Anda di halaman 1dari 5

BAB XVI

Hematologi dan Onkologi

Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 267
A. DARAH

Darah merupakan jaringan yang beredar dalam sistim pembuluh darah yang sebenarnya
tertutup. Komponen darah terdiri atas :
1. Padat (40-45vol%)
Sel darah merah 4,5-6 juta/mm3
Sel darah putih 5-10 ribu/mm3
trombosit 200-400 ribu/mm3
2. Cair (50-60vol%) : plasma (titik beku 0,05°C, pH 7,4 dan tekanan osmotik 7,6 atm)
Fungsi darah yaitu respirasi sebagai pengangkut O2 dan CO2. Gizi mengangkut zat
makanan yang diabsorbsi, pada system ekskresi membawa sisa hasil metabolisme ke ginjal,
paru-paru, kulit dan usus, mempertahannkan kesetimbangan asam basa, mengatur
keseimbangan air, mengatur suhu badan, pertahanan terhadap infeksi pada sel darah putih,
transpor hormone dan transpor hasil metabolism.
Volume of packed red cells (VPRC)
 Darah + antikoagulan, dsentrifugasi menyeababkan sel-sel darah mengendap sedangkan
cairan (plasma) berada di atas
 VPRC = hematokrit , volume bagian padat terdiri atas 45% total darah, normal pada pria
0,45 L/L dan wanita 0,41 L/L
 Bj darah normal 1,054 – 1,060
 Bj plasma normal 1,024 – 1,028
 Viskositas darah = 4,5 x viskosita air (dipengaruhi : jumlah SDM, suhu tubuh dan hidrasi
tubuh)
Laju Endapan Eritrosit (LEE) bertujuan untuk mengetahui adanya infeksi bila meninggi.
LEE dipengaruhi oleh konsentrasi makromolekul asimetri plasma (fibrinogen dan gamma
globulin) dan konsentrasi SDM. Sel-sel darah umumnya muatannya sama (negatif) sehingga
tolak-menolak, dengan bentuk asimetri menurunkan potensial tolak menolak sehingga sel
cenderung berkelompok dan mengendap.
Tekanan Osmotik Darah dimana adanya garam-garam yang terlarut, tekanan ini
dipertahankan oleh ginjal. Pengukuran titik beku darah normal yaitu -0,537°C dengan 7-8 atm.
NaCl 0,9% = larutan isotonus/larutan fisiologis sesuai tekanan osmosis darah. Larutan ion
seimbang antara lain :
- Ringer : NaCl, CaCl2 dan KCl
- Ringer-Locke : Ringer + NaHCO3 dan glukosa
- Tyrode : Ringer-Locke + MgCl dan NaH2 PO2
Pembekuan darah terjadi bila darah keluar akan membeku, cairan jernih yang
dihasilkan disebut serum. Darah bila diberi antikoagulan disentrifugasi, terdapat cairan kuning
di atas disebut Plasma. Serum terdiri atas plasma dan fibrinogen. Bekuan darah yang berperan
adalah fibrinogen (protein yang larut dalam plasma) dan fibrin (tidak larut).
Nomenklatur faktor-faktor pembekuan darah terdiri atas :
 I Fibrinogen
 II Protrombin
 III Tromboplastin

Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 268
 IV Ca2+
 V Faktor labil : Proalserin, globulin akselerator
 VI
 VII Prokonvertin
 VIII Faktor anti hemofilik, anti hemophilic Globulin (AHG)
 IX plasma tromboplastin component (PTC)
 X Faktor Stuart-prower
 XI Plasma trombosit antecedent (PTA)
 XII Faktor Hageman
 XIII Faktor Laki-lorand

Pembekuan darah Teori Howell

 Tingkat I Tromboplastin

Ca2+
 Tingkat II Protrombin ------ trombin

 Tingkat III Fibrinogen------ fibrin

Tingkat I Tromboplastin
 Lipid mengandung cephalin yang larut dalam eter
 Terdapat di : plasma, trombosit dan jaringan
 Trombosit : FC III, IV, V, VII, X
 Jaringan : FC VII

Tingkat I Tromboplastin
 Lipid mengandung cephalin yang larut dalam eter
 Terdapat di : plasma, trombosit dan jaringan
 Trombosit : FC III, IV, V, VII, X
 Jaringan : FC VII

Plasma
1. FC VIII (AHC = antihemofilik globulin)
2. FC IX (PTC = plasma tromboplastin component)
3. FC XI (PTA = Plasma tromboplastin antecedent)
4. Faktor hageman (FC XII)
5. Faktor stuart-Prower (FC X)
6. Faktor labil (FC V)

Tingkat II
 Protrombin : globulin dalam plasma
 Diperlukan :
- FC III (faktor tromboplastin)

Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 269
- FC IV (Faktor Kalsium)
- FC V (faktor labil)
- F VII (faktor stabil)
- FC X (Faktor stuart-prower)
 Dibuat di hati dan memerlukan Vit K

Tingkat III
 Faktor I : Fibrinogen

Faktor yang mempercepat pembekuan darah adalah autokatalisis dan kerja


vasokontriksor antara lain : refleksi vasokontriksi daerah luka, penekanan massa gumpalan di
daerah luka dan pelepasan serotonin yang bersifat vasokonstriksi pembuluh darah oleh
trombosit yang pecah.
Faktor menghambat pembekuan darah terdiri atas heparin, dikumarol bersifat anti
vitamin K, oksalat dan sitrat pengikat Ca2+, EDTA, antitromboplastin, anti thrombin, defibrinasi
(batang pengaduk kaca).
Sistem fibrinolotis yaitu sistem yang menghancurkan fibrin yang terbentuk intravascular.
Sistem fibrinolotis yaitu sistem yang menghancurkan fibrin yang terbentuk intravascular.
Sistem dapar/buffer terdapat pada eritrosit dan plasma darah, protein bersifat dapar
karena bersifat amfoter dapat bersifat asam bila menemukan alkali dan sebaliknya, Eritrosit dan
garam-kalium serta plasma berupa garam-natrium.
Kandungan protein plasma terdiri atas albumin 7-7.5 g%, globulin, globin dengan rasio
albumin : globulin = 1.2 : 1. Pemisahan protein dapat dilakukan dengan cara salting out,
elektroforesis, kromatografi dan fraksinasi.
Sumber protein plasma yaitu hati sebagai sumber albumin, protrombin, fibrinogen,
globulin  dan  dan Sel plasma dan jaringan limfoid sebagai sumber globulin gamma. Fungsi
protein darah adalah sebagai osmotic substance pengatur distribusi cairan antara intravaskuler
dan jaringan sekitar, sistem dapar dan keseimbangan asam basa dan sistem imunoglobulin
gamma globulin dan transport zat tertentu berupa retinol binding protein, transport vit A,
transferin pengangut besi, serulplasmin pengangkut tembaga, lipoprotein.
Anemia (kurang darah) dimana kadar Hb kurang dari darah Hb Normal dan Hb pigmen
merah dalam eritrosit, golongan conjugated protein atau gugus prostetik protein heme
berikatan dengan protein globin.

Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 270
B. ONKOGEN

Karsinogen kimia dan radiasi, meneyebabkan sel berubah bentuk atau mengalami
transfomasi menjadi sel kanker. Kanker adalah penyakit dimana sel tidak responsive terhadap
pengendalian pertumbuhan yang normal. Sebuah sel yang membelah secara normal akhirnya
akan membentuk suatu massa yang disebut tumor.
Sel kanker dapat menginvasi jaringan ke sekitar. Sel kanker juga dapat beranak sebar
(bermetasis), terpisah dari massa yang sedang tumbuh dan berpindah tempat, melalui darah
atau limfe, ke organ yang tidak terkait, dimana sel tersebut membentuk pertumbuhan sel
kanker yang baru.
DNA adalah sasaran utama di dalam sel bagi karsinogen kimia dan radiasi bahkan
putusnya untai DNA. Walaupun mekanisme perbaikan DNA dapat memperbaiki bagian-bagian
DNA yang rusak , namun apabila kerusakan tidak benar atau tidak diperbaiki sebelum replikasi ,
dapat timbul mutasi.
Virus sarcoma Rous sejenis retrovirus , virus yang memiliki genom RNA. Gen virus ini
yang menyebabkan transformasi sel, menyebabkan sel membuat pola pertumbuhan khas sel
kanker yang disebut onkogen. Gen normal yang tempat penyatuan onkogen disebut
protoonkogen. Protoonkogen mengatur pertumbuhan dan perkembangan normal. Apabila gen
mengalami mutasi, gen ini menjadi onkogen, yang menyebabkan sel tumbuh secara abnormal.
Gen yang menimbulkan transformasi (onkogen) adalah gen yang diperoleh virus dari sel sel
pejamu dan dipindahkan ke sel sasaran.
Protein produk onkogen merupakan varian mutan dari factor pertumbuhan, reseptor di
membran sel, protein tranducer yang meneruskan sinyal dari reseptor yang berikatan dengan
ligan ke protein intrasel atau protein pengatur yang merangsang ekspresi gen di inti.
Proto onkogen menghasilkan factor pertumbuhan (I), reseptornya (II), tranducer (III) dan
factor transkripsi (IV). Protoonkogen yang telah mengalami mutasi (onkogen) menghasilkan
versi I, II, III dan IV.
Teori Onkogen antara lain :
1. Sel normal memiliki protoonkogen yang mengkode pembentukan protein yang terlibat
dalam pertumbuhan dan perkembangan normal.
2. Apabila suatu virus onkogenik menginfeksi sel, onkogen virus tersebut dapat
berintegrasi dengan gen sel penjamu, sehingga dihasilkan protein onkogen abnormal
3. Virus hanya menyisipkan suatu promoter yang kuat dalam sel penjamu yang dapat
meningkatkan ekspresi protoonkogen sebelum waktunya.
4. Radiasi dan karsinogen menimbulkan mutasi di region pengatur suatu gen, serta
mempercepat pembentukan protein protoonkogen dan menimbulkan mutasi dibagian
pengkode onkogen yang menyebabkan perubahan komposisi asam amino untuk
mensintesis protein.
5. Sebagian protoonkogen mengalami translokasi yang menyebabkan berfusi dan
pertumbuhan sel tidak sesuai. Penyusunan ulang gen menyebabkan protoonkogen
diatur oelh enhancer atau promoter kuat (A) atau berdifusi dengan gen lain.
6. Protoonkogen mengalami amplifikasi.
Terdapat pula penekan tumor (tumor suppressor) mencegah pertumbuhan abnormal.

Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 271

Anda mungkin juga menyukai