ISSN(Online) : 2686-6641
1,2,3,4
Politeknik Teknologi Kimia Industri
1
metty@ptki.ac.id, 2donda@ptki.ac.id
ABSTRAK
Industri pabrik sarung tangan PT. Shamrock Manufacturing Corpora menggunakan cangkang
kelapa sawit dan tongkol jagung sebagai bahan bakar pada unit Thermal oil heater untuk
memperoleh panas yang digunakan dalam proses pengeringan (Drying). Nilai kalor bahan bakar
dihitung dengan mengetauhi komposisi tiap-tiap bahan bakar dengan menggunakan persamaan-
persamaan yang ada dari literatur, perhitungan konsumsi bahan bakar, dan effisiensi dari bahan
bakar terhadap thermal oil heater. Tongkol jagung yang merupakan limbah biomassa ternyata
memiliki nilai kalor tinggi atau (high heating value/HHV) sebesar 4533,7176 Kkal/Kg dan nilai
kalor rendah atau (Low heating value/LHV) sebesar 4130,4055 Kkal/Kg. Sehingga merupakan
sumber energi baru yang terbarukan untuk di optimalkan pemanfaatannya. Cangkang kelapa
sawit memiliki nilai kalor tinggi atau (high heating value/HHV) sebesar 3457,4232 Kkal/kg dan
nilai kalor rendah atau (Low heating value/LHV) sebesar 3378,3733 Kkal/Kg. Nilai kalor yang
terkandung dari pencampuran bahan bakar cangkang kelapa sawit dan tongkol jagung dengan
perbandingan 3 : 1 yaitu nilai kalor tinggi atau (high heating value/HHV) yaitu sebesar
3642,9276 Kkal/Kg dan nilai kalor rendah atau (low heating value/LHV) sebesar
3239,0448Kkal/Kg. Jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk mendapatkan tekanan proses
sebesar 1,5 bar dengan suhu 250 oC dengan volume thermal fluid 10.500 l/jam adalah cangkang
sawit sebesar 972,9581 Kg bahan bakar/jam dan tongkol jagung sebesar 324,3193 Kg bahan
bakar/jam. Pemanfaatan energi dari limbah biomassa ini, sangat diperlukan oleh industri-industri
yang suplai energi nya bergantung kepada batu bara dan BBM (bahan bakar minyak).
Kata kunci : Thermal oil heater, Tongkol jagung, Cangkang kelapa sawit, (High heating
value/HHV), (Low heating value/LHV)
1. PENDAHULUAN
PT.Shamrock Manufacturing Corpora adalah salah satu perusahaan atau pabrik pengolahan lateks
menjadi sarung tangan karet. Bahan baku diperoleh dari luar yang sudah memiliki kualitas yang bagus
dan siap untuk diolah. Oleh karena itu kelancaran proses pengolahan sangat tergantung pada kondisi
peralatan yang digunakan, dimana pabrik ini menggunakan mesin dryring sebagai alat pengering sarung
tangan guna memenuhi kebutuhan pada proses pengolahannya. Dimana mesin dryring menggunakan
bahan pemanas yaitu panas yang berasal dari Thermal oil heater. Thermal oil heater adalah mesin
pengahasil panas dan lebih berfungsi sebagai penghantar panas dengan mempergunakan thermal fluid
(media oil) dalam pipa yang dirancang spiral di dalam tabung pemanas yang di desain sedemikian rupa
yang kemudian dipanaskan api yang bersumber dari burner dengan bahan bakar tertentu. Temperatur
yang dihasilkan oleh thermal oil heater ini bisa mencapai lebih dari 300oC. (Muhammad Afdillah, 2010).
Bahan bakar yang digunakan di PT.Shamrock Manufacturing Corpora adalah cangkang kelapa sawit
dan tongkol jagung dengan perbandingan 3 : 1. Cangkang merupakan limbah dihasilkan dari
pemerosesan kernel inti sawit dengan bentuk seperti tempurung kelapa, mempunyai kalor 3500 kkal/kg –
4100 kkal/kg. Pada bahan bakar cangkang kelapa sawit ini terdapat berbagai unsur kimia antara lain:
Karbon 51,14%, Hidrogen 3,36%, Nitrogen 1,6%, Oksigen 43,3%, Abu 0,5% dan Kadar Air 7,5 %.
Tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang jumlahnya terus meningkat. Tongkol jagung selain
sifatnya sebagai limbah juga memiliki nilai kalor yang tinggi yaitu sebesar 3500 – 4500 kkal/kg.
Komposisi elemnter tongkol jagung, yaitu: Karbon = 48,22%, Hidrogen = 6,2%, Nitrogen = 1,57%,
Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 201
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641
Oksigen = 42,94 , Sulfur = 0,13 %, Abu 4,3 %, dan Kadar Air 6,2 %. Tongkol jagung memiliki hidrogen
yang cukup tinggi sehingga dapat dipakai untuk membantu proses pembakaran cangkang kelapa sawit
Dalam bentuk arang (Charcoal), efektifitas penggunaan energi tongkol jagung dapat ditingkatkan
(Effendi dan Sulistiati, 1991). Proses pembentukan arang ( Karbonisasi ) menggunakan prinsip dasar
proses pirolisa cepat/karbonisasi cepat, dimana terjadi proses pembakaran pada suhu berkisar 150 – 900 o
C dengan udara sangat terbatas. Jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan panas sesuai
kebutuhan pengeringan harus konstan. Dengan demikian Thermal fluid (mineral oil) dapat dipakai secara
tidak berlebihan dan menghindari kekurangan pemasukan themal fluid (mineral oil) sehingga proses
dapat berjalan dengan baik dan dapat menunjang kelancaran proses produksi. (Antonio, 2011). Dengan
demikian, mengingat begitu pentingnya panas dari thermal oil heater pada proses produksi, sehingga
digunakan alat untuk menghasilkan panas yang tinggi pada pabrik sarung tangan . Thermal oil heater
merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memanaskan oli atau dapat disebut juga sebagai peralatan
pemanas oli. Thermal oil heater terdiri dari beberapa bagian diantaranya, burner untuk memanaskan oil,
blower yang berfungsi untuk menyuplai udara dari luar dan pipa untuk mengalirkan fluida oil. Thermal
oil atau thermal fluid digunakan untuk membawa energi pada aplikasi pemanasan, industri processing
dan juga pendinginan mesin - mesin industri. Thermal oil paling sesuai digunakan pada aplikasi bersuhu
tinggi di mana kondisi operasi paling optimal berada di antara 150ºC sampai 350ºC.
202 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641
Tabel 4. Komposisi Bahan Bakar Cangkang Kelapa Sawit dan Tongkol Jagung
Analisa Data
Perhitungan Nilai Kalor Bahan Bakar Cangkang Kelapa Sawit
a. Perhitungan nilai kalor tinggi (High Heating Value/HHV)
HHV = 33950C+144200(H2- )+9400S[Kj/Kg]
Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 203
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641
ղ = x 100%
204 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641
85% =
0,85 =
0,85 mbb x 3378,3733 Kkal/Kg = 3.725.284,50 Kkal/jam
2871,6173 Kkal/kg mbb =3.725.284,50 Kkal/jam
Mbb = 1297,2775 Kg/jam Cangkang kelapa sawit yang dibutuhkan = 75 % x 1297,2775 Kg/jam=
972,9581 Kg/jam
Tongkol jagung yang dibutuhkan = 25 % x 1297,2775 Kg/jam=324,3193 Kg/jam.
Jadi jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk mendapatkan tekanan proses sebesar 1,5 bar
dengan suhu 250oC, volume thermal fluid untuk data 1 (10.500 l/jam) adalah cangkang sawit sebesar
972,9581 Kg bahan bakar/jam dan tongkol sebesar 324,3193 Kg bahan bakar/jam.
Pembahasan
Thermal Oil Heater adalah alat pemanas yang dapat digunakan sebagai sumber tenaga panas
dengan mempergunakan thermal fluid sebagai media penghantar panas. Pada pabrik PT. Shamrock
Manufacturing Corpora Thermal fluid yang digunakan adalah thermal fluid jenis mineral oil yang berasal
dari potongan pelumas yang diolah lebih lanjut dan dipilih visikositas dan stabilitasnya sesuai dengan
kondisi operasinya. Bahan bakar merupakan bagian penting dari perangkat proses, bahan bakar adalah
suatu material yang dapat menghasilkan energi panas melalui proses pembakaran. Proses pembakaran
pada dasarnya adalah proses oksidasi bahan bakar dengan oksigen dari udara.
Perbandingan bahan bakar yang digunakan oleh PT. Shamrock Manufacturing Corpora untuk
memperoleh panas pada unit thermal oil heater yaitu, cangkang kelapa sawit dan tongkol jagung sebesar
3 : 1 dimana dari hasil analisa perhitungan yang dilakukan dibutuhkan cangkang kelapa sawit sebesar
972,9581 Kg dan tongkol jagung sebesar 324,3193 Kg untuk menghasilkan panas sebesar 3.725.284,50
Kkal/jam. Dimana nilai kalor tinggi atau HHV dari cangkang kelapa sawit sebesar 3457,4232 dan nilai
kalor rendah LHV sebesar 3239,0448 Kkal/Kg, sedangkan tongkol jagung memiliki nilai kalor tinggi atau
HHV sebesar 4533,7176 Kkal/Kg dan nilai kalor rendah atau LHV sebesar 4130,4055 Kkal/kg.
Sementara pada saat terjadi pencampuran bahan bakar antara cangkang kelapa sawit dan tongkol jagung
dengan perbandingan 3 : 1 diperoleh nilai kalor tinggi atau HHV sebesar 3642,9276 Kkal/Kg dan nilai
kalor rendah atau LHV sebesar 3378,3733 Kkal/Kg. Dari perhitungan yang dilakukan dapat diketauhi
nilai kalor dari tongkol jagung dapat meningkatkan nilai kalor dari pada cangkang kelapa sawit, sehingga
diperoleh nilai kalor tinggi dan nilai kalor rendah yang lebih tinggi untuk bahan bakar campuran
cangkang kelapa sawit dan tongkol jagung dengan perbandingan 3 : 1 pada unit thermal oil heater.
DAFTAR PUSTAKA
Afdillah Muhammad. 2010. Studi Perbandingan Thermal Oil Heater Sebagai Alat Penghasil Panas.
Surabaya. Institute Teknologi Surabaya.
Agung putu susastriawan, A. 2011. Perpindahan Panas & massa: konduksi. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Akbar, T, dkk. 2013. Seleksi Projeni Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg) dari hasil
Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 205
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641
persilangan tahun 2001-2003 sebagai penghasil lateks dan kayu. Medan: Universitas Sumatera
Utara.
Antonio. 2011. Thermal Oil Guide. Surabaya: Alpha Omega Proses Heating & Cooling.
Buwche, Frederick J. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Cheman, Y.B. 1999. Composition and Thermal Profile of mineral Oil and Its Products. Malaysia :
University Putra Malaysia.
Hasibuan Harry Christian, Napitupulu Farel H.. 2013. Analisa Pemakaian Bahan Bakar Dengan
Melakukan Pengujian Nilai Kalor Terhadap Performansi Ketel Uap Tipe Pipa Air Dengan
Kapasitas Uap 60 Ton/Jam. Medan: Departemen Teknik mesin Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara
Jose Carlos Oliveira Santos. 2006. Specific Heat capacity Of some Mineral, Synthetic And Semi-
Synthetic Automotive Lubricant Oils After Themal Degradation. India: Chemical Technology
An Indian Jurnal.
Kern, Donald. Q. 1950. Proses Heat Transfer. New York: Mc Graw-Hi Book Company
Manurung, dkk. 2004. Kajian Konsektual Thermal Dan Panas. Jakarta: Lembaga Penerbit UI
Maynard, L.A, J.K. Loosli, H.F. Hintz dan R.E Warner. 2009. Animal Nutrition edisi 7. New Dehli: Tata
McGraw Hill Publishing.
Muin A. Syamsir. 1988. Pesawat-Pesawat Konversi Energi I Edisi pertama. Jakarta: CV. Rajawali
Rachmawan, Obin. 2001. Modul Keahlian Teknologi Hasil Pertanian Penanganan Susu Segar. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Rowell, Roger. M. 2012. Handbook Of Wood Chemistry and Wood Composite. United States Of
America: CRC Press.
Simatupang, Fajar Fransiskus. 2013. Maintenance Hot Oil Boiler Kapasitas 1865000 kcal/h di PT.
Yudhistira Energy Group: Fakultas Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara.
Singer, R. 1991. Komponen-Komponen Bahan Bakar Dan Proses Pembakaran. Jakarta: Gelora
Wijacksana.
Untoro Budi Surono. 2010. Peningkatan Kualitas Pembakaran Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai
Bahan Bakar Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan.Yogyakarta: Fakultas
Teknik Universitas Janabadra.
Widiyanto, A. 2011. Kualitas Papan Partikel Kayu Karet (Hevea Brasilensis Muell. Arg) dan Bambu Tali
dengan Perekat Likuida Kayu. Ciamis: Balai Penelitian Teknologi Agroforestry.
Https://id.m.wikipedia.org/wiki/2017/perpindahan_panas.
206 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life