Anda di halaman 1dari 5

A.

DEFINISI

Menurut WHO,bayi premature adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan
minggu ke 37 (di hitung dari HPHT).The American academy of pedriatic ,mengambil
batasan 38 minggu untuk menyebut prematur .Bayi prematur adalah bayi yang lahir
dibawah dari 37 minggu kehamilan ,dengan berat badan kurang dari 2500 gram
(manuaba,2008)

B. ETIOLOGI (PENYEBAB)

Etiologi atau penyebab dari BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010):

a. Faktor ibu

1) Penyakit

a) Mengalami komplikasi kehamilan , seperti anemia, perdarahan antepartum ,


preekelamsi berat,eklamsia ,infeksi kandung kemih.

b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual ,hipertensi ,


HIV/AIDS, penyakit jantung .

c) penyalagunaan obat ,merokok, konsumsi alkohol.

b. Faktor janin

Faktor janin meliputi : kelainan kromosom ,infeksi janin kronik (inklusi


sitomegali, rubella bawaan ), gawat janin, dan kehamilan kembar.

c. Faktor Plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh hidramnion, plasenta previa ,solutio


plasenta,sindrom transfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.

C. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis yang dapat ditemukan dengan bayi berat lahir rendah
(Mitayani,2009)

a. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm ,lingkar dada
kurang dari 30 cm ,dan lingkar kepala kurang dari 33cm.
b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
c. Kulit tipis ,transparan,lanugo banyak, dan lemak subkutan amat sedikit.
d. Osofikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar.
e. Genetalia imatur , labia minora belum tertutup dengan labia mayora.

D. PATOFISIOLOGI

Ibu hamil umumnya mengalami deplesi atau penyusutan besi sehingga hanya
memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
normal. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan
kematian janin didalamn kandungan, abortus, cacat bawaan, dan BBLR Hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna
lebih tinggi, sehingga kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih
besar (Nelson, 2010),

E. PENATALAKSANAAN

Posisi telentang jangka lama bayi preterm dan BBLR dapat mengakibatkan
abduksi pelvis lebar (posisi kaki katak), retraksi dan abduksi bahu, peningkatan
ekstensi leher dan peningkatan ekstensi batang tubuh dengan leher dan punggung
melengkung. Sehingga pada bayi yang sehat posisi tidurnya tidak boleh posisi
telungkup (Wong, 2008).

F. KLASIFIKASI

Menurut proverawati dan cahyo 2010 bayi dengan bblr dapat diklasifikasikan

sebagai berikut

1. Menurut harapan hidupnya


a. BBLR dengan lahir 1500 - < 2500 gram
b. BBL SR dengan lahir 1000-1500 gram
c. BBLER dengan lahir 1000 gram
2. Menurut masa gestasinya
a. Dismaturitas
b. Prematuritas murni
c. Imatur
G. PENATALAKSANAAN

Menurut rukiya 2010 penatalaksanaan BBLR diantaranya adalah

1. Memperthankankan suhu tubuh dengan tepat

Bayi dengan BBLR cepat mengalami hipotermi maka dari itu suhu pada bayi BBLR
harus diperhatikan

2. Mencegah infeksi dengan tepat

Bayi dengan BBLR rentan terhadap infeksi perhatikan prinsip-prinsip pencegahan


infeksi

3. Pengawasan nutrisi ASI

Reflex BBLR belum sempurna oleh karena itu pemberian nutrisi dilakukan dengan
cermat

4. Penimbangan ketat

Untuk memonitor perkembangan berat badan bayi

PREMATUR

A. DEFINISI BAYI PREMATUR

Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur atau
bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan
berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram
(Surasmi, dkk, 2003).
B. ETIOLOGI BAYI PREMATUR

Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan kelahiran prematur dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:

1. Faktor ibu

Faktor ibu merupakan hal dominan dalam mempengaruhi kejadian

prematur, faktor-faktor tersebut di antaranya adalah:

1) Toksemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia).

2) Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum,

malnutrisi dan anemia sel sabit.

3) Kelainan bentuk uterus (misal: uterus bikornis, inkompeten serviks).

4) Tumor (misal: mioma uteri, cistomu).

2. Faktor Janin

Beberapa faktor janin yang mempengaruhi kejadian prematur antara lain


kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini, cacat bawaan. kelainan
kromosom.

C. TANDA DAN GEJALA BAYI PREMATUR

Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), ada beberapa tanda dan gejala yang dapat
muncul pada bayi prematur antara lain adalah sebagai berikut:

1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.


2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
4. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm.
5. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
6. Rambut lanugo masih banyak
7. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
8. Tulang rawan daun telinga belum sempuna pertumbuhannya.
9. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
D. PATOFISIOLOGI BAYI PREMATUR

Menurut Surasmi, dkk (2003), neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan


perkembangan tidak dapat menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal
itu disebabkan karena respon menggigil pada bayi tidak ada atau kurang, sehingga bayi
tidak dapat menambah aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stres dis ala lingkungan
rendah adalah thermogenesis nonshiver.

E. PENATALAKSANAAN PADA BAYI PREMATUR

Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), beberapa penatalaksanaan atau


penanganan yang dapat diberikan pada bayi prematur adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. Bayi prematur mudah mengalami


hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat
2. Mencegah infeksi dengan ketat. Bayi prematur sangat rentan dengan infeksi,
perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum
memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi. Reflek menelan bayi prematur belum sempurna, oleh sebab itu
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat
badan harus dilakukan dengan ketat.

Anda mungkin juga menyukai