Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI BERMAIN MEWARNAI

PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG SEKAR JAGAD


RSUD BENDAN PEKALONGAN

Disusun Oleh :

1. Al Aqim
2. Dewi Septiana
3. Raka Bagas Kara Puja Kusuma
4. Lydia Cesarani Citra Melati
5. Putri Purnamasari
6. Uun Rahmatilah

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN – PEKALONGAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hospitalisasi pada anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang
direncanakan atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit,
menjalani terapi dan perawatan sampai anak dapat dipulangkan kembali kerumah.
Selama proses tersebut, anak dapat mengalami berbagai kejadian berupa pengalaman
yang sangat traumatik dan penuh dengan stres (Supartini, 2012). Bagi anak, sakit dan
dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Anak akan
mengalami stres akibat perubahan terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya
dalam kebiasaan sehari - hari dan anak juga mempunyai sejumlah keterbatasan dalam
mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat
menekan.
Terapi bermain diharapkan mampu menghilangkan batasan, hambatan dalam
diri, stres, frustasi serta mempunyai masalah emosi dengan tujuan mengubah
tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang diharapkan dan anak
yang sering diajak bermain akan lebih kooperatif dan mudah diajak kerjasama selama
masa perawatan (Mulyaman 2006 dalam Yusuf dkk, 2013). Dinamika secara
psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu yang
menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu anak
untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya.
Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan
untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain
pada anak usia pra sekolah (3-6 tahun) dengan cara mewarnai gambar.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti terapi bermain kecemasan, rasa takut, marah, sedih, pada anak
dapat teratasi.
2. Tujuan Khusus
a. Anak dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
b. Anak dapat mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta kemampuan
ide-ide
c. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah
d. Anak dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
rumah sakit

C. Sasaran
Anak yang dirawat di RSUD Bendan di ruang sekar jagad, yang berusia (3-6 tahun).
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran
Anak yang dirawat di ruang sekar jagad yang berusia (3-6 tahun) yang kooperatif.

B. Analisa Kasus
Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan berencana atau darurat yang
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangannya kembali ke rumah. Meskipun demikian dirawat di rumah sakit
merupakan masalah besar yang menimbulkan ketakutan dan cemas bagi anak.
Hospitalisasi juga dapat diartikan adanya beberapa perubahan psikis yang dapat menjadi
sebab anak di rawat dirumah sakit (Supartini 2012, h.188).
Proses penyakit dan hospitalisai seringkali menjadi krisis pertama yang harus
dihadapi anak. Terutama anak pada tahun-tahun awal, sangat rentan terhadap krisis
penyakit dan hospitalisasi karena stres. Salah satu stressor utama hospitalisasi pada anak
dipengaruhi oleh usia perkembangan anak, pengalaman anak dengan penyakit
sebelumnya, perpisahan dan perubahan dari keadaan sehat menjadi sakit atau nyeri yang
dirasakan (Wong 2009, h.754).
BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. Deskripsi Permainan
1. Bermain merupakan aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikan
ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi krearif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Hidayat 2012 dalam
Kaluas, Ismanto dkk 2015, h.6).
Mewarnai adalah bentuk kreatifitas yang tidak terbatas dapat melahirkan gambar-
gambar yang bernilai artistik tinggi. Deangan mewarnai, anak dapat terangsang
imajinasinya, sehingga dapat mendorong tumbuh kembang anak.
2. Ciri-ciri permainan pada Anak usia pra sekolah.
a. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
b. Selalu ada timbal balik interaksi
c. Selalu dinamis
d. Ada aturan tertentu
e. Menuntut ruangan tertentu
f. Membutuhkan teman bermain
g. Membutuhkan interaksi dan kerjasama

B. Tujuan Permainan
1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
(sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
2. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.
3. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia pra sekolah, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon/ pensil warna.
4. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara
untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses hospitalisasi,
karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan negative.
6. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi
emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
7. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.
C. Jenis Permainan
Associate play merupakan jenis permainan dimana anak tidak bermain sendiri anak
akan diajak bermain bersama kelompok usianya dan belajar berinteraksi satu sama lain.
D. Alat bermain
Alat permainan yang dapat disediakan berupa buku mewarnai dan crayon atau pensil
warna.
E. Proses Bermain
Respon pasien dan keluarga
No Waktu Kegiatan
pasien
Pembukaan :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
1 5 menit c. Menjelaskan tujuan c. Mendengarkan
d. Kontrak waktu dengan pasien dand. Menyepakati kontrak
keluarga pasien waktu
      
Kegiatan bermain :
a. Menjelaskan cara permainan Mendengarkan
b. Menanyakan pada anak, anak mauMenjawab pertanyaan
bermain atau tidak
2 15 menit
c. Memulai permainan Memulai permainan
d. Memotivasi anak Bermain
e. Mengobservasi anak Bermain 

Penutup :
a. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan
3 5 menit b. Menyampaikan hasil permainan Mendengarkan
c. Menutup acara Mendengarkan
d. Mengucapkan salam Menjawab salam

F. Waktu Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Jumat, 9 Maret 2018
Jam : 08.00 WIB – selesai
Tempat : Ruang Sekar jagad

G. Hal-hal yang Perlu Diwaspadai


1. Tidak banyak mengeluarkan tenaga
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan
4. Melibatkan orang tua dan keluarga
5. Ada tidaknya resiko permainan
6. Anak tidak boleh dipaksa dalam program bermain ini
7. Bila anak kelelahan bermain harus dihentikan
8. Permainan berfokus untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar, halus, dan aspek
sosial.

H. Antisipasi untuk meminimalkan Hambatan


1. Keamanan alat permainan, mainan untuk anakusia sekolah, tidak ada bagian yang
tajam
2. Permainan yang harus menarik seperti gambar-gambar yang menarik.
I. Pengorganisasian
Observer : 1. Lydia cesarani Citra Melati
2. Dewi Septiana
Pelaksana : Al Aqim
Fasilitator : 1. Uun Rahmatilah
2. Putri Purnamasari
3. Raka Bagas Kara Puja Kusuma

Keterangan:
B C
A : Fasilitator
B : Pasien
D A C : Ibu / Ayah
D : Observer

J. Sistem Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tempat bermain telah disiapkan dan diatur sesuai dengan yang telah
direncanakan
b. Peralatan untuk permainan telah disiapkan
c. Perawat siap memimpin permainan
2. Evaluasi proses
a. Anak bersikap kooperatif
b. Keluarga mendukung jalannya permainan
c. Anak aktif mengikuti permainan
3. Evaluasi hasil
a. Terjalinnya hubungan yang baik antara anak dan perawat
b. Anak mearasa terhibur dengan permainan yang dilakukan
c. Anak mengembangkan kemampuan

BAB IV
PENUTUP
Proses penyakit dan hospitalisai seringkali menjadi krisis pertama yang harus
dihadapi anak. Terutama anak pada tahun-tahun awal, sangat rentan terhadap krisis
penyakit dan hospitalisasi karena stres. Salah satu stressor utama hospitalisasi pada anak
dipengaruhi oleh usia perkembangan anak, pengalaman anak dengan penyakit
sebelumnya, perpisahan dan perubahan dari keadaan sehat menjadi sakit atau nyeri yang
dirasakan (Wong 2009, h.754).
Fokus keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul pada
anak selama hospitalisasi adalah meminimalkan stressor atau menurunkan kecemasan
serta mengalihkan rasa nyeri pada anak.Intervensi untuk menurunkan nyeri pada anak
yaitu dapat diberikan terapi non farmakologis seperti bermain. Permainan yang
dilakukan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi)
(Supartini 2012, h.195).
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan/kepuasan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual,
emosional, dan sosial, dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena
dengan bermain anak akan berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dilakukannya, mengenal waktu, jarak serta suara (Wong 2000
dalam Supartini 2012, h.125). Bermain merupakan salah media yang dapat membantu
anak untuk melanjutkan tugas perkembangan. Melalui permainan anak dapat
mengembangkan kreativitas dan pengalamannya, anak akan mudah untuk beradaptasi
terhadap stress yang disebabkan oleh nyeri (Suriadi & Yuliani 2010, h.13).

DAFTAR PUSTAKA
Riyadi, S & Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Graha Ilmu : Yogyakarta

Suriadi & Yuliani, R. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. CV. SAGUNG SETO : Jakarta

Supartini, Y. 2012. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC : Jakarta

Wong, D, L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. vol.2, ed 6, editor Egi KY, et al, EGC :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai