Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS KELOLAAN STASE KEPERAWATAN

KRITIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners


Mata Kuliah Keperawatan Kritis

Disusun Oleh:

AFIFAH NUR’AINI M
J230205009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


2021
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA TN. H DENGAN PPOK

PENGKAJIAN
A. IDENTITAS DIRI
1. Klien
Nama : Tn. H
Umur : 79 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku : Jawa

Sumber informasi : Keluarg (anak)


Tanggal masuk RS : 24– 05 – 2021
Tanggal pengkajian : 24 – 05 – 2021
No. CM : 295XXX
2. Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 46 tahun
Alamat : Sarimulyo , Karangjoho, Karangdowo, Klaten
Hub dengan klien : Anak
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama saat masuk RS :
Pasien mengalami sesak nafas
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien dibawa ke IGD RS PKU Muhammadiyah Delanggu pada hari Senin, 23 Mei
2021 dengan keluhan mengalami sesak napas selama dua hari dirasakan secara terus
menerus batuk disertai dahak, perut mual-mual dan perut terasa tidak enak. Keluarga
mengatakan sesak memburuk saat pasien beraktifitas dan sesak berkurang saat pasien
beristirahat. Pasien memiliki Riwayat penyakit asma dan hipertenisi. Pasien
ditempatkan di Bangsal Baru Bawah selama 1 hari, kemudian dipindahkan ke ICU
pada tanggal 24 Mei 2021, pukul 09.30 WIB karena pasien terus mengalami sesak
napas, dan pasien mengalami penurunan kesadaran.
3. Riwayat penyakit dahulu :
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat asma dan hipertensi.

C. PENGKAJIAN SAAT INI


GCS (24 Mei 2021) : E2, V1, M3
GCS (25 Mei 2021) : E4, V5, M6
GCS (26 Mei 2021) : E4, V5, M6
PEMERIKSAAN FISIK (Head to Toe)
Kepala :
Bentuk : Mesocepal
Keadaan rambut : Rambut berwarna putih, distribusi tidak merata, dan bersih
Mata
Pupil : 2 mm
Refleks cahaya :+/+
Isokor / anisokor : Isokor
Bentuk mata : Simetris
Konjungitiva : Anemis
Sklera : Keruh
Alat bantu : Tidak ada
Hidung
Reaksi alergi : Tidak ada
Keluar cairan : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Sinus : Tidak ada
Pendarahan : Tidak tampak adanya pendarahan dari hidung
Terpasang selang NGT
Telinga
Bentuk dan posisi: Simetris
Peradangan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada pendarahan
Cairan : Tidak ada cairan yang keluar dari telinga
Serumen : Tidak ada serumen yang keluar dari telinga
Gangguan pendengaran : Pasien mengalami penurunan pendengaran
Mulut dan Gigi
Bibir : Kering
Mukosa : Kering
Gigi : Banyak gigi yang ompong dan terlihat kotor
Lidah : Bersih
Leher :
Pembesaran kelenjar limfa : Tidak ada pembesaran
JVP : 5 + 1 mmH2O
Dada
Paru – paru
I : Bentuk dada simetris, terdapat retraksi dinding dada, tidak ada lesi atau jejas,
pernafasan cepat, pendek dan dangkal, terlihat otot bantu napas dan dada terpasang
elektroda.
P : Getaran fremitus vokal kanan dan kiri ada penurunan
P : Hipersonor
A : Suara nafas melemah terdapat ronki/mengi, ekspirasi memanjang, bunyi jantung terdengar
jauh.
Jantung
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba di interkosta 5 linea mid clavikula
P : Cardiomegali
A : Terdengar bunyi S1 dan S2, tidak terdengar suara bunyi tambahan
Abdomen
I : Tidak tampak adanya jejas atau luka, perut terlihat rondit
A : Bising usus +
P : Suara timpani
P : Tidak terdapat nyeri tekan
Punggung :
Tidak ada tanda – tanda dekubitus
Ekstremitas atas :
Kekuatan Otot : 5/5
Edema : Tidak terlihat adanya edema
Rentang gerak : Terbatas karena terpasang IV line di tangan sebelah kanan
Ekstremitas bawah :
Kekuatan Otot : 5/5
Edema : Tidak terdapat edema pada kaki
Rentang gerak : Bebas
Genetalia :
Terpasang alat bantu kateter Pemasangan : 23 Mei 2021
Kulit :
Warna : Sawo matang
Integritas : Kering
Turgor : < 2 detik
Pengkajian Resiko Jatuh :
Morse Fall Score
No. Resiko Skala Nilai Skor
1. Riwayat jatuh yang baru / dalam 3 Tidak : 0 0
bulan terakhir Ya : 25
2. Diagnosis Sekunder Tidak : 0
Ya : 15 15
3. Alat bantu jalan
Bedrest, dibantu perawat 0 0
Penopang, tongkat/walker 15
Furniture 30
4. Memakai heparin lock/IV Tidak : 0, Ya : 20 20
5. Cara berjalan/berpindah
Normal/bedrest/imobilisasi 0 0
Terganggu 20
6. Status Mental
Orientasi sesuai kemampuan diri 0 0
Lupa keterbatasan diri 15
Jumlah 35
Interpretasi : Resiko Jatuh Sedang
Pengkajian Nyeri (Wong Baker Face Scale)
Skala : 4 (Sedang)
Pengkajian Fungsi
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan :
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak mau dibawa ke rumah sakit jika
sakit dan hanya membeli obat di apotek serta menganggp bahwa sakitnya adalah sakit
biasa.
2. Pola nutrisi / metabolik
Program diit RS : susu
Intake makan : makan masuk melalui selang NGT
Sebelum Masuk RS Selama di RS
Keluhan Mual Tidak mau makan, mual,
muntah
Berapa kali 2 kali 2 kali
Jumlah 1 porsi 1 gelas susu
Makanan selingan Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan makan Tidak ada Makanan dari RS
Makanan yang tidak Makanan manis -
disukai
Makanan yang disukai Sayur sop -

H1 H2 H3
- A: - A: - A:
BB : 80 kg BB : 80 kg BB : 80 kg
TB : 170 cm TB : 170 cm TB : 170 cm
IMT : 27,68 IMT : 27,68 IMT : 27,68
- B: - B: - B:
Hb : 15.1 g/dL Hb : 15.5 g/dL Hb : 15,5 g/Dl
- C - C - C
Pasien nampak pucat Pasien nampak pucat Pasien Nampak pucat
Konjungtiva anemis Konjungtiva anemis Konjungtiva anemis
- D - D - D
Makanan masuk Makanan masuk melalui Makan habis 3 sendok
melalui selang NGT selang NGT sebanyak 1 makan
sebanyak 1 gelas susu gelas susu (150cc)
(150cc)

3. Pola eliminasi
BAB Sebelum masuk RS Saat pengkajian (24
Mei 2021)
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Berapa kali >3x sehari 1x sehari
Jumlah 100 cc 100cc
Konsistensi Lunak Lunak
Warna Khas Khas
Menggunakan alat bantu Tidak Pampers

BAK Sebelum masuk RS Saat pengkajian (24


Mei 2021)
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Berapa kali 4x sehari -
Jumlah 500 cc 400 cc
Konsistensi Cair Cair
Warna Kuning Kuning
Menggunakan alat bantu Tidak Kateter
4. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum masuk RS Selama di RS
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Kemampuan  
perawatan diri
Makan / minum  
Mandi  
Toileting  
Berpakaian  
Mobilitas di tempat  
tidur
Ambulasi / ROM  
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat 4 :
tergantung total
5. Oksigenasi
Pasien terpasang alat bantu pernafasan ventilator
Tanggal 24 Mei 2021
Ventilator Sebelum terpasang Sesudah terpasang
Frekuensi pernafasan 30x/menit 16x/menit
Saturasi O2 90% 99%
Mode ventilator PSIMV
FiO2/Flow 80%
TV/Minute Volume 320
PEEP/PIP 6
RR setting ventilator 16
Sens/P support 20
Tanggal 25 Mei 2021
Frekuensi pernafasan 16x/menit
Saturasi O2 99%
Mode ventilator PSIMV
FiO2/Flow 40%
TV/Minute Volume -
PEEP/PIP 5
RR setting ventilator 10
Sens/P support 12
Tangal 26 Mei 2021 ventilator dilepas
6. Pola tidur dan istirahat :
Sebelum masuk RS Selama di RS (24 Mei 2021)
Lama tidur 5 jam -
Gangguan tidur Tidak ada -
Perasaan saat bangun Segar -
7. Pola Perceptual
a. Penglihatan : Terganggu, pasien mengalami penurunan fungsi penglihatan
b. Pendengaran : Terganggu, pasien mengalami penurunan fungsi pendengaran
c. Pengecapan :-
d. Penciuman : Tidak ada gangguan
e. Sensasi : Tidak ada gangguan
8. Pola Persepsi Diri (Pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri)
-
9. Pola Seksualitas dan Reproduksi (Fertilitas, libido, menstruasi, kontrasepsi)
Pasien memiliki 3 orang anak
10. Pola Peran-Hubungan
Komunikasi : Pasien biasanya bilang kepada anaknya apabila
merasakan sakit
Hubungan dengan orang lain : Pasien jika di rumah sering beirinteraksi dengan
tetangga
Kemampuan keuangan :
11. Pola Manajemen Koping Stress
Perubahan terbesar dalam hidup pada akhir – akhir ini : -
12. Sistem nilai dan keyakinan
Spiritual : Keluarga mengatakan bahwa pasien saat di
rumah shalat 5 waktu
Pandangan klien tentang agama :-
Kegiatan keagamaan : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien
sering mengikuti pengajian dan sholat berjamaah
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto rontgen : 23 Mei 2021
Jantung : Cardiomegali
Paru – paru : bronchitis, emfisiema lung
2. Hasil Laboratorium
(24 Mei 2021)
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
1. Hemoglobin 15.1 12 – 16 g/dL
2. Leukosit 15.2 4 – 12 103/uL
3. Trombosit 115.0 150 – 400 103/uL
4. Eritrosit 4.88 4–5 106/uL
5. Hematokrit 47.7 37 – 43 %
6. pH 7.10 7.35-7.35
7. PCO2 128 35-45 mmHg
8. PO2 94 10 – 50 mmHg
9. HCO3 40.4 22.0-26.0 meq/L
10. TCO2 44.4 23.0-27.00 Mmol/L
11. SO2 94.9 60.00-100.0 %
10. GDS 146 <200 mg/dL

(25 Mei 2021)


No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
1. Hemoglobin 13,8 12 – 16 g/dL
2. Leukosit 11,7 4 – 12 103/uL
3. Trombosit 107,0 150 – 400 103/uL
4. Eritrosit 4.47 4–5 106/uL
5. Hematokrit 43,6 37 – 43 %
6. pH 7.54 7.35-7.35
7. PCO2 31 35-45 mmHg
8. PO2 97 10 – 50 mmHg
9. HCO3 24, 5 22.0-26.0 meq/L
10. TCO2 30.4 23.0-27.00 Mmol/L
11. SO2 43,1 60.00-100.0 %
(26 Mei 2021 )
1. pH 7.49 7.35-7.35
2. PCO2 39 35-45 mmHg
3. PO2 109,7 10 – 50 mmHg
4. HCO3 28, 9 22.0-26.0 meq/L
5. TCO2 30.1 23.0-27.00 Mmol/L
6. SO2 98,4 60.00-100.0 %
7. PO2/FIO2 274 - mmHg

E. TERAPI OBAT
Nama Obat Dosis Indikasi Kontraindikasi
Omeprazol 1 x 20 mg tukak lambung dan Dikontraindikasikan
tukak duodenum, untuk pasien yang
tukak lambung dan diketahui
duodenum yang hipersensitivitas
terkait dengan AINS, terhadap obat
lesi lambung dan omeprazol
duodenum, regimen
eradikasi H.
pylori pada tukak
peptik, refluks
esofagitis,
Sindrom Zollinger
Ellison.
Metoclopramide 3 x 1 mg mual dan muntah obstruksi
pada gangguan gastrointestinal,
saluran cerna dan perforasi atau
pada pengobatan perdarahan; 3-4 hari
dengan sitotoksik setelah operasi
atau radioterapi; gastrointestinal;
untuk kontrol feokromositoma;
muntah karena epileptik, gejala
operasi abdominal ekstrapiramidal dari
dan prosedur tipe parkinson,
diagnostik; migrain.  menyusui
Cefotaxime 2 x1 gram Penatalaksanaan Pasien dengan riwayat
infeksi saluran alergi, dan harus
pernapasan bawah, berhati-hati digunakan
infeksi genitourinari, pada pasien dengan
infeksi ginekologi, abnormalitas darah
bakteremia atau atau riwayat
sepsis, gonorrhea, hipersensitivitas
infeksi kulit, infeksi terhadap penicillin.
intra abdomen,
infeksi pada tulang
atau sendi, dan
infeksi pada sistem
saraf pusat
3x 6,25 mg supresi inflamasi dan hipersensitif,
gangguan alergi; idiopathic
Methylprednisolo udema serebral thrombocytopenic
ne dihubungkan dengan purpura, bayi
keganasan; lihat prematur, infeksi
keterangan di atas; jamur sistemik,
penyakit rematik pemberian secara
intratekal (sumsum
tulang belakang)

Salbutamol 3 x 1 mg Mengobati asma dan Hipertiroid,


kondisi lain yang insufisiensi
berkaitan dengan miokardial, aritmia,
obstruksi saluran rentan terhadap
napas yang perpanjangan interval
reversibel. QT, hipertensi,
kehamilan (dosis
tinggi sebaiknya
diberikan melalui
inhalasi karena
pemberian melalui
pembuluh darah dapat
mempengaruhi
miometrium dan dapat
mengakibatkan
gangguan jantung);
menyusui; diabetes
mellitus, terutama
pemberian melalui
pembuluh darah
(pantau kadar gula
darah, dilaporkan
ketoasidosis)
Amplodipin 1 x 5 mg Terapi hipertensi dan Hipersensitif terhadap
dapat digunakan dihydropyridines
sebagai obat
pengontrol tekanan
darah, serta first-line
terapi iskemia
miokard, baik karena
obstruksi tetap
(angina stabil)
dan/atau angina
prinzmetal.

Paracetamol 3x1 meredakan nyeri jangan diberikan


ringan hingga kepada penderita
sedang seperti sakit hipersensitif/alergi
kepala, sakit gigi, terhadap Paracetamol.
nyeri otot, serta Penderita gangguan
menurunkan demam fungsi hati berat.

Rebamipide 3 x 100 gr Mengatasi gangguan wanita hamil,


akibat asam lambung menyusui, atau orang
seperti gastritis, dengan usia lanjut.
tukak lambung dan Selain itu terdapat
gangguan lambung beberapa orang
lainnya dengan kondisi
kesehatan tertentu
yang
dikontraindikasikan
untuk menggunakan
rebamipide, antara
lain orang dengan
gangguan fungsi hati,
penyakit ginjal,
penyakit jantung, dan
orang dengan masalah
pencernaan kronis.
Ramipril 1 x 5 mg hipertensi ringan pasien yang hipersensitif
sampai sedang; pada produk ini atau
gagal jantung obat ACEI lainnya,
kongestif seperti captopril.
(tambahan); setelah
infark miokard pada
pasien dengan gagal
jantung yang
terbukti secara
klinis; pasien rentan
usia diatas 55 tahun,
pencegahan infark
miokard, stroke,
kematian
kardiovaskular atau
membutuhkan
revaskularisasi.

F. PENGKAJIAN DENGAN MONITOR HARIAN


H1 H2 H3
TD : 129/ 81 mmHg TD : 120/80 mmHg TD : 124/80
Suhu : 36.1 Suhu : 36.5 Suhu : 36,6
Nadi : 127x/menit Nadi : 100 x/menit Nadi :81
SPO2 : 90% SPO2 : 90% SPO2 : 99%
RR : 30 x/menit RR : 20 x/menit RR : 22x/menit
G. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Problem
1. DS : - Adanya jalan napas D. 0001 Bersihan
DO : buatan jalan napas tidak
- Pasien sesak napas fektif
- Sputum berlebih
- Warna sputum bening
aroma khas
- Pasien terpasang ETT
2. DS : – Imobilitas D. 0056 Intoleransi
DO : Aktivitas
- Pasien nampak lemah
- Nadi :10 x/menit
- TD : 100 / 110 mmHg
- RR : 20x / menit
- Gambaran EKG
menunjukkan sinus
takikardi
- Hb : 15. 1g/dL
- Kemampuan perawatan
diri, mandi, dan toileting
tergantung total
- Kemampuan
makan/minum, berpakaian,
mobilitas di tempat tidur,
dan ambulasi membutuhkan
bantuan orang lain
3. DS : Ketidakseimbangan D. 0003 Gangguan
ventilasi perfussi pertukan gas
DO :
PCO2: 128mmHg
PO2 : 94.0 mmHg
pH : 7.10
suara napas ronkhi
Kesadaran menurun
Pernafasan cepat, pendek dan
dangkal
Terlihat otot bantu napas
4. DS : Hambatan upaya D. 0005 Pola napas
Keluarga mengatakan pasien sesak napas tidak efektif
napas selama 2 hari
DO :
Terlihat otot bantu pernapasan
Terdapat ronki/mengi
Ekspirasi memanjang,
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. D. 0001 Bersihan jalan napas tidak fektif berhubungan dengan adanya jalan napas
buatan (SDKI, hal 18)
2. D.0056 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas (SDKI, hal 128)
3. D. 0003 Gangguan pertukan gas berhubungan dengan Ketidakseimbangan ventilasi
perfussi (SDKI, hal 22)
4. D. 0005 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan Hambatan upaya napas (SDKI
hal, 26)
I. PERENCANAAN
No. DIAGNOSA TUJUAN DAN PERENCANAAN
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. D. 0001 Bersihan L.01001 I.01011
jalan napas tidak Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas
fektif berhubungan keperawatan 3 x 24 jam Observasi
dengan spasme jalan klien diharapkan bersihan 1. Monitor pola napas
napas jalan napas stabil dengan 2. Monitor bunyi napas
kriteria hasil : tambahan
1. Batuk efektif 3. Monitor sputum (jumlah,
meningkat warna dan aroma)
2. Produksi sputum Terapeutik
menurun 1. Posisikan semifowler/fowler
3. Mengi menurun 2. Lakukan penghisapan lendir
4. Whezzing menurun <15 detik
SLKI hal 18 3. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
4. Berikan oksigen
Edukasi
1. Ajarkan batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronchodilator, ekspektoran,
mokolitik (SIKI, hal 184)
2. D.0056 Intoleransi L.05047 I.05178
aktivitas berhubungan
dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi
ketidakseimbangan keperawatan selama 3 x 24
antara suplai dan jam diharapkan toleransi Observasi
kebutuhan oksigen aktivitas pasien meningkat
1. Identifikasi gangguan fungsi
dengan kriteria hasil :
tubuh yang mengakibatkan
Toleransi aktivitas kelelahan
2. Monitor pola dan jam tidur
1. Frekuensi nadi dalam Terapeutik
batas normal
2. Frekuensi napas 1. Sediakan lingkungan yang
membaik nyaman dan rendah stimulus
(SLKI, hal 149) (mis. cahaya, suara
kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang
gerak yang pasif dan /atau
aktif
3. Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makan
(SIKI, hal 176)
3. D. 0003 Gangguan L. 01003 I . 01014
pertukan gas Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi
berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam Observasi
Ketidakseimbangan klien diharapkan gangguan 1. Monitor frekuensi, irama,
ventilasi perfussi pertukaran gas menurun kedalaman dan upaya napas
dengan kriteria hasil : 2. Monitor pola napas
1. Tingkat kesadran 3. Monitor kemampuan batuk
meningkat efektif
2. Dyspnea menurun 4. Monitor adanya sputum
3. Bunyi napas tambahan 5. Monitor adanya sumbatan
menurun jalan napas
4. Napas cuping hidung 6. Auskultasi bunyi napas
menurun 7. Monitor saturasi oksigen
5. PCO2 membaik 8. Monitor nilai AGD
6. PO2 membaik Terapeutik
7. Takikardia membaik 1. Atur interval pemantauan
8. pH arteri membaik respirasi sesuai kondisi klien
9. pola napas membaik Edukasi
SLKI hal 94 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantuan

4. D. 0005 Pola napas L. 01004 I.01014


tidak efektif Setelah dilakukan Pemantauan respirasi
berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam Observasi
Hambatan upaya klien diharapkan pola 1. Monitor frekuensi irama,
napas napas membaik dengan kedalaman dan upaya napas
kriteria hasil : 2. Monitor pola napas
1. Disapneu menurun (bradipnea, takipnea,
2. Penggunaan oto bantu hiperventilasi, kussmaul,
napas menurun cheyne-stokes, biot, ataksik)
3. Pemanjangan fase 3. Monitor kemampuan batuk
ekspirasi menurun efektif
4. Frekuensi napas 4. Monitor adanya produksi
membaik sputum
5. Kedalaman napas 5. Monitor adanya sumbatan
membaik jalan napas
SLKI hal 95 6. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
10. Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
1. Atur interval pemantaun
respirasi sesuai kondisi
pasien
2. Dokumentasikan hasil
pemantuan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantuan
2. Informasikan hasil
pemantuan
SIKI HAL 247
J. IMPLEMENTASI
Dx. Hari/Tgl/Jam Tindakan Respon Tanda tangan
I Senin, 24 Mei 2021 Memonitor (frekuensi, kedalaman, usaha S: Afifah
11.00 napas) O:
- RR : 29x/menit
- Terdapat retraksi dinding dada
- Pernapasan dangkal cepat
11.10 Memonitor tingkat kesadaran pasien S: Afifah
O:
- GCS E2 V5 M6
11.15 Memonitor bunyi napas tambahan S:- Afifah
O:
- Suara napas ronkhi
11.20 Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam S: Afifah
pemberian obat bronkodilator O:
Salbutamol (3x1 mg) - Pasien terpasang ventilator

11.25 Memberikan terapi oksigen S: Afifah


O:
- Pasien terintubasi terpasang ventilator
- Mode PAC
- Fio2 100%
- PEEP : 6
- Ps : 20
- Tidal volume : 320
II 11.55 Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang S : Afifah
megakibatkan kelelahan Keluarga mengatakan pasien cepat Lelah Ketika
melakukan aktivitas berat
O:
Td : 129/81 mmHg
Jantung : Cardiomegali
Paru – paru : bronchitis, emfisiema lung

12.00 Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi dalam S:


meberikan asupan makanan (memberikan O:
nutrisi melalui selang NGT 150cc) - Pasien tampak merespon makanan yang
diberikan
- Terpasang selang NGT pada hidung bagian kiri
III 12.10 Memonitor frekuensi, irama kedalaman dan S: Afifah
upaya napas O:
- RR : 24x/menit
- Terpasang alat bantu pernapasan
12.15 Memonitor adanya sputum S: Afifah
O:
- Sputum berwarna bening
- Bau khas
- Sedikit kental
12.30 Memonitor sumbatan jalan nafas S; Afifah
O;
- Tidak ada sumbatan pada jalan napas
12.40 Mengauskultasi bunyi napas S: Afifah
O;
- Terdapat suara napas tambahan (ronki)
12.45 Memonitor saturasi oksigen S: Afifah
O:
- Spo2 :99%
12.50 Memonitor nilai AGD S: Afifah
O:
- PCO2 128 mmHg
- Ph : 7.10
- HCO3 : 40.4
- TCO2 : 44.4
- SO2 : 94.9
IV 13.00 Memonitor frekuensi irama, delaman dan S; Afifah
upaya napas O:
- Pernapasan pendek dan dangkal
13.05 Memonitor pola napas S: Afifah
O;
- Pernapasan cepat
13.15 Memonitor saturasi oksigen S Afifah
O:
- SPO2 99%
III Selasa, 25 Mei 2021 Memonitor tingkat kesadaran pasien S: Afifah
08.00 O:
- GCS E4 V5 M6
08.10 Memonitor hasil lab AGD S: Afifah
O:
- pH : 7.54
- PCO2 : 31 mmHg
- PO2 : 97 mmHg
- HCO3 : 24,5 meq/L
- TCO2 : 30,4 Mmol/L
- SO2 : 43,1 %
08.15 Memonitor saturasi oksigen S: Afifah
O:
- SPO2 99%
- Pola napas teratur
08.20 Melakukan suction S: Afifah
O:
- Terdapat sputum
- Sputum berwarna bening
- Bau sputum khas
08.25 Memberikan penjelasan kepada keluarga S: Afifah
tujuan dari pemantuan Keluarga mengatakan paham dengan yang sudah
dijelaskan tujuan dari dilakukan pemantauan
O:
Kelurga tampak paham
IV 09.00 Memonitor frekuensi napas, kedalaman dan S: Afifah
upaya napas O:
- RR 20x/menit
- Waktu pengambilan napas menurun
- Otot bantu napas menurun
09.10 Mengatur interval pemantauan respirasi S; Afifah
O:
- Fio2/Flow : 40 %
- PEEP/PIP : 5
- RR setting ventilator : 10
- Sens/P support 12
09.20 Melakukan auskultasi S: Afifah
O:
- Suara tambahan pada paru-paru berkurang
II 10.00 Memberikan lingkungan yang nyaman S: Afifah
(memberitahukan keluarga aturan jam besuk Keluarga paham dengan yang sudah dijelaskan
dan jumlah penunggu) O:
- Penunggu hanya 1 orang anggota keluarga
10.10 Melakukan kolaborasi pemberian nutrisi S: Afifah
(memberikan makanan melalui selang NGT0 O:
- Pasien tampak merespon makanan yang
diberikan
- Memberikan makanan sebanyak 150cc
I 11.20 Memonitor bunnyi napas tambahan S; Afifah
O:
- Suara tambahan ronki berkurang
11.30 Melakukan suction S: Afifah
O:
- Pasien terlihat bergerak-gerak saat dilakukan
suction
12.00 Memberikan terapi bronkodilator S: Afifah
Salbutamol 3x1 mg O:
- Diberikan secara oral melalui selang ngt
I Rabu, 26 Mei 2021 Memonitor pola napas S: Afifah
20.00 Pasien mengatakan sesak berkurang
O:
- Terpasang NRM 8 lpm
- Pasien terlihat tenang dan nyaman dari hari
sebelumnya
20.10 Memonitor bunyi napas tambahan S: Afifah
O:
- Bunyi napas tambahan berkurang
20.15 Memonitor sputum S: Afifah
- Pasien mengatakan susah mengeluarkan dahak
O:
- Masih terdapat sputum
- Warna sputum bening
- Bau khas
20.30 Memposisikan pasien semi fowler S: Afifah
Pasien mengatakan jika duduk sesak napas berkurang
dan nyaman
O:
- Pasien terlihat rileks
20.45 Mengajarkan cara batu efektif kepada pasien S: Afifah
Pasien mengatakan paham dengan Teknik batuk efektif
yang diajarkan
O:
- Pasien terlihat menirukan Teknik batuk efektif
II 20.50 Mengidentifikasi gangguan tubuh yang S: Afifah
mengakibatkan kelelahan - Pasien mengatakan cepat Lelah Ketika melakukan
aktivitas berat
- Pasien mengatakan sesak napas berkurang jika
beristirahat
O;
Pasien terpasang NRM 8 lpm
20.55 Memonitor pola dan jam tidur S: Afifah
Pasien mengatakan tidur teratur dan tidur selama 4jam
O:
- Pasien pasien terpasang NRM 8 lpm
- Tidak terlihat otot bantu napas

21.00 Menyediakan lingkungan yang nyaman S: Afifah


Pasien mengatakan untuk mematikan lampu agar bisa
tidur
O:
- Pasien terlihat nyaman dan terpasang NRM 8
lpm
21.10 Mengajarkan Latihan rentang gerak aktif S: Afifah
Pasien mengatakan dapat mengerakkan tangan dan
kakinya sendiri
O:
- Pasien terlihat mengerakkan tangan dan kakinya
21.15 Mengajarkan tirah baring S: Afifah
(miring kanan dan kiri) - Pasien mengatakan memahami yang sudah
diajarkan
- Pasien mengatakan akan melakukan Latihan miring
kanan dan kiri setiap 2 jam sekali
O:
- Pasien terlihat mencoba untuk melakukn tirah
baring
21.20 Memberikan edukasi untuk melakukan S: afifah
aktivitas secara bertahap - Pasien mengatakan akan membatasi aktivitas
(mengurangi aktivitas yang berat) yang akan membuat sesak napasnya kambuh
O:
- Pasien tepasang NRM 8 lpm
21.25 Memberikan nutrisi sesuai kebutuhan pasien S: Afifah
- Pasien mengatakan tidak habis makannya karena
kurang berselera
- Keluarga pasien mengatakan pasien hanya habis 3
sendok makan saja
O:
- Makanan tidak habis
III 22.00 Monitor frekuensi, irama , kedalaman dan S: Afifah
upaya napas - Pasien mengatakan sesan napas berkurang
- Pasien mengatakan sudah enakan dan merasa
nyaman
O:
- RR : 20x/menit
- Tidak terlihat otot bantu napas
- Suara napas tambahan berkurang
22.10 Monitor pola napas S: Afifah
- Pasien mengatakan mudah dalam bernapas
O:
- Pola napas teratur
- Tidak terlihat cuping hidung
22.15 Memonitor kemampuan batuk efektif S: Afifah
- Pasien mengatakan dapat melakukan batuk
efektif
O:
- Pasien terlihat mencoba melakukan batuk efektif
22.20 Memonitor adanya sputum S: Afifah
- Pasien mengatakan terdapat sputum jika batuk
O:
- Terdapat sputum
- Warna bening
- Bau khas
22.30 Memonitor adanya sumbatan jalan napas S: Afifah
- Pasien mengatakan sesak napa berkurang
O:
- tidak ada sumbatan jalan napas
22.35 Mengauskultasi bunyi napas S: Afifah
O:
- Suara napas tambahan berkurang
22.40 Memonitor saturasi oksigen S: Afifah
O:
- SPO2 99%
22.45 Memonitor hasi lab S: Afifah
(AGD ) O:
AGD :
- PH : 7,49
- PCO2 : 39 mmHg
- PO2 : 109,7 mmHg
- HCO3 : 28,9 meq/l
- TCO2 : 30,1 mmol/l

IV 22.50 Monitor frekuensi irama, kedalaman dan S: Afifah


upaya napa - Pasien mengatakan sesan napas berkurang
- Pasien mengatakan sudah enakan dan merasa
nyaman
O:
- RR : 20x/menit
- Tidak terlihat otot bantu napas
- Suara napas tambahan berkurang
23.00 Memonitor pola napas S: Afifah
Pasien mengatakan sesak napas berkurang
O:
- Pasien terasang NRM 8 lpm
23.15 Memonitor batuk efektif S: Afifah
Pasien mengatakan dapat melakukan batuk efektif
O:
- Pasien mempraktikan batuk efektif
23.30 Memonitor adanya sumbatan S: Afifah
O:
Tidak adanya sumbatan jalan napas
23.35 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru S: Afifah
O:
- Ekspansi paru simetris
- Getaran antaran paru kanan dan kiri sama
23.40 Mengauskultasi bunyi napas S: Afifah
O:
- Suara tambahan berkurang
23.45 Memonitor staurasi oksigen S: Afifah
O:
- Spo2 99%
23.50 Mmeonitor nilai laboratorium S: Afifah
AGD O:
- PH : 7,49
- PCO2 : 39 mmHg
- PO2 : 109,7 mmHg
- HCO3 : 28,9 meq/l
- TCO2 : 30,1 mmol/l
K. EVALUASI
Dx Hari/Tgl/Jam Evaluasi Tanda tangan
I Senin, 24 Mei 2021 S:- Afifah
14.00 O:
Pasien terpasang v
- entilator
- RR : 29x/menit
I : barrel chest
P : penurunan vermitul vocal
P : sonor
A : terdapat suara ronki
A;
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx 1
II Senin, 24 Mei 2021 S: Afifah
14.00 - Keluarga mengatakan pasien cepat Lelah
Ketika melakukan aktivitas berat

O:
- Td : 129/81 mmHg
- Jantung : Cardiomegali
- Paru – paru : bronchitis, emfisiema lung
- Distensi vena jugularis 5+4 cmH2O
- Terpasang selang NGT pada hidung bagian
kiri
- Pasien terpasang ventilator
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx 2
III Senin, 24 Mei 2021 S: Afifah
O:
- RR : 24x/menit
- Terpasang alat bantu pernapasan
- Sputum berwarna bening
- Bau khas
- Sedikit kental
- Tidak ada sumbatan pada jalan napas
- Terdapat suara ronki
- PCO2 128 mmHg
- Ph : 7.10
- HCO3 : 40.4
- TCO2 : 44.4
- SO2 : 94.9
- Spo2 99%
A:
Masalah teratasi sebagain
P:
Lanjutkan intervensi dx III
IV Senin , 24 Mei 2021 S: Afifah
O:
- Pernapasan pendek dan dangkal
- Pernapasan cepat
- Spo2 99%

A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx IV

I Selasa, 25 Mei 2021 S: Afifah


14.00 O:
- Suara tambahan ronki berkurang
- Pasien terlihat bergerak-gerak saat dilakukan
suction
- Memberikan obat salbutamol oral melalui
selang ngt

A:
P:
II Selasa, 25 Mei 2021 S: Afifah
14.00 Keluarga paham dengan yang sudah dijelaskan
O:
- Pasien ditunggu hanya 1 orang anggota
keluarga
- Pasien tampak merespon makanan yang
diberikan
- Memberikan makanan sebanyak 150cc
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx ii
III Selasa, 25 Mei 2021 S: Afifah
14.00 Keluarga mengatakan paham dengan yang sudah
dijelaskan tujuan dari dilakukan pemantauan
O:
- GCS E4 V5 M6
- pH : 7.54
- PCO2 : 31 mmHg
- PO2 : 97 mmHg
- HCO3 : 24,5 meq/L
- TCO2 : 30,4 Mmol/L
- SO2 : 43,1 %
- SPO2 99%
- Terdapat sputum
- Sputum berwarna bening
- Bau sputum khas
A:
Masalah teratasi Sebagian
P:
Lanjutkan ntervensi dx III
IV Selasa, 25 Mei 2021 S: Afifah
14.00 O:
- RR 20x/menit
- Waktu pengambilan napas menurun
- Otot bantu napas menurun
- Fio2/Flow : 40 %
- PEEP/PIP : 5
- RR setting ventilator : 10
- Sens/P support 12
- Suara tambahan pada paruberkurang
A : masalah teratasi Sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx iv
I Rabu 26 Mei 2021 S: Afifah
06.00 - Pasien mengatakan sesak berkurang
- Pasien mengatakan susah mengeluarkan
dahak
- Pasien mengatakan jika duduk sesak napas
berkurang dan nyaman
- Pasien mengatakan paham dengan Teknik
batuk efektif yang diajarkan
O:
- Terpasang NRM 8 lpm
- Pasien terlihat tenang dan nyaman dari hari
sebelumnya
- Masih terdapat sputum
- Warna sputum bening
- Bau khas
- Suara tambahan berkurang

A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx I
II Rabu 26 Mei 2021 S: Afifah
- Pasien mengatakan tidur teratur dan tidur
selama 4jam
- Pasien mengatakan sesak berkurang jika
beristirahat
- Pasien mengatakan nyaman jika tidue dengan
lampu dimatikan
- Pasien dapat menggerakkan tangan dan
kakinya
- Pasien mengatakan akan melakukan Latihan
miring kanan dan kiri setiap 2 jam sekali
- Pasien mengatakan akan membatasi aktivitas
yang akan membuat sesak napasnya kambuh
- Keluarga mengatakan pasien hanya habis 3
sendok makan
O:
- Pasien pasien terpasang NRM 8 lpm
- Tidak terlihat otot bantu napas
- Pasien terlihat mengerakkan tangan dan
kakinya
- Pasirn terlihat nyaman
- Makanan tidak habis
- A:
BB : 80 kg
TB : 170 cm
IMT : 27,68
- B:
Hb : 15,5 g/Dl
- C
Pasien Nampak pucat
Konjungtiva anemis
- D
Makan habis 3 sendok makan
- GDS :146 mg/dl

A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi diagnose II
III Rabu 26 Mei 2021 S: Afifah
- Pasien mengatakan sesan napas berkurang
- Pasien mengatakan sudah enakan dan merasa
nyaman
- Pasien mengatakan mudah dalam bernapas
- Pasien mengatakan dapat melakukan batuk
efektif
- Pasien mengatakan jika batuk terdapat sedikit
sputum

O:
- RR : 20x/menit
- Terdapat sputum
- Warna bening
- Bau khas
- PH : 7,49
- PCO2 : 39 mmHg
- PO2 : 109,7 mmHg
- HCO3 : 28,9 meq/l
- TCO2 : 30,1 mmol/l
- Spo2 99%
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx III
IV Rabu 26 Mei 2021 S: Afifah
- Pasien mengatakan sesan napas berkurang
- Pasien mengatakan sudah enakan dan
merasa nyaman

O:
- Tidak terlihat otot bantu napas
- Suara napas tambahan berkurang
- Pola napas teratur
- Tidak terlihat cuping hidung
- Ekspansi paru simetris
- Getaran antaran paru kanan dan kiri sama
- PH : 7,49
- PCO2 : 39 mmHg
- PO2 : 109,7 mmHg
- HCO3 : 28,9 meq/l
- TCO2 : 30,1 mmol/l
- Spo2 99%
A:
Masalah teratasi Sebagian
P:
Lanjutkan intervensi dx IV
ANALISA JURNAL PPOK
Judul : Pathogenesis of chronic obstructive pulmonary disease (COPD) induced by cigarette
smoke
Sumber : Hikichi, M., Mizumura, K., Maruoka, S., & Gon, Y. (2019). Pathogenesis of
chronic obstructive pulmonary disease (COPD) induced by cigarette smoke. Journal of
thoracic disease, 11(Suppl 17), S2129–S2140. https://doi.org/10.21037/jtd.2019.10.43

Paru-paru adalah organ kompleks yang terdiri dari banyak sel yang terus-menerus terpapar
agen infeksi, asap rokok (CS), dan polutan. Gangguan homeostasis sebagai respons terhadap
tingkat inhalan berbahaya yang konstan menyebabkan perubahan morfologis dan fungsional
yang tidak dapat diubah di paru-paru. Patologi molekuler yang mendasari penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) dipengaruhi oleh genetik latar belakang, penuaan seluler, dan
inhalasi kronis partikel berbahaya , seperti yang ada pada CS. Partikel beracun dari asap yang
dihirup menyebabkan peradangan saluran napas yang diperburuk pada pasien PPOK;
peradangan kronis seperti itu diketahui bertahan bahkan setelah berhenti merokok. CS
mengandung banyak zat kimia beracun (2), termasuk metabolit yang diturunkan dari oksigen
atau spesies oksigen reaktif (ROS) yang memainkan peran penting dalam aktivitas
antimikroba, pensinyalan sel, dan mekanisme lain yang diperlukan untuk mempertahankan
homeostasis. Namun, akumulasi ROS yang berlebihan menyebabkan modifikasi berbahaya
pada protein, lipid, dan DNA. Penanda stres oksidatif, seperti peroksida lipid, termasuk
hidrogen peroksida, oksida nitrat, dan isoprostana, serta nitrotirosin dan nitrogen oksida,
meningkat di saluran pernapasan, paru-paru.
Di paru-paru yang sehat, antioksidan, seperti superoksida dismutase, katalase, dan glutathione
peroksidase, memberikan pertahanan biologis endogen terhadap stres oksidatif yang
disebabkan oleh CS. Ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan menyebabkan
peningkatan ekspresi gen yang terlibat dalam peradangan, peningkatan sekresi lendir saluran
napas, dan inaktivasi anti-protease. Insiden PPOK tinggi di kalangan lansia. Selama penuaan
yang sehat, elastisitas yang berkurang dan pelebaran alveolar disertai dengan peradangan
tingkat rendah; Namun, perubahan ini tidak terkait dengan perubahan emfisematosa atau
kerusakan dinding alveolar yang diamati pada sampel jaringan paru-paru pasien PPOK.
Perubahan terkait usia ini meningkat secara abnormal pada pasien PPOK karena beberapa
alasan, termasuk pemendekan telomer, penuaan seluler, aktivasi fosfatidylinositol-3-kinase
(PI3K) / jalur sinyal mamalia target rapamycin (mTOR), perbaikan DNA yang rusak ,
abnormal pola microRNA, perubahan epigenetik, penurunan molekul anti-penuaan, disfungsi
mitokondria, gangguan autophagy, imunosenescence, dan kelelahan sel induk

Anda mungkin juga menyukai