PEMBAHASAN
J.A.F. Stoner Ohmae (1991) yang mengatakan dengan globalisasi berarti : tak ada
luar negeri lagi. Dunia sekarang telah berubah menjadi “Desa yang besar (big village) dan
tanpa batas (bordeless)”.Setiap orang diakui menjadi warga penduduk dunia,
konsekuensinya baik sebagai individu, pemimpin atau manajer dituntut untuk mempunyai
wawasan tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi di dunia internasional.Baik yang
menyangkut kegiatan ekonomi, sosial, politik, budaya, perkembangan ilmu, teknologi dan
informasi yang melewati batas-batas negara.
Peter F. Drucker (1982) menyatakan bahwa : “Pada semua lembaga itu,
manajemen merupakan alat yang aktif dan efektif, tanpa lembaga tidak akan ada
manajemen, ekonomi maupun kerjasama. Tetapi alat itu tidak pernah ditentukan oleh apa
yang mereka kerjakan, juga bahkan oleh bagaimana mereka mengerjakannya, alat
ditentukan oleh sumbanganya. Dan manajemenlah yang memungkinkan lembaga untuk
menyumbang.
Manajemen adalah tugas, juga merupakan suatu disiplin.”Setiap karya manajemen
adalah karya seorang manajer.Yang mengelola adalah orang, bukan kekuatan atau
fakta.Pandangan, pengabdian dan integritas para manajer menentukan apakah ada
manajemen ataukah yang ada hanyalah suatu salah urus/mismanagement.Persepsi
kebenaran berfikir itu, telah diakui dan berlaku secara universal pada semua organisasi di
dunia internasional.
Manajemen sumber daya manusia global dapat didefinisikan Penggunaan sumber
daya manusia global untuk mencapai tujuan organisasi tanpa memandang batasan
geografis.
a. Faktor budaya, Negara-negara sangat berbeda dalam hal budaya dengan kata lain,
dalam nilai dasar yang didasar yang dianut oleh warga negaranya, dan bagaimana
nilai ini dimanifestasikan dalam seni,program social.program politik dan cara-cara
melakukan berbagai hal di Negara hal tersebut.
Perbedaan budaya dari setiap Negara mengharuskan penyesuaian perbedaan dalam
praktek manajemen antar cabang-cabang perusahaan.sebagai contoh, hostede
mengatakan bahwa masyarakat berbeda dalam jarak kekuasaan dengan kata lain,
batas mana anggota yang tidak terlalu berkuasa dari intitusi menerima dan
mengharpkan pendistribusian kekuasaan yang tidak sama.
c. Faktor hukum dan hubungan industrial, faktor hukum dan juga industri ( hubungan
antara pekerja, serikat pekerja dan pengusaha ) beragam ddari Negara satu kenegara
lainnya.
d. Serikat Uni Eropa, tahun 1990an, Negara-negara terpisah dari bekas komunitas eropa
( EC ) disatukan menjadi sebuah pasar bersama untuk barang, jasa, modal, dan
bahkan tenaga kerja yang disebut Uni Eropa (EU).Tarif untuk barang yang bergerak
lintas perbatasan dari satu Negara EU ke Negara lainnya umumnya hilang, dan
karyawan kini mudah merasa bebas antar pekerjaan di Negara-negara EU.
Pengenalan mata uang tunggal ( euro ) telah makin mengaburkan sebagian besar ini.
Hukum Uni Eropa saat ini meminta perusahaan multinasional untuk berkonsultasi
dengan pekerja mengenai beberapa tindakan perusahaan seperti pemberhentian
massal.
1. Ekspatriat
Ekspatriat adalah seorang karyawan yang bekerja dalam sebuah operasi,
yang bukan merupakan warga yang berasal dari Negara dimana operasi itu
ditempatkan, tetapi karyawan tersebut merupakan seorang warga yang berasal dari
Negara dimana kantor pusat organisasi setempat.
2. Warga dari Tuan Rumah
Seorang warga negara tuan rumah adalah seorang karyawan yang bekerja
untuk sebuah perusahaan dalam operasi yang merupakan seorang warga dari negara
dimana operasi itu ditempatkan, tetapi kantor pusat perusahaan tersebut berada di
negara lain. Tujuannya karena organisasi tersebut ingin memperlihatkan dengan jelas
bahwa organisasi membuat satu komitmen dengan negara tuan rumah dan bukan
hanya membuka sebuah operasi luar negara.
3. Warga dari Negara Ketiga
Karyawan ini adalah seorang warga dari satu negara yang bekerja di negara
kedua, dan dipekerjakan oleh sebuah organisasi yang berkantor pusat negara ketiga.
Bisnis kecil/ perusahaan kecil merupakan salah satu dalam menciptakan sebagian
besar lapangan pekerjaan baru.Akan tetapi terdapat perbedaan dalam mengelola sumber
daya manusianya di dalam usaha bisnis kecil dengan usaha bisnis besar. Ada empat alas an
utama dalam mengelola sumber daya manusia di perusahaan kecil yaitu :
a. Ukuran
Sangat tidak biasa untuk menentukan bisnis dengan 90 karyawan atau kurang
yang mempunyai professional manajemen sumber daya manusia. Sebelum sebuah
perusahaan mencapai titik 100 karyawan, mereka belum akan mampu menggunakan
seorang spesialis sumber daya manusia. Akan tetapi, bagaimanapun juga toko ritel dengan
lima atau enam orang harus merekrut, menyeleksi, melatih, dan member kompensasi
kepada karyawan. Jadi pemilik atau asistenlah yang akan melakukan administrasi dan
tugas sumber daya manusia. Perusahaan yang dari 100 karyawan acap kali mengeluarkan
setara dengan waktu dari dua atau lebih orang setiap tahunnya untuk menangani isu
manajemen sumber daya manusia.
b. Prioritas
Tidak hanya ukuran saja, tetapi juga realitas bisnis yang mendorong banyak
manajer dan wirausahawan bisnis kecil untuk focus pada isu- isu non sumber daya
manusia. Sehubungan dengan kurangnya sumber daya manusia dalam hal waktu, uang,
tenaga, dan keahlian, tipikal ini penting terkait mengenai organisasi yang dipikirkan oleh
manajer di perusahaan kecil dan menengah berada di tempat lain, dalam hal keuangan,
produksi, dan pemasaran, sumber daya manusia mendapatkan kepentingan yang relative
kecil.
c. Informalitas
Manajemen sumber daya manusia cenderung menjadi lebih informal dalam
perusahaan berukuran kecil.Jadi sebuah studi menganalisa praktik pelatihan di sekitar 900
perusahaan kecil keluarga dan non – keluarga. Pelatihannya cenderung informal dengan
penekanan pad metode seperti pelatihan pada pekerjaan oleh rekan kerja dan
kepenyeliaan.
d. Wirausahawan
Wirausahawan adalah orang yang menciptakan bisnis di bawah kondisi berisiko.
Seorang pemilik usaha akan cenderung ingin memberikan stempel dan gaya manajemen
pribadi mereka pada perkara internal, termasuk sasaran utama dan orientasi perusahaan,
kondisi dari kebijakan kerjannya, dan gaya komunikasi internal dan eksternalnya serta
bagaimana hal ini dikomunikasikan kepada staff.
Perusahaan kecil yang mempunyai praktik sumber daya manusia yang efektif
berjalan dengan lebih baik dibandingkan yang tidak.Bagi banyak perusahaan kecil,
manajemen sumber daya manusia yang efektif juga wajib untuk mendapatkan dan
mempertahankan pelanggan besar.Contoh untuk memenuhi standar mutu international
ISO – 9000, banyak pelanggan besar memeriksa apakan vendor kecil mereka mempunyai
dan mengikuti kebijakan sumber daya manusia tertentu.
2.6 Menggunakan Internet dan Alat Pemerintah untuk Mendukung Upaya SDM
Citi Garage adalah sebuah perusahaan servis mobil yang sedang berkembang di
Texas. Proses perekrutan lamanya adalah dengan aplikasi kertas dan pensil dan satu
wawancara, diikuti denga keputusan untuk mempekerjakan/tidak mempekerjakan. Proses
tersebut memakan waktu manajemen dan tidak efektif. Solusi City Garage adalah dengan
membeli tes daring Analisis Profil Kepribadian (Personality Profile Analysis-PPA) dari
Thomas International USA.Sekarang, setelah aplikasi yang singkat dan pegecekan latar
belakang, kandidat mengikuti PPA dengan 24 pertanyaan selama 10 menit tersebut.Staf
City Garage kemudian memasukkan jawabannya ke dalam sistem PPA Software, dan
menerima hasil tesnya hampir seketika.Ini memperlihatkan apakah pelamar tersebut tepat
untuk pekerjaannya, berdasarkan pada empat karakteristik kepribadian.