Anda di halaman 1dari 3

Dalam sejarah perkembangannya, perjalanan Universitas PGRI Semarang dapat dibagi dalam lima

periode besar.

Periode pertama adalah periode perintisan kelembagaan (1981-1986).

Periode ini ditandai dengan berdirinya IKIP PGRI Jawa Tengah padatanggal 23 Juli 1981 oleh Pengurus
Daerah Tingkat I PGRI Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Drs Is Riwidigdo.

Beberapa tokoh pendirinya antara lain Taruna, SH.; Drs Is Riwidigdo; Drs Karseno; Drs R Antonius
Supardi Hadiatmodjo; Drs Muhamad Oemar; Drs Thomas Sabar Adiutomo; Drs Abdul Latief Nawawi SH.;
Drs Soeparjo; Ny Widayati Sumiyatun Soeharto; dan Drs Teddy Iskandi.

Melalui SK Mendikbud No. 0395/0/1984 IKIP PGRI Jawa Tengah berubah menjadi STKIP PGRI Jawa
Tengah.

Periode kedua adalah periode pembangunan kelembagaan (1987-1992).

Pada periode ini, di bawah kepemimpinan Rektor Taruna, S H, STKIP PGRI Jawa Tengah berubah nama
menjadi IKIP PGRI Semarang.

Periode ketiga adalah periode pembangunan akademik (1993-1997).

Periode ini di bawah kepemimpinan Rektor Prof Drs Satmoko dengan fokus utama meningkatkan mutu
dosen melalui program studi lanjut.

Proses pembangunan akademik disempurnakan pada era kepemimpinan Prof Drs Sugijono, MSc (1997-
2001) yang memiliki enam program studi yaitu: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI),
Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Pendidikan Matematika (Pend. Mat), Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan (PPB), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn); dan Pendidikan Biologi (Pend.
Bio). Keenam program studi tersebut diajukan pada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN
PT) dengan perolehan akreditasi B.

Periode keempat adalah periode pengembangan (2001-2009).

Di bawah kepemimpinan Rektor Dr Sulistiyo, MPd, IKIP PGRI Semarang yang sempat diwacanakan akan
berubah menjadi universitas memantapkan diri untuk bertahan dengan bentuk IKIP.

Euforia berbagai perguruan tinggi untuk mengubah nama justru membuat IKIP PGRI Semarang semakin
fokus sebagai perguruan tinggi pencetak tenaga kependidikan.

Pada masa ini, peningkatan tajam terlihat dengan melejitnya posisi IKIP PGRI Semarang sebagai lima
besar Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang paling diminati calon mahasiswa.

Masih dalam periode ini, seiring dengan masih banyaknya kekurangan guru, khususnya guru TK dan SD,
pada tahun 2003, IKIP PGRI Semarang membuka program studi D-2 Pendidikan Guru Taman Kanak-
Kanak (PGTK) dan tahun 2004 membuka program studi D-2 Pendidikan GuruSekolah Dasar (PGSD).

Pada 2009, program studi PGSD D-2 ditingkatkan ke jenjang S-1 dan program studi PGTK D-2
ditingkatkan ke jenjang S-1 dengan nama Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Bahkan, untuk mendukung program Gubernur Jawa Tengah tentang Bahasa Jawa sebagai mata
pelajaran muatan lokal, IKIP PGRI Semarang juga mengembangkan program studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Jawa.

Periode kelima (2009-sekarang) merupakan periode yang menekankan pada pendidikan karakter.

Pada periode tersebut, IKIP PGRI Semarang di bawah kepemimpinan Rektor Dr. Muhdi, SH MHum yang
hingga saat ini terus mensosialisasikan metode pembelajaran pendidikan karakter pada anak didik.
Berbagai kegiatan untuk mewujudkan terlaksananya pendidikan karakter terus digalakkan pada periode
tersebut.

Pada periode ini pula bergabung Akademi Teknologi Semarang (ATS) yang berdiri sejak tahun 1979
dalam pengelolaan YPLP PT PGRI Semarang dan selanjutnya pada tanggal 17 April 2014 melalui SK
Mendikbud nomor 143/P/2014 ditetapkan penggabungan IKIP PGRI Semarang dengan ATS sebagai
Universitas PGRI Semarang dengan dua program studi S2, 13 program studi S1 kependidikan, tujuh
program studi S1 teknik, dan tiga program studi D3 teknik. (2)

Anda mungkin juga menyukai