Anda di halaman 1dari 74

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI DESA BOKWEDI RT2 RW 2, KELURAHAN BLANDONGAN


KECAMATAN BUGUL KIDUL KOTA PASURUAN

DISUSUN OLEH :
SITI NUR KHASANAH
202073027

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERO
TAHUN AJARAN 2021

39
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di

segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan

berbagai inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu

pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup

warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya

peningkatan derajat atau status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah

merupakan hakekat pembangunan kesehatan dengan tujuan agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu

unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat

tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota

masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah

diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa

setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

Komunitas adalah kelompok sosial yang tiggal dalam suatu tempat,

saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat

yang tinggal disuatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang

sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial

yang mempunyai interest yang sama (riyadi 2007). Dalam rangka

mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan

kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri

adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan

masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan

tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluriuh,

melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehiduoan manusia

secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.

Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan

masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian

dalam memecahkan masalah kesehatan. Oleh karena itu layanan kesehatan

utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan

bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam

mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam Indonesia sehat 2010,

lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan

sehat yaitu lingkungan yang bebas dalam polusi, tersedianya air bersih,

sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat,

perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya

kehidupan masyarakt yang saling tolong-menolong dengan memelihara nilai-


nilai budaya bangsa. Selain lingkungan, perilaku masyarakat Indonesia Sehat

2010 yang diharapkan adalah yang berifat proaktif untuk memelihara,

meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melingdungi

diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan

masyarat (Yuddi, 2008).

Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan

adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa

adanya hambatan, baik bersifat ekonomi maupun non ekonomi (Yuddi,

2008). Diharapkan dengan terwujutnya lingkungan dan perilaku sehat serta

meningkatnya kemampuan masyarakat, derajat kesehatan perorangan,

keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal (Yuddi, 2008).

Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan menggunakan proses

keperawatan untuk mancapai tingkat kesehatan yang optimal (Riyadi,

2007).Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada

peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

- Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar keperawatan

komunitas

1.2.1 Tujuan Khusus


- Mahasiswa mampu memahami proses penyusunan asuhan

keperawàtan dalam keperawatan komunitas

- Mampu menjelaskan dan membuat pengkajian asuhan keperawatan

dalam keperawatan komunitas

- Mampu membuat diagnosa keperawatan dalam asuhan

keperawatan komunitas

- Mampu menyusun intervensi dalam asuhan keperawatan komunitas

- Mampu memahami pembuatan implementasi dalam asuhan

keperawatan komunitas

- Mampu menyusun evaluasi dalam asuhan keperawatan komunitas

1.3 Manfaat

1.3.1 Untuk mahasiswa

- Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata

pada masyarakat.

- Belajar menjadi model professional dalam menerapkan asuhan

keperawatan asuhan keperawatan komunitas.

- Meningkatkan kempuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana

dalam menghadapi dinamika masyarakat.

- Meningkatkan ketrampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan

dan interpersonal.

1.3.2 Untuk masyarkat

- Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif

dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.


- Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan

menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian

masalah yang dialami masyarakat.

- Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatanya dan

mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

1.3.3 Untuk Pendidikan

- Salah satu tolak ukur keberhasilan program profesi Ners STIKes

Bina Sehat PPNI Mojokerto khususnya dibidang keperawatan

komunitas. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam

pengembangan model praktik keperawatan komunitas selanjutnya.

- Mendemonstarikan karakteristik peran professional, berfikir kritis,

belajar mandini dengan keterampilan komunikasi yang efektif dan

kepemimpinan di dalam komunitas.

BAB 2

TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Keperawatan Komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas menurut Pradley (1985) adalah


pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat
dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pecegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayan kesehatan yang
dibutukan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai
suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar
manusia dan keterampilan terorganisasi diterapkan dalam hubungan yang
serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga
sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya
perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu,
keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap
keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan
dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Asuhan keperawatan komunitas pada hakekatnya adalah proses
keperawatan yang diterapkan pada klien komunitas, yang langkah-
langkahnya meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatana,
rencana asuhan keperawatan, implementasi asuhan keperawatan dan evaluasi
asuhan keperawatan. Dimana proses ini bervariasi dalam setiap situasi dan
memiliki elemen-elemen penting yaitu kesungguhan (deliberative),
kesesuaian (adaptable), siklus (cycilc), berfokus pada klien (client focused),
interaktif (interactive) dan berorientasi pada kebutuhan komunitas (need-
oriented).
2.1.1 Asumsi dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan


kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas
menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks

2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen

pelayanan kesehatan

3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil

pendidikan dan penelitian melandasi praktek.

4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas

perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-

asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan

2. Merupakan bidang khusus keperawatan

3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu

sosial (interaksi sosial dan peran serta masyarakat)

4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.

5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,

rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif

dan promotif.

6. Melibatkan partisipasi masyarakat


7. Bekerja secara team (bekerjasama)

8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku

9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah

10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat

kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik

keperawatan komunitas adalah:

1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat

diterima semua orang

2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan

dalam hal ini komunitas

3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima

pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik

4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat

mendukung maupun mengahambat

5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,


maka dapat dikembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan
praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,
keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian
terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual)
terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi
keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri
dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan
sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang

luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan

kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang

sehat pada umumnya.

3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat

diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya

kesehatan

4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa

mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan

berlangsung secara berkesinambungan

6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai

konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu

hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam

kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status

kesehatan masyarakat

7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan

secara berkesinambungan dan terus menerus


8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas

kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan

berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

2.1.2. Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,

maka dapat dikembangkan falsafak keperawatan komunitas sebagai landasan

praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,

keperawatan kumunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian

terhadap pengaruh lingkungan (Bio-Psiko-Sosio-Kultur-Spiritual) terhadap

kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan

penytakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan

komunitas mengacu pada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal yang

penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan sehingga

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur

dan manusiawi yang ditunjukkan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat

2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah seuatu upaya berdasarkan

kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi

terwujudnya manusia yang sehat khusunya dan masyarakat yang sehat

pada umumnya
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat

diterima oleh semua orang dan merupakan bagian intregal dari upaya

kesehatan.

4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitatif.

5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung

secara berkesinambungan.

6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai

customer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjaminsuatu hubungan

yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam

kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan kearah peningkatan status

kesehatan masyarakat.

7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan

secara berkesinambungan dan terus-menurus.

8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas

kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan

berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

Komunitas dengan Keluarga sebagai

unit pelayanan dasar.

MANUSIA

KEPERAWATAN KESEHATAN

3 Tingkatan Pencegahan (SEHAT-SAKIT)


LINGKUNGAN

(Physic, Biologic,

Psychologist, Social Cultural

Gambar 2.1 Paradigma / Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan gambar diatas dapat dijabarkan masing-masing unsur

sebagai berikut:

1. Manusia

Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu yang berada

pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai,

keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama

lain untuk mencapai tujuan. Komunitas merupakan sumber dan

lingkungan bagi keluarga, komunitas. Komunitas sebagai klien yang

dimaksud adalah kelompok resiko tinggi antara lain : daerah terpencil,

daerah rawan, daerah kumuh.

2. Kesehatan

Sehat adalah kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan

kebutuhan dasar klien/komunitas.Sehat merupakan keseimbangan yang

dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.


3. Lingkungan

Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh di sekitar klien

yang bersifat biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual.

4. Keperawatan

Intervensi atau tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor

melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.

2.1.3 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga

tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi

kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.

b. Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,

kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi

2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah

3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah

kesehatan/keperawatan

4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi

5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan atau

keperawatan

6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pelayanan kesehatan atau keperawatan


7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara

mandiri (self care).

8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan

9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam

menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya

norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera

10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan

terhadap masalah kesehatan.

2.1.4 Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
a. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu

tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena

ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan

dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental

maupun sosial.

b. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala

keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam

suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau

adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah

satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah


kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota

keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.

c. Kelompok Khusus

Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi

yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya

adalah:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat

perkembangan dan petumbuhannya, seperti:

a. Ibu hamil

b. Bayi baru lahir

c. Balita

d. Anak usia sekolah

e. Usia lanjut

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan

dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

a. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyakit

kelamin dan lain sebagainya.

b. Penderita dengan penyakit tidak menular, seperti: penyakit diabetes

mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain

sebagainya.

3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:


a. Wanita tuna susila

b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu

d. Dan lain-lain

4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

a. Panti wredha

b. Panti asuhan

c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

d. Penitipan balita

d. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan

bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan

menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas

yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok

individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk

mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan

muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan,

perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

2.1.5 Strategi

Strategi intervensi keperawatan komunitas:

1. Proses kelompok

2. Pendidikan kesehatan

3. Kerjasama (partnership)
2.1.6 Peran Perawat Komunitas (Provider of Nursing Care)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan

masyarakat diantaranya adalah:

1. Penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah

keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,

melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan

yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

2. Pendidik dan konsultan (Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di

masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku

sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan

dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan

mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk

membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk

meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan

dukungan emosional dan intelektual.


Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan

proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat

mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk

belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan

strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan

strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang

telah didapat (Mubarak, 2005).

3. Role Model

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh

yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat

yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

4. Advokasi (Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat

komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan

fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat.

Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.

Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik

untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi

hak-hak klien (Mubarak, 2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab

membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi


dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi

hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed

Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.

Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak

klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di

rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan

(Mubarak, 2005).

5. Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola

berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat

sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan

kepadanya.

6. Kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara

bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli

gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu

mempercepat proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau

kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang

lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat

penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan

(Mubarak, 2005).

7. Perencana tindak lanjut (Discharge Planner)


Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah

menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.

Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah

mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

8. Penemu masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang

timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui

kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan

pengumpulan data.

9. Koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,

merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim

kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak

profesional (Mubarak, 2005).

10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change

Agent and Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang

berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat

perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney

mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang


mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan

klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali

kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,

menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan

hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan

dan membimbing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari

perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat

membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga

perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan, perasaan dan

perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community

Care Provider and Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan

kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan

masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau

pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan

bagian dari peran perawat komunitas.

2.1.6 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya


peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan
upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

a. Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat

2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan

5) Olahraga secara teratur

6) Rekreasi

7) Pendidikan seks

b. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat melalui kegiatan:

1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas

maupun kunjungan rumah


3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas

ataupun di rumah

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

c. Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota

keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah

kesehatan, melalui kegiatan:

1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas

dan rumah sakit.

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin

dan nifas.

4) Perawatan payudara

5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

d. Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi

penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap

kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,

misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui

kegiatan:

1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita

Kusta, patah tulang mapun kelainan bawaan


2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,

misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi

manual yang mungkin dilakukan oleh perawat

e. Upaya Resosialitatif

Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga

dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah

kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita

suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok

masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan

lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk

dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan

tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka

derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau

batasan-batasan yang jeals dan dapat dimengerti.

2.1.7 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas

Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat


mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan
praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,

kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school

health nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah

binaan kesehatan masyarakat.


2. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah

perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi

4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka

hadapi

5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan

penanganan lebih lanjut

6. Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat

7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan

kesehatan

8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan

masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan

dan penilaian kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan

sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.

9. Mengadakan koordinasi diberbagai kegiatan asuhan keperawatan

komunitas

10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan

instansi terkait.

11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan

keperawatan dan kesehatan.


2.1.8 Model Pendekatan

Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah

kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah

(problem solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan

dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya

kesehatan dasar (PHC).

Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah

kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan

dapat diatasi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi

keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya

sebagai perawat kesehatan masyarakat.

Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan

pendekatan terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach,

maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang

ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case

approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei

mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebut community

approach.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat,

metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu


pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap

sebagai berikut:

2.2.1 Pengkajian

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat

dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat adalah:

1) Pengumpulan Data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah

kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan

menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun

informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor

lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan

MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi

demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu

termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah

lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan

pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi

dan rekreasi.

2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh

dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa

data memerlukan pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor

stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di

komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosa

keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut terdiri dari:

a. Masalah sehat sakit

b. Karakteristik populasi

c. Karakteristik lingkungan

3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan

Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan

prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual,

ancaman resiko atau wellness.

Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat

antara lain:

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum

b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan

kesehatan

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan

tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat

mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan

mempertimbangkan:
a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat

c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat

d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat

Kriteria skala prioritas:


a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan

emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan

urgensinya untuk segera ditanggulangi.

b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu

kurun waktu tertentu

c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat

d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan

mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan

masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, srana yang tersedia

dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).

2.2.2 Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan

2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah

kesehatan dan keperawatan

3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang

akan dilakukan.

2.2.3 Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan

melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya

dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan

perawatan kesehatan masyarakat adalah:

1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan

instansi terkait

2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya

3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan


komunitas terdiri atas:
a. Pencegahan Primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan

diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan

perlindungan khusus terhadap penyakit.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi

yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga

memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan.

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi

ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat

diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer


lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu

mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal

dari ketidakmampuannya.

Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat bertanggung

jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang

sifatnya:

a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,

mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan

kesehatan.

b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang

gizi.

c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi

terpenuhinya kebutuhan komunitas.

2.2.4 Penilaian/Evaluasi

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program

kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),

pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).

Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan

dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada

4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan

penilaian, yaitu:

1) Daya guna

2) Hasil guna
3) Kelayakan

4) Kecukupan

Fokus evaluasi adalah:

1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan

pelaksanaan

2) Perkembangan atau kemajuan proses

3) Efisiensi biaya

4) Efektifitas kerja

5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam

rangka waktu berapa?

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat

Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan


klien dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran
perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih
besar daripada perawat.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang
terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga,
menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan
kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan
masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DESA BOKWEDI RT2 RW 2, KELURAHAN BLANDONGAN
KECAMATAN BUGUL KIDUL KOTA PASURUAN

Kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas ini dilakukan pada tanggal


31 Mei 2021 sampai dengan 3 Juli 2021. Asuhan keperawatan komunitas yang
telah dilaksanakan oleh Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bina
Sehat PPNI Mojokerto di Dusun Ardilangu Desa Ngembeh Kecamatan Dlanggu
Kabupaten Mojokerto.
Praktik tersebut dilakukan untuk mengaplikasikan konsep keperawatan
dan kesehatan komunitas serta keluarga dalam tatanan nyata kepada masyarakat
sehingga upaya mencetak tenaga perawat yang profesional sesuai dengan
kompetensinya dapat tercapai.
Kegiatan tersebut menggunakan proses keperawatan sebagai model
pendekatan yang bersifat ilmiah, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Berikut kami uraikan ikhtisar asuhan keperawatan komunitas yang telah
kami lakukan.
3.1 Tahap Pengkajian
3.1.1 Pengumpulan Data
1) Data Demografi
Desa : Bokwedi Rt 2
Kecamatan : Bugul Kidul
Jumlah KK : 28 KK
Jumlah Penduduk : 62 Orang
Agama : Islam
 Keyakinan terhadap hal-hal tertentu
Tidak ada kepercayaan tertentu yang ada di masyarakat
 Berdasarkan metode pengkajian Winshield Survey, data demografi
masyarakat akan disajikan sebagai berikut:
Batas wilayah sebelah Barat : Desa Bokwedi Rt 3 rw 2, Kelurahan
Blandongan
Batas wilayah sebelah Timur : Desa Bokwedi Rt 1 rw 2, Kelurahan
Blandongan
Batas wilayah sebelah Selatan : Desa Bokwedi Rt 4 rw 2, Kelurahan
Blandongan

Fasilitas yang terdapat di Desa Bokwedi rt 2 adalah:


Fasilitas pendidikan semi formal : TPQ
Fasilitas agama : Musholah
Hasil data yang diperoleh melalui angket atau quesioner,
wawancara dan observasi yang dilakukan oleh mahasiswa dapat disajikan
sebagai berikut :
TABULASI HASIL PENGUMPULAN DATA DEMOGRAFI
DESA BOKWEDI RT2 RW 2, KELURAHAN BLANDONGAN
KECAMATAN BUGUL KIDUL KOTA PASURUAN

1. TABEL 4.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Laki-laki 30 46,35
2. Perempuan 32 53,64
Jumlah 62 100

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan perbandingan jumlah penduduk


berdasarkan jenis kelamin di Dusun Tirim di Desa Plososari yaitu laki-laki
sebanyak( 46,35% ). orang dan perempuan sebanyak ( 53,64% )

2. TABEL 4.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Bokwedi RT 2 RW
2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. 0- <5 th 3 7,15%
2. 5 - <13 th 6 8,19%
3. 13 - < 18 th 9 11,19%
4. 18 - < 45 th 22 36,30%
5. 45- < 60 th 20 32,21%
6. 60- < 90 th 2 4,96%
7. >90 th 0 0%
Jumlah 62 100%
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan distribusi Penduduk
Berdasarkan Umur di Desa Bokwedi rt 2 rw 2 yaitu 0-<5 tahun sebanyak (
7,15% ), 5-<13 tahun sebanyak ( 8,19% ), 13-<18% tahun sebanyak (
11,19% ), 18-<45 tahun sebanyak ( 36,30% ), 45-<60 tahun sebanyak (
32,21% ), 60-<90 tahun sebanyak ( 4,96% ), dan >90 tahun sebanyak ( 0% ).

3. TABEL 4.3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Bokwedi RT 2 RW
2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Islam 62 100%
2. Kristen 0 0
3. katolik 0 0
4. Hindu 0 0
5. Budha 0 0
6. Lain-lain
Jumlah 62 100%

Berdaasarkan tabel 4.3 menunjukkan Distribusi Penduduk


Berdasarkan Agama di Desa Bokwedi rt 2 rw 2 semua warganya beragama
islam sebanyak ( 100% )

4. TABEL 4.4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Desa Bokwedi RT 2
RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. PNS/ TNI/POLRI 4 5,49%
2. Swasta 10 21,31%
3. Wiraswasta 11 21,64%
4. Petani 9 12,41%
5. Tidak/ Belum Bekerja 18 25,27%
6. IRT 6 7,36%
7. Pedagang 4 6,48%

Jumlah 62 100%
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan Distribusi Penduduk
Berdasarkan Pekerjaan di Desa Bokwedi Rt 2 Rw 2 yaitu PNS/TNI/POLRI
sebanyak ( 5,49% ), Swasta sebanyak ( 21,31% ), Wiraswasta sebanyak(
21,64% ), , Petani sebanyak( 12,41% ) tidak/ belum bekerja sebanyak (
25,27 ), IRT sebanyak ( 7,36% ), pedagang sebanyak ( 6,48% ).

5. TABEL 4.5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Bokwedi RT
2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase
(%)
1 Tidak Sekolah 6 7,38%
2 SD 5 5,47%
3 SMP 8 9,12%
4 SMA 25 38,02%
5 S1 6 7,38%
6 Belum Tamat 12 32,63%

Jumlah 62 100%

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan Distribusi Penduduk


Berdasarkan Pendidikan di Desa Bokwedi yaitu Tidak Sekolah sebanyak (7,38%),
SD sebanyak (5,47%), SMP sebanyak (9,12%), SMA sebanyak (38,02%), S1
sebanyak (7,38%), belum tamat sebanyak (32,63%).

6. TABEL 4.6
Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase
(%)
1. < 1 juta 22 28,88%
2. 1 juta- < 3 juta 28 56,36%
3. 3 juta > 12 14,76%
Jumlah 62 100%
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan Distribusi Penduduk Berdasarkan
Tingkat Pendidikan di Desa Bokwedi rt2 rw2 yaitu <1 juta sebanyak ( 28,88% ),
1 juta- <3 juta sebanyak ( 56,36% ), dan >3 juta sebanyak ( 14,76% ).

7. TABEL 4.7
Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyakit 6 bulan terakhir di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase
(%)
1. DHF 2 6,61%
2. Diare 12 22,32%
3. Typus 2 6,61%
4. Penyakit Kulit 0 0
5. Rematik/asam urat 10 12,14%
6. Hipertensi 5 9,44%
7. ISPA 15 27,42%
8. Jantung 0 0
9. DM 4 8,44%
10. STROKE 0 0
11. Gastritis 6 10,14%

Jumlah 51 100%

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan penyakit 3 bulan


terakhir di Desa Bokwedi RT 2 RW 2, yaitu DHF sebanyak (6,61%), diare
sebanyak (22,32%) Typus sebanyak (6,61%), penyakit kulit sebanyak ( 0 ),
rematik/asam urat sebanyak (12,14%), hipertensi sebanyak (9,44%), ISPA
sebanyak (27,42), jantung sebanyak (0), DM sebanyak (8,44%
STROKE sebanyak (0), dan gastritis sebanyak (10,14%)

8. TABEL 4.8
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Setiap KK di di Desa Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota
Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase
(%)
1. Ke Rumah Sakit 10 11,59%
2. Ke Puskesmas 19 26,33%
3. Klinik/BPS 20 52,66%
4. Alternatif 6 3,13%
Jumlah 51 100%

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan pemanfaatan pelayanan kesehatan ke rumah


sakit sebanyak ( 11,59% ), ke puskesmas sebanyak ( 26,33% ), ke klinik/BPS
sebanyak ( 52,66% ), dan alternatif sebanyak ( 3,13% )

TABULASI HASIL PENGUMPULAN DATA KESEHATA


LINGKUNGAN DI DESA BOKWEDI RT 2 RW 2, KECAMATAN BUGUL
KIDUL KOTA PASURUAN

1. TABEL 4.9
Distribusi Penduduk Berdasarkan Status Rumah di di Desa Bokwedi
RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan

No. Variabel Jumlah Prosentase (%)


1. Sendiri 22 73,91%
2. Sewa 6 26,08%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 4.9 diatas jumlah Status rumah di Desa Bokwedi rt2 rw2
didominasi oleh rumah milik sendiri sebanyak 22 KK ( 73,91% ), sedangkan
untuk sewa sebanyak 6 KK ( 26,08% )
2. TABEL 4.10
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Rumah di di Desa Bokwedi
RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Permanen 24 67,39%
2. Semi permanen 3 28,26%
3. Tidak permanen 1 4,34%
Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 4.10 diatas jenis rumah di Dusun Tirim Desa


Plososari didominasi oleh rumah permanen sebanyak 24 KK ( 67,39% ), dan
semi permanen sebanyak 3KK ( 28,26% ) sedangkan rumah tidak permanen
sebanyak 1 KK ( 4.34% )

3. TABEL 4.11
Distribusi Penduduk Berdasarkan Lantai Rumah di di Desa Bokwedi
RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan

No. Variabel Jumlah Prosentase (%)


1. Keramik 23 91,30%
2. Tidak keramik 5 8,69%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 4.11 diatas Lantai rumah di Desa bokwedi


didominasi oleh keramik sebanyak 23 KK ( 91,30% ), sedangkan untuk jenis
tidak keramik sebanyak 5 KK (8.69%).

4. TABEL 4.12
Distribusi Penduduk Berdasarkan Ventilasi rumah di di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan

No. Variabel Julah Prosentase (%)


1 <10% 0 0
2 >10% 28 100%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel 4.12 diatas berdasarkan ventilasi dalam rumah di Dusun
Tirim Desa Plososari menunjukkan frekuensi ventilasi <10% sebanyak 0 KK
(6,52%)., sedangakan ventilasi >10% sebanyak 28 KK (93,47%)

5. TABEL 4.13
Distribusi Penduduk Berdasarkan luas rumah 8m2 di di Desa Bokwedi
RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan

No. Variabel Jumlah Prosentase


(%)
1 Ya 19 86,95%
2 Tidak 9 13,04%

Jumlah 28 100%
Ya

2 00
1 50
1 00
50

Berdasarkan tabel 4.13 diatas frekunsi Luas rumah 8m2 di Dusun


0 Ti dak

ju

ml
3 -D
ah
C olu mn 3

Tirim Desa Plososari Ya sebanyak 19KK ( 86,95% ), tidak sebanyak 9 KK


3 -D
C olu mn 6

( 13,04% ) 3 -D
C olu mn
7 85

6. TABEL 4.14
Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Air Bersih di di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan

No. Variabel Jumlah Prosentase


(%)
1. Sumur gali 6 18,65%
2. Sumur pompa 22 80,43%

Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel 4.14 diatas Sumber Air di Dusun Tirim Desa
Plososari semuanya menggunakan, sumur gali sebanyak ( 18,56% ),sumur
pompa sebanyak ( 80,43% )

7. TABEL 4.15
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pengelolaan Air Minum di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan

No. Variabel Jumlah Prosentase (%)


1. Air Masak 20 82,60%
2 Air Mineral 8 17,39%
3. Tidak Dimasak 0 0%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel 4.15 diatas Pengelolaan Air Minum di Dusun
Tirim Desa Plososari didominasi oleh pengelolaan air minum dengan dimasak
sebanyak 20KK ( 82,60% ), sedangkan untuk pengelolaan air minum dengan
air mineral/aqua sebanyak 8 KK ( 17,39% ).

8. TABEL 4.16
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Jamban di Desa Bokwedi RT
2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan

No. Variabel Jumlah Prosentase (%)


1. Leher Angsa 28 100%
2 Cemplung 0
3. Tidak punya
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel 4.16 diatas Jenis Jamban di Desa Bokwedi menggunakan leher
angsa sebanya 28 KK ( 100% ),
9. TABEL 4.17
Distribusi Penduduk Berdasarkan tempat BAB di Desa Bokwedi RT 2
RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. WC 28 100%
2. Sungai 0

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 4.17 diatas tempat BAB di Desa Bokwedi rt2 rw 2 tempat
BAB di WC sebanyak 28 kk ( 100% )
10. TABEL 4.18
Distribusi Penduduk Berdasarkan jentik di Desa Bokwedi RT 2 RW
2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Ada 7 17,39%
2. Tidak ada 21 82,60%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 4.18 data Jentik di Desa bokwedi didominasi ada jentik
sebanyak 7 KK ( 17,39% ) , dan untuk jentik yang tidak ada sebanyak 21 KK (
82,60% ).

11. TABEL 4.19


Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat pembuangan sampah di
Desa Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase
(%)
1 Ditimbun 0 0
2. Dibakar 8 13,04%
3. Disungai 3 4,34%
4. Diangkut petugas 17 82,60%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 4.19 diatas tempat pembuangan sampah di desa bokwedi


didominasi oleh dengan ditimbun sebanyak ( 0 ) , dengan dibakar sebanyak
(13,04%) ,pembuangan di sungai sebanyak (4,34%) dan Diangkut petugas
(82,60%)

12. TABEL 4.20


Distribusi Penduduk Berdasarkan Saluran Limbah di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Got 20 93,47%
2. Sungai 8 6,52%
3. Tidak ada 0 0%
Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 4.20 diatas Saluran Limbah di Desa Plososari didominasi di


Got sebanyak 20 KK ( 93,47% ), di sungai sebanyak 8 KK ( 6,52% ), dan
yang tidak ada Saluran Limbah sebanyak 0 KK ( 0 % ).

13. TABEL 4.21


Distribusi Penduduk Berdasarkan Binatang Ternak di Desa Bokwedi
RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Piaraan 16 68,2%
2. Pengerat 0 0%
3. Serangga 0 0%
4. Tidak punya 12 31,7%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan Tabel 4.21 menunjukkan 16 KK ( 68,2% ) penduduk desa bokwedi
mempunyai binatang piaraan, 12 KK ( 31,7% ) penduduk desa bokwedi tidak
punya binatang ternak.

14. TABEL 4.22


Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebersihan Kandang Ternak di
Desa Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1 Kotor 4 6,52%
2 Bersih 10 89,13%
3 Tidak ada 2 4,34%

Jumlah 16 100%
Berdasarkan Tabel 4.22 menunjukkan 4 KK ( 6,52% ) penduduk desa bokwedi
kandang ternaknya kotor, dan 10 KK ( 89,13% ) penduduk desa bokwedi
kandangnya bersih, dan 2 KK ( 4,34% ). penduduk desa bokwedi tidak ada
kandang ternaknya

15. TABEL 4.23


Distribusi Penduduk Berdasarkan Keadaan Jaminan Kesehatan di di
Desa Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. BPJS 42 36,42%
2. Mandiri 16 33,3%
Lain-Lain 4 30,24%

Jumlah 28 100%
Berdasarkan Tabel 4.23 menunjukkan keadaan jaminan BPJS sebanyak 42
penduduk ( 36,42% ). keadaan jaminan mandiri sebanyak 16 penduduk
( 33,3% ), dan lain-lain 4 penduduk ( 30,24% ),

16. TABEL 4.25


Distribusi Penduduk Berdasarkan Konsumsi Lauk/hari di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Iya 28 100%
2. Tidak 0 0

Jumlah 28 100%

Berdasarkan Tabel 4.25 menunjukkan 28 KK ( 100% ) mengkonsumsi


lauk/hari, dan tidak mengkonsumsi lauk/hari 0 KK ( 0% ).

17. TABEL 4.26


Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Bunga-bungaan 17 36,08%
2. Buah-buahan 45
63,31%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan Tabel 4.26 menunjukkan bahwa penduduk yang makan sayur
dan buah/ hari sebanyak 17 KK ( 36,08% ) dan penduduk yang tidak makan
sayur dan buah/ hari sebanyak 45 KK ( 63,91% ).
18. TABEL 4.27
Distribusi Penduduk Berdasarkan Tidak Merokok dalam Rumah di
Desa Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Iya 45 69,56%
2. Tidak 17 30,43%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 4.27 menunjukkan bahwa KK yang tidak ada anggota yang
merokok dalam rumah sebanyak 45 KK ( 69,56% ) dan KK yang ada angota
keluarga yang merokok sebanyak 17 KK ( 30,43% ).

19. TABEL 4.28


Distribusi Penduduk Berdasarkan Olahraga/hari di Desa Bokwedi RT 2
RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Iya 17 34,78%
2. Tidak 45 65,21%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 4.28 menunjukkan bahwa KK anggota keluarganya


olahraga/hari sebanyak 17 KK ( 34,1% ) dan KK yang anggota keluarganya
tidak olahraga/hari sebanyak 45 ( 65,8% ).
TABULASI HASIL PENGUMPULAN DATA KESEHATAN IBU DAN
ANAK DI DESA BOKWEDI RT 2 RW 2, KECAMATAN BUGUL
KIDUL KOTA PASURUAN

1. TABEL 4.29
Distribusi Penduduk Ibu Berdasarkan Penggunaan KB di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. IUD 2 4,31%
2. Pil 10 47,91%
3. Suntik 8 29,29%
4. Kondom 3 5,64%
5. Implan 0 0%
6. MOW 0 0%
7. MOP 0 0%
8. Tidak KB 5 11,50%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel 4.29 ibu yang menggunakan KB IUD sebanyak 2, KB pil
sebanyak 10 orang , KB suntik sebanyak 8, KB kondom sebanyak 3 orang,
dan tidak KB sebanyak 5 orang
2. TABEL 4.31
Distribusi Penduduk Berdasarkan pemberian ASI Balita di Desa Bokwedi
RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Iya 3 100%
2. Tidak 0
Jumlah 3 100%

Berdasarkan tabel 4.31 pemberian ASI balita di Desa Bokwedi, yang


melakukan ASI Eksklusif sebanyak 3 balita

3. TABEL 4.33
Distribusi Penduduk Berdasarka Kunjungan Posyandu Balita di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan

No. Variabel Jumlah Prosentase (%)


1 Rutin 3 100%
2 Tidak rutin 0
3 Tidak pernah 0

Jumlah 3 100%
Berdasarkan tabel 4.33 Kunjungan Posyandu balita di Desa Bokwedi , yang
rutin melakukan sebanyak 3 balita (100%),

4. TABEL 4.36
Distribusi Penduduk Berdasarkan Gizi Pada Anak Usia Sekolah
(AUS) di Desa Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1 Baik 6 100%
2 Cukup
3 Kurang

Jumlah 6 100%
Berdasarkan tabel 4.36 anak usia sekolah dengan Gizi baik di desa Bokwedi
sebanyak 6 anak ( 100% )
5. TABEL 4.37
Distribusi Penduduk Berdasarkan ANC Pada Ibu Hamil di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1 Rutin 3 100%
2 Tidak Rutin 0 0%
3 Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 3 100%

Berdasarkan tabel 4.37 ibu hamil yang rutin melakukan kunjungan ANC
sebanyak 3 ibu hamil ( 100% ).

6. TABEL 4.38
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Buku KIA Pada Ibu
Hamil di Desa Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Punya 3 100%
2. Tidak punya 0

Jumlah 3 100%

Berdasarkan tabel 4.38 ibu hamil yang memiliki buku KIA sebanyak 3 ibu
hamil (100% ),
7. TABEL 4.39
Distribusi Penduduk Berdasarkan Rencana Lahir Pada Ibu Hamil di
di Desa Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1 Spontan 3 100%
2 Caesar 0 0%

Jumlah 3 100%
Berdasarkan tabel 4.39 semua ibu hamil di dusun tirim desa Bokwedi berencana
melahirkan secara spontan yaitu sebanyak 3 ibu hamil ( 100% ).
TABULASI HASIL PENGUMPULAN DATA LANSIA
DUSUN TIRIM DESA PLOSOSARI KECAMATAN PURI
KABUPATEN MOJOKERTO
1. TABEL 4.40
Distribusi Penduduk Posyandu Pada Lansia di Desa Bokwedi RT 2
RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Rutin 0 0%
2. Tidak Rutin 0 0%
3. Tidak Pernah 2 100%
Jumlah 2 100%

Berdasarkan tabel 4.40 Kunjungan Posyandu pada lansia di desa Bokwedi


semua tidak pernah mengikuti posyandu lansia sebanyak 2 lansia ( 100% ).

TABEL 4.41
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pelayanan Kesehatan Pada Lansia
di Desa Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Rutin 0 0
2. Tidak Rutin 2 100%
3. Tidak Pernah 0 0
Jumlah 2 100%

Berdasarkan tabel 4.41 Pelayanan Kesehatan Pada Lansia yang tidak rutin
sebanyak 2 lansia

TABEL 4.43
Distribusi Penduduk berdasarkan penyakit pada lansia di Dusun
Tirim Desa Plososari Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Asam Urat 2 100%
2. Hipertensi
3. DM
4. ISPA
5. Kolestrol

Jumlah 2 100%

Berdasarkan table 4.43 menunjukkan penyakit pada lansia di Desa Bokwedi yaitu
Asam Urat sebanyak 2
TABULASI HASIL PENGUMPULAN DATA REMAJA
DI DESA BOKWEDI RT 2 RW 2, KECAMATAN BUGUL KIDUL KOTA
PASURUAN
10. TABEL 4.44
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kenakalan Remaja di Desa
Bokwedi RT 2 RW 2, Kecamatan Bugul kidul Kota Pasuruan
No. Variabel Jumlah Prosentase (%)
1. Merokok 7 63,55%
2. Napza 0 0%
3. Miras 0 0%
4. Sex Bebas 0 0%
5. Geng Motor 0 0%
6. Tidak Ada 4 43,64%
Jumlah 11 100%

Berdasarkan tabel 4.44 Kenakalan Remaja Yang Merokok di desa Bokwedi


Sebanyak 7 remaja ( 63,55% ), dan yang tidak melakukan kenakalan remaja
sebanyak 4 remaja ( 43,64% ).

PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 DI DESA BOKWEDI RT 2 RW 2,


KECAMATAN BUGUL KIDUL KOTA PASURUAN

No Pengetahuan Respon
Tentang Covid-
Mengetahui % Kurang %
19
Tahu
1 Pengertian 20 70 % 8 30%
2 Tanda dan gejala 18 60 % 10 40%

3 Cara penularan 18 60 % 10 40%

4 Cara pencegahan 18 60 % 10 40%

Ganbar 3.71 Distribusi pengetahuan tentang covid


Berdasarkan tabel Hasil survei diatas menunjukkan bahwa dari 28 KK
menunjukkan bahwa 10 KK mengerti tentang pengertian covid 19 dan 8 KK
kurang tahu tentang pengertian covid 19 yang benar. 18 KK mengetahui
tanda dan gejala covid 19 dengan benar dan 10 KK kurang tahu tentang
tanda dan gejala covid 19 dengan benar. 18 KK mengetahui cara penularan
covid 19 dengan benar dan 10 KK kurang tahu tentang cara penularan covid
19 dengan benar. 18 KK mengetahui cara pencegahan covid 19 dengan
benar dan 10 KK kurang tahu tentang cara pencegahan covid 19 dengan
benar.
Kurangnya terpapar informasi tentang covid 19 pada masyarakat dapat
meimbulkan masalah kesehatan.
ANALISA DATA MMD II

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 DS : sebagian Masyarakat Ketidaktauan Ketidakefektifak
mengatakan masih sering masyarakat pemeliharaan
membuang sampah disungai dan terhadap dampak kesehatan b/d
dibakar, sampah yang sudah yang bisa timbul Resiko terjadinya
dikumpulkan langsung dibakar di akibat lingkungan penyebaran
halaman rumah. yang kurang sehat penyakit (ISPA),
DO :
Ditimbun : 0 Resiko terjadinya
Dibakar : 8 penyebaran
Disungai : 3 penyakit
Diangkut petugas : 17

Hewan yang berkeliaran di


temapat sampah :
- Kucing :15%
- Nyamuk : 42%
- Lalat : 50%
- Tikus : 25%

DO :
DHF : 2
Diare : 12
Asam urat/ rematik : 10
Hipertensi : 5
ISPA : 15
DM : 4
Gastritis :6
2 DS : Ketidakmauan Defisit kesehatan
- Sebagian warga warga dalam komunitas rt 2 rw
mengatakan tidak terlalu menerapkan 2 b/d
tau tentang apa saja tanda protocol Ketidakmauan
gejala Covid, cara kesehatan warga dalam
penularan dan cara menerapkan
pencegahan. Risiko terjadinya protocol
DO : masalah kesehatan
- tidak ada kegiatan seperti kesehatan
promosi kesehatan tentang komunitas
bahaya covid didaerah
setempat Defisit kesehatan
- sebagian warga masih komunitas
tidak bisa menerapkan
protokol kesehatan
- segian warga masih
bersing berkrumun dan
tidak menggunakan
maske.

No DATA ETIOLOGI MASALAH


3. . DS: Kurangnya 1. prilaku
kesehatan
Banyak remaja putra di desa informasi
cenderung
Bokwedi rt 2 mengatakan remaja putra
beresiko b/d
merokok tentang bahaya meningkatnya
masalah
Do : prosentasi untuk remaja putra merokok
kesehatan dan
yang perokok sebanyak : 7 remaja
kebiasaan hidup
merokok dapat tidak sehat pada
berpengaruh remaja

terhadap

kesehatan
4. DS : Kurangnya Resiko tinggi

 Warga desa Bokwedi kesadaran pencemaran

mengatakan sebagian masih masyarakat lingkungan

ada yg membuang sampah dalam

dengan cara dibakar dan membuang

dibuang disungai sampah pada

DO : tempatnya

 Berdasarkan tabel 4.19 KK

yang membuang sampah Resiko tinggi

dengan dibakar sebanyak 8 pencemaran

KK dan dibuang disungai 3 lingkungan

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifak pemeliharaan kesehatan b/d Resiko terjadinya penyebaran
penyakit (ISPA),
2. Resiko tinggi pencemaran lingkungan b/d Kurangnya kesadaran masyarakat
dalam membuang sampah pada tempatnya
3. Resiko terjadinya penyakit jantung, paru b/d Kurangnya informasi remaja
putra tentang bahaya merokok dan merokok dapat berpengaruh terhadap
kesuburan
4. Defisit kesehatan komunitas b/d risiko terjadinya masalah kesehatan pada
kelompok remaja
A. SKALA PRIORITAS MASALAH / DIAGNOSA KEPERAWATAN

N Dx. Keperawatan A B C D E F G H I J K Jumlah Uruta


o Tingkat Tingkat Potensial Minat Kemu Hubung Ruang Wak Fasilit Biay Sumb n
. resiko resiko Masyar ngkin an as a er
kejadian untuk
permas akat an dengan tu keseh daya/
alahan ditangani kasus progra atan tenaga
teratas m
i pemeri
ntah
1 Ketidakefektifak 5 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 35 1
.
pemeliharaan kesehatan
b/d Resiko terjadinya
penyebaran penyakit
(ISPA),
2 Defisit kesehatan 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 33 2
.
komunitas rt 2 rw 2 b/d
Ketidakmauan warga
dalam menerapkan
protocol kesehatan

39
3 prilaku kesehatan 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 32 3
.
cenderung beresiko b/d
meningkatnya masalah
kesehatan dan kebiasaan
hidup tidak sehat.

4 Resiko tinggi 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 28 4
.
pencemaran lingkungan

Keterangan Nilai :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Cukup tinggi
5. Sangat cukup tinggi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Dx Rencana Standar
Sasaran Tujuan Sumber Tempat Waktu Kriteria Evaluator
Keperawatan Kegiatan Evaluasi
Ketidakefekti Seluruh Setelah dilakukan Penyuluhan Mahasisw Di Rumah 12 JUNI Verbal Warga Mahasiswa
fak warga tindakan tentang a Warga RT 2021 mendengarkan pokja kesling

pemeliharaan desa keperawatan Penyakit 2 RW 2 dengan baik dan masyarakat/


Bokwedi komunitas ISPA aktif bertanya Kader
kesehatan b/d
RT 2 diharapkan :
Resiko
- Kesadaran tentang
terjadinya
resiko penyakit
penyebaran
seperti (ISPA),
penyakit
- Warga tidak
(ISPA), membuang sampah
sembarangan atau
dg cara dibakar
Strategi :
- Komunikasi
- Informasi
- Edukasi
- Motivasi

Defisit Seluruh Setelah dilakukan Penyuluhan Mahasisw Di Rumah 12 JUNI Verbal Warga Mahasiswa
kesehatan warga tindakan tentang a Warga RT 2021 mendengarkan pokja kesling
komunitas rt desa keperawatan Covid 19 2 RW 2 dengan baik dan masyarakat/

2 rw 2 b/d Bokwedi komunitas - Pengertian aktif bertanya Kader


RT 2 diharapkan : covid
Ketidakmaua
- Kesadaran tentang - Tanda
n warga
resiko virus covid gejala
dalam
19 - Penularan
menerapkan
- Warga mampu covid 19
protocol
menerapkan - Pencegaha
kesehatan protokol kesehatan n covid 19
- Memakai masker
dan menjaga jarak
Strategi :
- Komunikasi
- Informasi
- Edukasi
- Motivasi

prilaku Seluruh Setelah dilakukan Penyuluhan Mahasisw Di Rumah 12 JUNI Verbal Warga Mahasiswa
kesehatan warga tindakan tentang a Warga RT 2021 mendengarkan pokja kesling
cenderung desa keperawatan rokok 2 RW 2 dengan baik dan masyarakat/

beresiko b/d Bokwedi komunitas - Zat-zat aktif bertanya Kader


RT 2 diharapkan : berbahaya
meningkatny
- Warga dapat dalam
a masalah
mengatur rokok
kesehatan
penanganan - Bahaya
dan
masalah kesehatan merokok
kebiasaan
sehari-hari untuk - Efek dari
hidup tidak mencapai status merokok
sehat pada kesehatan yg lbh
remaja baik
Strategi :
- Komunikasi
- Informasi
- Edukasi
Motivasi

Resiko tinggi Seluruh Setelah dilakukan Penyuluhan Mahasisw Di Rumah 12 JUNI Verbal Warga Mahasiswa
warga tindakan tentang a Warga RT 2021 mendengarkan pokja kesling
pencemaran desa keperawatan dampak 2 RW 2 dengan baik dan masyarakat/
lingkungan Bokwedi komunitas pencemaran aktif bertanya Kader
RT 2 diharapkan : lingkungan
- Warga dapat - Dampak
mengatur membakar
penanganan sampah
masalah kesehatan sembarang
sehari-hari untuk an
mencapai status - Dampak
kesehatan yg lbh membuang
baik sampah
Strategi : disungai
- Komunikasi
- Informasi
- Edukasi
Motivasi

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA BOKWEDI


RT 2 RW 2, KECAMATAN BUGUL KIDUL KOTA PASURUAN
1. Ketidakefektifak pemeliharaan kesehatan b/d Resiko terjadinya penyebaran penyakit (ISPA),

Jenis Kegiatan Waktu / Tempat Peserta Pelaksanaan Hambatan Solusi


1. Melakukan Tanggal 17 Juni Warga desa 1) Koordinator : Ada warga yang 1) Memberikan leaflet
Penyuluhan tentang 2021 Bokwedi rt2 Mahasiswa kurang tentang penyakit
2) Anggota : memperhatikan dan ISPA pada warga .
penyakit ISPA
- mahasiswa rame sendiri

2. Defisit kesehatan komunitas rt 2 rw 2 b/d Ketidakmauan warga dalam menerapkan protocol kesehatan
Jenis Kegiatan Waktu / Tempat Peserta Pelaksanaan Hambatan Solusi
1. Melakukan Tanggal 17 Juni Warga desa 3) Koordinator : - 2) Memberikan leaflet
Penyuluhan tentang 2021 Bokwedi rt2 Mahasiswa tentang covid 19 .
4) Anggota :
covid 19
- mahasiswa

3. Prilaku kesehatan cenderung beresiko b/d meningkatnya masalah kesehatan dan kebiasaan hidup tidak sehat.
Jenis Kegiatan Waktu / Tempat Peserta Pelaksanaan Hambatan Solusi
1.Melakukan Tanggal 17 Juni Warga desa 5) Koordinator : - 3) Memberikan leaflet
Penyuluhan (penkes) 2021 Bokwedi rt2 Mahasiswa tentang bahaya
tentang bahaya 6) Anggota : merokok
merokok, dampak - mahasiswa
merokok,

4. Resiko tinggi pencemaran lingkungan


Jenis Kegiatan Waktu / Tempat Peserta Pelaksanaan Hambatan Solusi
1.Melakukan Tanggal 17 Juni Warga desa 7) Koordinator : - 4) Memberikan leaflet
Penyuluhan (penkes) 2021 Bokwedi rt2 Mahasiswa tentang dampak
8) Anggota : membuang sampah
tentang dampak
- mahasiswa sembarangan
membuang sampah
sembarangan,
dampak sampah pada
kesehatan dan
lingkungan

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA BOKWEDI


RT 2 RW 2, KECAMATAN BUGUL KIDUL KOTA PASURUAN
WAKTU HASIL
RESPON FAKTOR
NO KEGIATAN DAN
MASYARAKAT PENDUKUNG PENGHAMBAT
TEMPAT
1 Penyuluhan tentang Penyakit Tanggal 17 - Baik Masyarkat Sebagian peserta
Ispa - warga aktif dalam berpartisipasi dalam tidak hadir dalam
Juni 2021
mengajukan pelaksanaan kegiatan
pertanyaan: Salah penyuluhan ISPA
seorang warga
menanyakan
mengenai apakah
penyakit ispa ini dapat
menyebabkan
kematian
2 Penyuluhan tentang Protokol Tanggal 17 - Baik Masyarkat Sebagian peserta
kesehatan Covid 19 - sebagian warga berpartisipasi dalam tidak hadir dalam
Juni 2021 kegiatan
aktif dalam pelaksanaan
mengajukan penyuluhan tentang
pertanyaan: Covid 19
- Salah seorang
warga menanyakan
mengenai apakah
penyakit covid ini
dapat terjadi pada
anak kecil ?

- Salah seorang
warga menanyakan
penyakit kenapa
gejala covid banyak
dan sulit terdeteksi?

3 Melakukan Penyuluhan Tanggal 17 - Baik Masyarkat Sebagian peserta


(penkes) tentang bahaya tidak hadir dalam
- sebagian warga berpartisipasi dalam
merokok, dampak merokok, Juni 2021 kegiatan
aktif dalam mengajukan pelaksanaan
pertanyaan: penyuluhan Bahaya
- Bagaimana agar merokok
bisa berhenti merokok
?

4 Melakukan Penyuluhan Tanggal 17 - Baik Ada sebagian kecil


(penkes) tentang dampak - Warga peserta yang kurang
Juni 2021 memperhatikan saat
membuang sampah mendengarkan apa
diberikan penyuluhan
sembarangan, dampak sampah yang sudah dijelaskan.
pada kesehatan dan lingkungan
DOKUMENTASI
POA

JUNI 2021
No KEGIATAN Ming. Ming. Ming. Ming.

I II III IV
1 MMD I ( MUSYAWARAH 7

MASYARAKAT DESA I )
2 PENGKAJIAN KOMUNITAS 14
3 MMD II ( MUSYAWARAH 15

MASYARAKAT DESA II )
4 PENYULUHAN PENYAKIT ISPA 17
5 PENYULUHAN PRTOKOL KESEHATAN 17
6 MMD III (MUSYAWARAH

MASYARAKAT DESA III)

Anda mungkin juga menyukai