Anda di halaman 1dari 4

CTS(Carpal Tunnel Syndrome)

Nama kelompok:Theresia Lumban Gaol


Dwi Adinda Sembiring
Dosen pembimbing:Zulkarnain S.ft

Stikes sitihajar medan


2018/2019
DEFINISI
Compressive neuropathy ekstremitas atas merupakan masalah yang sering.
Dokter umum merujuk ke ahli bedah plastik, orthopaedi, atau bedah saraf untuk
mendapatkan terapi. Operasi pertama compressive neuropathy dilakukan tahun
1930 an oleh Learmont, tetapi masalah ini dideskripsikan oleh Paget 1850 an dan
Sir Astley Cooper 1820 an. Compressive neuropathy adalah sekelompok injuri
pada nervus perifer yang sering merupakan faktor patofisiologi dan pada tempat
normal anatomi yang mendesak saraf. Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan
compressive neuropathy yang paling tersering, diikuti oleh ulnar nerve
compression di elbow. Compression deep branch ulnar merupakan compressive
neuropathy yang jarang. Suprascapular sindrom bentuk lain dari compressive
neuropathy, sekitar 0,4% dari gejala nyeri pada upper girdle. Saat ini,
symtomatology, pemeriksaan yang objektif, pengetahuan anatomi kompresi nervus
telah berkembang dengan baik. Walaupun terapi konservatif dan fungsional
manajemen telah dilakukan tetapi dekompresi bedah telah menjadi pilihan terapi
definitif Carpal Tunnel Syndrome Merupakan entrapment neuropathy yang paling
terkenal. Pada carpal tunnel normal terdapat ruangan untuk seluruh tendon dan
median nerve. Ruangan tersebut sangat sensitif terhadap perubahan tekanan. Jika
terdapat peningkatan tekanan akan menyebabkan terjadinya ischemia. Biasanya
penyebab sulit terdeteksi, beberapa keadaan berikut diduga berhubungan dengan
carpal tunnel syndrome seperti tumor, ganglion, gouty tophus, fraktur fragmen,
dislocated carpal bone, foreign body, anatomi anomali seperti aberrant muscle atau
persistent median artery, dan juga sering ditemukan pada keadaan yang
berhubungan dengan kondisi medis seperti menopause, rheumatoid arthritis,
kehamilan, dan myxoedema.
Patofisiologi cts
Dimanapun nervus perifer berjalan melewati fibro-osseus tunnels akan
berisiko untuk terjadinya entrapment dan compression khususnya jika soft tissue
menjadi bulk (seperti pada kehamilan, myxoedema atau rheumatoid arthritis) atau
jika terdapat lokal obstruksi seperti ganglion atau osteophytic spur. Nerve
compression mengganggu aliran darah epineural dan konduksi axonal,
menimbulkan gejala seperti numbness, paraethesia, dan muscle weakness ; adanya
ischemia terlihat adanya perbaikan setelah decompresi. Kompresi yang lama atau
berat menyebabkan segmental demyelinasi, muscle atrophy, dan nervus fibrosis ;
gejala ringan kemungkinan akan membaik setelah dekompresi. Peripheral
neurophaty berhubungan dengan gangguan secara umum seperti diabetes atau
alcoholism yang dapat membuat nervus menjadi sensitif terhadap kompresi.
Proximal kompresi seperti discogenic root compression mengganggu sintesis dan
transpor substansi neural, sehingga predisposisi untuk terjadi entrapment pada
bagian distal, disebut juga double-crush syndrome.
Teknologi Intervensi
1.Ultra Sound Penggunaan ultra sound pada kasus carpal tunnel syndrome
adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah akibat efek micro massage yang
ditimbulkan dan menyebabkan efek thermal sehingga menyebabkan otot relaksasi.
2. Infra Merah Penggunaan infra merah pada kasus carpal tunnel syndrome
adalah untuk menaikan temperatur pada jaringan sehingga menimbulkan
vasodilatasi pembuluh darah selain itu pemanasan otot akan menimbulkan
pengaruh sedatif terhadap ujung-ujung syaraf sensoris.
3. Terapi latihan Menurut Arovah (2010), ada beberapa jenis terapi latihan
yang digunakan pada kasus carpal tunnel syndrome, antara lain :
a) Active exercise Adalah gerakan yang dilakukan karena adanya kekuatan
otot dan anggota tubuh sendiri tanpa bantuan, gerakan yang dihasilkan oleh
kontraksi dengan melawan gravitasi.
b) Passive exercise Adalah latihan gerakan yang dilakukan oleh bantuan dari
luar dan bukan merupakan kontraksi otot yang disadari. Menurut Kisner and Colby
(2007) gerak passive exercise menyebabkan efek penurunan nyeri akibat aliran
darah lancar serta membuat daerah sekitar sendi menjadi rileks sehingga bisa
menambah LGS dan menjaga elastisitas otot.
c) Resisted active exercise Resisted active exercise dapat meningkatkan
kekuatan otot oleh karena jika suatu tahanan diberikan pada otot yang
berkontraksi, maka otot tersebut akan beradaptasi dengan meningkatkan kekuatan
otot akibat hasil adaptasi syaraf dan peningkatan serat otot
Beda dosis
1. Ultra sound : Pasang tranduser pada area yang diterapi yaitu pergelangan
tangan kiri diberikan media pelicin dan diratakan dengan tranduser, waktu terapi 3
menit dari luas area 9cm² dibagi ERA 3cm², intensitas 1 watt/cm².
2. Infra merah : Pasang lampu tegak lurus pada telapak tangan sebelah kiri
dengan jarak 30-45 cm dan waktu terapi 15 menit. Monitor setiap 5 menit.
3. Terapi Latihan : active exercise, passive exercise dan resisted active
exercise.

Anda mungkin juga menyukai