Anda di halaman 1dari 165
Teori Administrasi Publik Copyright © Yayasan Kita Menulis, 2020 Penulis: Erika Revida, A. Nururrochman Hidayatulloh Invan Kurniawan Soetijono, Ady Hermawansyah, Bonaraja Purba M. Iqbal Tawakkal, Syamsul Bahri, Muhammad Faisal AR Pelu Sukarman Purba, Asmarianti Editor: Janner Simarmata Desain Sampul: Tim Kreatif Kita Menulis Sampul: pexel.com Penerbit Yayasan Kita Menulis Web: kitamenulis.id email: press@kitamenulis.id WA: 0821-6453-7176 Erika Revida, dkk. Teori Administrasi Publik Yayasan Kita Menulis, 2020 xiv; 192 Him; 16 x 23 cm ISBN: 978-623-6761-26.7 Cetakan 1, Oktober 2020 |. Teori Administrasi Publik I. Yayasan Kita Menulis Katalog Dalam Terbitan Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku tanpa {jin tertulis dari penerbit maupun penulis Konsep Dasar Administrasi Publik 1.1 Pendahuluan Disadari atau tidak, setiap manusia sejak Inbir hingga akhir hayatnya selalu berhubungan dengan administrasi publik mulai dari pengurusan akte kelahiran, pernikahan hingga akte kematian. Tidak ada manusia yang luput dari proses administrasi publik, siapapun, kapanpun dan di mana pun berada baik di kota, di desa dan di setiap lokasi/ daerah. Administrasi publik selalu berkaitan erat dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat di hampir semua bidang kehidupan manusia baik sosial, ekonomi, politik bahkan pertahanan keamanan negara seperti pelayanan pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, perumahan, pertanahan, listrik, air, kesejahteraan sosial, dan sebagainya. Istilah administrasi publik sesungguhnya merupakan perubahan paradigma dan makna dari administrasi_ negara. Istilah administrasi_ negara seolah-olah administrasi yang hanya ditujukan untuk melayani negara, sedangkan administrasi publik mengandung makna yang lebih luas yaitu bukan hanya ditujukan untuk melayani negara “ansich”, akan tetapi juga melayani masyarakat dan swasta. Oleh karena itu administrasi publik bukan saja dilaksanakan oleh pemerintah, akan tetapi melibatkan peran swasta (privat) 2 Teori Administrasi Publik dan masyerakat. Dalam administrasi publik, peran pemerintah lebih banyak bersifat fasilitator dan katalisator. Dwiyanto (2007) menyatakan ada 4 (empat) alasan berkurangnya dominasi pemerintah dalam administrasi publik, yaitu: 1. Dinamika ekonomi, politik, dan budaya yang membuat kemampuan pemerintah semakin terbatas untuk dapat memenuhi semua tuntutan masyarakat. 2. Globalisasi yang membutuhkan daya saing yang tinggi di berbagai sektor menuntut semakin dikuranginya peran negara melalui debirokratisasi dan deregulasi 3. Tuntutan demokratisasi mendorong semakin banyaknya organisasi kemasyarakatan yang menuntut untuk dilibatkan dalam proses perumusan kebijakan dan implementasinya, dan 4. Munculnya fenomena hybrid organization yang —merupakan perpaduan antara pemerintah dan bisnis. Berkurangnya dominasi pemerintah dalam pelaksanaan administrasi publik juga merupakan salah satu perwujudan sistem demokrasi dalam administrasi publik yaitu dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat. 1.2 Pengertian Administrasi Publik Administrasi publik terdiri dari dua suku kata yaitu administrasi dan publik. Administrasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu ad yang artinya intensif dan ministrare yang artinya adalah melayani (to serve). Dengan demikian, administrasi adalah membantu atau melayani dengan intensif. Administrasi mengandung dua pengertian, yaitu dalam arti sempit dan arti luas. Administrasi dalam arti sempit didefinisikan sebagai kegiatan catat- mencatat, tulis-menulis atau yang sering disebut dengan kegiatan tata usaha, sedangkan administrasi dalam pengertian luas adalah proses kerja sama secara rasional yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Siagian (2008) memberi batasan administrasi sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih Bab 1 Konsep Dasar Administrasi Publik 3 yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Publik mengandung arti umum, negara, dan masyarakat atau orang banyak. Jefkins (2004) mendefinisikan publik sebagai sekelompok orang atau orang- orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi baik secara internal maupun ekstemal. Selanjutnya, Ruslan (1997) menyatakan publik mempunysi Konotasi sempit dan spesifik yang merupakan sekumpulan individu-individu yang terikat yang terikat suatu ikatan solidaritas tertentu. Beberapa pengertian administrasi publik menurut para zhli diajukan sebagai berikut L, Administrasi- publik adalah fungsi dari pembuatan keputusan, perencanaan, perumusan tujuan dan sasaran, penggalangan kerja sama dengan DPR dan organisasi-organisasi kemasyarakatan untuk memperoleh dukungan rakyat dan dana bagi program pemerintah, pemantapan dan perubahan organisasi, pengerahan dan pengawasan pegawai, kepemimpinan, komunikasi, pengendalian dan lain-lain yang dijalankan oleh lembaga eksckutif dan lembaga-lembaga pemerintahan lainnya (Caiden, 1982). Administrasi publik adalah bentuk kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang atau Iembaga dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dalam memenuhi kebutuhan publik secara efisien dan efektif (Pasolong, 2007). Administrasi publik adalah seluruh upaya _penyelenggaraan pemerintah yang meliputi kegiatan manajemen _ pemerintah (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pembangunan) dengan sebuah mekanisme kerja serta dukungan sumber daya manusia (Ibrahim, 2007). Administrasi publik merupakan aktivitas melayani publik dan atau aktivitas pelayan publik dalam melaksanakan kebijakan yang diperoleh dari pihak lain (Hughes, 1994). Administrasi publik adalah suatu proses di mana sumber daya dan personel publik diorganisir. dan dikoordinasikan untuk 4 Teori Administrasi Publik memformulasikan, dan mengimplementasikan dan mengelola keputusan dan kebijakan publik (Chandler dan Plano, 1988). Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan pengertian administrasi publik adalah ilmu dan seni yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam organisasi publik secara rasional bekerja sama untuk mencapai tujuan publik. Pengertian administrasi publik yang lebih las adalah proses kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tergabung dalam organisasi. publik secara rasional_melakukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan terhadap orang dan sarana prasarana untuk mencapai tujuan publik yaitu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. 1.3 Ciri Administrasi Publik Administrasi publik mempunyai ciri tertentu yang membedakannya dengan administrasi privat, sosial dan administrasi lainnya. Caiden (1982) menyatakan ada 7 (tujuh) hal yang menjadi ciri administrasi publik yaitu: Kehadiran administrasi publik tidak bisa dihindari Administrasi publik mengharapkan kepatuhan Administrasi publik mempunysi prioritas Administrasi publik mempunyai kekecualian Manajemen puncak administrasi publik adalah politik Penampilan administrasi publik sulit diukur AANA KPH Lebih banyak harapan yang diletakkan pada administrasi publik. Di sisi lain, Thoha (2008) memberi batasan ciri-ciri administrasi publik sebagai berikut: 1. Pelayanan yang diberikan bersifat urgen (penting) jika dibandingkan dengan organisasi-organisasi swasta Pelayanan yang diberikan pada umumnya bersifat monopoli atau semi monopoli 3. Dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat berarti mengacu kepada peraturan perundang-undangan n image not available image not available Bab 1 Konsep Dasar Administrasi Publik 7 9. Administrasi publik bersifat adil Administrasi publik harus bersifat adil yaitu melayani semua orang atau masyarakat tanpa memandang suku, agama, ras, maupun antar golongan tertentu. Siapa yang datang duluan akan dilayani terlebih dahulu, prinsip ini dikenal dengan istilah “first in first out” sehingga tidak ada orang yang merasa dianaktirikan. 1.4 Paradigma Administrasi Publik Paradigma adalah bahasa Yunani yaitu paradigm yang artinya pola atau contoh. Friedrichs (1970) memberi batasan paradigma sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Di sisi lain, Ritzer (1980) mendefinisikan paradigma sebagai pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dalam salah satu cabang disiplin ilmu pengetahuan, Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa paradigma administrasi.publik adalah model atau pola tentang focus dan locus (kedudukan) administrasi publik. Frederickson (2003) membagi paradigma administrasi negara/publik ke dalam 5 (lima) paradigma, yaitu: (1) birokrasi Klasik, (2) Birokrasi neo-Klasik/neo- birokrasi, (3) kelembagaan/Institusi, (4) hubungan kemanusiaan, dan (5) pilihan publik. Henry (1988) menyatakan paradigma administrasi terdiri dari 5 (ima) bagian yaitu: (1) paradigma dikotomi politik-administrasi, (2) prinsip- prinsip administrasi, (3) administrasi publik sebagai ilmu_ politik, (4) administrasi publik sebagai administrasi publik, dan (5) administrasi publik sebagai administrasi publik. Beberapa tahapan paradigma administrasi publik dapat dijelaskan sebagai berikut 1, Paradigma I: Dikotomi Politik-Administrasi Publik (1900-1926) Pelopor dari paradigma I adalah Leonard D White. Menurut paradigma dikotomi.politik-administrasi ada dwifungsi administrasi publik, yaitu politik dan administrasi. Locus administrasi publik yaitu administrasi publik bekerja setelah politik bekerja atau merumuskan kebijakan. Fokus administrasi publik image not available image not available image not available Bab 1 Konsep Dasar Administrasi Publik u Pemerintah yang berorientasi pada hasil akan selalu- melakukan pengukuran kinerja. Jika hasil kinerja tidak atau kurang mendukung pencapaian tujuan, maka akan dievaluasi atau direvisi. Customer Driven Government (Meeting the needs of the customer, not bureaucracy), yaitu pemerintahan yang digerakkan oleh pelanggan. Dalam hal ini kepuasan pelanggan lebih diutamakan yaitu memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan bukan birokrasi. Fokus pada pelanggan adalah ciri customer driven government. Pelanggan administrasi publik adalah masyarakat. Oleh karena itu, mengutamakan kebutuhan atau keinginan masyarakat harus menjadi acuan administrasi publik. Enterprising Government (Earning rather than spending), yaitu pemerintahan wirausaha. Beberapa usaha untuk — mencapai enterprising government antara lain dengan mengoptimalkan penerimaan daripada__ pembelanjaan, mengukur —kemampuan berdasarkan perolehan, dan memasukkan motif laba untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat Anticipatory Government (Prevention rather than cure), yaitu pemerintahan yang antisipastif adalah pemerintahan yang selalu melihat ke depan (looking forwards) khususnya tentang masa depan administrasi_ publik. Ada beberapa hal yang harus dilakukan administrasi. publik yang melaksanakan_prinsip anticipatory government yaitu. melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal, meredefinisi faktor-faktor kunci keberhasilan, penciptaan visi organisasi, hingga melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja. Decentralized Government (From hierarchy to participation and teamwork), yaitu pemerintahan yang didesentralisasikan adalah pemerintahan yang memberikan pelimpahan wewenang hingga yang paling bawah (dasar) seperti desa atau kelurahan. Dengan adanya desentralisasi pemerintahan, maka akan membuat pemerintahan yang paling bawah lebih luwes, inovatif, kreatif, memiliki komitmen serta lebih bertanggung jawan dalam menjalankan pemerintahannya bila dibandingkan dengan pemerintahan yang sentralistik. image not available image not available image not available Bab 2 Sejarah Perkembangan Administrasi Publik 15 2.2 Histori Administrasi Publik : Dikotomi Antara Seni dan Sains Dalam melihat konteks historisitas administrasi publik kita dapat melihat dan membaca karya E.N Gladen dalam bukunya yang ditulis pada tahun 1972 yaitu "A History of Public Administration” Literatur tersebut memberikan pemahaman mengenai administrasi dan peranan pegawai tata usaha, manajer tingkat midle pada zaman kuno secara khusus di Mesir dan dunia timur. Birokrasi yang belum memberikan pelajaran yang baik karena proses koruptif dan berbelitnya sistem pada saat itu. Leonardo Dupee White dalam (Keban T Yeremias, 2004), pada tahun (1948), (1951), (1954), (1958). Dalam terbitan pertama ini menjelaskan pengalaman administrasi Amerika Serikat selama 1789-1801, terbitan kedua tentang pengalaman Amerika Serikat selama 1801- 1829, terbitan yang ketiga membahas tentang pengalaman negara yang sama selama 1829-1861, dan terakhir pengalaman negara tersebut selama periode 1861-1901. Dalam tulisan tersebut, White menjelaskan tentang penciptaan dan kedewasaan otoritas cksekutif dan departemen lewat pemerintahan Hamilton yang dikenal sebagai arsitek pemerintahan baru waktu itu tanpa bantuan menggunakan sektor swasta sebagaimana disarankan setelah tahun 1901. Dalam terbitan keduanya, White menjelaskan tentang era administrasi, paham Jeffersonian yang merupakan tik awal yang melahirkan ide dan praktik Federalisme. White kemudian menjelaskan dalam terbitan ketiga tentang “Jacksonian” menckankan pentingnya pemerintahan negara bagian dan lokal, dan mulai merosotnya moralitas di dalam pemberian layanan publik, dan diversifikasi strukturbirokrasi untuk disesuaikan dengan meningkatnya besaran pemerintahan. Dalam terbitan keempat, White memusatkan perhatiannya pada dua isu administratif yang paling besar saat itu, yaitu isu tentang bagaimana mempertahankan kepresidenan, dan isu tentang reformasi pelayanan publik (Keban T Yeremias, 2004). Praktek pelaksanaan administrasi sama tuanya dengan sejarah peradaban manusia. Herbert A. Simon mengatakan bahwa administrasi telah terjadi apabila ada dua orang atau lebih yang telah berhasil menggulingkan batu dari satu tempat ke tempat yang lain. (Ulber, 2013) Guna memahami perkembangan historisitas tentang _perkembangan administrasi, perlu disajikan pem| in ringkas berkaitan dengan pendekatan administrasi sebagai sebuah seni i lainnya juga akan di kupas mengenai administrasi sebagai sebuah sains atau pengetahuan. image not available image not available image not available Bab 2 Sejarah Perkembangan Administrasi Publik 19 dikoreksi dan kedelapan, berkenaan dengan tata buku anggaran sehingga penyelenggaraan pemerintahan negara bisa diaudit. Sedangkan Mo Ti adalah orang pertama penentang Konfusius. Para pengikut aliran ini ditata dalam organisasi yang memiliki ikatan erat dan menerapkan norma disiplin yang ketat. Sedangkan Mo Ti mempertanyakan keabsahan dan kegunaan tradisi yang diyakininya. Sehingga terlihat kontras antara Konfusius dan Mo Ti merupakan salah satu hal yang paling menarik dalam filsafat Tiongkok. Satu hal yang pasti adalah bahwa prinsip Confucius mengajarkan bahwa pelayanan publik harus memiliki moralitas yang baik. Pemerintah dan anak buahnya yang melakukan pelayanan harus memiliki hubungan paternalistik yang baik, dan memberikan contoh yang baik kepada yang diperintah 5). Romawi Kuno Sumber-sumber ilmiah dapat diambil pelajaran berkenaan dengan perkembangan administrasi dan manajemen pada masa Romawi kuno adalah karya-karya abli filsafat terkenal yaitu Ciccro, dengan terbitnya buku yang berjudul De officii (the office) dan De Legibus (the law) yang menjelaskan tentang Pemerintah Romawi berhasil memerintah daerah yang sangat luas dengan cara membagi-bagi tugas pemerintahan dalam departemen-departemen. Bidang lain yang berkembang sangat menonjol adalah administrasi militer, pajak dan perhubungan melebihi yang sebelumnya, hal ini diperlukan mengingat Romawi mempunyai wilayah ekspansi yang luas. 6.) Yunani Kuno Pada era Yunani Kuno ini adalah berkembangnya paham demokrasi. Konsep demokrasi (berasal dari kata demos dan kratos yang berarti rakyat dan kekuasaan) sehingga kekuasaan berada ditangan rakyat. Pada zaman ini menciptakan sistem parlementer pertama di dunia sebagai analogi dengan orang-orang tua yang bijaksana dalam mempertimbangkan keputusan yang obyektif dan adil. Untuk urusan di bidang militer diserahkan kepada dewan militer untuk mengurusi kebijakan perang dan pemenuhan kebutuhan logistik pasukan Yunani. image not available image not available image not available Ll Bab 2 Sejarah Perkembangan Administrasi Publik 23 Initiative (inisiatif) m. Esprits de corps (semangat kesatuan), Dari segi perkembangan ilmu administrasi sejak lahir hingga sekarang, ilmu administrasi telah mencapai empat tahap : a. Tahap survival (1886-1930) Pada tahap ini dimulai peletakan dasar-dasar administrasi oleh F.W. Taylor dan Henry Fayol. Tahun 1886 sering disebut sebagai “tahun” lahirnya ilmu administrasi, karena pada tahun itulah gerakan manajemen/administrasi ilmiah dimulai. Pada masa ini para sarjana menspesialisasikan diri dalam bidang administrasi dan manajemen, serta memperjuangkan diakuinya pengetahuan administrasi sebagai ilmu yang mandiri atau sebagai salah satu tertib-ilmu (disiplin ilmu). Tahap konsolidasi dan penyempurnaan (1930-1945) Pada tahap ini terjadi penyempurnaan teori-teori, prinsip-prinsip, dalil- dalil ilmu administrasi dan manajemen sehingga kebenarannya tidak dapat dibantah lagi. Dalam jangka waktu ini pulalah gelar-gelar kesarjanaan dalam ilmu administrasi Negara dan niaga mulai banyak diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Tahap human relation (1945-1959) Setelah teori-teori, prinsip-prinsip, dalil-dalil disempurnakan, maka fokusnya berubah pada faktor manusia serta hubungan formal dan informal yang perlu diciptakan, di bina dan dikembangkan pada semua tingkatan organisasi demi terlaksananya kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam suasana yang intim dan harmonis. Pada masa ini para sarjana administrasi mulai memperhatikan segi manusiawi dan menyelidiki segala hubungan dari semua orang dalam kegiatan kerjasama, baik hubungan yang bersifat resmi (dinas, formal) maupun yang tidak resmi (informal). Tahap behaviouralisme (1959-sekarang) Pada tahap ini fokus perhatiannya bukan hanya pada hubungan manusianya, tetapi sudah meningkat kepada tindakan-tindakan dan perilaku orang-orang dalam kehidupan berorganisasi, diselidiki pula image not available image not available image not available Bab 2 Sejarah Perkembangan Administrasi Publik 27 Tabel 2.1; Pandangan Pemikiran tentang Administrasi Publik pra Wilson 1 | Confucius Mengemukakan tentang prinsip administrasi yang baik. Confucius mengajarkan bahwa pelayanan publik harus memiliki moralitas yang baik. Antara pemerintah dan anak buahnya yang melakukan pelayanan harus memiliki hubungan paternalistik yang baik, dan memberikan contoh yang baik kepada yang diperintah. 2 | Plato "The Laws” Mengungkapkan —praktek —_administrasi pemerintahan Yunani Kuno. Plato membagi administrasi kedalam 3 cabang : pengawas kota, pengawas agora dan pengawas tempat ibadah. Plato juga menjelaskan bagaimana menentukan jumlah pengawas, seleksi sebelum bekerja, menentukan tugas dan kewajiban dan pemberian sanksi 3 Niccolo Machiavelli | Menekankan pentingnya memiliki pelayan- "The Prince” pelayan publik yang mampu membantu raja. Mereka hanus dipuji agar memiliki produktivitas yang tinggi 4 De Montesquieu “The | Membedakan antara sistem hukum dan Spirit of Laws” administrasi. Sistem — administrasi_—_ lebih difokuskan pada fungsi regulasi, karena mengandalkan —pedoman —_operasional, sedangkan sistem hukum menekankan aturan- aturan hokum yang berlaku S| Jean Jacques Rosseau, | Ketika negara menjadi besar, administrasi The Social Contract” | menjadi besar pula, Karena harus menagih pajak dari selurah warga negara dalam rangka mendukung kegiatan administrator. Fungsi koordinasi pusat menjadi kompleks, dan rentang koordinasi semakin panjang. 6 | Charles-Jean Baptiste | Administrasi tidak saja membutuhkan keahlian Bonnin, “Principles | dalam menggunakan_ teknik-teknik tertentu, tetapi juga moralitas dalam melayani negara. image not available image not available image not available Bab 2 Sejarah Perkembangan Administrasi Publik 31 ~The New Public Service: Serving Rather than Steering” dalam jumal Public Administration Review. Kemudian disusul dengan tulisan yang lain tetapi kurang lebih dengan ide yang sama dalam Intemational Review of Public Administration pada tahun 2003, dengan judul The New Public Service: An Approach to Reform. Buku yang diterbitkan pada tahun 2003 adalah repetisi dan modifikasi dari dua tulisan yang pernah muncul sebelumnya. Denhardt dan Denhardt mencoba membagi paradigma administrasi Negara atas tiga kelompok besar, yaitu paradigma The Old Public Administration (OPA), The New Public Management (NPM) dan The New Public Service (NPS). Menurut Denhardt dan Denhardt paradigma OPA dan NPM kurang relevan dalam mengaddres atau mengelaborasikan secara praksis persoalan-persoalan publik karena memiliki landasan filosofis dan ideologis yang kurang sesuai (in- appropriate) dengan administrasi Negara, sehingga perlu paradigma baru yang kemudian disebut sebagai NPS. 2.4.1 Paradigma The Old Public Administration (OPA) The Old Public Administration pertama kali dikemukan oleh seorang Presiden AS dan juga merupakan Guru Besar Ilmu politik, Woodrow Wilson. Beliau menyatakan bidang administrasi itu sama dengan bidang bisnis. Maka dari itu muncullah konsep ini, konsep Old Public Administration ini memiliki tujuan melaksanakan kebijakan dan memberikan pelayanan, di mana dalam pelaksanaannya ini dilakukan dengan netral, profesional, dan lurus mengarah kepada tujuan yang telah ditetapkan. Ada dua kunci dalam memahami OPA ini, pertama, adanya perbedaan yang jelas antara politik (policy) dengan administrasi. Kedua, pethatian untuk membuat struktur dan strategi pengelolaannya hak organisasi publik diberikan kepada manajernya (pemimpin), agar tugas-tugas dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Dalam bukunya "The Study of Administration”, Wilson berpendapat bahwa problem utama yang dihadapi pemerintah eksekutif adalah rendahnya kapasitas administrasi. Untuk mengembangkan birokrasi pemerintah yang efektif dan efisien, diperlukan pembaharuan administrasi pemerintahan dengan jalan meningkatkan profesionalisme manajemen administrasi negara. Untuk itu, diperlukan ilmu yang diarahken untuk melakukan reformasi birokrasi dengan mencetak aparatur publik yang profesional dan non-partisan. Maka, tema dominan dari pemikiran Wilson adalah aparat atau birokrasi yang netral dari politik. Administrasi negara harus didasarkan pada prinsip-prinsip image not available image not available image not available Bab 2 Sejarah Perkembangan Administrasi Publik 35 antaranya. Kelebihan NPS sebagai berikut (1) membangun koalisi dan agensi public non-profit dan swasta (2) mengutamakan kepentingan masyarakat (3) berlandaskan demokrasi, kelemahan NPS sebagai berikut (1) NPS terlalu mensimplifikasi peran pemerintah pada aspek pelayanan publik (2) prinsip- prinsip NPS masih terlalu abstrak dan perlu dikonkritkan kembali. Penerapan NPS di Indonesia contohnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti pelayanan yang diberikan oleh birokrat dalam hal ini PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu), pelayanan public berbasis online yang merupakan inovasi dari pemerintah untuk memberikan pelayanan yang efektif dan efisien yang orientasinya adalah pelayanan publik yang prima. Dari kreasi inovasi inilah tentu akan memangkas dan menyederhanakan sistem pelayanan birokrasi yang terbuka. Atau dengan kata lain akan membawa perubahan menuju pemerintahan yang terbuka atau open government. Secara ringkas paradigma NPS ini dapat diambil beberapa point utama yaitu : a) Dalam NPS konsep kepentingan publik merupakan hasil dialog berbagai nilai yang ada di tengah masyarakat. Nilai-nilai seperti keadilan, transparansi dan akuntabilitas merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam pelayanan publik. b) Responsivitas (tanggung jawab) birokrasi lebih diarahkan kepada warga negara (citizen’s) bukan clients, konstituen (constituent) dan bukan pula pelanggan (customer). c) Peran utama dari pelayanan publik adalah membantu masyarakat mengartikulasikan dan memenuhi kepentingan yang telah disepakati bersama, dari pada mencoba mengontrol atau mengendalikan masyarakat ke arah yang baru. d) kebijakan dan program yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan publik dapat dicapai secara efektif dan responsif melalui upaya-upaya kolektif dalam proses kolaboratif. ©) para pelayan publik harus memberi perhatian tidak semata pada pasar, tetapi juga aspek hukum dan peraturan perundang-undangan, nilai- nilai_masyarakat, norma-norma politik, standard professional dan kepentingan warga masyarakat. image not available image not available image not available Bab 2 Sejarah Perkembangan Administrasi Publik 39 Pada catatan sejarah sistem administrasi Negara di Indonesia pertama kali menganut sistem administrasi negara Kolonial Bclanda. Sistem administrasi ini dianut dikarenakan pada masa Ir. Soekamo hanya sistem administrasi negara kolonial Belanda lah yang mereka kenal dan mereka ketahui, sebab belanda telah menjajah Indonesia 3.5 Abad lamanya. Kemudian Indonesia juga memakai sistem Administrasi gaya Jepang, sebagai Negara yang juga pernah menjajah Indonesia, sistem administrasi mereka juga dipakai. Namun gagal sebab ada ketidak sesuaian dalam pengadopsiannya. Setelah itu Amerika mengembangkan Sistem Administrasi Negara Modern praktis dan efisien. Maka presiden Soekamo dengan perdana menterinya H Juanda mengundang perutusan dari Amerika serikat, dan disinilah pertama kalinya Reformasi Administrasi Negara terjadi. Mereka mengambil Guru besar IImu Administrasi Negara dari Comel dan Pittburg untuk didatangkan ke Indonesia untuk memberikan saran dan melakukan perbaikan. Hasil dari perutusan itu dilakukanlah Reformasi Administrasi Negara yang selama ini menjadi paham_ keadministrasian di Negara di Indonesia. Susunan kementrian mulai ditata, didirikannya lembaga yang menjadi pusat pelatihan dan pengembangan tenaga- tenaga administrasi negara, dan didirikannya fakultas khusus Imu adimnistrasi negara seperti yang dilakukan oleh Amerika. Dan pada saat itu UGM (Universitas Gadjah Mada) sebagai Universitas pelopor yang mendirikan Fakultas Ilmu Administrasi Negara pertama kali di Indonesia. Kemudian dibangun badan perancang Nasional yang berubah menjadi Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Kantor urusan kepegawaian (KUP) kemudian berubah menjadi Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) dan sekarang menjadi BKN (Badan Kepegawaian Negara). Pada reformasi yang dilakukan ini, pengaruh sistem Administrasi Kolonial belanda dan Jepang ditinggalkan kemudian beralih ke paham Administrasi Negara Modern yang lebih berkiblat pada mazhab Amerika Serikat (Warsito, 2009). Reformasi Administrasi negara yang pernah terjadi tampaknya tidak sesuai dengan gaya dan paham pemerintahan yang dipimpin Oleh Socharto, maka dilangsungkanlah Reformasi kedua. Pada masa Reformasi ini yang menjadi keinginan utama ialzh keinginan untuk membangun bangsa untuk menyelenggarakan Pemerintahan yang stabil, kuat dan sentralistik. Socharto mengatakan; untuk menumbuhkan Ekonomi bangsa maka diperlukan adanya stabilitas pemerintahan baik di bidang Politik, Pendekatan kekuasaan, keamanan, dan pemusatan segala macam kebijakan dan urusan dipemerintahan pusat amat kelihatan tersentralistik. Maka disusunlah suatu perubahan kebijakan image not available image not available image not available Teori Birokrasi 3.1 Pendahuluan Semenjak lahir ke dunia manusia langsung dihadapkan dengan urusan birokrasi. Betapa tidak, sejak orang tuanya menikah telah menghadapi (Kantor urusan agama) KUA untuk persyaratan administrasi pencatatan. Di KUA segala jenis dokumen pemikahan dibutuhkan untuk selanjutnya mengurus dokumen lagi, akta kelahiran. Dalam masa kehamilan, sang ibu secara rutin memeriksakan diri ke bidan, posyandu atau ke puskesmas yang nota bene merupakan kepanjangan tangan Departemen Kesehatan sekaligus bagian dari birokrasi. Setelah sang anak lahir, rangkaian urusan terkait birokrasi telah menunggu tanpa malu-malu, tcrutama terkait akta kelahiran. Akta kelahiran merupakan dokumen yang wajib dimiliki oleh tiap-tiap Warga Negara Indonesia. Akta kelahiran menjadi tanda bukti yang sah bagi status dan peristiwa kelahiran yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Kelak, segala unusan administrasi bagi anak akan memerlukan akta kelahiran. Adapun beberapa dokumen yang dibutuhkan sebagai salah satu prosedur pembuatan akta kelahiran antara lain adalah sebagai berikut (Ratnasari, 2020): dimulai dari surat pengantar RT/RW, Surat keterangan kelahiran dari bidan/ puskesmas/ rumah sakit, fotokopi dan asli KTP, fotokopi dan asli Kartu Keluarga (KK), fotokopi dan asli surat nikab/akta perkawinan orang tua, fotokopi paspor untuk Warga Negara Asing, surat keterangan dari image not available image not available image not available Bab 3 Teori Birokrasi 47 kepatuhan dari anggota organisasi sehingga semua anggota organisasi pemerintah yang telah memenuhi syarat sebagai birokrat, hanya dapat bekerja dalam organisasi apabila telah memiliki pedoman, yakni aturan formal yang wajib dipatuhi. Contohnya berupa surat keputusan dari otoritas yang berlaku bagi seluruh anggota organisasi. Surat keputusan yang bersifat mengikat tersebut juga berfungsi sebagai alat kontrak bagi organisasi dan dipergunakan untuk menilai efisiensi kinerja birokrat serta menilai penyimpangan yang mungkin terjadi. 2. Hukum sebagai sistem aturan yang abstrak, sehingga dalam pelaksanaannya dibutuhkan administrasi yang mengurus aturan- aturan itu dalam batas-batas hukum abstrak, Tujuannya setelah aturan diterapkan dalam organisasi maka perlu ditinjau tingkat kepatuhan anggota organisasi, apakah terdapat anggota organisasi_ yang menyimpang dan tidak patuh pada aturan organisasi. Jika itu terjadi maka aturan terkait sanksi wajib diterapkan. Sanksi atau hukuman tentu memiliki jenjang sesuai dengan bobot kesalahan anggota organisasi. 3. Seseorang yang menjalankan otoritas harus— membedakan kepentingan birokrasi dan kepentingan individu atau disebut juga dengan Impersonal. Penjabarannya bahwa sarana dan kepentingan birokrasi_ tidak diperkenankan untuk kegiatan-kegiatan _pribadi. sebaliknya kepentingan pribadi wajib pula dipisahkan dengan kepentingan birokrasi. Maka urusan birokrasi tidak etis di bawah kerumah juga sebaliknya. 4. Kepatuhan terhadap aturan hukum ditujukan untuk seluruh anggota birokrasi. Bahwa semua anggota organisasi wajib menaati aturan hukum yang berlaku, dan tidak hanya sebagian saja yang tat aturan hukum. Perbedaan tingkat kepatuhan terhadap peraturan dapat menimbulkan rasa ketidakadilan, inefisiensi dan pertentangan terhadap birokrasi rasional. Ketegasan penegakan sanksi diperlukan bagi anggota organisasi yang melakukan pelanggaran. 5. Ketaatan tidak terletak pada person pemegang otoritas melainkan kepada aturan hukum yang impersonal yang menjamin dan image not available image not available image not available Bab 3 Teori Birokrasi 51 Keputusan pribadi pimpinan tetapi berdasar pada konsekuensi logis. dari peraturan yang ada. Untuk mengeliminasi kecenderungan birokrasi yang akan mengakumulasikan dan inkonsistensi terhadap tuges yang diembannya Weber menekankan mekanisme-mekanisme yang dapat dikelompokkan dalam lima katagori utama yaitu kolegialitas, sparation of power, administrasi amatir, demokrasi langung dan representation (Surur, 2019). 3.3 Fungsi Birokrasi Terdapat 4 (empat) fungsi birokrasi yaitu: 1) Fungsi instrumental, yaitu menjabarkan perundang-undangan dan kebijaksanaan publik dalam kegiatan- kegitan rutin untuk memproduksi jasa, pelayanan, komoditi, atau mewujudkan situasi tertentu; 2) Fungsi politik, yaitu memberi input berupa saran, informasi, visi, dan profesionalisme untuk memengaruhi sosok kebijaksanaan, 3) Fungsi Katalis Public Interest, yaitu mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan publik dan mengintegrasikan atau menginkorporasikannya di dalam kebijakasanaan dan keputusan pemerintah; 4) Fungsi Enterepreneurial, yaitu memberi inspirasi bagi kegiatan-kegiatan inovatif dan non rutin, mengaktifkan sumber-sumber potensial yang ideal, dan menciptakan resource-mix yang optimal untuk mencapai tujuan (Firdaus, 2018). Fungsi birokrasi di dalam suatu pemerintahan modem, yaitu: 1. Fungsi Administrasi Fungsi administrasi pemerintahan modern meliputi administrasi, pelayanan, pengaturan, perizinan, dan pengumpulan informasi. Dengan fungsi administrasi dimaksudkan bahwa fungsi sebuah birokrasi__ adalah mengimplementasikan undang — undang yang telah disusun oleh legislatif serta penafsiran atas undang — undang tersebut oleh eksekutif. Dengan demikian, administrasi berarti pelaksanaan kebijaksanaan umum suatu negara, di mana kebijakan umum itu sendiri telah dirancang sedemikian rupa guna mencapai tujuan negara secara keseluruhan. image not available image not available image not available Kebijakan Publik 4.1 Pendahuluan Kebijakan publik merupakan bagian dari administrasi publik yang menjadi bentuk baru dari model kebijakan kontinentalis yang merupakan pemikiran dari anglo-saxonis. Schingga, kebijakan publik direduksi menjadi masalah teknis dari masalah strategis dan politis. Kebijakan publik menjadi sorotan, karena keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu negara sangat ditentukan oleh kebijakan publiknya, bukan dari pemimpin, sumber daya alam, politik, dan posisi strategisnya. Hal tersebut hanya merupakan faktor pembentuk atau “input”, “producers”, namun bukan faktor penentu (Nugroho, 2018). Kebijakan publik merupakan instramen negara dalam menyelesaikan masalah- masalah yang terjadi dan menjadi solusi bagi masyarakat dalam menghadapi masalah tersebut. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat menjadi input atau ide dari kebijakan. Ide publik tidak mengatur persoalan privat atau murni milik individual tetapi mengatur persoalan bersama atau umum. Publik adalah aktivitas manusia yang dipandang perlu untuk dibuatkan aturan atau diberi intervensi oleh pemerintah, schingga tercapai kesejahteraan masyarakat dan berkaitan dengan pembangunan manusia seutuhnya (Nawavwi, 2009). Kebijakan publik adalah suatu rangkaian kegiatan formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan yang saling berkaitan, yang dilakukan oleh pemerintah image not available image not available image not available Bab 4 Kebijakan Publik 59 akan bersatu untuk membentuk sutu kelompok kepentingan. Di mana kelompok tersebut melakukan kompetisi dan saling berhubungan dalam memperjuangkan kepentingannya. Perspektif pilihan publik (the public choice theory), pada pandangan ini menganggap bahwa kegiatan publik dianggap sebagai kegiatan seseorang yang dimotivasi oleh kepentingan yang berbeda dengan orang lain. Hal tersebut mengakibatkan negara harus hadir dalam menjamin lingkungan yang stabil, sehingga dapat dilaksanakan kebebasan untuk memilih. 3. Perspektif legislatif (legislative _ perspective), pandangan ini menganggap bahwa publik diwakili oleh parlemen. 4. Perspektif penyedia layanan (the service providing perspektive). Dalam prespektif ini, target layanan adalah publik, sehingga street v level bureaucrats mempunyai tanggungjawab untuk memberikan layanan kepada publik yang terdiri atas kelompok dan individu. 5. Perspektif kewarganegaraan (the cityzen perspective). Dalam perspektif ini beranggapan bahwa tujuan (goals) adalah mengutamakan dan meningkatkan publik. Sehingga kebaikan bersama merupakan upaya dari semua tindakan atau kebijakan (Nawawi, 2009). 4.2.3 Definisi Kebijakan Publik Dalam kehidupan manusia dalam era modem ini, kita tidak akan pernah lepas dari kebijakan publik. Kebijakan tersebut dapat kita temukan dalam semua bidang kehidupan, seperti kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, pertanian, pembangunan ekonomi, maritim, pembangunan manusia, ketahanan pangan, ketahanan energi, perumahan rakyat, hubungan luar negeri, lingkungan, transportasi dan lain-lain. Kebijakan tersebut ada yang berhasil menyelesaikan masalah dan ada juga yang tidak dapat menyelesaikan masalah dan bahkan menjadi masalah baru. Menurut Robert Eyeston, kebijakan publik merupakan hubungan antara pemerintah dan lingkungannya. Konsep kebijakan publik yang. diberikan Eyeston masih sangat luas dan batasannya belum jelas. Pendapat lain dikemukakan oleh Thomas R, Dye yang mengatakan bahwa kebijakan publik

Anda mungkin juga menyukai