Anda di halaman 1dari 15

APOTEK STANDAR PROSEDUR

Halaman 1 dari 1
“DIRELA FARMA” OPERASIONAL
No. Revisi : Nomor :
“PENGELOLAAN RESEP”
Tanggal Revisi : Mulai Berlaku :

1. PENGERTIAN
Pengelolaan adalah suatu proses kegiatan pengarsipan dan pencatatan, penggunaan laporan,
pendokumentasian, penyiapan laporan untuk mengelola sediaan farmasi.

2. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk melaksanakan tata cara pengelolaan resep.

3. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Pengelola Apotek

4. PROSEDUR
4.1 Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal resep dan nomor resep
4.2 Data resep dicatat dalam buku tersendiri mencakup nama pasien, alamat pasien, nama
dokter, obat yang diresepkan, dan harga obat
4.3 Data resep juga di-input ke dalam komputer
4.4 Resep yang mengandung narkotik dan psikotropik dipisahkan dari resep lainnya
4.5 Resep yang berisi narkotika dipisahkan atau digaris bawah dengan tinta merah
4.6 Resep yang berisi psikotropika digaris bawah dengan tinta biru.
4.7 Resep dibendel perbulan urut berdasarkan tanggal resep masuk
4.8 Bendel resep diberi tanda tanggal, bulan, dan tahun yang dapat dibaca dengan jelas
4.9 Bendel resep disimpan ditempat yang telah ditentukan secara teratur dan berurutan
4.10 Resep disimpan selama kurang lebih 5 tahun, selebihnya dimusnahkan sesuai tata cara
pemusnahan resep.

5. UNIT TERKAIT
Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping, dan Tenaga Teknis Kefarmasian.

Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :


Paraf Paraf Paraf

(Aping/TTK) (APA) (APA)

Portofolio II – Tugas 12
APOTEK STANDAR PROSEDUR
Halaman 1 dari 1
“DIRELA FARMA” OPERASIONAL

No. Revisi : PELAYANAN OBAT TANPA RESEP Nomor :


Tanggal Revisi : Mulai Berlaku :

1. PENGERTIAN
Pelayanan obat tanpa resep adalah proses kegiatan pelayanan penjualan obat-obatan yang dapat
digunakan dalam upaya pelaksanaan swamedikasi. Obat tanpa resep meliputi obat dalam
golongan bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek (OWA).

2. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelayanan obat tanpa resep di apotek.

3. PENANGGUNG JAWAB
Pegawai yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelayanan obat tanpa resep di apotek.

4. PROSEDUR
4.1 Menanyakan keluhan atau permintaan pasien
4.2 Menggali informasi dari pasien meliputi:
- Obat tersebut untuk siapa
- Gejala atau keluhan yang timbul
- Apa yang dirasakan
- Kapan mulai timbul gejala dan sudah berapa lama gejala dirasakan
- Riwayat pengobatan/usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi keluhan yang timbul
- Penggunaan obat lain
4.3 Membuat keputusan dan memilihkan obat yang rasional untuk pasien
4.4 Konfirmasi harga kepada pasien
4.5 Melakukan transaksi penjualan, masukkan data penjualan ke dalam komputer
4.6 Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien tentang penggunaan obat.

5. UNIT TERKAIT
Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping, dan Tenaga Teknis Kefarmasian.

Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :


Paraf Paraf Paraf

(Aping/TTK) (APA) (APA)

Portofolio II – Tugas 12
APOTEK STANDAR PROSEDUR
Halaman 1 dari 1
“DIRELA FARMA” OPERASIONAL
No. Revisi : Nomor :
PELAYANAN SEDIAAN FARMASI
Tanggal Revisi : Mulai Berlaku :
DENGAN RESEP

1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan sediaan farmasi dengan resep yang ditulis oleh
dokter kepada apoteker.

2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Pengelola Apotek

3. PROSEDUR
3.1 Skrining Resep
a. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter, nomor ijin
praktek, alamat, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter serta nama,
alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
b. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu bentuk sediaan, dosis, frekuensi,
kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat.
c. Mengkaji aspek klinis dengan cara melakukan patient assessment kepada pasien yaitu
adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan kondisi
khusus lainnya), keluhan pasien dan hal lain yang terkait dengan kajian aspek klinis.
d. Menetapkan ada tidaknya masalah terkait obat (drug related problem = DRP) dan
membuat keputusan profesi (komunikasi dengan dokter, merujuk pasien ke sarana
kesehatan terkait dan sebagainya).
e. Mengkomunikasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan.
f. Membuat kartu/ catatan pengobatan pasien (patent medication record).

3.2 Melakukan penyiapan.


Penyiapan obat racikan :
a. Memeriksa ketersediaan obat
b. Menghitung dosis
c. Menyiapkan obat
d. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok
e. Pencampuran / peracikan obat
f. Pengemasan obat dengan kertas perkamen / kapsul / kemasan plastik klip.

Portofolio II – Tugas 12
g. Pemberian etiket
h. Pengecekkan kembali

3.3 Melakukan penyerahan obat


a. Pemanggilan menggunakan nama dan alamat pasien
b. Menyerahkan obat dengan mencocokkan nomor resep, nama, alamat dan no telepon
konsumen,
c. Penyerahan obat disertai pemberian informasi dosis obat, frekuensi pemakaian obat,
lama pengobatan, efek samping dan kontraindikasi dan cara penyimpanan obat.
d. Memaraf sebagai kontrol kegiatan

4. UNIT TERKAIT
Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping, dan Tenaga Teknis Kefarmasian.

Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :


Paraf Paraf Paraf

(Aping/TTK) (APA) (APA)

Portofolio II – Tugas 12
APOTEK STANDAR PROSEDUR
Halaman 1 dari 1
“DIRELA FARMA” OPERASIONAL
No. Revisi : PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI Nomor :
DAN
Tanggal Revisi : Mulai Berlaku :
ALAT KESEHATAN

1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penerimaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan.

2. PENANGGUNG JAWAB
Pegawai yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengawasan penerimaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan.

3. PROSEDUR
3.1 Menerima dan memeriksa legalitas faktur dan surat jalan. Antara lain mencakup: identitas
apotek pemesan dan identitas distributor.
3.2 Mencocokkan faktur dengan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima, mencakup:
kesesuaian nama barang, jumlah, harga, keutuhan kemasan, kebenaran label dan tanggal
kadaluwarsa.
3.3 Memberi paraf dan stempel pada faktur penerimaan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
3.4 Sediaan farmasi dan alat kesehatan disimpan ditempat yang telah ditentukan.
3.5 Melakukan pencatatan jumlah, nama pabrik sediaan farmasi dan alat kesehatan di dalam
kartu stok.

4 UNIT TERKAIT
Bagian Gudang, Pelayanan/Penjualan, Keuangan, dan Administrasi.

Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :


Paraf Paraf Paraf

(Aping/TTK) (APA) (APA)

Portofolio II – Tugas 12
APOTEK STANDAR PROSEDUR
Halaman 1 dari 1
“DIRELA FARMA” OPERASIONAL
No. Revisi : Nomor :
PENGADAAN DAN PEMBELIAN
Tanggal Revisi : BARANG Mulai Berlaku :

1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pengadaan dan pembelian barang untuk memenuhi
kebutuhan dalam apotek

2. PENANGGUNG JAWAB
Pegawai yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan dan pembelian barang

3. PROSEDUR
3.1 Melakukan pengecekan terhadap stok barang yang tersisa
3.2 Mencatat barang yeng telah mencapai titik minimal persediaan atau barang kosong
3.3 Membuat surat pesanan minimal rangkap dua
3.4 Surat pesanan ditanda tangani oleh Apoteker Pengelola Apotek
3.5 Dikirim kepada masing-masing distributor

4. UNIT TERKAIT
Bagian Gudang, Pelayanan/Penjualan, Keuangan, dan Administrasi.

Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :


Paraf Paraf Paraf

(Aping/TTK) (APA) (APA)

Portofolio II – Tugas 12
APOTEK STANDAR PROSEDUR
Halaman 1 dari 1
“DIRELA FARMA” OPERASIONAL
No. Revisi : Nomor :
Tanggal Revisi : PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI Mulai Berlaku :
DAN ALAT KESEHATAN

1. PENGERTIAN
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menata dan memelihara dengan cara menempatkan sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian dan
gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.

2. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan

3. PENANGGUNG JAWAB
Pegawai yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan penyimpanan sediaan farmasi dan
alat kesehatan

4. PROSEDUR
4.1 Mencatat jumlah, nomor batch, dan tanggal kadaluarsa sediaan farmasi dan alat kesehatan
dalam kartu stok.
4.2 Menyimpan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima pada rak yang sesuai
berdasarkan aspek farmakologi, bentuk sediaan, secara alfabetis atau penyimpanan khusus,
dll.
4.3 Setiap penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus mengikuti prinsip FIFO (First
In First Out) = pertama masuk-pertama keluar) dan FEFO (First Expired First Out) =
pertama kadaluwarsa-pertama keluar) dan harus dicatat didalam kartu persediaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan.
4.4 Memasukkan bahan baku obat kedalam wadah yang sesuai, memberi etiket yang memuat
nama obat, nomor batch, dan tanggal kadaluwarsa.
4.5 Menyimpan bahan obat pada kondisi yang sesuai, layak dan mampu menjamin mutu dan
stabilitasnya pada rak secara alfabetis.
4.6 Mengisi kartu stok setiap penambahan dan pengambilan.
4.7 Menjumlahkan setiap penerimaan dan pengeluaran sediaan farmasi dan alat kesehatan pada
kartu stok dan memberi garis dengan warna merah dibawah jumlah penerimaan dan
pengeluaran dan dibubuhi paraf petugas di setiap akhir bulan.
4.8 Menghindari menyimpan sediaan farmsi dengan kekuatan yang berbeda dalam satu wadah.

Portofolio II – Tugas 12
4.9 Menyediakan tempat khusus diruang peracikan untuk menyimpan komoditi yang rusak atau
kadaluwarsa.

5. UNIT TERKAIT
Bagian Gudang, Pelayanan/Penjualan, Keuangan, dan Administrasi.

Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :


Paraf Paraf Paraf

(Aping/TTK) (APA) (APA)

Portofolio II – Tugas 12
APOTEK STANDAR PROSEDUR
Halaman 1 dari 1
“DIRELA FARMA” OPERASIONAL
No. Revisi : Nomor :
Tanggal Revisi : PENCATATAN LAPORAN SEDIAAN Mulai Berlaku :
FARMASI GOLONGAN NARKOTIKA

1. PENGERTIAN
Prosedur teknis pencatatan laporan sediaan farmasi golongan narkotika adalah suatu prosedur/
teknis dalam memberikan pelayanan langsung kepada pasien berdasarkan resep.

2. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk memastikan semua alur dalam pencatatan obat narkotika sesuai dengan
aturan yang berlaku dalam Undang-Undang terkait.

3. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Pengelola Apotek

4. PROSEDUR
4.1 Penggunaan narkotika (resep masuk)
a. Dihitung harga dikasir setiap ada resep narkotika masuk. Pada perhitungan ini, jumlah
dan item obat narkotika secara otomatis tercatat pada laporan kartu stok obat narkotika.
b. Dicatat tanggal pengambilan resep, nomor resep, nama pasien, alamat pasien, nama
dokter, alamat dokter, jumlah pengeluaran, sisa stok, dan paraf pada Buku Harian
Narkotika. Resep narkotika diberi tanda tersendiri.
c. Dicatat tanggal resep, nomor resep, jumlah item obat narkotika yang keluar dan paraf
pada kartu stelling untuk item obat narkotika.
4.2 Penerimaan obat narkotika maupun nempil obat narkotika
a. Diterima dan dicek setiap barang datang obat narkotika oleh Asisten Apoteker atau
Apoteker. Jika semua obat narkotika datang sudah sesuai dengan faktur dan surat
pesanan maka diberi tanda tangan, nama terang, tanggal penerimaan barang, no.
SIPA/SIKA yang menerima barang datang obat narkotika.
b. Dimasukkan faktur di penerimaan faktur, secara otomatis di kartu stok item obat
narkotika jumlah obatnya akan bertambah sesuai dengan penerimaan barangnya.
c. Dicatat tanggal penerimaan faktur, nama Pedagang Besar Farmasi (PBF), jumlah barang
yang masuk (pemasukan), sisa stok, dan paraf pada Buku Harian Narkotika.
d. Dicatat untuk item obat narkotika yang diterima meliputi tanggal masuk, nama PBF,
jumlah barang yang masuk, sisa stok, dan paraf pada kartu stelling.

Portofolio II – Tugas 12
e. Obat narkotika yang nempil ke apotek lain, alurnya sama tetapi nama PBF diganti
dengan nama apotek yang ditempil.
f. Menyertakan SP untuk nempil obat narkotika di apotek lain.
4.3 Pencatatatan narkotika setiap bulannya
a. Dicatat setiap 3-7 hari sekali yang meliputi pencatatan buku harian narkotika, kartu stok,
kartu stelling, dan resep asli narkotika dicocokkan serta dicek kelengkapannya.
b. Dicek kembali setiap akhir bulan meliputi kelengkapan pencatatan narkotika.
c. Rekapitulasi penggunaan narkotika selama satu bulan pada awal bulan.
d. Pelaporan secara online rekapitulasi penggunaan obat narkotika ke Kemenkes atau
membuat hard copy dan soft copy setiap awal bulan.

5. UNIT TERKAIT
Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping, dan Asisten Apoteker.

Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :


Paraf Paraf Paraf

(Aping) (APA) (APA)

Portofolio II – Tugas 12
APOTEK STANDAR PROSEDUR
Halaman 1 dari 1
“DIRELA FARMA” OPERASIONAL
No. Revisi : PENCATATAN LAPORAN SEDIAAN Nomor :
FARMASI GOLONGAN
Tanggal Revisi : Mulai Berlaku :
PSIKOTROPIKA

1. PENGERTIAN
Prosedur teknis pencatatan laporan sediaan farmasi golongan psikotropika adalah suatu prosedur/
teknis dalam memberikan pelayanan langsung kepada pasien berdasarkan resep.

2. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk memastikan semua alur dalam pencatatan obat psikotropika sesuai
dengan aturan yang berlaku dalam Undang-Undang terkait.

3. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Pengelola Apotek

4. PROSEDUR
4.1 Penggunaan Psikotropika (Resep masuk)
a. Dihitung harga dikasir setiap ada resep psikotropika masuk. Pada perhitungan ini, jumlah
dan item obat psikotropika secara otomatis tercatat pada laporan kartu stok obat
psikotropika.
b. Dicatat tanggal pengambilan resep, nomor resep, nama pasien, alamat pasien, nama dokter,
alamat dokter, jumlah pengeluaran, sisa stok, dan paraf pada Buku Harian Psikotropika.
c. Dicatat tanggal resep, nomor resep, jumlah item obat psikotropika yang keluar dan paraf
pada kartu stelling untuk item obat psikotropika.
4.2 Penerimaan Obat Psikotropika maupun Nempil Obat Psikotropika
a. Diterima dan dicek setiap barang datang obat psikotropika oleh Asisten Apoteker atau
Apoteker. Jika semua obat psikotropika datang sudah sesuai dengan faktur dan surat
pesanan maka diberi tanda tangan, nama terang, tanggal penerimaan barang, no.
SIPA/SIKAA yang menerima barang datang obat psikotropika.
b. Dimasukkan faktur di penerimaan faktur, secara otomatis di kartu stok item obat
psikotropika jumlah obatnya akan bertambah sesuain dengan penerimaan barangnya.
c. Dicatat tanggal penerimaan faktur, nama Pedagang Besar Farmasi (PBF), jumlah barang
yang masuk (pemasukan), sisa stok, dan paraf pada Buku Harian Psikotropika.
d. Dicatat untuk item obat psikotropika yang diterima meliputi tanggal masuk, nama PBF,
jumlah barang yang masuk, sisa stok, dan paraf pada kartu stelling.
e. Obat psikotropika yang nempil ke apotek lain, alurnya sama tetapi nama PBF diganti

Portofolio II – Tugas 12
dengan nama apotek yang ditempil.
f. Menyertakan SP untuk nempil obat psikotropika di apotek lain.
4.3 Pencatatatan Psikotropika setiap Bulannya
a. Dicatat setiap 3-7 hari sekali yang meliputi pencatatan buku harian psikotropika, kartu
stok, kartu stelling, dan resep asli psikotropika dicocokkan serta dicek kelengkapannya.
b. Dicek kembali setiap akhir bulan meliputi kelengkapan pencatatan psikotropika.
c. Rekapitulasi penggunaan psikotropika selama satu bulan pada awal bulan.
d. Pelaporan secara online rekapitulasi penggunaan obat psikotropika ke Kemenkes atau
membuat hard copy dan soft copy setiap awal bulan.

5. UNIT TERKAIT
Apoteker Pengelola Apotek, Apoteker Pendamping, dan Asisten Apoteker.

Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :


Paraf Paraf Paraf

(Aping) (APA) (APA)

Portofolio II – Tugas 12
APOTEK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1
“DIRELA FARMA”
No. Revisi : Nomor :
PELAYANAN INFORMASI OBAT
Tanggal Revisi : Mulai Berlaku :

1. PENGERTIAN
Kegiatan Pelayanan yang harus dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi dan konsultasi
secara akurat, tidak bias, faktual,terkini, mudah dimengerti, etis dan bijaksana.

2. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi dan konsultasi secara akurat, tidak bias, faktual, terkini, mudah dimengerti, etis dan
bijaksana.

3. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Pengelola Apotek

4. PROSEDUR
4.1 Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep atau kartu pengobatan pasien (medication
record) atau kondisi kesehatan pasien baik lisan maupun tertulis
4.2 Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis untuk memberikan informasi.
4.3 Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana baik
secara lisan maupun tertulis
4.4 Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien :
- Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat
- Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang meliputi: bagaimana cara memakai obat,
kapan harus mengkonsumsi/memakai obat, seberapa banyak/dosis dikonsumsi sebelumnya, waktu
sebelum atau sesudah makan, frekuensi penggunaan obat/rentang jam penggunaan
- Peringatan atau efek samping obat
- Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping obat
- Tata cara penyimpanan obat
- Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
4.5 Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet dll)
4.6 Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat

5. UNIT TERKAIT
Apoteker (APA, APING)

Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :


Paraf Paraf Paraf

(Aping) (APA) (APA)

Portofolio II – Tugas 12
APOTEK STANDAR PROSEDUR
Halaman 1 dari 1
“DIRELA FARMA” OPERASIONAL
No. Revisi : Nomor :
PELAYANAN INFORMASI OBAT
Tanggal Revisi : Mulai Berlaku :

1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk melakukan kegiatan konseling pasien dengan resep, sesuai dengan
kondisi pasien.
2. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Pengelola Apotek
3. PROSEDUR
3.1 Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien/keluarga pasien
3.2 Menanyakan 3 (tiga) pertanyaan kunci menyangkut obat yang dikatakan oleh dokter kepada
pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended question).
1) Untuk resep baru bisa dengan 3 prime question :
a. Apa yang telah dokter katakan mengenai obat ini ?
b. Bagaimana dokter menerangkan cara pemakaian ?
c. Apa hasil yang diharapkan dokter dari pengobatan ini ?
2) Untuk resep ulang :
a. Apa gejala atau keluhan yang dirasakan pasien?
b. Bagaimana cara pemakaian obat?
c. Apakah ada keluhan selama penggunaan obat?
3.3 Memperagakan dan menjelaskan mengenai pemakaian obat tertentu (inhaler, suppositoria,
obat tetes, dan lain-lain)
3.4 Melakukan verifikasi akhir meliputi :
a. Mengecek pemahaman pasien
b. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara
penggunaan obat untuk mengoptimalkan terapi
3.5 Melakukan pencatatan konseling yang dilakukan pada kartu pengobatan
4 UNIT TERKAIT
Apoteker (APA, APING)

Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :

Paraf Paraf Paraf

(Aping) (APA) (APA)

Portofolio II – Tugas 12
APOTEK STANDAR PROSEDUR Halaman 1 dari 1
“DIRELA FARMA” OPERASIONAL
No. Revisi : Nomor :
MERACIK OBAT
Tanggal Revisi : Mulai Berlaku :

1. PENGERTIAN
Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, dan memberikan etiket
pada wadah.

2. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan obat terhadap permintaan tertulis dari
dokter, dokter gigi dan dokter hewan, agar dalam peracikan obat memperhatikan dosis, jenis, dan
jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.

3. PENANGGUNG JAWAB
Apoteker Pengelola Apotek

4. PROSEDUR
4.1 Menyiapkan alat yang akan digunakan dan membersihkan meja untuk meracik
4.2 Membuat instruksi meracik meliputi : nomer resep, tanggal resep, nama pasien, jumlah
obat dan cara mencampur
4.3 Menyiapkan etiket dan wadah obat, sertakan bersama obat dan instruksinya untuk diracik
4.4 Menyiapkan obat sesuai resep
4.5 Jika ada bahan yang harus ditimbang, maka persiapkan terlebih dahulu
4.6 Meracik dengan seksama dan hati-hati
4.7 Memastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya
4.8 Memasukkan dalam wadah yang telah disediakan dan diberi etiket, kemudian serahkan
kepada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan
4.9 Membersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai
4.10 Mencuci tangan sampai bersih

5 UNIT TERKAIT
APA, APING, dan TTK

Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :

Paraf Paraf Paraf

(Aping/TTK) (APA) (APA)

Portofolio II – Tugas 12

Anda mungkin juga menyukai