Anda di halaman 1dari 7

BAB I~SISTEM BILANGAN RIIL

A. Bilangan Bulat dan Bilangan Rasional


Sistem bilangan yang paling sederhana adalah bilangan asli yaitu
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, . . .
Bilangan ini dapat digunakan untuk membilang (menghitung) berbagai jenis benda
(barang), misalnya buku, uang, orang dan lain sebagainya. Jika kepada sistem bilangan asli
digandengkan negatifnya dan nol, maka terbentuk sistem bilangan bulat, yaitu
. . . – 3, - 2, - 1, 0, 1, 2, 3, . . .
Apabila kita mengukur panjang, berat, kuat arus listrik ternyata bilangan bulat tidak
cukup memadai, karena tidak memberikan ketelitian yang memadai. Untuk itu diperlukan
hasil bagi (ratio) antara bilangan-bilangan bulat seperti
1 2 4 10 16  7
, , , , ,
2 3 5 11 11 8
Bilangan bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk m/n, di mana m dan n adalah
bilangan bulat dan n  0 disebut sebagai bilangan rasional.
Ternyata bilangan rasional belum cukup teliti untuk mengukur panjang atau berat.
Untuk itu masih diperlukan bilangan lain yang tidak dapat ditulis sebagai hasil bagi antara
dua bilangan bulat, misalnya 2 , 3 , e, , dan sebagainya. Bilangan-bilangan seperti ini
dinamakan bilangan tak rasional (irrasional).

B. Bilangan Riil
Himpunan bilangan-bilangan (rasional dan tak rasional) yang dapat mengukur
panjang, bersama-sama dengan negatifnya dan nol dinamakan bilangan riil (real).
Bilangan riil dapat dipandang sebagai pengenal (label) untuk titik-titik sepanjang sebuah
garis mendatar. Bilangan-bilangan itu mengukur jarak ke kanan atau ke kiri (jarak berarah)
dari suatu titik yang disebut titik asal dan diberi label 0. Setiap titik pada garis mempunyai
satu (tunggal) bilangan riil sebagai label. Bilangan-bilangan itu disebut sebagai koordinat
titik tersebut. Garis yang dihasilkan dikenal sebagai garis koordinat.
-3/2 -1 

0 ½ 1 2 2 e 3 4

Untuk mengenal kelas-kelas bilangan yang telah diuraikan di atas, digunakan


lambang-lambang baku yaitu: ℕ untuk bilanga asli, ℤ untuk bilangan bulat Q untuk

1

 

bilangan rasional dan R untuk bilangan riil. Dalam bentuk notasi himpunan dinyatakan
sebagai berikut
Գ  Ժ  Q  R.

N=bilangan asli

Z=bilangan bulat
Q = bilangan rasional
R = bilangan riil

C. Operasi Aljabar Bilangan Riil


Misalkan x dan y adalah dua unsur bilangan riil. Dari kedua unsur tersebut dapat
diperoleh unsur bilangan riil yang baru, dengan cara menambahkan atau mengalikan
keduanya. Operasi penambahan dan perkalian antar unsur-unsur bilangan riil mempunyai
sifat yang disebut sifat medan (field), sebagai berikut:
i. Hukum komutatif: x + y = y + x dan xy = yx
ii. Hukum Assosiatif: x + (y + z) = (x + y) + z dan x(yz) = (xy)z.
iii. Hukum distributif: x(y + z) = xy + xz
iv. Unsur-unsur identitas: Terdapat dua unsur bilangan rill yang berbeda yaitu 0 dan
1 yang memenuhi sifat: x + 0 = 0 + x = x dan x.1 = 1.x = x.
v. Balikan (invers). Setiap bilangan riil x mempunyai balikan additif (disebut juga
negatif) yaitu –x, yang memenuhi x + (–x) = 0. Setiap bilangan riil x kecuali 0
mempunyai balikan perkalian (disebut juga kebalikan) yaitu x-1 atau 1/x yang
memenuhi x.x-1 = 1.

Pengurangan dan pembagian didefinisikan sebagai


x – y = x + ( –y)
dan
x/y = x.y-1.

Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom.



 

D. Urutan Bilangan Riil


Bilangan-bilangan riil bukan nol, dipisahkan menjadi dua himpunan terpisah yaitu
bilangan riil positif dan bilangan riil negatif. Dengan demikian dapat digunakan relasi
urutan “<” (kurang dari) yaitu
x < y  y – x positif
dan relasi “” (kurang dari atau sama) yaitu
x  y  y – x positif atau nol.

Sifat-sifat urutan:
i. Trikotomi: Jika x dan y adalah bilangan riil, maka salah satu di antara yang berikut ini
pasti benar x < y atau x = y atau x > y.
ii. Transitifitas: x < y dan y < z  x < z.
iii. Penambahan: x<yx+z<y+z
iv. Perkalian: Untuk bilangan z positif, x < y  x.z < y.z.
Untuk bilangan z negatif, x < y  x.z > y.z

E. Ketaksamaan
Ketaksamaan adalah suatu kalimat matematika yang mengandung tanda tak sama
yaitu “<”, “>”, “”, atau “”. Himpunan pemecahan dari suatu ketaksamaan, biasanya
adalah terdiri dari suatu keseluruhan selang bilangan, atau suatu gabungan dari beberapa
selang. Berikut ini diberikan cara penulisan berbagai selang.

Penulisan Penulisan
Grafik Keterangan
Himpunan Selang
{x│ a < x < b} (a,b) ( ) Terbuka
a b
[ ]
{x│ a  x  b} [a,b]
a b
Tertutup
[ )
{x│ a  x < b} [a,b) a b Tertutup terbuka
( ]
{x│ a < x  b} (a,b]
a b
Terbuka tertutup
]
{x: x  b} (,b] B
)
{x: x < b} (,b) B
[
{x: x  a} [a,) A
(
{x: x > a} (a,) A
R (,)

Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom.



 

Untuk menyelesaikan ketaksamaan dengan menempuh langkah-langkah sebagai


berikut:
1. Tambahkan bilangan yang sama kepada kedua ruas ketaksamaan
2. Kalikan kedua ruas ketaksamaan dengan suatu bilangan positif
3. Kalikan kedua ruas ketaksamaan dengan suatu bilangan negatif, tetapi kemudian
harus membalik tanda ketaksamaan.

Contoh:
Selesaikan: 2x – 7 < 4x – 2.
Penyelesaian:
2x – 7 < 4x – 2.
2x < 4x + 5. tambahkan 7
– 2x < 5. tambahkan – 4x
x > – 5/2 kalikan dengan –1/2

F. Nilai Mutlak, Akar kuadrat dan kuadrat


Nilai mutlak suatu bilangan riil x, dinyatakan dengan xyang didefinisikan
sebagai
x= x jika x  0
x= – x jika x < 0
Nilai mutlak mempunyai sifat sebagai berikut
1. ab= ab
a a
2. 
b b

3. a + b a+ b


4. a – b  a– b
Ketaksamaan yang menyangkut nilai mutlak
x  < a  –a < x < a

x  > a  x < –a atau x > a

atau
│f(x)│ < a  -a < f(x) < a

│f(x)│ > a  f(x) < -a atau f(x) > a

Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom.



 

Contoh:
Selesaikan 3x – 5  1.
Penyelesaian.
Ketaksamaan ini dapat ditulis secara berurutan sebagai
3x – 5  –1 atau 3x – 5  1.
3x  4 atau 3x  6.
x  4/3 atau x  2.

Jadi himpunan penyelesaian adalah gabungan dari dua selang yaitu (–,4/3] U [2, ).

Akar kuadrat.
Setiap bilangan riil positip mempunyai dua akar kuadrat, misalnya 9 mempunyai
akar kuadrat 3 dan –3. Akar kuadrat dari bilangan riil a  0 dilambangkan dengan a
disebut akar kuadrat utama dari a, yang menunjukkan akar kuadrat tak negatip dari a. Jadi

9 = 3 dan (10) 2 = 100 = 10. Dua akar kuadrat dari 7 adalah  7 . Tidak
dibenarkan menuliskan 9 =  3, tetapi cukup dengan 9 = 3. Jadi

x2  x

Kuadrat.
Dari sifat nilai mutlak diperoleh
2
x  x2

Selanjutnya
x < y  x2 < y2

G. Sistem Koordinat Siku Empat (Cartesius)


Sistem koordinat Cartesius terdiri atas dua buah garil bilangan riil yang saling tegak
lurus dan berpotongan di titik asal (titik nol). Kedua garis itu disebut sebagai garis
koordinat, sedangkan titik perpotongannya diberi label 0. Sumbu koordinat membagi
bidang menjadi empat daerah yang dinamakan kuadran I. II, III dan IV.
Setiap titik P pada bidang dapat dinyatakan sebagai pasangan bilangan riil yang
dinamakan koordinat Cartesius bilangan itu. Koordinat titik P dinyatakan dengan
pasangan bilangan (a,b) di mana a adalah jarak titik P dengan sumbu tegak (disebut absis
atau koordinat x), sedangkan b adalah jarak titik P dengan sumbu mendatar (disebut
ordinat atau koordinat y).

Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom.



 

b P(a,b)

II I
a x

III IV

Rumus jarak.
Misalkan P dan Q adalah dua titik yang masing-masing mempunyai koordinat
(x1,y1) dan (x2,y2). Jarak antara titik P dengan titik Q ditentukan dengan persamaan

d(P,Q) = ( x 2  x1 ) 2  ( y 2  y1 ) 2

Persamaan lingkaran.
Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang terletak pada suatu jarak tetap (jari-jari)
dari suatu titik tetap (pusat). Berdasarkan rumus jarak, lingkaran yang berjari-jari r dan
perpusat di titik (h,k) memiliki persamaan
(x – h)2 + (y – k)2 = r2

Garis lurus.
Misalkan titik A(x1,y1) dan B(x2,y2) adalah dua titik yang terletak pada sebuah garis
lurus. Garis tersebut memiliki kemiringan atau gradien (slope) yaitu
y 2  y1
m=
x 2  x1
sehingga persamaan garis lurus tersebut adalah
y  y1 y  y1
= 2
x  x1 x 2  x1
Garis lurus dengan kemiringan m dan melalui titik A(x,y) memiliki persamaan
y – y1 = m (x – x1).

Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom.



 

Apabila suatu garis lurus memiliki kemiringan m dan memotong sumbu tegak
(sumbu y) di titik (0,b), maka persamaan garis itu adalah
y = mx + b.
Grafik persamaan.
Grafik suatu persamaan adalah titik-titik pada bidang yang koordinat-koordinatnya
yaitu titik-titik (x,y) memenuhi persamaan, artinya nilai-nilai x dan y membuat persamaan
menjadi benar. Grafik suatu persamaan dapat digambar dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Langkah 1: Dapatkan koordinat beberapa titik yang memenuhi persamaan.
Langkah 2: Tandai titik-titik tersebut pada bidang.
Langkah 3: Hubungkan titik-titik tersebut dengan sebuah kurva mulus.

H. Soal-soal Latihan

1. Buktikan bahwa bilangan 2 dan 3 adalah bilangan irrasional.


2. Tentukan himpunan penyelesaian ketaksamaan berikut
a. 4x – 7 < 3x + 5 b. 6x – 10  5x – 16.
c. 2x – 4  6 – 7x  3x + 6 d. 3x2 – 11x – 4  0
x5 1
e. 0 f. 4
2x  1 3x  2
3x
g. 1  4 h. 4 x  2  10
5
3. Titik-titik (3, –1) dan (3,3) adalah titik-titik sudut suatu bujur sangkar. Berikan tiga
pasang titik-titik sudut lain yang memungkinkan untuk bujursangkar seperti itu.
4. Cari persamaan lingkaran yang memenuhi persyaratan yang diberikan;
a. pusat ( –3, 4) jari-jari 8. b. pusat (4,3) melalui (6,2)
5. Tentukan pusat dan jari-jari lingkaran dengan persamaan berikut:
a. x2 + y2 + 2x – 10y + 25 = 0. b. 4x2 + 4y2 + 4x – 12y + 1 = 0
6. Buktikan bahwa rumus jarak (d) antara titik (x1,y1) ke garis Ax + By + C = 0
adalah
Ax1  By1  C
d
A2  B 2
Kemudian gunakan rumus tersebut untuk menghitung jarak antara titik dengan
garis berikut:
a. (–3,2) dengan 3x + 4y =6 b. (4, –1) dengan 2x – 2y + 4 = 0
 

Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom.

Anda mungkin juga menyukai