Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu kegiatan konseling dan observasi lapangan yang dilakukan pada
puskesmas Tuminting Sampai saat ini diketahui bahwa permasalahan penyakit terbanyak
yang terdapat di wilayah kerja puskesmas Tuminting, di dominasi oleh penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan. Disamping itu upaya pengobatan
penyakit dan upaya perbaikan lingkungan dikerjakan secara terpisah dan belum terintegrasi
dengan upaya terkait lainnya. Petugas paramedis/medis mengupayakan pengobatan tanpa
memperhatikan kondisi lingkungan perumahan/pemukiman pasien, disisi lain petugas kesling
mengupayakan kesehatan lingkungan tanpa memperhatikan permasalahan penyakit/kesehatan
masyarakat

B. Tujuan

Melaksanakan kegiatan konseling pada penderita penyakit dan melakukan observasi


lapangan langsung pada penyakit DBD, MALARIA, ISPA, DIARE.

C. Waktu dan Tempat

Hari/ tanggal : Rabu,03 Mei 2017

Pukul : 09.00 - Selesai

Tempat : Puskesmas Tuminting

1 |KLINIK SANITASI
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KLINIK SANITASI

Klinik adalah balai pengobatan khusus seperti keluarga berencana, penyakit paru-paru
atau juga merupakan organisasi kesehatan yg bergerak dalam penyediaan pelayanan
kesehatan kuratif (diagnosis dan pengobatan), biasanya thd satu macam gangguan kesehatan.
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Sanitasi dasar adalah Sarana sanitasi rumah tangga yang meliputi sarana buang air besar,
sarana pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga.
Klinik sanitasi merupakan wahana untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat
melalui upaya terintegrasi kesehatahn lingkungan-pemberantasan penyakit dengan bimbingan,
penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai unit
pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian dari kegiatan puskesmas. Bekerja sama
dengan program yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja puskesmas. Klinik sanitasi
lingkungan merupakan suatu upaya/kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan
antara promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang menderita
penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman yang
dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara
aktif dan pasif di dalam dan di luar puskesmas (Depkes RI, 2002).
Dalam pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi masyarakat difasilitasi oleh petugas
puskesmas, klinik sanitasi diharapkan dapat memperkuat tugas dan fungsi puskesmas dalam
melaksanakan pelayanan pencegahan dan penularan penyakit berbasis lingkungan dan semua
persoalan yang ada kaitannya dengan kesehatan lingkungan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Secara umum tujuan klinik sanitasi yaitu meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
melalui upaya preventif dan kuratif yang di lakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus.

2 |KLINIK SANITASI
B. JENIS PENYAKIT MENULAR

1. MALARIA

Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang


ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria yang bernama Anopheles. Nyamuk
Anopheles penyebab penyakit malaria ini banyak terdapat pada daerah dengan iklim
sedang khususnya di benua Afrika dan India. Termasuk juga di Indonesia.
Parasit plasmodium yang ditularkan nyamuk ini menyerang sel darah merah.
Sampai saat ini ada empat jenis plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu
plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale dan plasmodium
falciparum. Plasmodium falciparum merupakan yang paling berbahaya dan dapat
mengancam nyawa. Setiap tahunnya, sekitar 1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal
karena penyakit malaria. Demikian menurut data terbaru yang dimuat dalam jurnal
kesehatan Inggris, The Lancet. Angka yang dilansir itu jauh lebih tinggi dari perkiraan
WHO tahun 2010 yakni 655.000. Banyak yang mengira penyakit malaria sama dengan
demam berdarah karena punya gejala yang mirip dan sama-sama ditularkan oleh
nyamuk. Namun perlu diketahui bahwa keduanya berbeda. Malaria disebabkan oleh
nyamuk anopheles yang membawa parasit plasmodium, sementara demam berdarah
disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang membawa visrus Dengue.
2. DBD
Terjadinya penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue
yang menyerang sel-sel darah. Virus ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Aedes aegypti yang hidup dan tinggal di daerah beriklim tropis
dengan suhu lembab. Pada dasarnya, serangan nyamuk menggigit manusia di siang
hari. Bila seseorang telah terinfeksi dengan virus ini juga mengalami sakit otot, sakit
kepala, sakit sendi, dan penurunan jumlah sel-sel darah putih. Satu penurunan dalam
jumlah sel darah putih menyebabkan kegagalan, sehingga pasien akan menderita
dengue sindrom syock.

3 |KLINIK SANITASI
3. DIARE
Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang
dikeluarkan dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan
dengan biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau
minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit. Biasanya diare hanya
berlangsung beberapa hari, namun pada sebagian kasus memanjang hingga
berminggu-minggu.
4. ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut atau sering disebut sebagai ISPA adalah
infeksi yang mengganggu proses pernafasan seseorang. Infeksi ini umumnya
disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea (pipa pernafasan), atau bahkan
paru-paru.
ISPA menyebabkan fungsi pernapasan menjadi terganggu. Jika tidak segera
ditangani, infeksi ini dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan menyebabkan
tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan
sampai berujung pada kematian.
ISPA merupakan penyakit yang mudah sekali menular. Orang-orang yang
memiliki kelainan sistem kekebalan tubuh dan orang-orang lanjut usia akan lebih
mudah terserang penyakit ini. Anak-anak juga memiliki risiko yang sama, karena
sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sepenuhnya.
Seseorang bisa tertular ISPA ketika dia menghirup udara yang mengandung virus atau
bakteri. Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan
melalui bersin atau ketika batuk.
Selain itu, cairan yang mengandung virus atau bakteri yang menempel pada
permukaan benda bisa menular ke orang lain saat mereka menyentuhnya. Ini disebut
sebagai penularan secara tidak langsung. Untuk menghindari penyebaran virus
maupun bakteri, sebaiknya mencuci tangan secara teratur, terutama setelah Anda
melakukan aktivitas di tempat umum

4 |KLINIK SANITASI
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya pelaksanaan kegiatan praktikum pengenalan alat pada labolatorium kimia

pada kampus kesehatan lingkungan mahasiswa bisa mengembangkan potensi dan profesi pada

bidang yang pada kegiatannya bisa memberi dampak yang baik pada lingkungan yang sehat

B. Saran

Kiranya dengan adanya praktek yang bertempat pada labolatorium fisik-kimia mahasiswa

bisa lebih semangat lagi dalam melaksanakan praktek agar pengetahuan yang pada dasarnya

kompotensi yang harus mahasiswa miliki itu tidak ada kesulitan dalam melaksanakan atau

melakukan kegiatan praktek

5 |KLINIK SANITASI
DAFTAR PUSTAKA

eprints.ung.ac.id/6881/3/2013-1-13201-811409076-bab2-26072013104322.pdf

6 |KLINIK SANITASI

Anda mungkin juga menyukai