Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


pertanian adalah kegiatan memanfaatkan sumber daya hayati untuk
memenuhi kebutuhan pangan, bahan baku industri dan sejenisnya. Indonesia
merupakan negara agraris karena sebagian besar penduduknya mempunyai
mata pencaharian sebagai petani. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
bahwa pada tahun 2016 luas lahan pertanian di Indonesia mencapai 8,186
juta hektar (Istiana, F. A, 2019). Jenis tanaman yang ditanam juga
bervariasi, salah satu tanaman unggulan adalah padi. Meskipun Indonesia
dijuluki sebagai negara agraris, hasil panen yang diperoleh masih belum
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di Indonesia. Bahkan menurut data
Badan Pusat Statistik pada tahun 2017 dalam (Istiana, F. A, 2019),
Indonesia mengalami penurunan produktivitas padi sebanyak -1,55%. Hal
ini menunjukan bahwa produksi beras di Indonesia belum maksimal karena
perawatan tanaman yang kurang tepat.
Dalam perawatan padi ini ini juga berhubungan erat dengan adanya
pengairan sawah. Pengairan sawah merupakan hal yang sangat vital dalam
meningkatkan produksi pertanian. Sistem pengairan di Indonesia ini masih
menggunakan cara kuno dengan bergiliran, sehingga petani harus membuat
jalan untuk mengalirkan air ke lahannya dan jika lahannya sudah
mendapatkan pengairan yang sesuai petani harus menutup kembali aliran air
ke lahannya. Hal ini menyebabkan beberapa masalah seperti ketinggian air
tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman yang menyebabkan hasil panen
kurang maksimal.
Oleh karena itu salah satu cara yang paling efektif untuk
meningkatkan produksi pertanian adalah dengan mengembangkan teknologi
pada sistem pengairan sawah. Hal ini kami lakukan supaya pengairan sawah
dapat mengimbangi perkembangan zaman di revolusi industri 4.0 yaitu
dengan IoT-Based Water Controller. Selain dapat mengendalikan proses
pengairan sawah, alat ini juga mampu memonitoring debit air yang
diinginkan untuk mengairi sawahnya. Sehingga kita tidak perlu khawatir
debit air yang masuk ke sawah berlebihan yang dapat berakibat rusaknya
tanaman.
IoT-Based Water Controller adalah sebuah solusi masa depan yang
memudahkan petani dalam mengelola sawah. Petani juga mempunyai lebih
banyak waktu untuk melakukan kegiatan lainnya. Poin yang lebih penting
lagi adalah teknologi ini dapat menarik minat generasi muda untuk terjun ke
dunia pertanian. Hal ini dikarenakan teknologi ini sangat dekat dengan
generasi muda yaitu tentang teknologi yang dipadukan dengan pertanian.
Karena menurut Prihatmoko dalam (Hendri, M & Wahyuni E.S. 2013),
berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tenaga kerja di bidang
pertanian pada tahun 2011 mencapai 42,28 juta jiwa, sedangkan pada tahun
2013 menurun hingga 39,96 juta jiwa.
1.2 Rumusan Masalah

Dari adanya latar belakang masalah yang telah dijelaskan


sebelumnya, maka disusun rumusan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah desain IoT-Based Water Controller yang efisien?


2. Bagaimanakah mekanisme kerja IoT-Based Water Controller?
3. Bagaimana efek yang dirasakan petani jika menggunakan IoT-
Based Water Controller?
1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari karya tulis ini adalah :

1. Merancang desain IoT-Based Water Controller yang efisien dan


ekonomis
2. Memahami mekanisme kerja dari IoT-Based Water Controller
3. Memberikan kemudahan petani untuk mengairi sawahnya
1.4 Manfaat yang diharapkan

Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan karya tulis ilmiah ini adalah
terciptanya IoT-Based Water Controller dapat bermanfaat terutama untuk para
petani padi. Selain itu manfaat yang akan didapat dari Program Karya Tulis
Ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. Program ini dapat menjadi solusi alternatif bagi petani


khususnya pada sistem pengairan penanaman padi.
2. Program ini dapat meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam
pengembangan teknologi yang berguna bagi masyarakat
sehingga fungsi mahasiswa dalam tri darma perguruan tinggi
dapat tercapai.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tanaman padi
Padi merupakan salah satu tanaman yang sangat penting di Indonesia.
Bagaimana tidak, Istiana,F.A, 2019 menyatakan bahwa 95% penduduk Indonesia
mengkonsumsi nasi beras yang dihasilkan tumbuhan padi sebagai salah satu
kebutuhan makanan pokok sehari-hari. Selain di Indonesia beras ini juga menjadi
bahan makanan pokok dibanyak Negara di Asia seperti Thailand, Vietnam, China
dan lain-lain.
Dalam proses budidaya dan penanaman padi salah satu tahap yang
menentukan hasil yang diperoleh adalah pemupukan dan pengairan. Padi
merupakan tanaman yang sangat membutuhkan air, namun padi juga tidak bisa
terus menerus berada dalam genangan air. Padi tidak membutuhkan pasokan air
yang melimpah, ketersediaan air ini dapat digunakan untuk keperluan lain,
Suharsi dalam Orbanus N(2005). Dikutip dari website resmi kementrian
pertanian, salah satu sistem pengairan yang cocok untuk penanaman padi adalah
sistem pengairan berselang (intermiten).
Sistem pengairan berselang adalah pengaturan kondisi lahan dalam
kondisi kering dan tergenang secara bergantian. Beberapa manfaat dari sistem
pengiran ini antara lain :
1. Lebih menghemat air irigasi,
2. Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapat udara, sehingga dapat
berkembang lebih dalam.
3. Dapat mencegah timbulnya keracunan besi
4. Mencegah asam organic dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
5. Mengurangi kerebahan
6. Mengurangi anakan yang tidak produktif.

Untuk tata cara dan tahap pengairan sistem berselang ini yaitu :

1. Pada saat penanaman bibit, kondisi tanah macakmacak


2. Kemudian secasra berangsur tanah digenangi setinggi 2-5 cm sampai
tanaman berumur 10 hari
3. Setelah itu biarkan tanah tanpa diairi dan mengering sendiri.
4. Setelah tanah retak selama 1 hari, genangi kembali setinggi 5 cm.
5. Lakukan pengeringan dan pengairan berselang ini sampai fase
pembungaan
6. Setelah tanaman masuk fase pembungaan sampai 10 hari sebelum
panen airi terus lahan setinggi 5 cm.
7. Kemudian keringkan lahan mulai dari 10 hari sebelum panen sampai
padi dipanen.
B. IoT(Internet of Thing)
IoT (Internet of Thing) adalah sebuah konsep dimana peralatan memiliki
kemampuan untuk berbagi data melalui jaringan internet. Dalam penelitian Dony
Susandi dkk (2017), piyare menyatakan bahwa IoT (Internet of Thing) merupakan
sebuah penghubung peralatan sehari-hari ke internet, dimana perangkat cerdas
dihubungkan bersama diharapkan dapat membentuk sebuah komunikasi baru.
Cara kerja dari sistem ini adalah dengan memanfaatkan suatu
argumentasi pemrograman, dimana bahasa pemrograman tersebut bisa
menghasilkan suatu interaksi antara mesin yang telah terhubung secara otomatis
yang bekerja tanpa campur tangan manusia dan tidak terbatas ruang dan waktu.
Unsur-unsur yang membentuk IoT antara lain :
 Kecerdasan buatan (Artificial Intelegence/AI)
IoT membuat hampir semua mesin yang ada menjadi “Smart”. Ini berarti
IoT bisa meningkatkan segala aspek kehidupan kita dengan pengembangan
teknologi yang didasarkan pada AI. Jadi, pengembangan teknologi yang ada
dilakukan dengan pengumpulan data, algoritma kecerdasan buatan, dan jaringan
yang tersedia. Sebenarnya ya contohnya bisa jadi mesin yang tergolong sederhana
semacam meningkatkan/mengembangkan lemari es/kulkas Anda sehingga bisa
mendeteksi jika stok susu dan sereal favorit Anda sudah hampir habis, bahkan
bisa juga membuat pesanan ke supermarket secara otomatis jika stok mau habis.
Penerapan kecerdasan buatan ini memang sangatlah menarik.
 Konektivitas
alam IoT, ada kemungkinan untuk membuat/membuka jaringan baru, dan
jaringan khusus IoT. Jadi, jaringan ini tak lagi terikat hanya dengan penyedia
utamanya saja. Jaringannya tidak harus berskala besar dan mahal, bisa tersedia
pada skala yang jauh lebih kecil dan lebih murah. IoT bisa menciptakan jaringan
kecil tersebut di antara perangkat sistem.
 Sensor
Sensor ini merupakan pembeda yang membuat IoT unik dibanding mesin
canggih lainnya. Sensor ini mampu mendefinisikan instrumen, yang mengubah
IoT dari jaringan standar dan cenderung pasif dalam perangkat, hingga menjadi
suatu sistem aktif yang sanggup diintegrasikan ke dunia nyata sehari-hari kita.
 Keterlibatan aktif
Engangement yang sering diterapkan teknologi umumnya yang termasuk
pasif. IoT ini mengenalkan paradigma yang baru bagi konten aktif, produk,
maupun keterlibatan layanan.
 Perangkat berukuran kecil
Perangkat, seperti yang diperkirakan para pakar teknologi, memang
menjadi semakin kecil, makin murah, dan lebih kuat dari masa ke masa. IoT
memanfaatkan perangkat-perangkat kecil yang dibuat khusus ini agar
menghasilkan ketepatan, skalabilitas, dan fleksibilitas yang baik.
BAB III
DESKRIPSI KARYA

3.1 Metode Pembuatan IoT Based Water Controller


Untuk metode sendiri kami menggunakan metode penelitian ADDIE
(Analysis Design Development  Implementation Evaluations)
3.2 Alat dan Bahan yang digunakan untuk IoT Based Water Controller
Peralatan yang harus disiapkan untuk digunakan dalam pembuatan
IoT Based Water Controller antara lain: Solder, Tang Potong, Obeng,
Gergaji, Kunci Pas, Kabel USB, Laptop, Bor
Sedangkan bahan yang harus disiapkan untuk digunakan dalam
pembuatan IoT Based Water Controller antara lain: PCB, Timah, Kabel,
Arduino AtMega 2560, Papan Akrilik, Mur dan Baut
3.3 Prosedur Pembuatan IoT Based Water Controller
Setelah semua bahan dan peralatan terkumpul, proses selanjutnya
adalah pembuatan IoT Based Water Controller yang melalui beberapa
tahapan sesuai bagan di bawah ini:

Perancangan Design Produk Proses Coding pada Arduino

Finishing Produk Perakitan Prototype Poduk

Uji Coba pada lokasi yang dijadikan sasaran Evaluasi Produk

3.4 Deskripsi Produk


IoT Based Water Controller adalah suatu alat yang diciptakan
untuk mengatasi masalah petani dalam hal pengairan/irigasi di sawah-
sawah. Alat ini memiliki fungsi untuk mengatur proses pengairan secara
tepat dan jumlah air yang disesuaikan dengan umur tanaman. Sistem yang
diterapkan pada alat ini ialah menggunakan sistem pintu air dengan
pengendali otomatis.kelebihan produk ini yang daat dinikmati secara
langsung adalah sistem ini juga dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan
memanfaatkan IoT sehingga petani dapat mengontrol perairan dimanapun
kapanpun dengan perangkat android. Selain itu petani dapat mengecek
perkembangan ketinggian debit air yang terdapat dilahan mereka setiap saat.
3.5 Kurang keunikan dan ananlisis SWOT
1. STRENGTH
2. WEAKNESS
3. OPORTUNITY
4. THREATH
BAB IV

POTENSI BISNIS

4.1 Peluang Berkelanjutan

Produksi IoT Based Water Controller merupakan salah satu peluang usaha
yang sangat menjanjikan dalam jangka panjang, karena selama ini belum ada
sistem pengairan irigasi semacam ini di Indonesia. Disamping itu harga untuk
produk yang satu ini terjangkau untuk masyarakat kalangan menengah kebawah.
Produk seperti ini mungkin sudah ada dan diterapkan di luar negeri, namun jika
masrayakat ingin membelinya mungkin akan berfikir dua kali dikarenakan selain
jasa kirimnya yang mahal juga harus membayar bea cukai yang idak sedikit pula.
Selain itu perawatannya mungkin lumayan sulit dikarenakan manual booknya
juga berbahasa inggris atau jepang. Penerapan inovasi ini juga dapat memajukan
sektor pertanian di Indonesia karena selain berdampak pada hasil yang
memuaskan juga dapat menguntungkan bagi pihak kami dan petani yang mau
bekerja sama dengan kami.

4.2 Tingkat Kesiapan Produksi

Dalam proses produksi IoT Based Water Controller dilibatkan orang-orang


yang sudah kompeten dibidangnya masing-masing, seperti teknisi komputer yang
bekerja untuk mengkoding controller, teknisi elektro yang bekerja unutk merakit
produk, teknisi mesin untuk mengoperasikan dan memasngkan produk di lokasi.
Kami siap menarget selama proses produksi dalam wakru sehari dapat
menghasilkan 3 unit IoT Based Water Controller , dan apabila selama seminggu
kami banyak mendapat pesanan kami berkomitmen dalam waktu 3 hari setelah
pengerjaan produk sudah dapat dikirim kelokasi.

4.3 Cara Mempromosikan Hasil Karya

Strategi yang dapat dipakai untuk mempromosikan prodk kami adalah


lewat jejaring sosial seperti Facebook, Instagram, Whatsapp. Selain itu kami juga
akan mengadakan sosialisasi kepadamasyarakat setempat khususnya yang bekerja
sebagai petani. Karena belum ada home indrustry yang memproduksi barang
seperti ini maka dapat disimpulkan usaha kami layak diterapkan dan
dikembangkan lebih lanjut dalam sektor usaha khususnya pada masyarakat
kalanga menengah bawah

4.4 Analisis Ekonomi dan Pasar dan Dampak yang Terjadi


DAFTAR RUJUKAN

Hendri, M & Wahyuni, E.S. 2013. Persepsi Pemuda Pencari Kerja Terhadap
Pekerjaan Sektor Pertanian dan Pilihan Pekerjaan Desa Cihideung
Udik Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Istiana, F. A. 2019. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar
Petani di Indonesia Tahun 2013-2017. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia.
Kementrian pertanian badan litbang pertanian, 2011,Cara Pengairan berselang
pada padi sawah,[online],(http://www.litbang.pertanian.go.id/info-
aktual/995/, diakses pada tanggal 24 maret 2019).
Susandi,D.,dkk,2017,’rancangan smart parking sistem pada prototype smart
office berbasis internet of things’,jurnal.umj.ac.id, vol.7, no.2, diakses
pada tanggal 24 maret 2019, (jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek)
Naharian,O.,dkk,2005,’teknologi pengairan dan pengolahan tanah pada
budidaya padi sawah untuk mitigasi gas metana(CH4)’,Bcrila Cinlogi,
vol.1,no.174.

Anda mungkin juga menyukai