KRITIS
Disusun Oleh:
AFIFAH NUR’AINI M
J230205009
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS DIRI
1. Klien
Nama : Tn. H
Umur : 79 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku : Jawa
H1 H2 H3
- A: - A: - A:
BB : 80 kg BB : 80 kg BB : 80 kg
TB : 170 cm TB : 170 cm TB : 170 cm
IMT : 27,68 IMT : 27,68 IMT : 27,68
- B: - B: - B:
Hb : 15.1 g/dL Hb : 15.5 g/dL Hb : 15,5 g/Dl
- C - C - C
Pasien nampak pucat Pasien nampak pucat Pasien Nampak pucat
Konjungtiva anemis Konjungtiva anemis Konjungtiva anemis
- D - D - D
Makanan masuk Makanan masuk melalui Makan habis 3 sendok
melalui selang NGT selang NGT sebanyak 1 makan
sebanyak 1 gelas susu gelas susu (150cc)
(150cc)
3. Pola eliminasi
BAB Sebelum masuk RS Saat pengkajian (24
Mei 2021)
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Berapa kali >3x sehari 1x sehari
Jumlah 100 cc 100cc
Konsistensi Lunak Lunak
Warna Khas Khas
Menggunakan alat bantu Tidak Pampers
E. TERAPI OBAT
Nama Obat Dosis Indikasi Kontraindikasi
Omeprazol 1 x 20 mg tukak lambung dan Dikontraindikasikan
tukak duodenum, untuk pasien yang
tukak lambung dan diketahui
duodenum yang hipersensitivitas
terkait dengan AINS, terhadap obat
lesi lambung dan omeprazol
duodenum, regimen
eradikasi H.
pylori pada tukak
peptik, refluks
esofagitis,
Sindrom Zollinger
Ellison.
Metoclopramide 3 x 1 mg mual dan muntah obstruksi
pada gangguan gastrointestinal,
saluran cerna dan perforasi atau
pada pengobatan perdarahan; 3-4 hari
dengan sitotoksik setelah operasi
atau radioterapi; gastrointestinal;
untuk kontrol feokromositoma;
muntah karena epileptik, gejala
operasi abdominal ekstrapiramidal dari
dan prosedur tipe parkinson,
diagnostik; migrain. menyusui
Cefotaxime 2 x1 gram Penatalaksanaan Pasien dengan riwayat
infeksi saluran alergi, dan harus
pernapasan bawah, berhati-hati digunakan
infeksi genitourinari, pada pasien dengan
infeksi ginekologi, abnormalitas darah
bakteremia atau atau riwayat
sepsis, gonorrhea, hipersensitivitas
infeksi kulit, infeksi terhadap penicillin.
intra abdomen,
infeksi pada tulang
atau sendi, dan
infeksi pada sistem
saraf pusat
3x 6,25 mg supresi inflamasi dan hipersensitif,
gangguan alergi; idiopathic
Methylprednisolo udema serebral thrombocytopenic
ne dihubungkan dengan purpura, bayi
keganasan; lihat prematur, infeksi
keterangan di atas; jamur sistemik,
penyakit rematik pemberian secara
intratekal (sumsum
tulang belakang)
O:
- Td : 129/81 mmHg
- Jantung : Cardiomegali
- Paru – paru : bronchitis, emfisiema lung
- Distensi vena jugularis 5+4 cmH2O
- Terpasang selang NGT pada hidung bagian
kiri
- Pasien terpasang ventilator
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx 2
III Senin, 24 Mei 2021 S: Afifah
O:
- RR : 24x/menit
- Terpasang alat bantu pernapasan
- Sputum berwarna bening
- Bau khas
- Sedikit kental
- Tidak ada sumbatan pada jalan napas
- Terdapat suara ronki
- PCO2 128 mmHg
- Ph : 7.10
- HCO3 : 40.4
- TCO2 : 44.4
- SO2 : 94.9
- Spo2 99%
A:
Masalah teratasi sebagain
P:
Lanjutkan intervensi dx III
IV Senin , 24 Mei 2021 S: Afifah
O:
- Pernapasan pendek dan dangkal
- Pernapasan cepat
- Spo2 99%
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx IV
A:
P:
II Selasa, 25 Mei 2021 S: Afifah
14.00 Keluarga paham dengan yang sudah dijelaskan
O:
- Pasien ditunggu hanya 1 orang anggota
keluarga
- Pasien tampak merespon makanan yang
diberikan
- Memberikan makanan sebanyak 150cc
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx ii
III Selasa, 25 Mei 2021 S: Afifah
14.00 Keluarga mengatakan paham dengan yang sudah
dijelaskan tujuan dari dilakukan pemantauan
O:
- GCS E4 V5 M6
- pH : 7.54
- PCO2 : 31 mmHg
- PO2 : 97 mmHg
- HCO3 : 24,5 meq/L
- TCO2 : 30,4 Mmol/L
- SO2 : 43,1 %
- SPO2 99%
- Terdapat sputum
- Sputum berwarna bening
- Bau sputum khas
A:
Masalah teratasi Sebagian
P:
Lanjutkan ntervensi dx III
IV Selasa, 25 Mei 2021 S: Afifah
14.00 O:
- RR 20x/menit
- Waktu pengambilan napas menurun
- Otot bantu napas menurun
- Fio2/Flow : 40 %
- PEEP/PIP : 5
- RR setting ventilator : 10
- Sens/P support 12
- Suara tambahan pada paruberkurang
A : masalah teratasi Sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx iv
I Rabu 26 Mei 2021 S: Afifah
06.00 - Pasien mengatakan sesak berkurang
- Pasien mengatakan susah mengeluarkan
dahak
- Pasien mengatakan jika duduk sesak napas
berkurang dan nyaman
- Pasien mengatakan paham dengan Teknik
batuk efektif yang diajarkan
O:
- Terpasang NRM 8 lpm
- Pasien terlihat tenang dan nyaman dari hari
sebelumnya
- Masih terdapat sputum
- Warna sputum bening
- Bau khas
- Suara tambahan berkurang
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx I
II Rabu 26 Mei 2021 S: Afifah
- Pasien mengatakan tidur teratur dan tidur
selama 4jam
- Pasien mengatakan sesak berkurang jika
beristirahat
- Pasien mengatakan nyaman jika tidue dengan
lampu dimatikan
- Pasien dapat menggerakkan tangan dan
kakinya
- Pasien mengatakan akan melakukan Latihan
miring kanan dan kiri setiap 2 jam sekali
- Pasien mengatakan akan membatasi aktivitas
yang akan membuat sesak napasnya kambuh
- Keluarga mengatakan pasien hanya habis 3
sendok makan
O:
- Pasien pasien terpasang NRM 8 lpm
- Tidak terlihat otot bantu napas
- Pasien terlihat mengerakkan tangan dan
kakinya
- Pasirn terlihat nyaman
- Makanan tidak habis
- A:
BB : 80 kg
TB : 170 cm
IMT : 27,68
- B:
Hb : 15,5 g/Dl
- C
Pasien Nampak pucat
Konjungtiva anemis
- D
Makan habis 3 sendok makan
- GDS :146 mg/dl
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi diagnose II
III Rabu 26 Mei 2021 S: Afifah
- Pasien mengatakan sesan napas berkurang
- Pasien mengatakan sudah enakan dan merasa
nyaman
- Pasien mengatakan mudah dalam bernapas
- Pasien mengatakan dapat melakukan batuk
efektif
- Pasien mengatakan jika batuk terdapat sedikit
sputum
O:
- RR : 20x/menit
- Terdapat sputum
- Warna bening
- Bau khas
- PH : 7,49
- PCO2 : 39 mmHg
- PO2 : 109,7 mmHg
- HCO3 : 28,9 meq/l
- TCO2 : 30,1 mmol/l
- Spo2 99%
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx III
IV Rabu 26 Mei 2021 S: Afifah
- Pasien mengatakan sesan napas berkurang
- Pasien mengatakan sudah enakan dan
merasa nyaman
O:
- Tidak terlihat otot bantu napas
- Suara napas tambahan berkurang
- Pola napas teratur
- Tidak terlihat cuping hidung
- Ekspansi paru simetris
- Getaran antaran paru kanan dan kiri sama
- PH : 7,49
- PCO2 : 39 mmHg
- PO2 : 109,7 mmHg
- HCO3 : 28,9 meq/l
- TCO2 : 30,1 mmol/l
- Spo2 99%
A:
Masalah teratasi Sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx IV
ANALISA JURNAL PPOK
Judul : Pathogenesis of chronic obstructive pulmonary disease (COPD) induced by cigarette
smoke
Sumber : Hikichi, M., Mizumura, K., Maruoka, S., & Gon, Y. (2019). Pathogenesis of
chronic obstructive pulmonary disease (COPD) induced by cigarette smoke. Journal of
thoracic disease, 11(Suppl 17), S2129–S2140. https://doi.org/10.21037/jtd.2019.10.43
Paru-paru adalah organ kompleks yang terdiri dari banyak sel yang terus-menerus terpapar
agen infeksi, asap rokok (CS), dan polutan. Gangguan homeostasis sebagai respons terhadap
tingkat inhalan berbahaya yang konstan menyebabkan perubahan morfologis dan fungsional
yang tidak dapat diubah di paru-paru. Patologi molekuler yang mendasari penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) dipengaruhi oleh genetik latar belakang, penuaan seluler, dan
inhalasi kronis partikel berbahaya , seperti yang ada pada CS. Partikel beracun dari asap yang
dihirup menyebabkan peradangan saluran napas yang diperburuk pada pasien PPOK;
peradangan kronis seperti itu diketahui bertahan bahkan setelah berhenti merokok. CS
mengandung banyak zat kimia beracun (2), termasuk metabolit yang diturunkan dari oksigen
atau spesies oksigen reaktif (ROS) yang memainkan peran penting dalam aktivitas
antimikroba, pensinyalan sel, dan mekanisme lain yang diperlukan untuk mempertahankan
homeostasis. Namun, akumulasi ROS yang berlebihan menyebabkan modifikasi berbahaya
pada protein, lipid, dan DNA. Penanda stres oksidatif, seperti peroksida lipid, termasuk
hidrogen peroksida, oksida nitrat, dan isoprostana, serta nitrotirosin dan nitrogen oksida,
meningkat di saluran pernapasan, paru-paru.
Di paru-paru yang sehat, antioksidan, seperti superoksida dismutase, katalase, dan glutathione
peroksidase, memberikan pertahanan biologis endogen terhadap stres oksidatif yang
disebabkan oleh CS. Ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan menyebabkan
peningkatan ekspresi gen yang terlibat dalam peradangan, peningkatan sekresi lendir saluran
napas, dan inaktivasi anti-protease. Insiden PPOK tinggi di kalangan lansia. Selama penuaan
yang sehat, elastisitas yang berkurang dan pelebaran alveolar disertai dengan peradangan
tingkat rendah; Namun, perubahan ini tidak terkait dengan perubahan emfisematosa atau
kerusakan dinding alveolar yang diamati pada sampel jaringan paru-paru pasien PPOK.
Perubahan terkait usia ini meningkat secara abnormal pada pasien PPOK karena beberapa
alasan, termasuk pemendekan telomer, penuaan seluler, aktivasi fosfatidylinositol-3-kinase
(PI3K) / jalur sinyal mamalia target rapamycin (mTOR), perbaikan DNA yang rusak ,
abnormal pola microRNA, perubahan epigenetik, penurunan molekul anti-penuaan, disfungsi
mitokondria, gangguan autophagy, imunosenescence, dan kelelahan sel induk