LANDASAN TEORI
Tes IST merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur inteligensi
individu. Tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt, Jerman pada
tahun 1953. Amthauer mendefinisikan inteligensi sebagai keseluruhan struktur
dari kemampuan jiwa-rohani manusia yang akan tampak jelas dalam hasil tes.
Intelegensi hanya akan dapat dikenali (dilihat) melalui manifestasinya misalnya
pada hasil atau prestasi suatu tes.
Tes IST yang pertama ini pada awalnya hanya digunakan untuk individu usia 14
sampai dengan 60 tahun. Proses penyusunan norma diambil dari 4000 subjek pada
tahun 1953.
Tes IST merupakan pengembangan dari IST 1953, pada IST 1955 rentang usia
untuk subjek diperluas menjadi berawal dari umur 13 tahun. Subjek dalam
penyusunan norma bertambah menjadi 8642 orang. Pada tes ini sudah ada
pengelompokan jenis kelamin dan kelompok usia.
Tes IST 1970
Sebagai koreksi dari IST 70, pada IST 2000 tidak terdapat soal kalimat pada soal
hitungan.
Pada IST 2000-R ini terdapat beberapa perkembangan subtes juga penambahan
subtes. IST ini terdiri dari 3 modul, yaitu sebagai berikut:
IST yang digunakan di Indonesia adalah IST hasil adaptasi Fakultas Psikologi
Universitas Padjajaran Bandung. Adaptasi dilakukan kepada IST-70. Tes ini
pertama kali digunakan oleh Psikolog Angkatan Darat Bandung, Jawa Barat
2. Latar Belakang Tes IST
IST (Intelligenz Structure Test) adalah tes inteligensi yang dikembangkan oleh
Rudolf Amthauer pada tahun 1953. Menurut Amthauer intelegensia ditanggapi
sebagai struktur tersendiri, di dalam kesleuruhan struktur kepribadian manusia.
Intelegensia merupakan suatu keseluruhan struktur yang terdiri dari kemampuan-
kemampuan jiwa dan rohani yang berfungsi sedemikian sehingga memberikan
kemampuan bagi manusia untuk bertindak. IST terdiri dari 9 sub tes yang maisng-
masing tes memiliki cara pengerjaan tersendiri dan dibatasi oleh waktu-watu
tertentu. IST ini dapat digunakan untuk tes klasikal maupun individual. Hasil
akhir dari IST ini adalah grafik dan angka yang menunjukkan taraf kecerdasan.
Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST
dengan hipotesis kerja sebagai berikut:
Pandangan Amthaeur pada dasarnya didasari oleh teori faktor, baik itu teori
bifaktor, teori multifaktor, model struktur inteligensi Guilford dan teori hirarki
faktor. Berdasarkan teori faktor, untuk mengukur inteligensi seseorang diperlukan
suatu rangkaian baterai tes yang terdiri dari subtes-subtes. Antara subtes satu
dengan lainnya, ada yang saling berhubungan karena mengukur faktor yang sama
(general factor atau group factor), tapi ada juga yang tidak berhubungan karena
masing-masingnya mengukur faktor khusus (special factor). Sedangkan
kemampuan seseorang itu merupakan penjumlahan dari seluruh skor subtes-
subtes. Maka Amthauer menyusun IST sebagai baterai tes yang terdiri dari 9
subtes.
3. Subtes-subtes dan hal-al yang diukur dalam IST
IST terdiri dari sembilan subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 aitem.
Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda dan
diadministrasikan dengan menggunakan manual (Polhaupessy, dalam Diktat
Kuliah IST UNPAD, 2009). Sembilan subtes dalam IST, yaitu:
Petunjuk Umum:
a. Testee tidak diperkenankan membuka buku tes, sebelum ada instruksi dari
tester.
b. Testee tidak diperkenankan menulis atau mencoret buku tes.
c. Jawaban testee dituliskan pada lembar jawaban.
d. Pada setiap sub tes akan didahului oleh penjelaan-penjelasan dan perintah-
perintah dari tester. Hendaknya testee mendengarkan dan memperhatikan
instruksi dari tester karena kesalahan menangkap pesan akan merugikan
testee.
e. Sub tes mempunyai batas waktu tertentu. Bila testee tidak dapat
menyelesaikan seluruh persoalan dalam batas waktu yang telah ditetapkan,
hendaknya testee tetap tenang, tidak perlu gelisah dan tetap tenang
5. Metode skoring tes IST
Tahap skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa
setiap jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan. Untuk
semua subtes (SE, WA, AN, RA, ZR, FA, WU, & ME), kecuali subtes 04-GE,
setiap jawaban benar diberi nilai 1 dan untuk jawaban salah diberi nilai 0. Khusus
untuk subtes 04-GE, tersedia nilai 2, 1, dan 0; karena subtes ini berbentuk isian
singkat maka nilai yang akan diberikan tergantung dengan jawaban yang
diberikan oleh subjek.
Total nilai benar yang sesuai dengan kunci jawaban merupakan Raw Score (RW);
nilai ini belum dapat diinterpretasi sesuai dengan norma yang digunakan. Nilai
RW yang sudah dibandingkan dengan norma disebut dengan Standardized Score
(SW). Nilai SW inilah yang dapat menjadi materi untuk tahap selanjutnya, yaitu
interpretasi.
6. Interpretasi tes
Interpretasi yang dapat dilakukan dari tes IST adalah sebagai berikut:
a. Taraf kecerdasan. Taraf kecerdasan didapat dari total SW. Nilai ini dapat
diterjemahkan menjadi Intelligent Quotient (IQ). Nilai ini dapat
menggambarkan perkembangan individu melalui pendidikan dan
pekerjaan. Nilai ini perlu dihubungkan dengan latar belakang sosial serta
dibandingkan dengan kelompok seusianya.
b. Dimensi Festigung-Flexibilität. Dimensi Festigung-Flexibilität
menggambarkan corak berpikir yang dimiliki oleh subjek. Dimensi
Festigung-Flexibilität merupakan dua kutub yang ekstrim, Keduanya
menggambarkan corak berpikir yang ekstrim pula. Kutub Festigung
memiliki arti corak berpikir yang eksak, sedangkan kutub Flexibilität
memiliki arti corak berpikir yang non-eksak. Corak berpikir ini
merupakan hasil perkembangan (pengalaman) individu yang akan
semakin mantap ke salah satu kutub seiring bertambahnya usia. Cara
menentukan seseorang subjek apakah memiliki kecenderungan
Festigung atau Flexibilitat adalah dengan membandingkan nilai GE+RA
dengan nilai AN+ZR. Jika nila GE+RA lebih besar maka subjek
memiliki kecenderungan Festigung, sebaliknya jika nilai AN+ZR lebih
besar maka subjek memiliki kecenderungan Flexibilitat.
c. Profil M-W. Profil M-W menggambarkan cara berpikir, apakah verbal-
teoritis atau praktis-konkrit. Untuk mendapatkan profil dalam bentuk
huruf M atau W ini dapat dilihat dari 4 subtes pertama (SE, WA, AN,
GE) yang tampak pada grafik. Jika grafik menunjukkan bentuk huruf M
pada 4 subtes pertama maka profilnya adalah M (verbal-teoritis), jika
yang tampak adalah bentuk huruf W maka profilnya adalah W (praktis-
konkrit).
http://www.psychologymania.com/2013/01/tes-ist- intelligenz-struktur-test.html