) Percobaan cm Column1

 Tabel Perbandingan (berdasarkan perhitungan)

Grafik Perbandingan Simpangan Antar Fluida


0.03

0.02
Simpangan Y(t) dalam m

0.01

0 Fluida Air
0 2 4 6 8 10 12 Fluida Minyak
-0.01 Fluida Air Sabun

-0.02

-0.03

-0.04
Waktu (t) dalam s

25
>Fluida Air >Fluida Minyak
t Y(t) t Y(t)
1 -0.009974317 1 -0.008192495
2 -0.03496056 2 -0.024755903
3 0.021716313 3 0.012608641
4 0.018563096 4 0.009454478
5 -0.024318849 5 -0.010018
6 -0.004754398 6 -0.001905831
7 0.020836414 7 0.006122535
8 -0.004610431 8 -0.000960412
9 -0.014387979 9 -0.003045392
10 0.009331018 10 0.001525059

>Fluida Air Sabun


T Y(t)
1 -0.00917
2 -0.03015
3 0.017213
4 0.013894
5 -0.01664
6 -0.00321
7 0.012329
8 -0.00237
9 -0.00739
10 0.004304

VI. Kesimpulan

26
Dari percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekentalan
dari suatu fluida mempengaruhi terjadinya osilasi. Dimana sebuah fluida yang
emmiliki kekentalan lebih akan membuat gaya redaman yang terjadi semakin
besar sehingga panjang simpangan akan lebih cepat mengecil yang
mengakinatkan n atau jumlah getaran akan lebih sedikit pada waktu tertentu
dibandingkan dengan fluida yang lebih rendah kekentalannya.

Persamaan dari beberapa percobaan diatas adalah :

 Tanpa Redaman (udara) : Y (t) = 0,05 cos (8,083t)


 Air sabun : Y (t) = 0,05 e−0,08 xt / 0,2 cos (8,08t)
 Minyak goreng : Y (t) = 0,05 e−0,12 x t / 0,4cos (8,077t)
 Air : Y (t) = 0,05 e−3,083 x t /0,4 cos (80,82t)

Daftar Pustaka

27
http://www.mahasiswasibuk.co.cc/1_8_Gerak-Harmonik-Sederhana.html
http://andikakuncacing.wordpress.com/2010/02/17/getaran/
http://www.academia.edu/9817662/perkembangan_teknologi
Serway and Jewett. Physics for Scientists and Engineers 6th ed. (College
Text)

Halliday. Fundamental of Physics

UNY. Momentum Linier dan Tumbukan

28

Anda mungkin juga menyukai