Anda di halaman 1dari 12

Pertemuan ke : 02

Matakuliah :Thermodinamika Terapan


Materi : Lanjutan Pengertian Energi Dan Konsep Thermodinamika

5. Perubahan energi sistem


Konsekuensi dari hukum pertama termodinamika adalah terjadi perubahan dari energi
sistem yang bertransaksi dengan lingkungannya. Perpindahan energi dari lingkungan ke
dalam sistem atau sebaliknya perpindahan energi dari sistem ke lingkungannya,
mengubah jumlah energi di dalam sistem. Tinjau system massa tetap tak terisolasi yang
melakukan transaksi energi dengan lingkungan (Gambar 1.6). Energi sistem sesaat
sebelum transaksi energi pada waktu t sebesar E1, selama selang waktu ∆t terjadi
transaksi energi antara sistem dengan lingkungannya. Sistem memindahkan energinya
dengan cara kerja W k dan cara perpindahan kalor Qk dan sebaliknya dari lingkungan
energi berpindah ke dalam sistem dengan cara kerja W m dan cara per-pindahan panas Qm.
Energi sistem setelah transaksi energi selesai berubah menjadi E2.

Qk Wk

Qm
E1 E2

Wm

Saat t Proses selama Δt Saat t + Δt

Gambar 1.6 Transaksi energi sistem massa tetap dengan lingkungan


Energi sistem diakhir proses merupakan fungsi dari energi sistem awal dan modus-modus
perpindahan energi dari atau ke sistem, yaitu E2 = E1 + Wm + Qm – Wk – Qk. Pada kasus ini
perubahan energi sistem adalah E2 – E1 atau sebesar E2 – E1.
∆Esistem = ∑ (W + Q)masuk – ∑ (W + Q)keluar (1.10)

Persamaan (1.10) disebut sebagai persamaan keseimbangan energi atau balance


energy suatu sistem yang mengalami transaksi energi dengan lingkungannya. Perubahan
energi sistem sama dengan perubahan energi lingkungannya. Persamaan ini menjadi
landasan pokok pada analisa yang dilakukan terhadap sistem yang berhubungan atau
berinteraksi dengan lingkungannya.
Perubahan energi sistem dicerminkan oleh perubahan jumlah energi komponen energi zat,
baik perubahan pada keseluruhan komponen energi zat, energi dalam, energi kinetis,
energi potensial, atau perubahan pada komponen energi tertentu saja. Secara umum

1
transaksi energi antara sistem dengan lingkungannya mengubah jumlah energi seluruh
komponen sistem
∆U + ∆EK + ∆EP = ∑ (W + Q)masuk – ∑ (W + Q)keluar (1.11)

Apabila diperhatikan tidak ada perubahan kecepatan pada saat t dengan saat t + ∆t, berarti
tidak ada perubahan energi kinetis sistem. Energi potensial sistem juga tidak mengalami
perubahan, sehingga perubahan energi sistem pada hakekatnya hanya perubahan energi
dalam.
∆U = ∑ (W + Q)masuk – ∑ (W + Q)keluar (1.12)

Secara matematis, dapat dibuat: sisa energi sistem setelah proses adalah energi awal
ditambah total energi memasuki sistem dikurangi total energi keluar sistem.
Sisa energi sistem = E1 + (Em1+Em2) – (Ek1+Ek2+Ek3)
= E2
dan E2 – E1 = (Em1+Em2) - (Ek1+Ek2+Ek3)
6.Sistem Analisis
Sistem merupakan alat yang amat penting untuk menganalisa sesuatu secara ilmiah,
karena dengan sistem akan dapat diperjelas tentang apa-apa yang menjadi sasaran atau
fokus analisa. Dengan sistem, hal-hal yang menjadi masalah dipisah dari hal-hal lainnya,
sehingga masalah menjadi jelas dan secara tepat dapat diamati perubahan-perubahan dari
hal-hal yang menjadi pusat perhatian. Oleh sebab itu, sistem tidak mempunyai karakteristik
yang jelas, tetapi apa yang dikatakan sistem itu adalah sesuatu yang didefinisikan oleh
penganalisa sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Sistem suatu ketika adalah
sekumpulan zat dalam jumlah tertentu mengalami perlakuan tertentu (misalnya ditekan,
dipanaskan, dan lain-lain). Pada kebutuhan lain, sistem dapat berupa suatu ruang yang
dialiri oleh zat tertentu (aliran zat itu akan menerima atau memberikan energi kepada
sistem). Secara umum, sistem terbagi atas dua macam pendekatan, yaitu sistem massa
tetap dan sistem volume tetap.
a.Persamaan keseimbangan energi SMT
Konsekuensi dari hukum pertama termodinamika adalah terjadi perubahan dari energi
sistem yang bertransaksi dengan lingkungannya. Perpindahan energi dari lingkungan ke
dalam sistem atau sebaliknya perpindahan energi dari sistem ke lingkungannya,
mengubah jumlah energi di dalam sistem. Tinjau sistem tak terisolasi yang melakukan
transaksi energi dengan lingkungan. Energi sistem sesaat sebelum transaksi energi pada
waktu t sebesar E1, selama selang waktu ∆t terjadi transaksi energi antara sistem dengan
lingkungannya. Sistem memindahkan energinya dengan cara kerja W k dan cara
perpindahan kalor Qk dan sebaliknya dari lingkungan energi berpindah ke dalam sistem

2
dengan cara kerja Wm dan cara per-pindahan panas Qm. Energi sistem setelah transaksi
energi selesai berubah menjadi E2.

Qk Wk

Qm
E1 E2

Wm

Saat t Proses selama Δt Saat t + Δt

Gambar 1.7 Transaksi energi sistem dengan lingkungan


Energi sistem diakhir proses merupakan fungsi dari energi sistem awal dan modus-modus
perpindahan energi dari atau ke sistem, yaitu E2 = E1 + Wm + Qm – Wk – Qk. Pada kasus ini
perubahan energi sistem adalah E2 – E1 atau sebesar E2 – E1.
∆Esistem = ∑ (W + Q)masuk – ∑ (W + Q)keluar (1.13)

Persamaan (1.13) disebut sebagai persamaan keseimbangan energi atau balance energy
suatu sistem massa tetap yang tidak terisolasi.
b.Persamaan keseimbangan energi SVT
System volume tetap-SVT adalah sistem yang mempunyai volume yang tetap selama
selang waktu pengamatan dan isi dari sistem adalah zat yang mengalir masuk dan keluar
sistem. Dengan cara ini maka keadaan zat pada saat masuk dan pada saat keluar sistem
akan dapat diamati dan dianalisa, sehingga perubahan keadaan zat (dari keadaan masuk
dengan keadaan keluar sistem) akan menyatakan berapa besar “sesuatu” yang diterima
atau diberikan oleh sistem dari atau kepada aliran zat. Pendekatan ini amat baik sebagai
alat analisa mesin-mesin konversi energi.
Gambar 1.8, sebagai ilustrasi dari sistem volume tetap (sistem volume tetap juga ada yang
menyebutnya sebagai sistem volume atur atau sistem volume control).

Gambar 1.8 Transaksi energi sistem massa tetap dengan lingkungan


Bila : m = laju aliran massa masuk keluar SVT.

3
W k = kerja keluar SVT
W m = kerja masuk SVT
Qk = panas keluar SVT
Qm = panas masuk SVT
e1 = energi masuk SVT cara perpindahan massa
e2 = energi keluar SVT cara perpindahan massa
Maka : E2 = E1 + Wm – Wk + Qm – Qk + e1 – e2
E1 = E1
e1 = mh1 + EK1 + EP1
e2 = mh2 + EK2 + EP2
∆E = Perubahan energy SVT
∆E = E2 – E1= (Wm+Qm) – (Wk+Qk) + m(h1 – h2) + (EK1 - EK2) + (EP1 – EP2)
∆E =Σ(W+Q)m – Σ(W+Q)k + m(h1 – h2) + ∆EK + ∆EP (1.14)
Persamaan (1.14) adalah persamaan keseimbangan energy SVT
7. Sifat Thermodinamis Dan Nilai Sifat
a.Sifat zat
Sifat adalah sesuatu yang miliki oleh suatu zat. Jadi bentuk adalah sifat, warna adalah
sifat, tekanan adalah sifat, energy adalah sifat, dan lain sebagainya yang dimiliki oleh
suatu zat adalah sifat. Di antara sedemikian banyak sifat, yang menjadi perhatian adalah
sifat thermodinamis.
Sifat thermodinamis di antaranya adalah : massa (m), tekanan (p), volume (v), kecepatan
(V), panjang (L), temperatur (T), gaya (F), energi dalam (U), Entalpi (h), entropi (S),
kerapatan massa (ρ), berat spesifik (ˠ), cairan jenuh, dan uap jenuh.
Paling penting pengertian yang harus dimiliki tentang sifat-sifat termodinamis, adalah:
a. Sifat-sifat termodinamis dapat berubah nilainya sesuai dengan kondisinya pada saat
tertentu (misalnya, tekanan gas pada suatu saat nilainya 100 Pa, tetapi pada saat lain
nilainya 150 Pa).
b. Sifat-sifat tersebut umumnya dapat dinyatakan secara intensif maupun secara
ekstensif, tetapi ada juga yang hanya secara intensif saja.
Suatu zat dikatakan intensif apabila sifat zat tersebut tidak tergantung kepada ukuran zat
atau ukuran system di mana zat itu berada. Misalnya: tekanan, suhu.
Suatu zat dikatakan ekstensif apabila sifat zat tersebut tergantung kepada ukuran zat atau
ukuran system dimana zat itu berada. Misalnya: energi, volume, massa.
a1.Fasa zat murni
Zat murni adalah zat yang mempunyai komposisi kimia yang tetap pada semua bagiannya.
Contoh zat murni misalnya, air, nitrogin, helium, CO2, udara, dan lain-lain. Persyaratan

4
sebagai zat murni tidak perlu hanya satu jenis saja, tetapi dapat berupa campuran zat asal
campurannya homogin pada seluruh bagiannya. Udara merupakan campuran dari
beberapa jenis zat tetapi masih bersifat zat murni, tetapi campuran antara minyak dengan
air bukan merupakan zat murni karena tidak dapat bercampur secara homogin. Zat murni
dapat terwujud dalam fasa padat, fasa cair, atau fasa gas. Fasa padat mempunyai struktur
molekul dengan jarak antar molekul paling kecil dan gaya ikat antar molekul paling besar,
fasa cair mempunyai gaya ikat yang lebih kecil, dan fasa gas gaya ikat antar molekul
paling kecil. Posisi molekul pada fasa padat relatif tetap, pada fasa cair molekul bergerak
secara oscilasi, dan pada fasa gas molekulmolekul bergerak bebas tidak beraturan dan
saling bertabrakan satu sama lainnya.
a2.Diagram fasa
Zat murni dapat mengalami perubahan fasa pada keadaan yang berbeda-beda, tergantung
kepada kondisi sifatnya. Air berubah fasa menjadi gas pada temperatur sekitar 100 oC
apabila tekanannya 1 atm, tetapi pada tekanan lebih tinggi maka temperatur perubahan
fasanya lebih tinggi pula. Di bawah ini sketsa dari air murni. Daerah cairan bertekanan
adalah, daerah air berfasa tunggal yaitu fasa cairan. Daerah uap panas lanjut adalah
daerah air berfasa tunggal yaitu fasa uap. Dan daerah campuran adalah air berfasa ganda,
yaitu campuran cairan dan uap. Khusus untuk fasa campuran ada sifat yg disebut dengan
kulitas uap x, yaitu perbandingan massa uap dalam campuran dengan massa campuran
yaitu x = m u/m dengan mu = massa uap dalam campuran.. Setiap sifat mempunyai nilai,
dan nilai sifat itu tetap untuk kondisi yang sama meskipun saatnya berbeda. Misalnya, air
pada kondisi cairan jenuh dan tekanan 1 atm, maka nilai temperaturnya 100oC, dan nilai itu
tetap sama meskipun waktunya berbeda.

T
.
2
Daerah cairan
bertekanan
Daerah uap
panas lanjut

1.
Daerah campuran
Uap jenuh
cairan-uap

cairan jenuh

b.Nilai Sifat
Dalam analisis thermodinamika selalu dibutuhkan data nilai sifat dari suatu zat, pada semua lingkup
keadaan untuk masingmasing zat yang diteliti. Nilai sifat dapat diprediksi dengan mengembangkan
suatu persamaan matematis hubungan antar sifat dari zat yang bersangkutan. Namun biasanya
bentuk hubungan antar sifat untuk semua zat sangat kompleks, sehingga sangat sulit untuk

5
direpresentasikan dalam suatu persamaan yang sederhana. Nilai sifat diperoleh dari data hasil
penelitian atau dengan cara analisis menggunakan persamaan yang sesuai.
1).Nilai dari data tabulasi
Data disajikan dalam bentuk table, sesuai dengan fasa zat. Contoh untuk air, terdapat tiga model
table masing-masing untuk : cairan bertekanan, campuran cairan-uap, dan uap panas lanjut.
Data dalam table dimulai dengan menentukan kondisi zat yang ditandai oleh dua sifat yang telah
diketahui nilai.
a).Tabel campuran cairan-uap
Tabel di bawah ini contoh tabel air pada fasa campuran cairan-uap. Oleh karena itu, nilai yang
diketahui untuk menentukan posisi dalam tabel, cukup dengan satu sifat saja karena sifat yang lain
sudah diketahui yaitu kondisi jenuh. Indek f menyatakan nilai sifat di cairan jenuh, dan indek g
menyatakan nilai sifat di uap-jenuh. Untuk zat pada kondisi campuran uap-cairan (antara cairan
jenuh dengan uap jenuh) atau x > 0, nilai sifat dihitung dengari : Afg = x.Af+(1-x)Ag, dimana : A sifat
tertentu, Afg nilai sifat tertentu campuran, Af nilai sifat tertentu di cairan jenuh, dan Ag nilai sifat
tertentu di uap jenuh.

o
Contoh:Pada fasa campuran T = 35 C dan x=0,45, volume cairan jenuh vf = 1,006 L/kg, volume uap
jenih vg = 25,22 L/kg, energi dalam uap jenuh ug = 2276,7 kJ/kg, dan entalpi cairan jenuh hf=146,68
kJ/kg. Volume campuran vfg adalah : vfg = xvf + (1 – x)vg = [0,45x1,006 + (1-0,45)x25,22]L/kg
=14,3237L/kg
b).Tabel uap panas lanjut
Di bawah ini tabel untuk fasa uap panas lanjut. Data dalam satu table besar dengan
sejumlah table kecil untuk tekanan tertentu. Sifat yang diketahui adalah tekanan dan
temperatur. Tekanan menyatakan kolom dan temperature menyatakan baris.

6
Contoh : Pada tekanan 3 Bar (0,3MPa) dan 250oC, v = 0,7964 m3/kg, u = 2728,7 kJ/kg,
dan h = 2967,6 kJ/kg. Sedang pada 0,5 Bar (0,05 MPa) dan s = 8,1580 kJ/kg.K, maka T =
200oC, v = 4,356 m 3/kg, dan h = 2877,7 kJ/kg.
c).Tabel cairan bertekanan

7
Contoh : Pada tekanan 150 Bar (15 MPa) dan 100oC, v = 0,0010361 m3/kg, u = 414,74 kJ/kg, dan h
= 430,28 kJ/kg. Sedang pada T = 100 oC dan v = 0,0010410 m3/kg, maka p = 5 MPa (50 Bar), h =
422,72 kJ/kg, dan s = 1,3030 kJ/kg.K.
2).Nilai dari grafik data sifat
Data hasil penelitian nilai sifat-sifat ada yang dalam betuk grafis. Setiap garis menyatakan nilai sifat
tertentu. Gambar merupakan kumpulan dari sejumlah garis yang menyatakan nilai sifat dari
sejumlah sifat, misalnya sejumlah garis temperatur T dengan masing2 ada nilai T, sejumlah garis
tekanan dengan masing2 ada nilai p, sejumlah garis entalpi dengan masing2 ada nilai h, sejumlah
garis entropi s dengan masing2 ada nilai s, dan sejumlah garis kualitas uap x dengan masing2 ada
nilai x. Untuk mendapat nilai yg dibutuhkan, yang pertama dilakukan menetapkan tingkat keadaan
zat saat itu dengan perpotongan nilai dua sifat yang berbeda, kemudian buat garis utk sifat yg ingin
diketahui nilainya dan bacalah (taksirlah) nilai garis itu dan nilai itulah nilai sifat yang ingin di ketahui.
Di bawah ini contoh gambar dari sejumlah sifat air murni (100 % H2O)

Contoh : Tk: T = 750 oC


p = 10 Bar,………..Gambar : h = 1900 kJ/kg dan s= 8,25 kJ/kg.K

8
2).Nilai sifat hasil analisis
Pada kasus tertentu, tidak ditemukan nilai sifat suatu zat pada kondisi tertentu, tidak terdapat pada
tabel atau grafik nilai sifat. Nilai sifat ditaksir dengan tingkat kesalahan rendah, dengan cara
menghitung berdasarkan formula yang tepat.
Ingin diketahui nilai entalpi h dari air pada tekanan 1 Bar temperatur 70 oC. Persamaan yang baik
digunakan, adalah : hf = h70+ Cp(Tf – 70) atau h70 = hf – Cp(Tf – 70).
Dari tabel campuran uap-cairan, diperoleh hf = 417,76 kJ/kg. Panas jenis Cp = 4,2 kJ/kg.K.
h70 = hf – Cp(Tf – 70).
Contoh 1
Sistem silinder-torak berisi 3 kg gas denga tekanan 2 Bar dan volume 0,3 m3 dikompresi
sampai volume 0,15 m3. Pada proses ini berlaku hubungan pV = konstan. Selama proses
energi dalam gas bertambah 5,2121 kJ/kg. Berapa perpindahan panas pada proses ini.
Penyelesaian

Anggapan :
1. Tingkat keadaan awal dan akhir adalah tingkat keadaan keseimbangan
2. Gesekan torak dengan silinder diabaikan.
3. Perubahan energi kinetis dan perubahan energi potensial sistem diabaikan.
ΔE = Q – W
ΔU + ΔEK + ΔEP = Q – W
Q = - ΔU - W
ΔU = 3x5,212kg.kJ/kg = 15,6363 kJ.
pV = konstan = K, sehingga p =

W=∫ =K∫ = Kln


,
W = p1V1ln = (0,2Bar)(0,3m3)ln = - 41,5888 kJ
,

Q = - 15,6363 kJ + 41,5888 kJ = 25,9525 kJ

9
Contoh.2
Uap air pada 1 MPa dan 500oC memsuki nosel dengan kecepatan 3 m/det. Uap keluar
nosel pada tekanan 0,1 MPa dan 200 oC. Pada kecepatan berapa uap keluar nosel ?.
Penyelesaian:
Anggapan : 1.Tidak perpindahan energi bentuk kerja dan panas SVT dengan lingkungan.
2.Perubahan energi SVT = 0, dan perubahan energi potensial = 0
∆E =Σ(W+Q)m – Σ(W+Q)k + m(h1 – h2) + ∆EK + ∆EP
0 = 0 – 0 + m(h1 – h2) + m – m

= (h1 – h2) + –

V2 = 2(ℎ1 − ℎ2) +

Tk.1 : p1 = 1 MPa dan T1 = 400oC,……. Tabel uap panas lanjut, h1 = 3263,9 kJ/kg.
Tk.2 : p2 = 0,1 MPa dan T2 = 200oC, ….Tabel uap panas lanjut h2 = 2875,3 kJ/kg

V2 = 2(3263,9 − 2875) / + 3

V2 = 881,6 m/det.

Lampiran :

10
11
12

Anda mungkin juga menyukai