Anda di halaman 1dari 5

Shafiyah Putri A.

XI MIPA 2

30

PENGARUH ADANYA VIRUS COVID-19 TERHADAP KONDISI BUMI

Menurut pendapat saya, dengan adanya virus covid-19 yang menyerang hampir di segala
penjuru dunia dimana masyarakat dihimbau untuk melakukan segala aktivitas dirumah mulai
dari belajar bekerja, dan beribadah dirumah. Dengan begitu, aktivitas yang ada diluar mengalami
penurunan, sebagai contoh lalu lintas yang biasanya mengalami kemacetan yang cukup parah
sekarang mulai menurun dan juga pabrik-pabrik yang ada mulai ditutup untuk kepentingan
bersama. Sehingga, udara yang biasanya tertutup oleh polusi yang cukup tebal kini mulai
membaik menjadi udara yang cukup segar dirasakan, termasuk udara di kota-kota besar seperti
Jakarta yang jarang merasakan udara segar tersebut.tentu masyarakat merasakan akan hal ini.
Berikut fakta-fakta dari kondisi bumi yang semakin membaik ini.

Pada beberapa pekan awal virus Corona merebak di China, muncul citra satelit yang
menggambarkan bagaimana tingkat polusi udara di Wuhan dan beberapa kota negara tersebut
mengalami penurunan signifikan.

Polusi China Turun akibat lockdown (Foto: NASA)


Foto ini adalah hasil jepretan NASA yang menggambarkan menurunnya tingkat polusi di
China pada dua bulan pertama 2020. Salah satu yang mengalami penurunan besar adalah
kandungan nitrogen dioksida.

Kondisi serupa kemudian ditemui di Italia. Sejak pemerintah negara tersebut


memberlakukan lockdown nasional pada awal Maret, perubahan besar terjadi pada kualitas
udara. Sama seperti di China, kadar nitrogen dioksida di atas langit Italia drop dalam periode
lockdown.

Langit Italia setelah lockdown Foto: European Space Agency

Foto di atas diambil oleh European Space Agency pada dua periode yakni Februari dan
Maret. Kondisi udara di Italia dilaporkan terus membaik karena lockdown masih diberlakukan.

Di seluruh Eropa fenomena serupa terjadi. Paris mengalami penurunan kadar nitrogen
dioksida sebesar 54%, Madrid drop 48%, sedangkan Roma dan Milan masing-masing turun 49%
dan 47%.
Langit Eropa setelah lockdown Foto: European Space Agency

Masih dari Italia, pada awal Maret beredar foto-foto kondisi Venesia di mana air yang
mengalir pada kanal-kanal kota tersebut kini jernih. Sementara beberapa binatang air kabarnya
mulai terlihat melakukan aktivitas yang tak pernah terlihat sebelumnya.

Kota Venezia Italia (Irfan Padli/TRANS7) Foto: Kota Venezia Italia (Irfan Padli/TRANS7)

Melompat ke India, warga salah satu provinsi di negara tersebut kini bisa melihat dengan
mata sendiri keindahan Pegunungan Himalaya. Kadar polusi yang menurun membuat langit
menjadi lebih cerah dan jarak pandang bertambah. Alhasil Pegunungan Himalaya yang berjarak
ribuah kilometer bisa terlihat.

21.21 - 3 Apr 2020New Delhi, India


Kabar lain adalah kondisi lapisan ozon yang juga terus menbaik, demikian hasil
penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature. Untuk kali pertama sejak ditemukan adanya
kebocoran, kondisi ozon dalam beberapa waktu terakhir terus membaik. Beberapa ilmuan malah
menyebut ozon akan mampu memperbaiki dirinya sendiri dan terus menutup.

Lubang Ozon terus mengecil Foto: NASA


Pada banyak belahan dunia lain, kondisi alam yang berubah drastis akibat lockdown
pandemi Corona juga hangat diperbincangkan. Selain laut dan danau yang lebih bersih, langit
biru terang juga tampak di banyak lokasi di dunia.

Hubungan antara adanya covid-19 dengan pemanasan global

Adanya virus covid-19 ini menyebabkan polusi karbondioksida dari pembangkit listrik
bahan bakar fosil dan polusi dari pembakaran bahan bakar untuk transportasi menurun drastis,
karena aktivitas dialihkan sementara untuk bekerja, belajar, dan beribadah dirumah. Maka yang
dihasilkan adalah penurunan emisi karbon secara tiba-tiba. Aktivitas ekonomi menurun, seiring
dengan penggunaan sumber energi utama (batu bara dan minyak bumi) juga menurun. Ujungnya
emisi karbon dioksida juga menurun. Di Eropa, citra satelit menunjukkan emisi nitrogen
dioksida (NO2) memudar di Italia Utara. 

Menurut sejumlah analis, efek Coronavirus ini belum dapat dikatakan bakal mendorong
emisi CO2 global ke jalur menurun –seperti yang diperlukan jika dunia ingin memiliki harapan
untuk menjaga pemanasan global ke tingkat 1,5C yang relatif aman di atas tingkat pra-
industri.Corinne Le Quéré, profesor ilmu perubahan iklim di University of East Anglia,
mengatakan bahwa sejauh ini krisis hanya akan memperlambat pertumbuhan CO2, bukan
membalikkannya.

Julia Pongratz, profesor geografi fisik dan sistem penggunaan lahan di Departemen
Geografi di Universitas Munich, Jerman, menyebutkan epidemi seperti Kematian Hitam di Eropa
pada abad ke-14, dan epidemi cacar pada abad ke-16 di Amerika, keduanya meninggalkan tanda
halus pada tingkat CO2 di atmosfer. Angka-angka peurunan menunjukkan bahwa sejauh ini
ekonomi kita masih tergantung kuat pada bahan bakar fosil. Maka, setiap kali aktivitas industri
menurun, -apakah karena resesi atau wabah penyakit besar, polusi iklim cenderung menurun
juga.

Akan tetapi, wabah tentu bukan sesuatu cara yang diharapkan untuk meredam emisi.
Sebab dampak pandemi ini telah menyebabkan kehilangan pekerjaan massal dan mengancam
mata pencarian jutaan orang. Aktivitas ekonomi tersendat dan pasar saham pun jatuh. Agenda
perubahan iklim sebenarnya masih menghendaki pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan, maka itu dikenal ekonomi berkelanjutan. Pembangunan ekonomi harus
diiringi dengan tindakan dekarbonisasi.Hal tersebut telah diupayakan formulasi dan
penerapannya oleh banyak aktivis, ilmuwan, dan para pemimpin dunia selama beberapa dekade
ini.Penurunan emisi selama Coronavirus hanya efek jeda dan tak terencana, yang belum tentu
bermakna pada perubahan perilaku jangka panjang. Orang-orang berhenti membuat emisi karena
ada virus yang membahayakannya di luar.

Anda mungkin juga menyukai